Anda di halaman 1dari 7

Tugas KB 2

A. Pengembangan Materi Ajar.

KD 3.5 : Menganalisis hubungan antar komponen ekosistem dan jaring – jaring makanan dilingkungan
sekitar

KD 4.5 : Membuat karya tyentang konsep membuat jaring – jaring dalam ekosistem sekitar

b.Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi dari pasangan KD

3.5.1 Mengaitkan hubungan rantai makanan dengan jaring- jaring makanan di lingkungan sekitar

3.5.2 Menganalisis hubungan jaring-jaring makanan di lingkungan sekitar

3.5.3 Menganalisis hubungan antar rantai makanan dengan jaring-jaring makanan di lingkungan
sekitar

4.5.1 Menyajikan laporan hasil pengamatan dan pengumpulan informasi tentang penggolongan
hewan berdasarkan jenis makanannya .

c. Materi pokok yang terkandung pada KD tersebut adalah Hubungan antar komponen ekosistem dan
jaring-jaring

d. HUBUNGAN KOMPONEN EKOSISTEM DAN JARING MAKANAN DI LINGKUNGAN


SEKITARNYA

Ekosistem adalah interaksi antar makhluk hidup (biotik) dengan faktor fisik lingkungannya
(abiotik).Bidang ilmu yang secara khusus mempelajari berbagai ekosistem adalah ekologi. Suatu
ekosistem dapatterdiri dari berbagai macam elemen penyusunnya. Makhluk hidup, air, siklus
energi, tanah, bebatuan,mineral merupakan contoh elemen-elemen yang menyusun terbentuknya
suatu ekosistem.Komponen Ekosistem

Ekosistem dapat tercipta apabila terpenuhi 2 komponen yang membentuknya, sesuai dengan
pengertiandari ekosistem diatas, yaitu:

1. Biotik : Komponen yang terdiri atas seluruh makhluk hidup yang tinggal di ekosistem tersebut
mulaidari tingkat taksonomi yang paling rendah hingga yang paling tinggi.

2. Abiotik : Semua benda fisik, kimia, nutrisi yang ada di tempat tersebut, dalam suatu waktu,
danmenjadi relung serta penyangga kehidupan bagi komponen bitok. Tanpa komponen abiotik,
komponenbiotik tidak akan ada

Ruang Lingkup Ekosistem :

Biosfer: Keseluruhan ekosistem yang bekerja di planet bumi dimana setiap elemen saling mempengaruhi
Bioma: Skala besar dari suatu ekosistem yang memiliki kesamaan iklim dan kemiripan flora dan fauna yang
hidup di dalamnya. Terdapat banyak ekosistem yang menyusun suatu bioma.

 Ekosistem: Sistem interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya pada batas wilayah
tertentu.
 Komunitas: Kumpulan dari berbagai spesies makhluk hidup yang menghuni suatu ekosistem
 Populasi: Kumpulan makhluk hidup sejenis yang ada di ekosistem
 Individu: Satu unit makhluk hidup yang dapat menjadi bagian dari suatu populasi

Ciri-Ciri Ekosistem

Secara garis besar, ekosistem yang ada di muka bumi dapat dibagi menjadi 4 jenis berdasarkan ciri-cirinya
yang dapat dengan mudah dibedakan, yaitu:

1. Ekosistem Darat

Ekosistem ini merupakan yang paling beragam jenisnya dengan ciri-ciri yang paling utama yaitu ekosistem
berada di daratan (terrestrial) membentang dari ketinggian 0 meter diatas permukaan laut hingga ribuan
meter diatas permukaan laut. Vegetasi yang hidup adalah berupa pohon-pohonan dan hewan-hewan
yang hidup memiliki alat gerak berupa kaki. Hal yang menjadi ciri hewan di ekosistem darat dimana
hampir seluruhnya bernafas menggunakan paru-paru untuk mengambil oksigen.

2. Ekosistem Perairan Tawar

Ciri utama ekosistem ini berada di bentang alam perairan yang rasanya tawar dan terletak di tengah
daratan seperti sungai dan danau. Ekosistem ini dapat dihuni ikan, amfibi, dan juga reptil air. Vegetasi
yang tumbuh disini dapat berupa alga, tumbuhan batang berongga, dan tumbuhan yang akarnya
mengambang (contohnya Lotus).

