Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Mahluk hidup baik tumbuhan maupun hewan tidak hanya tergantung
pada mahluk hidup lainnya saja, tapi mahluk hidup baik tumbuhan maupun
hewan juga tergantung pada zat tak hidup (abiotik). Kumpulan komunitas-
komunitas lengkap dengan lingkungan fisiknya sebagai tempat hidupnya
membentuk suatu ekosistem. Ilmu pengetahuan tentang ekosistem disebut
ekologi. Seluruh ekosistem dalam dunia membentuk biosfeer. Komponen dari
suatu ekosistem terdiri dari komponen abiotik yaitu zat-zat tak hidup dan
komponen biotik yaitu berbagai macam mahluk hidup baik yang monoseluler
maupun yang poliseluler. Komponen abiotik meliputi; air, tanah, udara,
cahaya matahari, suhu, kelembaban, musim dan iklim. Sedangkan komponen
biotik meliputi golongan produsen; yaitu golongan mahluk hidup yang dapat
mengubah energi cahaya menjadi energi kimia, golongan ini biasanya
tumbuhan yang mengandung zat hijau daun, golongan konsumen yaitu
golongan mahluk hidup yang menggunakan energi yang berasal dari energi
kimia atau sebagai pemakai dari produsen misalnya hewan dan manusia
golongan pengguna atau dekomposer yaitu jasad renik atau mikro organisme
yang dapat merubah atau menguraikan zat-zat organik menjadi bahan-bahan
anorganik atau menguraikan sisa-sisa makhluk yang telah mati, misalnya
jamur dan bakteri (Anonim, 2012).
Dalam ekosistem kita mengenal dua pembagian ekosistem yaitu
ekosistem terestrial(daratan) dan ekosistem akuatik (perairan).dalam
ekosistem akuatik dapat kita jabarkan sebagai semua komponen biotic dan
abiotik yang terdapat didalam ekosistem perairan tersebut.sedangkan dalam
ekosistem terrestrial atau ekosistem daratan dapat dijabarkan semua
komponen yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam ekosistem
tersebut. Ekosistem terestrial meliputi bioma gurun, padang rumput, hutan

1
hujan tropis, hutan gugur, taiga,dan bioma tundra. Sedangkan ekosistem
perairan dibagi atas ekosistem air tawar dan ekosistem laut. Ekosistem daratan
yang diamati pada saat praktikum adalah termasuk dari ekosistem hutan hujan
tropis dengan cirri-ciri: curah hujan tinggi, kelembaban tinggi, matahari
bersinar sepanjang tahun, perubahan suhu hanya sedikit serta tumbuhannya
subur (Bima, 2010)
B. Rumusan masalah
1. Apa itu lingkungan darat?
2. Apa saja biota darat dan seperti apa biogeografinya?
3. Seperti apa struktur komunitas darat?
4. Bagaimana sistem vegetasi pada ekosistem tereseterial?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Lingkungan darat
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup
keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora
dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan
kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana
menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan terdiri dari komponen
abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa
seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan
komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan,
hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri). Ilmu yang
mempelajari lingkungan adalah ilmu lingkungan atau ekologi. Ilmu
lingkungan adalah cabang dari ilmu biologi
Ada berbagai macam jenis lingkungan yang ada di sekitar kita
berdasarkan mahluk yang hidup didalamnya. Lingkungan tersebut adalah
lingkungan bawah laut dan lingkungan darat.
Lingkungan darat, jenis lingkungan yang satu ini banyak dihuni oleh
berbagai ekosistem, contohnya adalah manusia, hewan, dan juga berbagai
mahluk lainnya baik itu biotik maupun abiotik. Lingkungan darat merupakan
salah satu lingkungan yang dipenuhi oleh berbagai macam keindahan jika
ekosistem atau komunitas yang ada didalamnya mampu menjaganya dengan
baik. Salah satu keindahan alam yang ada di lingkungan darat adalah
perbukitan, pegunungan, dan lain sebagainya. Sama halnya dengan
lingkungan bawah laut, keindahan alam di lingkungan darat bisa dimanfaatkan
untuk wahana wisata oleh para penduduk sekitar. Namun lingkungan darat
merupakan lingkungan yang rentan dengan pencemaran. Hal ini jelas
dikarenakan banyaknya tingkah laku manusia yang kurang sadar dalam
menjaga dan menyeimbangkan kebersihan lingkungan sekitarnya. Salah

