Anda di halaman 1dari 8

Rangkuman Biologi Kelas 10 Bab 6 Kurikulum Merdeka

kampusimpian.com/materi-ekosistem-kelas-10-definisi-penyusun-komponen

Berikut ini adalah Rangkuman Materi Biologi Kelas 10 tentang Mahluk Hidup dalam
Ekosistem. Kami banyak membagikan rangkuman materi mata pelajaran dari kelas
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 11, dan 12. Kami juga akan terus memperbaharui ringkasan
untuk Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013. Silakan lihat Rangkuman Materi
Biologi Kelas 10 Lengkap, untuk melihat semua materi yang telah kami rangkum.

Bab 6 Mahluk Hidup dalam Ekosistem

Dapatkan update rangkuman materi sekolah gratis dari Kampusimpian.com. Dengan


bergabung di Grup Telegram “Rangkuman Materi Sekolah”, caranya klik
link https://t.me/rangkumankeren.

Ekosistem

“Dalam kehidupan, kita sepenuhnya mengerti bahwa makhluk hidup senantiasa


berhubungan dengan makhluk hidup lainnya serta dengan lingkungan di sekitarnya.
Keterkaitan ini membentuk suatu kesatuan kehidupan yang disebut sebagai ekosistem.

Memahami dan merawat ekosistem memiliki signifikansi penting karena kita


bergantung padanya untuk memenuhi kebutuhan alamiah seperti pangan, air tawar,
udara segar, dan bahan alam lainnya. Gangguan atau kerusakan terhadap ekosistem
bisa berdampak merugikan bagi kita serta bagi makhluk lain yang berbagi planet ini.

1/8
Oleh karena itu, usaha untuk melestarikan, menjaga keanekaragaman hayati, dan
melaksanakan manajemen yang berkelanjutan sangatlah diperlukan untuk menjamin
berkelanjutanannya ekosistem.

Definisi Ekosistem

Ekosistem adalah suatu sistem yang terdiri dari makhluk hidup (biotik) dan unsur
fisik lingkungannya (abiotik) yang saling berinteraksi dalam suatu wilayah atau
area tertentu. Ekosistem melibatkan hubungan kompleks antara makhluk hidup satu
sama lain dan dengan lingkungannya, termasuk unsur-unsur seperti cuaca, tanah, air,
cahaya matahari, serta interaksi ekologis.

Selain makhluk hidup, unsur fisik lingkungan juga memiliki peran yang penting
dalam ekosistem. Faktor-faktor seperti cuaca, suhu, curah hujan, cahaya matahari,
tanah, dan air berpengaruh terhadap kehidupan dalam ekosistem. Makhluk hidup
bergantung pada unsur-unsur fisik ini untuk mendapatkan sumber daya dan menciptakan
tempat tinggal yang sesuai bagi kelangsungan hidup mereka.

Interaksi antara makhluk hidup dan unsur-unsur fisik dalam ekosistem sangatlah
rumit. Sebagai contoh, tumbuhan memerlukan cahaya matahari, air, dan zat gizi dari
tanah untuk tumbuh. Hewan herbivora mengonsumsi tumbuhan untuk mendapatkan
energi, sementara hewan karnivora memangsa herbivora dan mungkin juga hewan lain
dalam rantai makanan. Ketika makhluk hidup mati, pengurai menguraikan sisa-sisa
mereka, mengembalikan zat gizi ke lingkungan.

Ekosistem juga memiliki kapabilitas untuk mengatur dirinya sendiri melalui


keseimbangan alaminya. Ini berarti populasi makhluk hidup tertentu dapat bertahan
dalam jumlah yang seimbang dengan sumber daya yang ada. Jika komponen tertentu
dalam ekosistem mengalami perubahan, seperti akibat perubahan iklim atau aktivitas
manusia, hal tersebut bisa mempengaruhi keseimbangan keseluruhan ekosistem.

