Anda di halaman 1dari 10

1.

Ekosistem Alami: Pengertian, Jenis, Karakteristik, dan Contoh

Ekosistem alami adalah ekosistem yang terbentuk secara alami tanpa campur tangan
manusia. Adapun ekosistem itu sendiri adalah adalah suatu kesatuan komunitas beserta
lingkungannya yang membentuk hubungan timbal balik di antara setiap komponen.
Komponen-komponen yang ada di suatu ekosistem mencakup makhluk hidup dan
makhluk tidak hidup. Nah, pembagian ekosistem berdasarkan proses terbentuknya, selain
ekosistem alami dikenal juga ekosistem buatan. Ekosistem buatan adalah ekosistem yang
dibentuk secara sengaja oleh manusia.

Adapun menurut buku Ekosistem Perairan karya S. Wulandari, ekosistem terbagi menjadi
tiga berdasarkan sejarahnya, yaitu ekosistem alami, ekosistem buatan, dan ekosistem
suksesi. Ekosistem suksesi adalah ekosistem yang terbentuk karena hasil suksesi
lingkungan yang dulunya pernah terjadi kerusakan.

Pengertian Ekosistem Alami


Ekosistem alami adalah ekosistem yang terbentuk dengan sendirinya tanpa terpengaruh
oleh manusia. Semua proses interaksi yang terjadi di dalamnya berjalan secara natural.

Sama seperti ekosistem lainnya, ekosistem alami dibentuk oleh dua komponen, yakni
komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik adalah seluruh makhluk hidup
yang ada di suatu ekosistem. Sedangkan komponen abiotik adalah benda mati yang turut
berperan dalam suatu ekosistem.

Ekosistem alami terbagi menjadi dua yakni ekosistem darat dan ekosistem perairan,
sebagaimana disebutkan dalam buku Ekologi Pertanian oleh Kiki Kristiandi, dkk. Berikut
penjelasannya.

Jenis Ekosistem Alami

A. Ekosistem darat
Daratan menjadi lingkungan utama pada ekosistem ini. Di alam, ada banyak ekosistem
darat yang dapat ditemukan, contohnya hutan, padang rumput, dan gurun.

1. Ekosistem hutan
Ciri ekosistem hutan adalah vegetasi pohon keras yang beragam, mulai dari tingkat rendah
hingga tingkat tinggi. Semua vegetasi tumbuh dengan baik karena hutan memiliki tanah
yang kaya akan humus.

Ekosistem hutan memiliki beberapa jenis, di antaranya adalah taiga dan hutan hujan tropis.
Ciri utama ekosistem taiga adalah hutan pinus, sedangkan karakteristik ekosistem hutan
hujan tropis adalah memiliki iklim yang baik bagi berbagai jenis tumbuhan karena hujan
yang turun setiap hari.

Ciri- ciri Ekosistem hutan adalah sebagai berikut:


 Berada di wilayah dengan curah hujan tinggi dan merata sepanjang tahun, yaitu
lebih dari 2.000 mm per tahun.
 Memiliki pohon-pohon utama yang mempunyai ketinggian antara 20–40 m.
 Cabang pohon berdaun lebat dan lebar, serta hijau sepanjang tahun.
 Mendapat sinar matahari yang cukup, tetapi sinar matahari tidak dapat menembus
dasar hutan karena tertutup pepohonan yang lebat.
 Permukaan tanahnya lembab dan sering tergenang air. Suhu udara antara 25°-
30°C.

2. Ekosistem padang rumput

Ekosistem ini tentunya didominasi oleh vegetasi rerumputan. Hampir seluruh organisme
hewan yang tinggal di ekosistem padang rumput adalah hewan herbivora. Biasanya,
ekosistem ini berada dekat dengan ekosistem perairan sungai.