3
satunya adalah kebiasaan buruk manusia yang membuang sampah di
sembarang tempat dan malas untuk melakukan recycling. Di berbagai tempat
di Indonesia anda akan sangat mudah menemukan sampah berserakan dan di
tumpuk tanpa diolah. Untuk sampah yang berjenis biotik seperti daun-daunan
mungkin akan bisa diurai dengan mudah oleh bakteri, namun untuk sampah
abiotik seperti plastik dan juga sampah kaleng, membutuhkan waktu yang
lama untuk penguraiannya. Ini nantinya akan bisa mengakibatkan bencana
bajir yang sangat hebat pada saat musim hujan datang. Air tidak bisa mengalir
dengan lancar karena terhalang oleh sampah-sampah ini. Tentunya nanti yang
dirugikan adalah penduduk yang tinggal dekat dengan tumpukan tempat
sampah tersebut, setiap tahunnya tempat tinggal mereka akan menjadi
langganan banjir (Andrea, 2016).
B. Biota darat dan boigeografi
1. Biota darat
Biota darat yang ada di ekosistem darat mempunyai kompleksitas
yang lebih tinggi dibandingkan ekosistem laut, karena kemungkinan
organisme untuk hidup dan berkembangbiak pada ekosistem darat lebih
lebar. Sebab, distribusi oksigen dan sinar matahari lebih banyak.
Pada biota darat terdapat beberapa jenis dari bentuk tumbuhnya tumbuh-
tumbuhan, yaitu : pohon, liana, epifit, shrubs, herba, dan tumbuhan taliod.
Sedangkan pada jenis adaptasi hewan vertebrata darat ada bermacam-
macam. Yaitu : Herbivora dan Karnovora (Kevin, 2013)
2. Boigeografi
a) Ekosistem hutan hujan tropis, Ciri- cir hutan ini adalah bersifat
heterogen dan berada di daerah yang memiliki curah hujan tinggi.
Selain itu pohon- pohon di hutan tropis tumbuh sangat tinggi dan bisa
mencapai lebih dari 40 meter. Indonesia memiliki wilayah dengan
hutan hujan tropis karena letaknya yang berada di garis khatulistiwa.
b) Ekosistem hutan gugur, Hutan gugur merupakan jenis hutan yang
berada di wilayah dengan 4 kali pergantian musim. Negara- negara
yang memiliki 4 musim biasanya berada di wilayah yang beriklim

4
sub tropis. Temperatur udara di hutan gugur cukup rendah. Air di
sekitar hutan juga mulai membeku karena peralihan dari musim
gugur ke musim dingin. Meski demikian, tingkat radiasi matahari
cukup tinggi pada saat musim panas. Beberapa satwa yang tinggal di
ekosistem hutan gugur adalah hamster, beruang dan satwa- satwa lain
yang memiliki kebiasaan hibernasi.
c) Ekosistem padang rumput, Ekosistem ini terdiri dari daratan luas
dengan tanaman berupa rerumputan. Padang rumput bisa dijumpai di
wilayah dengan iklim tropis dan subtropis. Pohon yang tubuh di
ekosistem padang rumput merupakan pohon berbatang pendek.
Keberadaannya pun tak banyak karena ekosistem ini memang
didominasi oleh rumput.
d) Ekosistem gurun, Gurun merupakan daerah berpasir yang terletak di
wilayah dengan temperatur udara yang sangat ekstrim. Pada malam
hari suhu di gurun sangat dingin, sedangkan pada siang hari suhu
menjadi sangat panas. Suhu udara yang sangat panas diperparah
dengan curah hujan sangat rendah. Sangat sulit untuk menemukan
keberadaan air di gurun. Tingkat evaporasi atau penguapan di
ekosistem gurun juga sangat tinggi. Karena kondisi tersebut,
organisme yang berada di ekosistem gurun merupakan organisme
yang tahan terhadap panas dan tidak membutuhkan banyak air.
Misalnya tumbuhan kaktus, beberapa jenis ular gurun dan juga unta.
e) Ekosistem tundra, Ekosistem tundra adalah kebalikan dari ekosistem
gurun. Ekosistem ini hanya berada di wilayah dengan suhu yang
sangat rendah seperti benua antartika. Musim dingin yang
berlangsung di ekosistem tundra hampir 9 bulan lamanya tanpa ada
cahaya matahari yang menyinari ekosistem tersebut. Ekosistem
tundra ditutupi oleh lapisan es dan memiliki curah hujan yang rendah.
Temperatur terendah ekosistem ini dapat mencapai minus 35 derajat
celcius. Jenis tanaman yang berada di ekosistem tundra adalah lumut

