Anda di halaman 1dari 10

EKOSISTEM LAUT

Ekosistem bahari atau dapat disebut juga Ekosistem laut merupakan ekosistem yang ada di perairan laut,
terdiri dari ekosistem perairan dalam, ekosistem pasang laut, dan ekosistem pantai pasir bitarol/dangkal.

Ciri Ekosistem Laut

Ekosistem air laut mempunyai ciri-ciri umum yaitu.

1. Mempunyai salinitas tinggi, jika semakin mendekati khatulistiwa semakin tinggi.


2. NaCl lebih mendomminasi mineral ekosistem laut, mencapai 75%.
3. Cuaca dan iklim tidak begitu berpengaruh pada ekosistem laut.
4. Memiliki variasi perbedaan suhu di permukaan dengan di kedalaman.

Ekosistem laut juga memliki peran yang begitu penting untuk lingkungan di daratan. 50% oksigen yang
dihisap organisme di daratan yang berasal dari fitoplankton di lautan. Habitat pantai (hutan bakau, estuari,
dsb) adalah kawasan yang sangat produktif di bumi. Ekosistem terumbu karang menyediakan sumber
makanan serta tempat berlidung untuk berbagai jenis organisme dengan keanekaragaman hayati tingkat
tinggi dilautan.

Ekosistem laut biasanya memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi sampai diperkirakan
mempunyai ketahanan yang baik pada spesies invatif. Tetapi beberapa kasus yang melibatkan spesies
invasif sudah ditemukan serta mekanisme yang ditentukan dapat menyukseskan spesies invasif ini belum
dipahami secara pasti.

Zonasi Ekosistem Laut

Laut marupakan wilayah yang luas, kurang lebih dua pertiga dari permukaan bumi adalah lautan. Wilayah
ekosistem laut begitu terbuka sehingga pengaruh cahaya matahari sangat besar. Daya tembus cahaya
Matahari ke laut terbatas, sehingga ekosistem laut terbagi menjadi du wilayah, yakni laut yang masih
terkena cahaya Matahari, yaitu fotik, daerah laut yang gelap gulita, yaitu afotik. Di antara keduanya ada
daerah remangremang cahaya yang disebut disfotik.
Dengan berdasarkan jarak dari pantai serta kedalamannya ekosistem lautan dibedakan menjadi zona
litoral, oseanik, serta neritik. Secara vertikal kedalamannya dibedakan menjadi epipelagik, batio pelagik,
mesopelagik, hadal pelagik, dan abisal pelagik.

Zona litoral/ekosistem perairan dalam

Komunitas ekosistem perairan dalam di Indonesia belum bayak diketahui secara pasti. Hal tersebut
disebabkan belum dikuasainya perangkat teknologi untuk meneliti perairan dalam, namun secaara umum
keanekaragaman komunitas kehiduoan yang ada di perairan dalam itu tidaklah setinggi ekosistem ditempat
lain. Komunitas yang ada hanya konsumen dan pengurai, tidak da produsen sebab pada daerah ini cahaya
Matahari tidak dapat tembus. Makanan konsumen berasal dari plankton yang mengendap serta vaktor
yang sudah mati.

Jadi, didalam laut ini terajdi peristiwa makan dan dimakan. Hewan-hewan yang hidup diperairan dalam
warnanya gelap serta memiliki mata yang indah yang peka dan mengeluarkan cahaya. Daur mineralnya
terjadi sebab gerakan air di pantai ke tengah laur pada lapis atas. Perpindahan air tersebut digantikan air
pada daerah yang terkena cahaya, sehingga terjadi perpindahan air dari lapisan bawah ke atas.

Zona neritik/ekosistem pantai pasir dangkal

Komunitas ekosistem pantai pasir dangkal ada di sepanjang pantai pada saat air pasang. Luas wilayahnya
meliputi pesisir terbuka yang tidak terkena air sungai besar atau ada diantara dinding batu yang
terjal/curam. Komunitas dididalamnya didominasi oleh bermacam jenis tumbuhan rerumputan dan
ganggang.

Jenis ekosistem pantai pasir dangkal ada tiga, yaitu sebagai berikut.