3. Ekosistem Air Payau/Muara

Ekosistem Air Payau merupakan batas pemisah antara aliran air tawar dan air asin di laut. Ciri khas
ekosistem air payau adalah tumbuhnya pohon-pohon Mangrove/Bakau. Hewan yang hidup di ekosistem
ini termasuk berbagai burung, ikan kecil, dan udang. Hal dapat menentukan dari ekosistem ini adalah
ketika kita mencoba airnya berasa payau (perpaduan antara agak asin)

4. Ekosistem Laut

Ciri utama suatu ekosistem dikategorikan sebagai ekosistem laut adalah airnya yang terasa sangat asin.
Ekosistem ini terbentang mulai dari bibir pantai hingga palung terdalam ke dasar lautan. Ciri hewan yang
hidup di ekosistem ini adalah kebanyakan memiliki insang dan memiliki alar gerak untuk berenang. Ada
perbedaan suhu dan intensitas cahaya seiring kedalam di laut sehingga mempengaruhi keanekaragaman
botik di setiap level tertentu.
Pembagian Bioma

Adanya perbedaan iklim pada suatu daerah daratan yang luas, menyebabkan hanya flora dan fauna
tertentu saja yang dapat beradaptasi dengan lingkungan untuk dapat bertahan hidup di daerah tersebut.
Hal tersebut menyebabkan penampakkan ekosistem yang ada dalam suatu bioma menjadi unik dibanding
yang lainnya. Pembagian bioma ini hanya untuk wilayah daratan dan bukan untuk akuatik atau laut karena
sebaran biota akuatik biasanya dipisahkan hanya oleh kedalaman air. Persebaran biota akuatik tersebut
dipengaruhi oleh kebutuhan akan cahaya dan oksigen di dalam air. Di seluruh permukaan bumi, bioma
dikelompokkan sebagai berikut:

 Hutan Hujan Tropis: Terdapat pada daerah yang dilalui oleh garis khatulistiwa, dimana hutannya
banyak ditumbuhi pohon-pohon hijau dengan kerapatan yang tinggi dan bentuk hutan
menyerupai suatu kanopi. Udaranya memiliki kelembapan yang tinggi dan keanekaragaman
makhluk hidup di dalamnya juga sangat kaya. Lokasi bioma ini dapat kita jumpai di hutan-hutan
di Kalimantan dan hutan Amazon, Brazil.
 Hutan Temperate: Hutan ini merupakan ciri dari daerah sub-tropis yang memiliki empat musim
seperti di Amerika Serikat dan Eropa. Ciri-ciri pepohonan yang tumbuh disini memiliki batang
tinggi tegak lurus dan kerapatan antar pohonnya cukup jarang. Pepohonan yang hidup di bioma
ini adalah yang daunnya selalu berubah tergantung dengan musim. Ketika musim dingin, maka
dedaunan pohon akan rontok semuanya an baru akan tumbuh kembali di musim semi. Contohnya
adalah pohon maple yang warna daunnya mulai berubah warna menjadi kuning atau merah
ketika tiba musim gugur dan daunnya berjatuhan ke tanah.
 Savana: Daerah lapang yang luas dimana kita dapat melihat padang rumput sepanjang mata
memandang, dan hanya ada satu atau dua pohon besar yang tumbuh. Di daerah ini juga biasanya
kita dapat melihat kuda liar atau zebra dan hewan herbivora lainnya. Kawasan savana dapat kita
jumpai di Nusa Tenggara atau di Afrika.
 Stepa: Merupakan wilayah dengan iklim yang lebih panas dari savana dan hanya tumbuh
tanaman semak ataupun kaktus dan tanaman berduri lain yang memiliki kemmapuan
penyimpanan air yang baik. Salah satu lokasi yang memiliki biome seperti ini adalah Texas,
Amerika Serikat.
 Gurun: Sangat sedikit makhluk hidup yang dapat hidup di bioma gurun. Daerah gurun dapat kita
temui di Mesir, Afrika Utara, dan Arab Saudi. Biota yang hidup pada daerah ini antara lain
adalah berbagai jenis ular berbisa, kalajengking, ataupun reptil yang mampu hidup pada suhu
panas yang sangat ekstrim.
 Tundra: Wilayah yang tertutupi es sebagai bioma dengan suhu paling dingin di bumi. Hanya
tumbuhan seperti lumut yang ada pada bioma tundra dan hampir tidak ada pohon yang mampu
utmbuh di daerah ini. Bioma tundra ada di daerah dekat kutub dan daerah di pegunungan tinggi
di Himalaya.
 Taiga: Bioma yang satu ini memiliki iklim yang dingin dan dapat tertutup oleh salju yang tebal
namun masih memiliki vegetasi berupa pepohonan yang memiliki daun runcing seperti jarum.
Pohon-pohon yang bersifat evergreen atau daunnya tetap hijau sepanjang tahun memiliki
kemampuan adaptasi di lingkungan taiga. Salah satu contoh pohon yang hidup pada bioma taiga
adalah pohon konifer seperti pinus. Hewan-hewan yang hidup di lingkungan ini juga memiliki
ciri berbulu sangat tebal untuk menahan dinginnya cuaca contohnya serigala dan beruang.