Karakteristik Umum Ekosistem

1. Komponen Biotik: Ekosistem terdiri dari makhluk hidup atau unsur biotik. Ini
mencakup tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme yang saling berinteraksi dalam
ekosistem. Makhluk hidup ini terlibat dalam rantai makanan, saling membutuhkan
satu sama lain untuk makanan, perlindungan, dan berbagai interaksi lainnya.
2. Komponen Abiotik: Selain makhluk hidup, ekosistem juga melibatkan unsur
abiotik, yaitu unsur-unsur non-hidup dalam lingkungan. Ini meliputi cuaca, suhu,
tanah, air, cahaya matahari, dan elemen fisik lainnya. Unsur abiotik berdampak
pada kelangsungan hidup dan distribusi makhluk hidup dalam ekosistem.
3. Aliran Energi: Ekosistem memiliki aliran energi yang mengalir melalui rantai
makanan atau jaring-jaring makanan. Energi dari sinar matahari diambil oleh
produsen (tumbuhan) melalui proses fotosintesis. Energi ini kemudian ditransfer ke
konsumen (hewan) saat mereka memakan produsen atau konsumen lainnya.
Energi ini terus berpindah dalam rantai makanan saat konsumen pada satu tingkat
memakan konsumen pada tingkat yang lebih rendah.

2/8
4. Siklus Materi: Selain aliran energi, ekosistem juga melibatkan siklus materi. Materi
organik seperti karbon, nitrogen, fosfor, dan air dikembalikan ke lingkungan melalui
penguraian makhluk hidup yang mati oleh pengurai. Materi ini kemudian bisa
digunakan kembali oleh produsen melalui fotosintesis atau melanjutkan siklus
melalui rantai makanan.
5. Keseimbangan Ekologis: Ekosistem cenderung menuju keseimbangan ekologis.
Ini berarti populasi makhluk hidup dalam ekosistem dapat berfluktuasi namun tetap
relatif stabil dalam jangka waktu tertentu. Keseimbangan ini dipengaruhi oleh
interaksi kompleks antara makhluk hidup dan unsur lingkungan. Jika salah satu
komponen ekosistem berubah, seperti peningkatan populasi pemangsa, hal
tersebut bisa mempengaruhi keseimbangan keseluruhan ekosistem.
6. Interaksi Antar Makhluk: Makhluk hidup dalam ekosistem berinteraksi satu sama
lain. Mereka bisa bersaing untuk sumber daya seperti makanan, ruang hidup, atau
pasangan, atau bisa saling membantu melalui simbiosis atau kerja sama. Interaksi
antar makhluk ini penting untuk menjaga kestabilan ekosistem dan mempengaruhi
struktur komunitas makhluk.
7. Skala: Ekosistem bisa ditemukan dalam berbagai skala. Ada ekosistem mikro
seperti koloni bakteri dalam tanah, ekosistem menengah seperti hutan, dan bahkan
ekosistem yang besar seperti lautan atau seluruh planet. Skala ekosistem
berdampak pada keragaman makhluk, interaksi, dan dinamika ekosistem.

Komponen Ekosistem

Komponen Biotik

1. Produsen: Organisme autotrof yang mampu menghasilkan makanan sendiri


melalui fotosintesis menggunakan energi matahari. Contohnya adalah tumbuhan,
alga, dan beberapa bakteri.
2. Konsumen: Organisme heterotrof yang mendapatkan energi dengan memakan
organisme lain. Ada beberapa jenis konsumen:
3. Herbivora: Memakan tumbuhan, seperti hewan pemakan rumput dan serangga
herbivora.
4. Karnivora: Memakan hewan lain, seperti singa, serigala, dan elang.
5. Omnivora: Memakan tumbuhan dan hewan, seperti manusia dan beruang.
6. Detritivor: Memakan bangkai organisme mati, seperti burung pemakan bangkai
atau serangga pemakan bangkai.
7. Decomposer: Organisme seperti bakteri dan jamur yang mengurai sisa-sisa
organisme mati menjadi zat-zat kimia sederhana. Mereka mendaur ulang materi
dan mengembalikan nutrisi ke lingkungan.

Komponen Abiotik

1. Iklim: Faktor suhu, curah hujan, kelembaban, dan angin yang mempengaruhi jenis
organisme yang bisa hidup dalam ekosistem.
2. Tanah: Sifat tanah seperti tekstur, nutrisi, dan keasaman, memengaruhi
pertumbuhan tumbuhan di wilayah tersebut.