 Ekosistem terumbu karang


 Ekosistem pantai lumpur
 Ekosistem pantai batu

Zona Oseanik

Zona oseantik adalah wilayah ekosistem laut lepas yang kedalamannya tidak bisa ditembus cahaya
Matahari sampai ke dasar, sehingga bagian dasarnya yang paling gelap. Akibatnya bagian air pada
permukaan tidak bisa tecampur dengan air dibawhnya, sebab ada perbedaan suhu. batas dari kedua
lapisan air itu disebut daerah Termoklin, daerah tersbut merupakan daerah yang banyak ikannya.
CONTOH KOMUNITAS LAUT

.TERUMBU KARANG DAN IKAN .PANTAI PASIR

.ESTRUASI .PANTAI BATU


Ekosistem Hutan

Makhluk hidup yang ada di bumi saling berinteraksi dengan lingkungannya dan membentuk suatu
hubungan timbal balik, inilah yang disebut dengan ekosistem. Ada banyak sekali jenis ekosistem yang
akan kita temui di Bumi. Secara umum ekosistem di Bumi ini dibagi ke dalam dua kategori, yaitu kategori
daratan dan perairan. Ekosistem daratan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yakni:

 Ekosistem hutan
 Ekosistem padang rumput
 Ekosistem pantai
 Ekosistem gunung, dan lain sebagainya

Ekosistem yang akan kita bahas adalah mengenai ekosistem hutan.

Mengenal Ekosistem Hutan

Seperti halnya ekosistem yang lainnya yang disesuaikan dengan namanya, ekosistem hutan merupakan
ekosistem yang cakupan wilayahnya adalah berupa hutan (baca: ciri-ciri hutan musim). Seperti yang kita
ketahui bersama bahwasannya ekosistem merupakan interaksi antara makhluk hidup dengan
lingkungannya yang berupa hubungan timbal balik. Sehingga dapat dikatakan bahwa ekosistem hutan ini
merupakan hubungan antara kumpulan beberapa populasi (baik itu populasi binatang maupun tumbuh-
tumbuhan) yang hidup di permukaan tanah dan berada di pada suatu kawasan hutan. Ekosistem hutan ini
membentuk suatu kesatuan ekosistem yang berada dalam keseimbangan yang bersifat dinamis dan
mengadakan interaksi baik langsung maupun tidak langsung dengan lingkungannya antara satu sama lain
dan tidak dapat dipisahkan. Ekosistem hutan ini termasuk dalam kategori ekosistem daratan. Ekosistem
hutan ini juga masuk ke dalam kategori ekosistem alamiah dan dijuluki sebagai “paru- paru Bumi”. Hal ini
karena hutan memegang peranan yang sangat penting untuk dapat mengatur dan menjaga kesehatann
Bumi. Bahkan hutan juga dijadikan sebagai parameter untuk melihat apakan Bumi mengalami sakit
ataukah tidak.

Komponen Ekosistem Hutan

Karena ekosistem merupakan interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya, maka setiap
ekosistem mempunyai komponen masing- masing. Ekosistem hutan juga memiliki komponen- komponen
yang menyusun ekosistem hutan itu sendiri. Komponen yang terdapat dalam ekosistem hutan ini selain
meliputi komponen biotik dan juga abiotik, juga dilihat lagi dari segi makanan. Dari segi makanan,
komponen ini dibedakan menjadi 2 macam yakni komponen autotrof dan heterotrof.

Komponen autotrof merupakan komponen yang mampu menyediakan makanan sendiri, sedangkan
komponen heterotrof merupakan komponen yang selalau memanfaatkan bahan organik sebegai
makanannya. Untuk mengetahui lebih lengkap, berikut ini merupakan komponen yang ada di dalam
ekosistem hutan.