Interaksi Antar Spesies dan Jaring-jaring Makanan


Di dalam suatu ekosistem, setiap spesies memiliki peranan tertentu terhadap spesies lainnya dan dalam

hubungan mereka dibagi berdasarkan sifatnya yaitu:

 Mutualisme: Interaksi dimana antar spesies saling diuntungkan dari hubungan mereka.
 Parasistisme: Adanya satu pihak yang dirugikan karena dijadikan sebagai inang tempat hidup
parasit dan diambil sumber dayanya. Parasit memiliki ukuran tubuh yang jauh lebih kecil
dibanding inangnya.
 Komensalisme: Interaksi antar spesies dimana satu pihak diuntungkan tetapi pihak lainnya tidak
dirugikan dan tidak diuntungkan.
 Predasi: Keadaan dimana spesies yang lebih besar dan lebih kuat memangsa spesies lain yang
lebih kecil atau lebih lemah.

Selain itu, dalam suatu ekosistem terdapat suatu jaring-jaring makanan dimana kaitan antar spesies bukan
hanya terjadi hubungan timbal balik antar spesies tetapi sudah menjadi suatu sistem yang dimana saling
terkait satu dengan yang lainnya. Jaring-jaring makanan ini tersusun atas gabungan rantai makanan.
Rantai makanan tersebut adalah suatu proses satu arah dimana terjadinya peristiwa dimakannya spesies
oleh spesies lain dalam rangka untuk berlangsung hidup. Apabila salah satu spesies di dalam jaring-jaring
makanan tidak ada, maka akan menimbulkan ketidakseimbangan populasi spesies lainnya atau bahkan
menyebabkan kepunahan. Jaring-jaring makanan sebenarnya adalah suatu peristiwa makan-mekanan
antar spesies dalam rangka mendapatkan energi untuk bertahan hidup. Adapun peran yang dapat dimiliki
oleh suatu spesies di ekosistem adalah sebagai berikut:

 Produsen: Spesies yang mampu menangkap energi dari matahari dengan melakukan fotosintesis
untuk menghasilkan makanannya sendiri. Pada suatu jaring makanan, peran sebagai produsen
dimiliki oleh rumput, pohon, atau fitoplankton pada ekosistem perairan.
 Konsumen I : Konsumen tingkat I adalah hewan yang memakan tumbuh-tumbuhan untuk
mendapatkan energinya, yaitu adalah hewan herbivora.
 Konsumen II : Konsumen tingkat II merupakan hewan karnivora yang memakan konsumen I pada
jaring-jaring makanan.
 Dekomposer: Tugasnya adalah mengurai sisa-sisa tubuh makhluk hidup yang telah mati untuk
diubah menjadi senyawa organik yang lebih sederhana. Hasil akhir dari dekomposisi ini dapat
menjadi sumber unsur hara dan nutrisi untuk pertumbuhan spesies yang bertindak sebagai
produsen di jaring-jaring makanan. Jenis-jenis dekomposer adalah cacing pengurai dan berbagai
jenis mikroorganisme yang mampu mencerna sisa-sisa tubuh dari semua makhluk hidup yang
telah mati.

