Ekosistem darat adalah ekosistem yang faktor lingkungan eksternalnya didominasi oleh daratan.
Ekosistem dapat dibedakan menjadi ekosistem darat alami dan Ekosistem Suksesi :
Ekositem Darat Alami
Ekosistem darat alami adalah ekosistem yang tumbuh dan berkembang secara alami.
Berdasarkan topografinya ekosistem darat alami di Indonesia dapat dibedakan menjadi
Ekosistem vegetasi pamah, ekosistem vegetasi pegunungan, dan ekosistem vegetasi munson
1) Ekosistem Vegetasi Pamah,
Ekosistem ini membentang dari ketinggian 0 sampai 1000 meter di atas permukaan laut.
Vegetasi berupa hutan belukar. Sebagian besar hutan di Indonesia tergolong ekosistem vegetasi
pamah. Vegetasi yang terdapat dalam ekosistem ini terdiri dari vegetasi darat dan rawa.
Vegetasi rawa adalah vegetasi yang terdapat di daerah yang berawa, yang tergenang air. Vegetasi
darat adalah vegetasi yang terdapat di darat yang tidak tergenang air. Yang tergolong ekosistem
vegetasi rawa adalah ekosistem hutan mangrove di daerah pantai, ekosistem hutan rawa air
tawar, dan ekosistem hutan tepi sungai.
Hutan mangrove yang terdapat di tepi pantai, yang air lautnya selalu tergenang saat air laut
pasang naik. Luasnya mencapai 4.250.000 ha dan tersebar diseluruh kepulauan di Indonesia.
Selain berfungsi untuk menjaga terjadinya abrasi (erosi air laut), hutan bakau memiliki fungsi
ekologi yang sangat penting. Biasanya tumbuhan bakau menjadi sarang berbagai unggas atau
tempat bertengger burung-burung yang sedang mengadakan migrasi. Kotoran burung yang jatuh
ke dasar hutan menyuburkan air laut. Fitoplankton dan Zooplankton hidup subur di daerah
hutan mangrove. Oleh karenanya, perairan di sekitar hutan mangrove memiliki banyak spesies
organisme air, termasuk ikan. Keadaan yang demikian sangat menguntungkan para nelayan.
Di daerah pantai yang berbatasan dengan hutan mangrove terdapat ekosistem hutan rawa air
tawar. Di Kalimantan banyak terdapat ekosistem ini karena genangan air tawar dapat mencapai
daerah yang luas. Pohon-pohon memiliki akarr lutut atau akar tunjang. Hutan ini lebat dan
pohon-pohonnya dapat mencapai ketinggian hingga 30 meter.
Ekosistem hutan tepi sungai banyak terdapat di sepanjang tepi sungai besar, misalnya banyak
terdapat di tepi sungai-sungai Sumatra, Kalimantan, dan Irian Jaya. Pada musim penghujan
sering digenangi air, dimusim kemarau kering. Karenanya disebut sebagai vegetasi rawa
musiman. Vegetasinya berupa tumbuhan besar yang berkayu yang memiliki akar yang kuat.
2) Ekosistem Vegetasi Pegunungan
Ekosistem vegetasi pegunungan bermacam-macam tergantung pada ketinggiannya (elevasinya).
Ekosistem ini dapat dibedakan menjadi :
a) Vegetasi Hutan Pegunungan
Vegetasi hutan pegunungan terdapat pada ketinggian 1500- 3.300 meter diatas permukaan air
laut. Cirinya, semakin tinggi elevasinya, semakin kecil dan pendek vegetasinya, dan semakin
rendah keanekaragamannya. Misalnya ekosistem hutan pegunungan bawah pada elevasi 1000-
2000 m dan ekosistem hutan pegunungan atas yang terdapat pada elevasi 2500-3300 m. Di
dalam ekosistem hutan pegunungan atas yang lembab banyak dijumpai lumut, anggrek dan
tumbuhan epifit.