 Komponen biotik. Komponen biotik atau komponen yang berupa makhluk hidup yang ada di
ekosistem hutan ini banyak sekali jenisnya, yakni tumbuhan, binatang, serta organisme- organisme
lainnya.
 Komponen abiotik. Selain komponen yang hidup, ada pula komponen yang tidak hidup. Meskipun
tidak hidup namun keberadaan komponen ini bisa mempengaruhi komponen- komponen lain yang
ada di ekosistem tersebut. Berikut merupakan komponen abiotik atau komponen yang tidak hidup di
ekosistem hutan, yaitu suhu, cahaya matahari (baca: bagian-bagian matahari), air, iklim, tanah,
angin, batu, dan lain sebagainya.
 Komponen Autotrof. Kata “autotrof” ini berasal dari 2 kata, yaitu “autros” yang mempunyai arti
sendiri, dan juga “tropikhos” yang mempunyai arti menyediakan makanan. Sehingga komponen
autotrof yang terdapat dalam ekosistem hutan ini merupakan komponen yang mampu menyediakan
atau mensisntesis makanannya sendiri. Dalam membuat makanannya sendiri, komponen ini
menggunakan bahan- bahan anorganik. Kemudian dengan bantuan dari klorofil dan juga energi dari
sinar matahari, bahan- bahan anorganik tersebut diubah menjadi bahan- bahan makanan organik.
Dengan demikian, organisme yang termasuk ke dalam golongan autotrof ini pada umumnya adalah
mereka yang memiliki zat hijau daun atau korofil. Pengikatan yang dilakukan oleh energi sinar
matahari dan sistesis bahan organik menjadi bahan anorganik kompleks ini hanya bisa dilakukan
oleh komponene autrotrof saja. Contoh komponene autotrof yang ada di ekosistem hutan adalah
pohon dan rumput- rumputan.
 Komponen Heterotrofik. Kata “heterotrofik” ini berasal dari dua kata, yaitu “hetero”yang berarti
berbeda, lain, mauooun tidak seragam dan “tropikhos” mempunyai arti menyediakan makanan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa komponene heterotrofik ini merupakan komponen atau organisme
yang dalam hidupnya selalu memanfaatkan bahan oirganik sebagai bahan makanannya. Bahan
organik yang digunakan untuk membuat makanan tersebut telah disediakan oleh organisme atau
makhluk lainnya. Dapat dikatakan pula komponen heterotrofik ini mendapatkan bahan makanannya
dari komponen autotrof. Sebagian dari anggota komponen heterotrofik ini akan menguraikan bahan
organik kompleks ke dalam bentuk bahan anorganik yang sederhana yang nantinya akan digunakan
sebagai bahan baku untuk membuat makanan komponen autotrof. Contoh komponen heterotrof
yang ada dalam ekosistem hutan diantaranya adalah binatang, jamur, dan juga jasad renik.

Macam- Macam Ekosistem Hutan

Hutan merupakan kekayaan alam yang bersifat alamiah. Hutan ini ada karena bentukan alam, namun juga
bisa dibuat oleh manusia. Hutan ini ada di berbagai wilayah di setiap sudut Bumi, oleh karena hutan ini
mempunyai fungsi yang sangat banyak. Ada banyak sekali jenis hutan di Bumi ini.

Apabila kita mencermatinya saru per satu, maka kita akan dapat menemukan jenis- jenis hutan yang
berbeda antara satu dengan yang lainnya. Karena banyaknya jenis hutan ini, maka para ilmuwan
mengelompokkannnya berdasarkan kategori- kategori tertentu. Kita akan membahas mengenai jenis- jenis
hutan tersebut yang dilihat dari beberapa kategori, seperti berdasarkan letak geografisnya, sifat musimnya,
ketinggian tempatnya, kondisi tanahnya, dan juga dominasi pepohonannya. Secara umum, berikut
merupakan jenis- jenis hutan:

Berdasarkan letak geografisnya

Letak geografis suatu benda merupakan kedudukan suatu benda di bentang alamnya. Letak geografis
hutan ini bisa dilihat dari dimana letak hutan itu. Letak geografis ini bisa dilihat dari iklim yang berada di
suatu wilayah letak hutan itu berada, bisa juga dilihat dari batasan atau kanan kiri dari hutan tersebut, dan
lain sebagainya yang berhubungan dengan alam. Berdasarkan letak geografisnya, hutan ini dibedakan
menjadi 3 macam, yakni:

1. Hutan tropis, yaitu hutan yang letaknya berada di wilayah atau daerah khatulistiwa. Hutan ini
mempunyai ciri- ciri sebagai berikut:

 Terletak di wilayah yang mempunyai iklim tropis (baca: iklim di Indonesia)


 Pohon- pohon di hutan ini biasanya berukuran tinggi dan mencapai beberapa meter
 Daun- daun pohon di hutan ini sangat lebat, saking lebatnya hingga terkadang menghalangi
cahaya matahari yang masuk dan membuat tanah di bawahnya lembab
 Tumbuhan yang hidup di hutan ini terdiri dari berbagai jenis
 Mendapatkan curah hujan yang sangat cukup sepanjang tahun
2. Hutan temperate, yaitu hutan yang berada di wilayah yang mempunyai 4 musim. Hutan ini
mempunyai ciri- ciri sebagai berikut:

 Terletak di wilayang yang mempunyai 4 musim, yakni musim panas, musim gugur, musim semi,
dan musim semi
 Biasanya wilayah tersebut mempunyai iklim sub tropis
 Mendapatkan curah hujan yang tidak sebanyak hutan tropis