5
dan rumput teki. Sedangkan hewan yang bisa hidup di ekosistem ini
adalah beruang kutub, rusa kutub dan bison.
f) Bioma sabana, Bioma sabana banyak ditemukan di daratan Amerika
selatan, Afrika dan Australia. Bioma ini didominasi oleh rumput dan
hanya memiliki sedikit pohon. Perbedaannya adalah bioma sabana
hanya ada di wilayah dengan iklim tropis. jenis pohon yang tumbuh
di hutan sabana adalah pohon akasia dan pohon palem. Kita bisa
mengenali sabana dari kondisi hutan yang selalu hangat meskipun
musim basah sedang berlangsung. Selain musim basah, hutan sabana
juga memiliki musim kering dengan tingkat curah hujan yang sangat
rendah.
g) Bioma taiga, Bioma taiga merupakan salah satu jenis hutan yang
berada di wilayah beriklim subtropis dan beriklim dingin. Bioma
taiga dapat dikenali dari beberapa karakteristik yang dimilikinya.
Karakteristik yang pertama yakni musimnya. Bioma taiga mengalami
4 musim yakni musim semi, musim panas, musim gugur dan musim
dingin. Karakteristik yang kedua yakni terjadinya kebakaran hutan
secara alami. Karakteristik selanjutnya yakni adanya permafrost. Itu
adalah istilah untuk menyebutkan material bumi yang membeku lebih
dari 2 tahun lamanya. Tumbuh- tumbuhan yang hidup di bioma ini
adalah pepohonan dengan daun yang berbentuk seperti jarum.
Misalnya pohon cemara, pinus dan pohon elder
h) Bioma karst, Karst disebut juga dengan daratan kapur. Daratan ini
merupakan lahan gersang yang memiliki banyak batuan. Ciri- ciri
dari bioma karst yakni memiliki bentuk cekungan yang dikelilingi
oleh bukit batu. Karena berupa batuan kapur, maka sulit ditemukan
sumber air di daratan tersebut. Ekosistem karst juga memiliki goa
bawah tanah dengan stalakmit dan stalaktit di dalamnya. Ekosistem
ini bisa kita jumpai di daerah Gunung Kidul dan Pacitan.

6
C. Struktur komunitas darat
Menurut Rahmawati (2015), adapun strukrur komunitas darat yaitu:
1. Klasifikasi dari niche – niche pakan utama, yakni seri-seri autotrof-
heterotrof, sangat dapat cocok untuk darat.
Autotrof: Ciri ciri yang menonjol dari komunitas2 darat, tentu
adanya dan biasanya dominasi dari tumbuh-tumbuhan hijau berakar besar
dan tidak hanya merupakn pembuat pakan melainkan menyediakan juga
penaungan untuk organisme lain serta memainkan peranan penting dalam
mempertahankan dan mengubah permukan bumi. Meskipun ada
ganggang tanah yang penting, tak ada lagi darat untuk membandingkan
fitoplankton dari lingkungan perairan.
Tidak sperti sebanyak yang akhir, yang memerlukan vitamin atau hara
organik lain, produsen dasar dari darat adalah autotrof keras, atau obligat
yang hanya memerlukan sinar dan hara mineral. Sekalipun demikian,
tumbuh-tumbuhan darat, dapat tergantung dalam cara lain pada
mikroorganisme untuk makanan mereka, seperti yang kita lihat dalam
contoh dari mikorisa simbiotik, vegetasi yang merupakan istilah yang
digunakan untuk semua tumbh-tumbuhan dari suatu daerah, adlah ciri
sedemikian khas hingga kita umumnya mengklasifikasi dan menamai
komunitas darat pada dasar dari padanya ketimbang pada dasar
lingkungan fisiknya seperti yang sering memudahkan dalam keadaan
perairan.
Banyak sekali bentuk hidup yang ditunjukkan yang menyesuaikan
tumbuh-tumbuhan darat terhadap hampir setiap keadaan yang mungkin.
Istilah itu tentunya digunakan sexara luas dan dan menjadi dasar yang
luas untuk pengenalan komunitas darat yang utama.
Keenam katagori primer adalah sebagai berikut :
a) Epiphyta, tumbuhan udara, tidak ada akar dalam tanah.
b) Phanerophyta, tumbuhan udara : kuncup pembaharu terbuka pada
tunas tegak. Lima subgroup meliputi pohon, semak, batang sukulen,
batang terna dan liana (tumbuhan memanjat).