Ciri-ciri Ekosistim padang rumput (Stepa) adalah sebagai berikut:


 Merupakan padang rumput yang terletak di wilayah dengan ilkim sedang
 Banyak terdapat di daerah Eropa timur, Amerika utara, Asia barat, dan Afrika
 Vegetasi rumput yang luas
 Suhu 19-30 derajat celcius saat musim panas, 12-20 derajat celcius saat musim dingin
 Curah hujan tidak teratur, antara 250 – 500 mm/tahun.
 Adanya jenis rumput yang tingginya mencapai 3,5 m.
3. Ekosistem gurun

Ekosistem gurun dihuni oleh makhluk-makhluk hidup yang mampu bertahan hidup
dengan keadaan yang kering dan suhu yang panas. Jarang ditemukan tumbuhan yang
hidup di ekosistem ini.

Ciri-ciri Ekosistim Gurun adalah sebagai berikut.


 Memiliki curah hujan yang sangat rendah, kurang dari 250 mm/tahun.
 Tingkat evaporasi (penguapan) di gurun tinggi dan lebih cepat daripada presipitasi
(hujan).
 Memiliki perbedaan suhu udara yang sangat tinggi antara siang dan malam.
 Suhu udara gurun pada siang hari sangat panas (bisa sampai 450 derajat celcius)
 Suhu udara gurun pada malam hari sangat dingin (bisa sampai 0 derajat celcius).
 Tanah di gurun didominasi pasir yang sangat tandus karena tidak dapat
menampung air.
 Kelembapan udara di gurun rendah.
 Tingkat deflasi (pengikisan tanah) gurun sangat tinggi..

B. Ekosistem perairan

Sesuai dengan namanya, lingkungan yang mendominasi ekosistem ini adalah air. Ada
begitu banyak ekosistem perairan yang dapat ditemukan di alam. Setiap ekosistem
perairan memiliki karakteristik yang beragam. Contoh dari ekosistem perairan adalah
perairan tawar dan perairan laut.

1. Ekosistem air tawar

Kadar garam air yang ada di dalam air tawar sangat sedikit sehingga disebut dengan air
tawar. Beberapa contoh ekosistem air tawar adalah, sungai, rawa, dan danau.
Karakteristik sungai adalah gerakan air yang menghasilkan arus. Seluruh organisme yang
hidup di ekosistem ini telah beradaptasi dengan aliran air sungai. Berbanding terbalik
dengan karakteristik sungai, karakteristik rawa dan danau adalah air yang tidak bergerak
sehingga tidak menghasilkan arus air.

2. Ekosistem laut

Berbeda dengan ekosistem air tawar, ekosistem laut memiliki air dengan kandungan
garam yang sangat tinggi dan bisa melebihi 4%. Ekosistem alami ini merupakan ekosistem
terluas di dunia.

Ekosistem laut berdekatan dan berhubungan dengan ekosistem lainnya, seperti ekosistem
terumbu karang, ekosistem pantai, dan ekosistem estuari.

4. Ekosistim Tundra

Ekosistem tundra adalah daerah tanpa pohon yang ditemukan di Kutub Utara dan di
puncak gunung. Biasanya ekosistem tundra memiliki karakteristik atau ciri iklim yang
dingin dan berangin, namun curah hujannya sedikit. Uniknya, tanah tundra selalu tertutup
salju hampir sepanjang tahun. Namun, di saat musim panas, di tanahnya akan muncul
banyak semburan bunga liar. Sedangkan Encyclopedia Britannica menjelaskan bahwa
tundra merupakan zona tanpa pohon atau tanah berbukit yang sering ditemukan di daerah
dingin.
Ciri-Ciri Ekosistem Tundra