3. Hutan boreal, yaitu hutan yang terletak di daerah lingkaran kutub- kutub Bumi. Karena letak hutan ini
yang berada di wilayah lingkaran kutub Bumi, maka wilayah hutan ini akan ditutupi oleh es atau
salju. Hutan ini juga disebut sebagai bioma taiga. Beberapa ciri yang dimiliki oleh hutan ini adalah
sebagai berikut:

 Terletak di antara daerah yang memiliki iklim sub tropis dengan daerah iklim kutub atau iklim dingin
 Terdapat perbedaan variasi suhu yang sangat mencolok, yakni antara musim panas dan juga
musim dingin
 Pertumbuhan tanaman terjadi ketika musim panas, yakni selama 3 hingga 6 bulan
 Ditumbuhi flora atau tumbuhan yang bersifat homogen atau berseragam
 Tumbuhan yang dominan tumbuh disana adalah tumbuhan yang memiliki daun runcing seperti jaru
(tumbuhan konifer), yang tampak selalu hijau sepanjang tahunnya
 Dihuni oleh berbagai fauna khas, yakni srigala, burung, beruang hitam, moosem ajak, dan lynx.

Berdasarkan Sifat Musimnya

Musim merupakan salah satu hal yang sangat berpengaruh dalam hutan. Hal ini karena musim tersebut
akan menentukan kondisi dalam hutan itu. Berdasarkan sifat yang dimiliki musimnya, hutan dibedakan
menjadi 4 macam, yaitu:

1. Hutan Hujan (baca: ciri- ciri hutan hujan tropis), yaitu hutan yang memiliki curah hujan yang tinggi.
Hujan yang menyirami hutan ini bersifat rutin dan sepanjang tahun. Hutan ini memiliki ciri- ciri sebagai
berikut:

 Tingkat curah hujan yang dimiliki sangat tinggi, yakni antara 200 hingga 450 cm/ tahun
 Mendapatkan penyinaran matahari sepanjang tahun
 Suhu yang berada di sekitar lingkungan antara 21 hingga 30 derajat Celcius
 Pepohonan yang berada di hutan ini tumbuh tinggi menjulang hingga mencapai 55 m, dan
membentuk tudung atau kanopi.
 Terdapat beberapa tanaman rambat seperti rotan dan anggrek yang menempel di pepohonan
untuk mendapatkan sinar matahari.
 Dihuni beberapa fauna yang hidup di sekitar kanopi pohon, seperti macan tutul, jaguar, babi hutan,
serta beberapa serangga.

2. Hutan selalu hijau atau evergreen forest, yakni hutan yang selalu terlihat jikau sepanjang tahun. Hutan
yang demikian ini biasanya memiliki vegetasi tumbuhan yang tahan terhadap air yang sedikit.

3. Hutan musim atau hutan gugur (deciduous forest), adalah hutan yang ditumbuhi oleh berbagai macam
tanaman yang menggugurkan daunnya ketika musim gugur tiba. Hutan gugur ini merupakan hutan
yang berada di wilayah yang mempunyai 4 musim. Agar lebih jelas mengenal jenis hutan ini, berikut
adalah ciri- ciri dari hutan gugur:

 Curah hujan merata di sepanjang tahunnya, yakni sekitar 75 hingga 100 cm/ tahun
 Tumbuhan yang hidup di hutan ini didominasi oleh tumbuhan berdaun yang lebar
 Terdapat di daerah yang mempunyai empat musim, yaitu musim dingin, musim semi, musim
panas, dan musim gugur
 Apabila musim dingin tiba, maka air di hutan ini akan membeku
 Ketika musim dingin, tumbuhan tidak melakukan fotosistesis karena air tidak dapat diserap dengan
baik
 Binatang yang berada di hutan ini adalah binatang yang melakukan hibernasi ketika musim dingin
 Selain hewan yang melakukan hibernasi pada musim dingin, beberapa hewan lagi akan
membentuk jaringan lebak di bawah kulitnya, dan ada pula yang bermigrasi ke tempat lain
 Berada di wilayah yang mempunyai iklim sub tropis, yaitu yang terletak di 23,5ᵒ garis lintang utara/
lintang selatan
 Ketika musim panas tiba, maka radiasi sinar matahari, curah hujan, dan kelembaban akan
meninggi
 Sebaliknya, radiasi sinsr matahari, curah hujan, dan tingkat kelembaban akan turun apabila musim
dingin tiba
 Ketika musim dingin tiba, daun- daun di pohon akan berubah menjadi merah atau coklat karena
tumbuhan tidak melakukan fotosintesis (tidak dapat menyerap air)
 Tanda musim panas tiba adalah salju atau es (baca: hujan es) mulai mencair