b) Vegetasi Padang Rumput Pegunungan
Padang rumput pegunungan terdapat pada elevasi 3.200-3.600 m. Komunitasnya terdiri dari
rumput yang dapat mencapai 1 m tingginya. Contohnya adalah padang rumput yang terdapat di
pegunungan Irian Jaya.
c) Vegetasi Terbuka Lereng Berbatu
Vegetasinya berupa rumput, tumbuhan paku, dan semak tertentu. Ekosistem ini terdapat di
lereng-lereng bukit batu kapur yang memiliki curah hujan sedikit tetapi lembab.
d) Vegetasi Rawa Gambut
Vegetasinya berupa perdu rawa gambut atau rumput yang menutupi tanah gambut. Misalnya
terdapat di Irian Jaya pada ketinggian 3.300-4.000 m atau di Jawa pada ketinggian 2.000-3.500
m dari permukaan air laut.
(e) Vegetasi Danau
Vegetasi danau banyak dijumpai di daerah pegunungan tinggi. Di Indonesia banyak terdapat
danau eutrofik, yakni danau yang kaya unsur hara dan ditumbuhi oleh berbagai tumbuhan air.
Jika tumbuhan air menutupi danau, maka kegiatan pernapasan di malam hari akan
menghabiskan oksigen. Akibatnya banyak spesies ikan dan hewan air yang mati. Yang tertinggal
adalah ikan dan hewan air yang tahan terhadap kekurangan oksigen. Contohnya adalah Danau
Singkarak, dan Danau Meninjau.
(f) Vegetasi Alpin
Vegetasi ini dijumpai didaerah yang memiliki elevasi diatas 4.000 m. Vegetasinya rumput,
lumut, dan lumut kerak.Podang lumut dikenal sebagaitundra. Pada elevasi 4.100-4.200 m
vegetasinya berupa lumut dan lumut kerak. Pada elevasi 4.000-4.500 m vegetasinya berupa
padang rumput yang lebat dan padat.
3) Ekosistem Vegetasi Munson
Vegetasi ini banyak dijumpai didaerah beriklim kering yang memiliki curah hujan sedikit.
Daerahnya meliputi wilayah pada elevasi 0-800 m. Misalnya hutan munson yang terdapat di
Jawa Timur bagian timur, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Irian
Jaya. Ciri hutan munson adalah pohon-pohonnya rendah, banyak cabang dan batangnya tidak
lurus. Contoh yang lain adalah savana. Vegetasinya berupa padang rumput yang diselingi semak
belukar. Savana terdapat di Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur dan Irian Jaya.
Ekosistem Suksesi.
Ekosistem suksesi dibedakan menjadi ekosistem suksesi primer dan ekosistemsuksesi sekunder.
Ekosistem suksesi primer adalah ekosistem yang tumbuh pada permukaan yang terbuka. Jadi
mula-mula vegetasinya kosong, hanya ada batuan, kemudian terjadi suksesi dan tumbuh
ekosistem baru. Contohnya pada suksesi yang terjadi di krakatau. Ekosistem suksesi
sekunder adalah ekosistem yang tumbuh akibat ekosistem alami rusak. Jadi ekosistem sekunder
tidak dimulai dari kondisi yang kosong. Misalnya jika hutan terbakar, akan muncul hutan
belantara lagi setelah mengalami suksesi sekunder.
Eutrofikasi merupakan masalah lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah fosfat (PO3-), khususnya
dalam ekosistem air tawar. Definisi dasarnya adalah pencemaran air yang disebabkan oleh munculnya
nutrient yang berlebihan ke dalam ekosistem air
Biologycal Magnification ini menjelaskan bahwa zat kimia yang terakumulasi pada tubuh
organisme lebih tinggi konsentrasinya pada organisme tingkat tinggi dibanding dengan
organisme tingkat rendah pada suatu rantai makanan. Hal ini terjadi karena konsumen
tingkat tinggi pada rantai makanan, seperti predator, memakan makhluk yang lebih rendah
dalam rantai makanan dan menyerap zat dari orgnisme yang mereka konsumsi.