Berdasarkan pengertian dan penjelasan dari berbagai sumber, maka ekosistem tundra
memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 
1. Ekosistem tundra lebih sering ditemukan di daerah puncak gunung, tanah berbukti, atau
kutub.
2. Kondisi iklim ekosistem tundra adalah dingin, berangin, curah hujan rendah. 
3. Sebagian besar tundra hampir selalu ditemukan dalam kondisi tertutup salju sepanjang
tahun. 
4. Hewan yang tinggal di ekosistem tundra adalah domba, marmut, burung yang hidup di
gunung, dan serangga dataran rendah. 
5. Dengan suhu dan kondisi iklimnya, keanekaragaman vegetasi atau tumbuhan di
ekosistem tundra sangat rendah. 
6. Rendahnya curah hujan dan berada di ketinggian membuat ekosistem tundra memiliki
drainase atau penyaluran air yang sulit. 
7. Dibandingkan wilayah dataran rendah, keanekaragaman komponen biotik seperti hewan
dan tumbuhan di ekosistem tundra termasuk rendah. 
8. Wilayah tundra identik dengan tanah berbatu yang luas dengan banyak semak atau
lumut di sekitarnya. 
9. Pada awal musim gugur, wilayah tundra akan lebih berawan karena sejumlah besar air
siap untuk mengalami penguapan. 
10. Wilayah tundra memiliki tanah berpila yang terjadi akibat pergerakan tanah dan batuan
pada lereng dan tanah datar. 

5. Ekosistim Taiga

Ekosistim tundra adalah kawasan yang berada di sekitar kutub utara dan sebagian kutub
selatan. Di ekosistim tundra, tidak ditemukan pepohonan. Hanya ada tumbuhan kecil
sejenis rumput-rumputan berbunga kecil dan lumut di bioma tundra. Selain itu, fauna yang
ditemukan di ekosistim tundra umumnya adalah beruang dan rusa kutub. Kawasan
ekosistim tundra memiliki suhu rendah, yakni di bawah 0 derajat celcius. Kondisi ini
membuat tidak banyak flora dan fauna mampu bertahan dan berkembang di ekosistim
tundra. Apalagi, wilayah ekosistim tundra jarang sekali menerima sinar matahari. Dalam
waktu berbulan-bulan, matahari bisa tidak terbit di kawasan tersebut.
Ciri-ciri ekosistim tundra adalah sebagai berikut:
 Hampir di setiap wilayah ekosistim tundra tertutup oleh salju atau es.
 Wilayah ekosistim tundra mengalami musim dingin yang panjang dan gelap, dan
juga musim panas dengan hari siang yang panjang, karena gerak semu matahari
hanya sampai di posisi 23,5° LU/LS.
 Usia tumbuh tanaman sangat pendek, antara 30-120 hari (4 bulan) saja.
 Fauna di ekosistim tundra kebanyakan adalah hewan yang memiliki bulu dan
lapisan lemak tebal, yang dapat menjaga suhu tubuhnya tetap hangat.
B. Rantai Makanan
Pengertian rantai makanan sebagai sebuah peristiwa dimakan atau memakan antara
sesama makhluk hidup dengan suatu urutan tertentu. Dalam rantai makanan juga terdapat
makhluk hidup yang berperan sebagai produsen, konsumen, dan dekomposer atau
pengurai. Pada setiap tingkat rantai makanan di ekosistem disebut juga sebagai tingkat
trofik. Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang memiliki kemampuan untuk
menghasilkan suatu zat makanan sendiri produsen atau tumbuh-tumbuhan hijau.

Sementara organisme di urutan trofik yang kedua adalah konsumen tingkat I atau
konsumen primer, konsumen ini sendiri umumnya ditempati oleh para pemakan hewan-
hewan herbivora atau tumbuhan. Selanjutnya organisme yang menempati urutan tingkat
trofik ketiga adalah konsumen tingkat II atau konsumen sekunder yang umumnya
ditempati oleh hewan-hewan pemakan daging atau karnivora dan seterusnya. Organisme
yang menempati tingkat tropik tertinggi sendiri disebut konsumen puncak, biasanya
ditempati oleh pemakan segala atau hewan omnivora.