4. Hutan Sabana atau savannah forest, adalah hutan yang terletak di kawasan yang memiliki musim
kemarau panjang. Hutan sabana ini adalah wilayah padang rumput yang diselingi oleh beberapa
pohon. Untuk mengenal lebih dalam mengenai hutan sabana ini, mari kita lihat beberapa ciri atau
karakteristik yang dimiliki oleh hutan sabana ini:

 Curah hujan di hutan ini adalah antara 90 – 150 cm/ tahun


 Musim kemarau berlangsung lebih lama di hutan ini
 Berupa padang rumput yang diselingi oleh beberapa pohon
 Flora yang hidup di hutan ini seperti tumbuhan gerbang, rumput, Acacia, Aucalyptus
 Fauna yang hidup di hutan ini seperti gajah, macan tutul, kijang, zebra, singa, kuda, dan beberapa
jenis serangga

Berdasarkan ketinggian tempatya

Hutan juga dibedakan atas dasra ketinggian tempat dimana hutan itu berada. Ketinggian tempat
merupakan suatu hal yang dapat mempengaruhi kedaaan hutan tersebut. Berikut adalah pembagian jenis
hutan berdasarkan ketinggian tempatnya:

1. Hutan pantai (baca: manfaat pantai) atau beach forest, adalah hutan yang berada di wilayah pantai
atau berdekatang dengan pantai. Hutan ini mempunyai ketinggian yang sama dengan ketinggian
pantai. Biasanya, hutan pantai ini terdiri atas pohon- pohon kelapa atau cemara.
2. Hutan dataran rendah atau lowland forest, adalah hutan yang berada di wilayah dataran rendah.
3. Hutan pegunungan bawah atau submountain forest, adalah hutan yang hutan yang ada di wilayah
pegunungan bagian bawah.
4. Hutan pegunungan atas atau mountain forest, adalah hutan yang etrletak di wilayah pegunungan.
5. Hutan kabut atau mist forest.
6. Hutan elfin atau alpine forest.

Berdasarkan Kondisi Tanah

Kondisi tanah juga termasuk salah satu hal yang membedakan ekosistem hutan. berdasarkan kondisis
tanah, ekosistem hutan dibedakan menjadi:

1. Hutan tanah kapur atau limestone forest, adalah jenis hutan yang memiliki jenis tanah berupa
tanah kapur atau tanah gamping. Tanah kapur bukan merupakan tanah yang mudah ditumbuhi
pepohonan. Maka dari itu jenis pepohonan yang tumbuh di hutan kapur ini merupakan pepohonan
tertentu. Biasanya jenis pohon yang dapat bertahan di tanah kapur adalah pohon jati.
2. Hutan rawa gambut atau peat swamp- forest, adalah jenis hutan yang tanahnya berupa rawa
gambut. Hutan ini mempunyai ciri- ciri khusus yang hanya dapat kita temui pada hutan ini. Untuk
mengenal lebih jauh mengenai hutan ini, baca ciri- ciri hutan rawa gambut.
3. Hutan rawa air- tawar atau hutan rawa yang dikenal sebagai freshwater swamp- forest.
4. Hutan kerangas atau hutan health forest.

Berdasarkan Pepohonan yang Mendominasi

Pepohonan yang ada di dalam suatu hutan merupakan komponen utama. Jenis hutan juga dapat dilihat
dari pepohonan yang tumbuh mendominasi dalam hutan tersebut. Berdasarkan pepohonan yang
mendominasi, jenis hutan ini contohnya adalah:

1. Hutan pinus (pine forest)


2. Hutan jati
3. Hutan ekaliptus
4. Hutan dipterokarpa, dan lain sebagainya.

Itulah beberapa jenis hutan dilihat dari berbagai macam kategori. Kategori hutan ini bisa terjadi pada satu
hutan saja. Artinya, satu hutan bisa masuk ke dalam lebih dari satu kategori. Hutan ini merupakan
kekayaan alam harus dijaga kelestariannya.