1. Faktor alami
Faktor alami yang menyebabkan perubahan keseimbangan komponen biotik dan abiotik,
diantaranya letusan gunung berapi,
banjir, tanah longsor, rusaknya pantai, hilangnya terumbu karang dan tumbuhan alga, kebakaran
hutan, badai, bahkan tsunami dapat menyebabkan terputusnya rantai makanan, yang
menunjukkan bahwa keseimbangan lingkungan sudah terganggu.
2. Faktor manusia
Dibanding komponen biotik lainnya, manusia merupakan komponen biotik yang mempunyai
pengaruh ekologi terkuat di biosfer bumi ini. Dengan kemampuannya untuk mengembangkan ilmu
dan teknologi, manusia mempunyai pengaruh yang sangat besar baik pengaruh yang
memusnahkan ekosistem maupun yang meningkatkan ekosistem. Dalam upaya memenuhi
kebutuhan hidupnya manusia mampu mengubah lingkungan sesuai dengan yang diinginkan,
misalnya dengan cara mengeksploitasi sumber daya alam (SDA) tanpa memikirkan dampaknya.
Pembabatan dan pembakaran hutan menyebabkan dampak yang sangat luas yang berakibat
hilangnya humus tanah, ketandusan tanah, berkurangnya sumber air, dan rusaknya tatanan
ekosistem. Rusaknya tatanan ekosistem akan berakibat migrasi hewan-hewan buas dari hutan ke
desa-desa untuk memangsa hewan ternak bahkan manusia. Gajah, babi hutan, dan hewan
herbivora lainnya tidak akan dapat mempertahankan hidup di hutan yang rusak hewan-hewan
tersebut bermigrasi ke perkampungan penduduk dengan merusak tanaman budidaya manusia.
Contoh lainnya dari aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan keseimbangan lingkungan
adalah pencemaran sampah organik, penebangan hutan, penggunaan pestisida berlebihan,
pembangunan permukiman, dan limbah industri
pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi,
dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
Parasitoid ialah organisme yang menghabiskan sebagian besar riwayat hidupnya dengan bergantung pada
atas diorganisme inang tunggal yang akhirnya membunuh (dan sering mengambil makanan) dalam proses
itu.
Efek Rumah Kaca (Greenhouse Effect) adalah salah satu fenomena yang dianggap sebagai penyebab
terbesar dari Global Warming. Sebenarnya sich secara alami proses Efek Rumah Kaca sangat
diperlukan untuk kehidupan di Bumi. Panel gas rumah kaca di atmosfer menangkap panas matahari
agar tidak seluruhnya terlepas angkasa.
Pemanasan Global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat peningkatan jumlah
emisi Gas Rumah Kaca di atmosfer. Pemanasan Global akan diikuti dengan Perubahan Iklim, seperti
meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan banjir dan erosi.
Sedangkan, di belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang berkepanjangan disebabkan
kenaikan suhu.
No
Nama zat
ACROLEIN
1
C3H4O
KARBON MONOXIDA
2
CO
NIKOTIN
3
C10H14N2
AMMONIA
4
NH3
FORMIC ACID
HCO2H
HCN
NITROUS OXIDE
N2O
CH2O
PHENOL
C6H5OH
9
ACETOL
10
C2H4O2
HYDROGEN SULFIDE
11
H2S
PYRIDINE
12
C5H5N
METHYL CHLORIDE
CH2=CHCl
13
METHANOL
14
CH3OH
TAR
15
C6H6
Daya Lenting (Resilience) adalah suatu sistem untuk kembali lagi ke kondisi
awal/semula setelah mengalami gangguan baik itu dengan cara bertahan
ataupun beradaptasi dengan perubahan.
About these ads
Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi
tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi.
Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Cara mengatasi polusi pertama menanam dan merawat tumbuhan di lingkungan sekitar kita. Proses
fotosintesis ini adalah sebuah proses yang juga dapat dikenal dengan sebuah proses memasak makanan
oleh tumbuhan. Dikatakan demikian karena memang proses ini dilakukan oleh tumbuhan untuk
menghasilkan makanan bagi tumbuhan itu sendiri. Hasil makanan yang telah dihasilkan ini pun nantinya
juga dapat dimanfaatkan bagi makhluk hidup yang lain yaitu hewan dan manusia. Walau pun seberapa
luas dan lebarnya taman di rumah kita atau
menyejukan udara, Dan mengurangi polusi udara di sekitar kita. Jika ada lahan kosong anda bisa
menanam tumbuhan disitu
Gunakan Kendaraan yangg ramah Lingkungan seperti sepeda,dokar, becak, jika Kamu ingin
menggunakan motor atau pun mobil, Pengecekan lah mesin terdahulu supaya Mesin kendaraan bagus dan
mengurangi polusi udara. Hal ini merupakan mungkin cara mengatasi polusi udara yang sangat sulit
Lakukan Gerakan menanam Pohon di pinggir jalan Yang berkordinasi dengan dinas tata kota.
Gunakan tranportasi umum seperti ankot, busway dll, jika tdk perlu sekali simpan lah kendaraan
pribadi anda dirumah dan gunakan transportasi umum yg ada. ini akan membantu mengurangi polusi
udara.
Ikutlah komunitas bersepeda. alat kendaraan yg ramah lingkungan ini akan membantu anda
mengurangi polusi udara yg ada.
Ekosistem sungai
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan
terpengaruh oleh iklim dan cuaca.[5]Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan
lainnya tumbuhan biji.[5] Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air
tawar pada umumnya telah beradaptasi.[5]
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55%
terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar.[5] Di daerah tropik, suhu laut
sekitar 25 C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi, sehingga terdapat batas antara lapisan air
yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah yang disebut daerahtermoklin.[5]
Ekosistem estuari.
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. [5] Estuari sering dipagari oleh
lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang
tinggi dan kaya akan nutrisi[1]. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa
garam, ganggang, dan fitoplankton.[5] Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting,
dan ikan.[5]
Ekosistem pantai.
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea
pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin.[5]Tumbuhan yang hidup di ekosistem ini
menjalar dan berdaun tebal.[5]
Ekosistem sungai.
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah.[5] Air sungai dingin dan jernih serta
mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan
oksigen pada air[5]. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.[5] Ekosistem sungai
dihuni oleh hewan seperti ikan kucing, gurame,kura-kura, ular, buaya, dan lumba-lumba.[5]
Ekosistem ini terdiri dari coral yang berada dekat pantai.[1] Efisiensi ekosistem ini sangat tinggi.[1] Hewanhewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. [4] Berbagai
invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang.[4] Herbivora seperti siput,
landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita,bintang laut, dan ikan karnivora.[4] Kehadiran terumbu karang
di dekat pantai membuat pantai memiliki pasir putih. [1]
Kedalamannya lebih dari 6.000 m.[4] Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan
cahaya.[4] Sebagai produsen terdapat bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu. [4]
Ekosistem lamun.
Lamun atau seagrass adalah satu-satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang hidup di
lingkungan laut[6]. Tumbuh-tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal. [6] Seperti halnya
rumput di darat, mereka mempunyai tunas berdaun yang tegak dan tangkai-tangkai yang merayap yang
efektif untuk berbiak.[6] Berbeda dengan tumbuh-tumbuhan laut lainnya (alga dan rumput laut), lamun
berbunga, berbuah dan menghasilkan biji. Mereka juga mempunyai akar dan sistem internal untuk
mengangkut gas dan zat-zat hara.[6] Sebagai sumber daya hayati, lamun banyak dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan.[6]
Ekosistem taiga merupakan hutan pinus dengan ciri iklim musim dingin yang panjang.
Penentuan zona dalam ekosistem terestrial ditentukan oleh temperatur dan curah hujan. [2] Ekosistem
terestrial dapat dikontrol oleh iklim dan gangguan.[2] Iklim sangat penting untuk menentukan mengapa
suatu ekosistem terestrial berada pada suatu tempat tertentu.[2] Pola ekosistem dapat berubah akibat
gangguan seperti petir, kebakaran, atau aktivitas manusia.[2]
Hutan hujan tropis terdapat di daerah tropik dan subtropik.[5] Ciri-cirinya adalah curah hujan 200-225 cm
per tahun.[5] Spesies pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya
tergantung letak geografisnya.[5] Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinggi dan
berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi).[5] Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro,
yaitu iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme. [5] Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari,
variasi suhu dan kelembapan tinggi, suhu sepanjang hari sekitar 25 C.[5] Dalam hutan hujan tropis sering
terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan) dan anggrek sebagai epifit.[5]Hewannya antara
lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.[5]
Sabana.