Berikut ini contoh rantai makanan


1. Rantai Makanan Perumput
Rantai makanan jenis ini adalah yang paling sering kita temui. Dimulai dari tumbuh-
tumbuhan yang berperan sebagai produsen pada tingkat trofik pertamanya. Sementara rumput
bersifat autotrof yang berperan sebagai produsen. Rumput akan dimakan oleh belalang,
belalang kemudian akan dimakan katak, katak akan dimakan ular, dan ular akan dimakan
oleh burung elang.
2. Rantai Makanan Detritus
Rantai makanan detritus dimulai dari detritivor sebagai organisme heterotrof yang
mendapatkan banyak energi dengan memakan sisa-sisa makhluk hidup. Detritus juga
merupakan fragmen dari organisme tumbuhan dan hewan yang mati dan sisa-sisa organisme
seperti daun, ranting yang gugur, kotoran hewan dan kemudian diuraikan oleh pengurai.
Organisme pemakan detritus sendiri disebut juga sebagai detrivor misalnya pada rayap,
cacing, dan lain sebagainya.
3. Rantai Makanan Parasit
Parasit sebagai organisme yang hidup dengan merugikan organisme lainnya. Jenis rantai
makanan parasit ada pada organisme-organisme kecil yang saling memangsa organisme
besar. Contohnya ada pada darah kerbau yang dimakan oleh kutu, kemudian kutu ini dimakan
oleh burung jalak, burung jalak kemudian dimakan oleh elang.
4. Rantai Makanan Saprofit
Rantai makanan saprofit dimulai juga dari menguraikan jasad mati makhluk hidup oleh
organisme saprofit. Organisme ini diantaranya bakteri, jamur, dan lumut kerak. Saprofit
sendiri merupakan istilah bagi organisme yang dapat menguraikan sisa-sisa organisme mati.
Organisme ini berbeda dengan detritivor yang kemudian dapat mengurai bahan organik dari
sisa-sisa jasad mati seperti pada bahan anorganik (mineral) yang diserap oleh tumbuhan.
Contoh rantai makanan saprofit diantaranya pada kayu lapuk yang dimakan jamur, jamur
yang dimakan ayam, dan ayam yang dimakan oleh rubah.
C. Rantai Makanan dalam Ekosistem
Sebagian besar dari ekosistem laut terikat bersama melalui rantai makanan. Terdapat sekitar
700 ribu spesies laut menurut sebuah unit penelitian yang diterbitkan dengan berkoordinasi
dengan UNESCO di Current Biology. Pada dasarnya, rantai makanan pada suatu ekosistem
laut sendiri tak jauh berbeda dengan daratan. Berikut penjelasannya:
 Tingkat I: Produsen
Produsen sebagai Tingkat paling bawah dalam suatu rantai makanan laut terdiri dari
organisme bersel satu yang disebut juga sebagai fitoplankton. Organisme ini berukuran
sangat kecil hingga sangat sulit dilihat tanpa mikroskop. Miliaran fitoplankton ini hidup di
bagian atas lautan. Mereka kemudian akan menyerap cahaya matahari melalui proses
fotosintesis, kemudian mengubah energi cahaya matahari menjadi energi kimia.
Energi kimia ini juga memungkinkan mereka untuk bertahan dan bertumbuh selama masa
hidupnya. Fitoplankton ini sendiri turut berperan besar dalam rantai makanan laut. Mereka
sebagai produsen utama karbon yang dibutuhkan semua hewan laut untuk dapat bertahan
hidup. Mereka juga menghasilkan lebih dari setengah oksigen yang kita hirup di muka Bumi.