3/8
3. Air: Ketersediaan dan kualitas air memengaruhi kehadiran organisme. Sungai,
danau, dan lautan adalah habitat penting.
4. Faktor Geografis: Bentuk lahan, topografi, dan elevasi mempengaruhi aliran air,
suhu, dan kondisi habitat.
5. Faktor Ketinggian: Perubahan ketinggian memengaruhi suhu, tekanan atmosfer,
dan komposisi udara yang memengaruhi organisme.

Kedua komponen ini saling berinteraksi untuk membentuk keseimbangan ekosistem.


Organisme hidup beradaptasi dengan komponen abiotik, sementara komponen abiotik
memberikan sumber daya dan kondisi yang mendukung kelangsungan hidup organisme.

Mengenal Bioma

Bioma adalah wilayah daratan yang merupakan tingkatan organisasi yang lebih tinggi
dari ekosistem. Bioma terbentuk akibat pengaruh iklim, curah hujan, dan garis lintang. Ini
adalah wilayah biogeografi yang berisi berbagai macam ekosistem, ditandai oleh vegetasi
klimaks dan sangat dipengaruhi oleh iklim.

Ciri-ciri bioma

1. Terbentuk melalui interaksi unsur-unsur lingkungan seperti iklim, air, tanah, dan
organisme.
2. Merupakan komunitas klimaks dengan dominasi vegetasi utama.
3. Relatif stabil kecuali terganggu oleh peristiwa yang mempengaruhi stabilitas
komunitas.
4. Dikenali berdasarkan vegetasi dominan yang mendefinisikan nama bioma.
5. Nama bioma umumnya didasarkan pada tipe vegetasi yang mendominasi wilayah
tersebut.

Bioma Terestrial
Bioma terestrial (darat) merupakan kategori area di Bumi yang dikelompokkan
berdasarkan jenis tumbuhan dan hewan yang mendiami wilayah tersebut. Faktor-faktor
seperti suhu, tanah, cahaya, dan air membentuk kehidupan di dalam bioma darat. Ada
beberapa jenis bioma terestrial:

1. Bioma Hutan Hujan Tropis: Merupakan wilayah dengan keanekaragaman hayati


dan produktivitas tertinggi. Mencakup hutan selalu hijau, hutan gugur musiman,
hutan awan tropis, dan hutan bakau. Curah hujan tinggi, suhu konstan, dan tanah
yang subur adalah ciri khasnya.
2. Bioma Sabana: Terletak di daerah antara hutan tropis dan gurun. Campuran
rumput dan pohon kecil mendominasi. Keanekaragaman hayati yang tinggi dan
iklim yang tidak teratur adalah ciri utamanya.
3. Bioma Stepa/Padang Rumput: Merupakan wilayah semi-gurun dengan tumbuhan
rumput atau semak, tergantung pada musim dan garis lintang. Tersedia dalam
berbagai jenis tergantung pada curah hujan dan lokasi geografis.

4/8
4. Bioma Hutan Gugur: Ditemukan di wilayah empat musim seperti Eropa, Amerika
Utara, dan Asia. Hutan ini terdiri dari pohon berdaun lebar yang gugur di musim
gugur. Keanekaragaman hayati relatif tinggi.
5. Bioma Gurun: Terdiri dari berbagai jenis gurun seperti panas, dingin, dataran
tinggi, dan bayangan hujan. Ciri khasnya adalah curah hujan yang rendah, suhu
ekstrem, dan vegetasi yang terbatas.
6. Bioma Taiga: Merupakan hutan yang didominasi oleh pohon berdaun jarum seperti
pinus dan cemara. Tersebar di daerah subtropis dan kutub, seperti Skandinavia,
Rusia, dan Alaska.
7. Bioma Tundra: Terletak di daerah kutub seperti lingkar Arktik dan Antarktika.
Ditandai oleh curah hujan rendah, musim panas singkat, dan tanah beku permanen
(permafrost).

Setiap bioma memiliki karakteristik yang unik terkait dengan faktor lingkungan yang
mendominasi wilayah tersebut, serta adaptasi tumbuhan dan hewan yang hidup di
dalamnya.