Jaring – jaring makanan

Karena proses saling makan-memakan di dalam jaring-jaring makan merupakan upaya untuk
mendapatkan energi agar spesies dapat bertumbuh, namun energi yang didapatkan dari setiap tingkatan
terus berkurang. Jika suatu spesies memakan spesies lain, jumlah energi yang dapat diserap hanya sekitar
10% dari keseluruhan energi yang dimakannya. Jadi, semakin tinggi tingkatan organisme di jaring-jaring
makanan, maka semakin sedikit energi yang didapatkan dari sekali makan. Sebagai bayangan, jika rumput
dimakan oleh seekor Sapi, maka Sapi akan mendapatkan 10% energi dari rumput. Kemudian, jika Sapi
tersebut dimakan oleh Harimau, maka energi yang didapatkan Harimau hanya 10% dari energi Sapi.
Kesimpulannya, jika dibandingkan dari energi awal pada rumput, energi yang didapatkan Harimau setara
dengan 1% energi dari rumput.

Skema aliran energy ekosistem

Berkurangnya energi pada setiap tahap dalam ekosistem dikarenanakan, total energi yang dimiliki oleh
individu digunakan untuk menghasilkan panas tubuh dan metabolisme. Sehingga dari setiap massa energi
yang tersimpan dalam tubuh dipergunakan untuk menjaga bahwa sel-sel dalam tubuh tetap bekerja. Hal
tersebut menjawab mengapa setiap satu proses makan-memakan dalam rantai makanan, sang pemangsa
hanya mendapatkan 10% energi yang didapat setelah memakan seluruh tubuh mangsanya. Seluruh
sumber energi yang ada di ekosistem berasal dari sumber energi yang telah disediakan oleh alam semesta
yaitu cahaya atau panas dari matahari.

Siklus Biogeokimia

Nutrisi yang tersedia di ekosistem merupakan proses yang secara alami terjadi membentuk suatu siklus
yang melibatkan komponen biologi dan lingkungan pada suatu tempat tertentu dan disebut siklus
biogeokimia. Adanya siklus tersebut merupakan upaya untuk memperbaharui kembali keberadaan unsur-
unsur penting dalam proses pembuatan makanan oleh trofik produsen dalam suatu ekosistem. Siklus
tersebut merupakan proses berubah bentuk dan berubah tempatnya senyawa-senyawa berikut:

1. Oksigen

Oksigen merupakan senyawa yang dibutuhkan oleh hewan untuk bernapas. Oksigen dihasilkan dari
fotosintesis tumbuh-tumbuhan berklorofil sebagai hasil buangannya. Selanjutnya, hewan tersebut akan
mengeluarkan air seni (H2O) dan hasil jasadnya yang sudah mati sebagai sumber karbon (C) di tanah untuk
tumbuhan melakukan fotosintesis kembali.

2. Air

Secara sederhana, siklus air bekerja mulai dari adanya penguapan (evaporasi) di badan air seperti sungai,
danau, laut yang kemudian menggumpal menjadi awan dan terus terkondensasi hingga jenuh. Presipitasi
dari awan yang sudah jenuh dengan massa air hasil penguapan terbentuklah hujan atau salju yang turun.
Air tersebut akan menjadi sumber nutrisi tumbuhan untuk tumbuh dan berfotosisntesis yang
menghasilkan uap air ke udara yang disebut transpirasi.

3. Karbon

Senyawa karbon berputar dalam siklus antara fotosintesis dan dekomposisi tubuh makhluk hidup. Hewan
yang mati akan terdekomposisi menjadi senyawa yang lebih sederhana dan sumber karbonnya diserap
tumbuhan untuk fotosintesis. Tumbuhan juga menyerap senyawa karbon dioksida di udara yang dihasilkan
dari pembuangan napas hewan. Sebagai langkah selanjutnya, tumbuhan menghasilkan karbohidrat yang
merupakan rantai panjang karbon sebagai sumber makan bagi hewan.
4. Nitrogen

Siklus nitrogen sangat penting dalam ekosistem karena merupakan salah satu faktor yang menentukan
kesuburan tanah. Siklus nitrogen berkaitan dengan kontribusi bakteri yang bersimbiosis dengan akar
tumbuhan. Nitrogen (N2) di udara ditangkap oleh bakteri di tanah menjadi nitrit. Senyawa nitrit akan
ditangkap bakteri nitrifikasi dan diubah menjadi nitrat (NO3) yang akan diserap tumbuhan sebagai
nutrisinya untuk tumbuh. Sisanya dari nitrat, akan dilepas kembali ke udara menjadi senyawa nitrogen.