Sabana dari daerah tropik terdapat di wilayah dengan curah hujan 40 60 inci per tahun, tetapi temepratur
dan kelembaban masih tergantung musim.[6] Sabana yang terluas di dunia terdapat di Afrika; namun di
Australia juga terdapat sabana yang luas. [6] Hewan yang hidup di sabana antara
lain serangga dan mamalia seperti zebra, singa, dan hyena.[1]
Padang rumput.
Padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik.[4] Ciri-ciri padang
rumput adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun, hujan turun tidak teratur, porositas
(peresapan air) tinggi, dan drainase (aliran air) cepat.[4] Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna
(herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. [4] Hewannya antara lain:
bison, zebra, singa, anjing liar,serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular.[4]
Gurun.
Gurun terdapat di daerah tropik yang berbatasan dengan padang rumput.[6] Ciri-ciri ekosistem gurun
adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun).[6] Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat
besar.[6] Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil[6]. Selain itu, di gurun dijumpai pula
tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang
serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air.[6] Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia,
semut, ular, kadal, katak, kalajengking, dan beberapa hewan nokturnal lain.[6]
Hutan gugur.
Hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki empat musim, ciri-cirinya adalah curah
hujan merata sepanjang tahun.[4] Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat.[4] Hewan yang
terdapat di hutam gugur antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakun (sebangsa
luwak).[4]
Taiga
Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik, ciri-cirinya adalah suhu
di musim dingin rendah.[5] Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas
satu spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya.[5] Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali,
sedangkan hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi
ke selatan pada musim gugur.[5]
Tundra
Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncakpuncak gunung tinggi.[5] Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari.[5] Contoh tumbuhan yang
dominan adalah sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan perdu, dan rumput alang-alang.
[5]
Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia.[6] Kawasan karst di Indonesia ratarata mempunyai ciri-ciri yang hampir sama yaitu, tanahnya kurang subur untuk pertanian, sensitif
terhadap erosi, mudah longsor, bersifat rentan dengan pori-pori aerasi yang rendah,
gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro. [6] Ekosistem karst mengalami
keunikan tersendiri, dengan keragaman aspek biotis yang tidak dijumpai di ekosistem lain. [6]
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. [5] Ekosistem
buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi pengaruh
manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah.[1] Contoh ekosistem buatan adalah[5]:
bendungan
sawah irigasi
perkebunan sawit
Ekosistem kota memiliki metabolisme tinggi sehingga butuh energi yang banyak. [2] Kebutuhan materi juga
tinggi dan tergantung dari luar, serta memiliki pengeluaran yang eksesif seperti polusi dan panas. [2]
Ekosistem ruang angkasa bukan merupakan suatu sistem tertutup yang dapat memenuhi sendiri
kebutuhannya tanpa tergantung input dari luar.[1] Semua ekosistem dan kehidupan selalu bergantung pada
bumi.[1]
Ekosistem alami terbentuk karena proses kejadian alam dalam waktu yang cukup lama, seperti terumbu karang,
hutan hujan tropis, mangrove, dll.
Tanah
Tanah adalah tempat tinggal seluruh makluk hidup. Tanah mempunyai peranan sangat penting bagi lingkungan
karena semua atau sebagian besar zat penyusun mahkluk hidup berasal dari tanah. Karena tanah mengandung unsur
hara dan mineral yang perlukan tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang. Untuk manusia, tanah diperlukan sebagai
tempat untuk hidupnya.