Manfaat Ekosistem Hutan

Seperti yang kita ketahui bersama bahwasanya hutam mempunyai peranan yang sangat penting. Hutan
sangat berperan untuk menjaga keseimbangan alam. Maka dari itulah hutan ini juga dinamakan sebagai
“paru-paru Bumi”. Selain menjaga keseimbangan alam, ada banyak lagi fungsi yang dapat kita dapatkan
dari hutan, diantaranya sebagai berikut:

1. Sebagai sarana hidrologis.

Fungsi pertama yang akan kita dapatkan dari hutan adalah, hutan sebagai sarana hidrologis. Sarana
hidrologis yang dimaksud ini adalah tempat menyimpan air. Hutan ini menyimpan air hujan dan air embun
di dalam tanah, dan akan mengalirkannya ke sungai melalui mata air yang terdapat di kawasan hutan
tersebut. Karena hal inilah maka air hujan yang jatuh ke hutan tidak terbuang sia- sia, dan bisa menjadi
persediaan apabila musim kemarau datang melanda.

2. Sebagai pengunci tanah

Ekosistem hutan adalah ekosistem yang sangat penting keberadaannya. Salah satu manfaat dari
ekosistem hutan adalah sebagai pengunci tanah. Fungsi ekosistem hutan sebagai pengunci tanahini akan
menghindarkan hutan maupun daerah di sekitarnya dari berbagai macam bencana alam yang beresiko
terjadi, seperti tanah longsor dan juga erosi tanah.

3. Sebagai tempat memproduksi flora dan fauna

Hutan juga mempunyai fungsi yang sangat sental, yakni sebagai tempat memproduksi flora dan juga
fauna. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa flora dan fauna merupakan kekayaan dan juga
keanekaragaman hayati. Flora dan fauna ini sangat bermanfaat bagi manusia. Dan hutan adalah tempat
yang sangat tepat untuk memproduksi embrio flora dan juga fauna.
4. Sebagai tempat hidup bermacam- macam flora dan fauna

Selain sebagai tempat yang tepat untuk memproduksi embrio baru dari flora dan fauna, hutan juga tempat
yang sangat tepat sebagai habitat dari berbagai macam flora dan fauna. Maka dari itulah hutan ini adalah
rumah bagi mereka dan bisa menjaga kelestarian hidup mereka (yakni flora dan fauna).

5. Sebagai sumber makanan bagi manusia

Masih satu rangkaian dengan fungsi hutan sebagai tempat tinggal dari berbagai flora dan fauna, hutan ini
juga otomatis merupakan sumber makanan bagi manusia. Manusia bisa mendapatkan makanan dari flora
dan fauna yang terdapat di dalam hutan ini.

6. Merupakan dapur alami

Yang dimaksud sebagai dapur alami adalah adalah dapur bagi tumbuh- tumbuhan. Hutan merupakan
tempat untuk pepohonan memasak barbagai unsur hara yang kemudian dialirkan ke sekitarnya. Bahkan
aliran energi yang dihasilkan bisa sampai ke berbagai tumbuhan yang ada di perairan, misalnya tumbuhan
yang ada di danau atau sungai.

7. Sebagai sumber oksigen

Selama ini kita mengetahui bahwasannya oksigen diproduksi oleh tumbuh- tumbuhan dari proses
fotosintesis dengan mengubah karbondioksida da mengubahnya menjadi oksigen. Hutan merupakan
sumber hidup dari pepohonan yang jumlahnya sanhat banyak, sehingga pepohonan di hutan ini akan
menyerap karbondioksida (termasuk dari hasil pernafasan manusia) dan mengubahnya menjadi oksigen
yang merupakan sumber pernafasan manusia. Maka dari itulah keberadaan hutan ini sangatlah penting
bagi manusia.

8. Mengurangi polusi yang ada di udara

Masih berkaitan dengan fungsi hutan sebagai penghasil oksigen, hutan ini juga sangat bermanfaat untuk
menetralkan kondisi udara terlebih udara yang telah tercemar banyak polusi. Oleh karena itulah kita sering
merasakan bahwasannya udara di tempat yang banyak memiliki pohon lebih terasa segar daripada di
tempat yang mempunyai hanya sedikit pohon.

Itulah beberapa fungsi yang akan kita dapatkan dari hutan. Dari fungsi- fungsi yang telah disebutkan di
atas, terlihat sekali bahwa keberadaan hutan ini sangatlah penting. Selain fungsi yang telah disebutkan di
atas, masih banyak sekali fungsi yang bisa kita dapatkan dari keberadaan hutan ini.
CONTOH KOMUNITAS HUTAN

HUTAN MANGROVE

HUTAN TROPIS

Anda mungkin juga menyukai