B. Penerapan Model Pembelajaran dalam Kegiatan Pembelajaran

1. KD 3.5 : Menganalisis hubungan antar komponen ekosistem dan jaring – jaring makanan dilingkungan
sekitar

KD 4.5 : Membuat karya tyentang konsep membuat jaring – jaring dalam ekosistem sekitar

2. Berdasarkan pasangan Kompetensi Dasar tersebut, Model pembelajaran yang sesuai adalah Discoveri
learning

3. Kegiatan awal ( 5 Menit )

Tahap 1: Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa


1. Guru bersama siswa saling memberi dan menjawab salam (Comunication – 4C)
2. Kelas dilanjutkan dengan berdoa. (Religius-PPK)
3. Siswa diminta untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit dan tetap semangat belajar.
4. Peserta didik melakukan kegiatan literasi membaca (buku non pelajaran) melalui video
5. Siswa dijelaskan tujuan pembelajaran pada hari ini.
6. Siswa bertanya jawab dengan guru mengenai materi yang sudah dipelajari pada pertemuan
sebelumnya secara sekilas. (Comunication, Collaboration, Critical Thinking – 4C)
7. Siswa menyimak apersepsi dari guru mengenai materi yang akan disampaikan.
Kegiatan Inti ( 25 menit )

Tahap 2: Menyajikan Informasi


1. Peserta didik mengamati video wabah ulat bulu yang di tayangkan melalui video

(saintifik-mengamati)
2. Peserta didik melakukan tanya jawab mengenai peristiwa yang terjadi dalam video (saintifik-
menanya) dan C4 (Communication)
3. Peserta didik membaca teks nonfiksi eksposisi “Manusia penyebab ketidakseimbangan
ekosistem” pada media power point yang dishare melalui video .(saintifik-mengamati)
4. Peserta didik melakukan tanya jawa tentang menemukan kalimat utama dan kalimat penjelas
berdasarkan teks nonfiksi (Comunication, Collaboration, Critical Thinking – 4C)
5. Guru memberikan lembar kerja peserta didik

Tahap 3: Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok


6. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok.
7. Kelompok tersebut terdiri dari 5 orang setiap kelompok .
8. Setiap kelompok mempelajari petunjuk / cara menyelesaikan tugas pada Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) (communication, collaboration, creating-4C)
9. Ketua kelompok memastikan setiap anggotanya memahami tugas yang harus diselesaikan pada
lembar kerja
Tahap 4: Membimbing kelompok bekerja dan belajar
10. Peserta didik berdiskusi dengan cara chatting di grup tersebut. (Comunication, Collaboration,
Critical Thinking – 4C)
11. Peserta didik dibimbing untuk memahami dan mengerjakan latihan di LKPD tersebut.
(Comunication, Collaboration, Creativity, and Critical Thinking – 4C)
12. Dengan diskusi Peserta didik menentukan kalimat utama, kalimat penjelas, menggali informasi
penting,membuat peta pikiran berdasarkan teks nonfiksi (communication, collaboration,
creating-4C)
13. Peserta didik berdiskusi mengenai hubungan antar komponen ekosistem dengan jaring- jaring
makanan dengan arahan guru (communication,collaboration, -4C)
14. Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi mengenai hubungan antar komponen ekosistem dan
jaring- jaring makanan dengan arahan guru. (communication,collaboration, -4C)
15. Setelah siswa menyelesaikan, hasil pekerjaan kelompok dikumpulkan dengan cara difoto dan
dan dikodokumentasikan
16. Siswa diminta untuk jujur mengerjakan sesuai kemampuan. (Integritas-PPK)
17. Hasil pekerjaan siswa dianalisis oleh guru sebagai penilaian keterampilan (KI-4).
Tahap 5: Evaluasi
18. Setelah kegiatan berkelompok, siswa diarahkan kembali ke video pembelajaran dikelas.
19. Siswa diberikan soal evaluasi menggunakan soal uraian dan pilihan berganda .
20. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu. Hasil evaluasi dapat langsung dilihat oleh
siswa
Penutup ( 15 menit )
21. Siswa diberikan penghargaan karena telah mengikuti pembelajaran dengan serius
22. Siswa diberikan pesan untuk tetap menjaga kesehatan.
25. Siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami dan melakukan
refleksi .
26. Siswa diarahkan untuk berdoa mandiri dan diakhiri salam. (Religius-PPK)

Anda mungkin juga menyukai