Bioma akuatik

Bioma akuatik adalah kategori wilayah di Bumi yang didefinisikan berdasarkan


perbedaan dalam unsur-unsur iklim, cuaca, lingkungan, flora, dan fauna di dalam air. Ini
adalah kontras dengan bioma terestrial yang ada di daratan. Jenis-jenis bioma akuatik
meliputi:

1. Bioma Air Tawar: Meliputi danau, kolam, sungai, dan aliran air tawar lainnya.
Mengandung sedikit garam dan bisa terdiri dari ikan, ganggang, krustasea, dan
mikroorganisme. Sungai yang mengalir menuju danau atau laut membentuk
kecepatan pergerakan yang memengaruhi kejernihan air.
2. Bioma Laut: Merupakan seluruh laut di dunia, terdiri dari berbagai zona seperti
zona intertidal, neritik, pelagis, bentik, dan abissal. Kadar garam yang tinggi
membuat air asin. Zona-zona ini memiliki karakteristik yang unik dan mendukung
berbagai spesies hewan dan tumbuhan.
3. Bioma Lahan Basah: Termasuk rawa dan daerah berlumpur. Menyediakan habitat
bagi banyak tumbuhan dan hewan. Aliran air stabil di wilayah ini dan memberikan
kondisi yang unik untuk berbagai kehidupan.
4. Bioma Terumbu Karang: Terdapat di perairan dangkal di beberapa samudera
tropis. Terumbu karang terbentuk dari kalsifikasi hewan karang dan menjadi habitat
bagi banyak spesies bawah air.
5. Bioma Muara: Merupakan daerah di mana air tawar dan laut bertemu. Tumbuhan
yang tahan terhadap perubahan salinitas disebut halofit. Muara memberikan tempat
berkembang biak penting bagi krustasea dan unggas air.

Dalam perbedaan antara bioma dan ekosistem, bioma mengacu pada wilayah geografis
tertentu dengan ciri-ciri lingkungan dan kehidupan tertentu. Sementara itu, ekosistem
adalah keseluruhan interaksi antara makhluk hidup dan lingkungan fisiknya, termasuk

5/8
berbagai spesies dan faktor lingkungan di dalam bioma tersebut. Sebuah bioma dapat
terdiri dari beberapa ekosistem yang berbeda, masing-masing dengan interaksi dan
dinamika sendiri.

Interaksi antar Organisme

Rangkuman mengenai jenis-jenis interaksi dalam ekosistem:

1. Simbiosis: Simbiosis adalah hubungan antara dua organisme dalam ekosistem.


Terdapat tiga bentuk simbiosis:
2. Mutualisme: Hubungan saling menguntungkan antara dua individu. Contohnya,
lebah yang mengambil nektar dari bunga dan membantu penyerbukan.
3. Komensalisme: Hubungan di mana satu individu diuntungkan tanpa merugikan
atau menguntungkan individu lain. Contohnya, ikan remora yang mendapatkan
makanan dari sisa makanan ikan hiu.
4. Parasitisme: Hubungan di mana satu pihak diuntungkan sementara pihak lain
dirugikan. Misalnya, benalu yang mengambil nutrisi dari inangnya.
5. Kompetisi: Kompetisi adalah persaingan di antara dua spesies dalam ekosistem.
Dibagi menjadi dua jenis: 1. Intraspesies: Persaingan antara individu-individu dari
spesies yang sama, misalnya dalam mencari pasangan. 2. Interspesies:
Persaingan antara individu-individu dari spesies yang berbeda, seperti kompetisi
antara cheetah dan hyena untuk mangsa yang sama.
6. Predasi: Predasi adalah interaksi antara pemangsa dan mangsanya. Contohnya,
cheetah yang memangsa rusa atau singa yang memangsa zebra.
7. Rantai Makanan: Rantai makanan adalah urutan transfer energi dari satu
organisme ke organisme lainnya melalui makanan. Rantai ini melibatkan produsen,
konsumen I, konsumen II, dan konsumen III.
8. Jaring-Jaring Makanan: Jaring-jaring makanan adalah gabungan dari beberapa
rantai makanan yang saling terhubung, membentuk interaksi yang lebih kompleks
dan realistis dalam ekosistem.
9. Piramida Ekologi: Piramida ekologi adalah representasi visual tingkat trofik dalam
ekosistem, dengan produsen di dasar dan konsumen puncak di atas. Piramida ini
menggambarkan jumlah, biomassa, dan transfer energi antar tingkatan trofik.