7
c) Chamaephyta, tumbuhan permukaan, kuncup pembaharu pada
permukaan tanah.
d) Hemi-cryttuphyta, tumbuhan tussok : kuncup berada dalam atau
sedikit di bawah permukaan tanah.
e) Cryptophyta atau geophyta, tumbuhan buni, kuncup di bawah
permukaan pada umbi atau rimpang.
f) Therophyta, tumbuhan setahun daur hidup lengkap dari biji satu
periode vegetatif, dapat hidup dalam musim2 tidak baik sebagai biji2.
2. Konsumen – Konsumen (Makro) Fogotrofik.
Dikaitkan dengan banyaknya relung (niche) yang deselenggarakan
oleh vegetasi, komunitas darat mempunyai barisan yang sangat
beranekaragam dari konsumen primer tidak meliputi binatang kecil
seperti misalnya serangga tetapi herbivora yang sangat besar, seperti
misalnya mamalia berkuku, yang akhir adalah sifat yang unik dari darat
dengan hanya sedikit paralel dalam komunitas perairan (kura pemakan
tumbuhan, misalnya). Jadi, “perumput”darat sangat jauh berbeda dalam
ukuran struktur dari “perumput” air, yakni, zooplankton. Karena autotrof
darat membuat banyak pakar dari kegunaan rendah secara gizinya
(selulosa, liginin, dsb), detritivora adalah ciri komunitas darat yang sangat
penting. Keanekaragaman dan banyaknya serangga serta artoproda lain
(yang mengisi setiap niche yang mungkin), tentunya, adalah ciri penting
lain dari komunitas darat.
3. Sapotrof – Sapotrof Atau Mikrokonsumen – Mikrokonsumen.
Oarganisme yang melaksanakan “mineralisasi bahan2 organik”dan
fungsi2 penting lainnya, dalam lingkunag darat terutama sekali adalah
bakteri dan jamur tetapi juga termasuk protozoa dan binatang2 kecil
lainnya. Peranan2 kunci dari spesialis2 mikroba, seperti misalnya bakteri
pemikat nitrogen, jamur mikroriza, dan bakteri anaerobik. Apa yang
sering disebut mikrooragisme2 pembusukan dapat dianggap suatu
kelompok fungsional atau ekologi yang jelas berbeda, yang meliputi 4
satuan taksonomi berikut :

8
a) Jamur, termasuk khamir dan kapang.
b) Bakteria heterotrofik, termasuk pembentuk dan pembentuk mirspora.
c) Aptinomisete, yang berbentuk “benang”, bakteri yang memliki ciri
morfologi dari jamur, dan
d) Prozoa tanah termasuk amoeba, caliata, dan terutama flagellata tidak
berwarna. Pembusuk2 ini dapat dijumpai diseluruh komunitas darat,
tapi mereka terutama terkonsentrasi dalam lapisan2 tanah yang
teratas (termasuk serasah).
D. Sistem vegetasi
1. Bioma Tundra, memiliki ciri-ciri vegetasi rumput dan lumut kerak
(Lichenes) dan terdapat pada daerah Skandinavia, Rusia, Siberia dan
Kanada. Bioma tundra terdapat di bumi bagian utara, yaitu di kutub utara
yang memiliki curah hujan yang rendah
2. Bioma Taiga, memiliki ciri-ciri vegetasi hutan hujan jarum (konifer) dan
terdapat pada daerah Skandinavia, Alaska, Kanada dan Siberia.
3. Bioma Hutan meranggas (4 musim), Bioma hutan gugur memiliki ciri-
ciri vegetasi hutan yang hijau pada musim panas dan menggugurkan
daunnya pada musim dingin.
4. Bioma Padang rumput, memiliki ciri-ciri vegetasi tanpa pohon,
tumbuhan berupa rumput (Graminae).
5. Bioma gurun, memiliki ciri-ciri vegetasi dengan jumlah pohon sangat
sedikit yang tumbuh adalah jenis tumbuhan tahan kering (xerofit),
berbunga dan berbuah dalam waktu pendek (efermer).
6. Bioma Sabana, memiliki ciri-ciri vegetasi padang rumput dan pepohonan
7. Bioma Hutan hujan tropis, memiliki ciri-ciri vegetasi tumbuhan hijau
sepanjang tahun, pohon- pohon tinggi, jenisnya sangat banyak, terdapat
tumbuhan yang menempel (epifit) dan tumbuhan yang memanjat pohon
lain (liana).

9
8. Hutan bakau, memiliki ciri-ciri vegetasi yang memiliki akar nafas karena
tanah dan airnya miskin oksigen, contohnya Pohon Bakau (Rhizipora),
kayu api (Avicinea) dan Sonneratia/jenis tumbuhan tahan kering (xerofit).
9. Hutan lumut, memiliki ciri-ciri vegetasi tumbuhan lumut dan terdapat di
daerah pegunungan (Dinasi, 2013).

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lingkungan darat adalah jenis lingkungan yang banyak dihuni oleh
berbagai ekosistem. Pada biota darat terdapat beberapa jenis dari bentuk
tumbuhnya tumbuh-tumbuhan, yaitu : pohon, liana, epifit, shrubs, herba, dan
tumbuhan taliod. Karena tegakan yang ada dari produsen2, yakni, vegetasi,
adalah ciri lingkungan2 darat yang demikian nyata dan mantap, komposisi
vegetasi saja telah mendapatkan perhatian yang besar. Pengkajian kuantitatif
dari setruktur vegetasi disebut phytosociology, tujuan pokoknya adalah
memberikan vegetasi, menerangkan atau menduka polanya, dan
mengklasifikasinya dalam cara yang berarti.
B. Saran

11

Anda mungkin juga menyukai