Dalam suatu ekosistem yang didalamnya terdapat tanah yang mengandung banyak nutrisi atau mineral
menyebabkan tumbuhan ditempat itu menjadi subur dan berkembang pesat. Tanah merupakan sumber utama
tersedianya zat zat mineral yang diperlukan oleh setiap makhluk hidup. Tanah merupakan bagian dari lingkungan
makhluk hidup dan merupakan habitat bagi beberapa jenis makhluk hidup lainnya. Secara langsung atau tidak
langsung, banyak makhluk hidup yang kelangsungan hidupnya bergantung pada tanah.
b.
Air
Air dibutuhkan oleh semua makhluk hidup. Tumbuhan akan layu dan mati bila kekurangan air. Untuk melakukan foto
sintetesis membutuhkan air. Bagi hewan, air digunakan untuk kelangsungan hidupnya. Sebagian besar tumbuhan
makhluk hidup tersusun oleh air yang digunakan untuk pelarut didalam sitoplasma, untuk menjaga tekanan osmosis sel,
dan mencegah sel dari kekeringan. Bagi unsur abiotik lain, air digunakan sebagai pelarut dan pelapuk.
c.
Udara
Dalam udara terkandung bermacam macam gas yang dibutuhkan makhluk hidup. Udara terdiri dari gas gas
oksigen, karbondioksida, nitrogen, dan hidrogen. Nitrogen dipergunkan makhluk hidup untuk membentuk protein dan
persenyawaan lainnya. Oksigen banyak digunakan untuk bernafasan. Pada peristiwa respirasi, oksigen digunakan
untuk mengoksidasi karbohidrat sehingga terbentuk energi untuk aktivasi kehidupan. Sementara pada hewan dan
tumbuhan, oksigen digunakan untuk pernafasan yang selanjutnya digunakan untuk mendapatkan energi. Karbon
dioksida oleh tumbuhan diperlukan untuk membentuk energi melalui prosen fotosintesis. Manusia dan hewan tidak
memerlukan karbon dioksida.
d.
Suhu
Setiap makhluk hidup memerlukan suhu tertentu untuk hidupnya. Suhu lingkungan yang tidak sesuai akan
mengganggu kelangsungan hidup makhluk hidup. Suhu yang tidak cocok akan menyebabkan makhluk hidup itu mati.
Tetapi ada juga makhluk hidup yang suhu tubuhnya menyesuaikan lingkungannya. Makhluk hidup yang demikian
disebut makhluk hidup bedarah dingin.
Suhu lingkungan ditentukan oleh banyak atau sedikit radiasi sinar matahari yang diserap oleh komponen penyusun
suatu ekosistem. Adanya penyerapan akan terjadi peningkatan suhu zat tersebut. Apabila suhu tanah dan air laut lebih
tinggi dari suhu disekelilingnya, maka energi panas akan mengalir dari tempat yang bersuhu panas ke tempat yang
bersuhu dingin. Ini akan berpengaruh terhadap perubahan iklim dan curah hujan yang akan memengaruhi aktivitas
kehidupan organisme yang ada dalam ekosistem. Iklim ini akan memengaruhi didtribusi tumbuhan dan kesuburan
tanah.
e.
Kelembapan
Kelembapan udara dipengaruhi oleh suhu lingkungan sekitar. Lingkungan dengan suhu tinggi, kelembapannya
rendah. Kelembapan udara ini disebabkan karena adanya suhu tinggi dan akan menyebabkan penguapan yang tinggi.
Lingkungan yang mempunyai suhu rendah, kelembapan akan tinggi dikarenakan tingkat penguapan rendah.
Kelembapan mempunyai pengaruh pada proses penguapan air didalam tubuh dan ketersediaan air yang berperan
dalam proses metabolisme tubuh.
f.
Sinar matahari
Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi semua makhluk hidup. Bagi tumbuhan, cahaya matahari
dibutuhkan dalam fotosintesis. Bagi hewan dan manusia, energi matahari berperan secara tidak langsung. Cahaya
matahari memengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu.
g.
Derajat keasaman
Derajat keasaman suatu media mempunyai pengaruh yang besar terhadap proses metabolisme organisme. Semua
organisme sangat peka terhadap pengaruh Ph.