Piramida Ekologi dan Perubahan Komunitas

Piramida Ekologi adalah representasi struktur tingkatan trofik dalam ekosistem yang
mencerminkan kepadatan populasi, berat organisme, dan kemampuan menyimpan
energi secara berurutan. Ada tiga jenis piramida ekologi:

1. Piramida Jumlah: Menunjukkan jumlah organisme dalam setiap tingkatan trofik.


Produsen sebaiknya lebih banyak untuk menjaga keseimbangan dan mencegah
kompetisi yang berlebihan. Contohnya, tumbuhan lebih banyak daripada konsumen
tingkat 1.

6/8
2. Piramida Biomassa: Menunjukkan berat organisme hidup dalam masing-masing
tingkatan trofik. Terdapat dalam ekosistem darat dan air. Misalnya, pohon menjadi
produsen dalam ekosistem darat, sedangkan di perairan, plankton berperan
sebagai produsen.
3. Piramida Energi: Menunjukkan jumlah energi yang tersedia di setiap tingkatan
trofik. Energi cahaya matahari diubah menjadi energi kimia oleh tumbuhan melalui
fotosintesis. Piramida ini menyoroti bahwa hanya sekitar 10% energi yang dapat
dimanfaatkan saat energi berpindah melalui rantai makanan.

Siklus Biogeokimia

Kata “biogeokimia” terdiri dari unsur “bio” yang merujuk pada kehidupan, “geo” yang
berkaitan dengan lingkungan abiotik (seperti tanah), dan “kimia” yang mengacu pada
reaksi unsur atau zat. Daur biogeokimia adalah proses siklus suatu unsur kimia melalui
lingkungan biotik (makhluk hidup) dan abiotik (tanah, air). Ini melibatkan pertukaran
antara komponen hidup dan non-hidup dalam ekosistem. Beberapa unsur yang
mengalami daur biogeokimia adalah karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, dan fosfor.

Jenis-Jenis Daur Biogeokimia

1. Siklus Daur Karbon: Melibatkan pertukaran karbon antara biosfer, atmosfer, dan
lautan sebagai reservoir. Lautan memiliki peran besar dalam menyimpan karbon
dalam waktu yang panjang.
2. Siklus Daur Nitrogen: Melibatkan pertukaran nitrogen antara lingkungan biotik dan
nonbiotik. Meskipun ada banyak nitrogen di atmosfer, konversi menjadi senyawa
yang dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup memerlukan fiksasi nitrogen.
3. Siklus Daur Hidrogen dan Oksigen: Terjadi melalui proses seperti kondensasi,
presipitasi, evaporasi, dan transpirasi. Air hujan memainkan peran penting dalam
siklus hidrogen dan oksigen.
4. Siklus Daur Belerang: Melibatkan perubahan sulfur dari hidrogen sulfida menjadi
senyawa lainnya seperti sulfur dioksida dan sulfat, serta kembali menjadi hidrogen
sulfida. Sulfur berperan dalam tubuh organisme sebagai penyusun protein.
5. Siklus Daur Fosfor: Melibatkan perubahan senyawa fosfat dalam tanah menjadi
senyawa organik dalam tumbuhan.

Fungsi daur biogeokimia


Daur biogeokimia mempertahankan kuantitas suatu zat atau senyawa dalam lingkungan
dan memungkinkan mereka kembali dalam siklus terus-menerus. Ini memastikan bahwa
unsur kimia yang penting bagi kehidupan terus tersedia melalui lingkungan abiotik dan
biotik.

Peran dalam kehidupan:

Daur biogeokimia mendukung kelangsungan hidup makhluk di Bumi. Contohnya, dalam


siklus oksigen, makhluk hidup memerlukan oksigen untuk respirasi. Kehilangan oksigen
dapat mengancam kehidupan. Oleh karena itu, daur biogeokimia memiliki peran vital

7/8
dalam menjaga kesinambungan kehidupan.

8/8

Anda mungkin juga menyukai