 Tingkat II: Herbivor/Konsumen I/Konsumen Primer


Pada Tingkat berikutnya dari rantai makanan laut ada pada pemakan tumbuhan (herbivor),
mereka disebut juga sebagai konsumen I. Banyak dari herbivora berukuran mikroskopis
dinamakan zooplankton ini melayang melintasi permukaan laut kemudian memakan banyak
fitoplankton. Sementara ada banyak herbivora lain yang cukup besar ukurannya untuk kita
lihat. Dengan berbagai ukuran yang mereka miliki seperti pada ikan tang biru dan ikan nila
yang kecil dan penyu hijau yang berukuran lebih besar. Herbivor sendiri berperan dalam
memakan sejumlah besar tanaman-tanaman laut.

 Tingkat III: Karnivor/Konsumen II/Konsumen Sekunder


Tingkat ketiga dari rantai makanan sendiri terdiri dari sekelompok besar karnivora kecil,
termasuk diantaranya pada ikan, seperti sarden, herring dan kemudian menhaden. Ikan yang
lebih kecil lagi memakan banyak zooplankton. Secara sederhana, ikan-ikan besar akan
memakan ikan-ikan yang memiliki ukuran lebih kecil.
 Tingkat IV: Predator Teratas/Konsumen
Puncak Hewan Karnivora besar yang bertindak sebagai konsumen puncak pada suatu rantai
makanan laut. Beberapa jenis hewan dalam tingkat ini diantaranya tuna, ikan hiu dan lumba-
lumba. Lainnya diantaranya ialah hewan berbulu, seperti penguin dan burung pelikan.
Terdapat pula mamalia seperti pada walrus dan anjing laut.
Contoh Jaring-Jaring Makanan di Darat
Rantai makanan berfungsi dalam menjaga kestabilan ekosistem. Setiap komponen dalam
rantai makanan ini sesungguhnya saling bergantung. Jika produsen habis, maka konsumen
akan mengalami kepunahan karena tidak mendapatkan makanan. Sama halnya dengan
pengurai pada konsumen. Hilangnya salah satu komponen pada suatu rantai makanan dapat
mengganggu kestabilan ekosistem. Dengan menguraikan interaksi antar spesies pada suatu
ekosistem. Rantai makanan ini kemudian berfungsi menguraikan interaksi langsung antar
spesies di ekosistem. Hal ini juga dapat membantu membedakan antara spesies transisi,
spesies basal, dan spesies-spesies yang termasuk ke dalam spesies predator puncak.
1. Rantai Makanan di Hutan
Pada rantai makanan di hutan, seekor tupai dapat memakan berbagai jenis makanan seperti
diantaranya buah-buahan dan biji-bijian. Tupai ini kemudian akan dimakan oleh seekor
rubah, yang juga tak hanya memakan rubah saja namun juga memakan serangga dan tikus.
Dalam contoh ini sudah terdapat banyak rantai makanan. Hutan sebagai ekosistem alami
dengan keanekaragaman hayati dan intensitas yang tinggi. Karenanya, rantai makanan di
hutan juga tergolong beragam, dan rumit. Berikut ini beberapa diantaranya:
 Energi matahari – akan menghasilkan rumput – yang dimakan oleh kelinci – kelinci
kemudian akan dimakan oleh ular – ular akan dimakan oleh elang – dan elang akan
mati dan dimakan oleh pengurai
 Energi matahari – akan menghasilkan tanaman – tanaman ini akan dimakan oleh tikus
– tikus akan disantap oleh ular – ular akan dimakan oleh elang – dan elang akan mati
dan disantap oleh pengurai
 Energi matahari – akan menghasilkan rumput – rumput akan dimakan oleh kambing –
kambing akan dimangsa oleh harimau – dan harimau kelak mati kemudian dimakan
oleh pengurai
2. Rantai Makanan di Sawah
Pada ekosistem sawah terdapat banyak rantai makanan. Padi sebagai produsen terbesar di
ekosistem ini. Berikut diantaranya beberapa contoh dari rantai makanan di ekosistem sawah,
yaitu:
 Energi matahari – Padi – Burung pemakan biji – Ular sawah – Elang – Pengurai
 Energi matahari – Rumput – Serangga – Tikus – Ular sawah – Pengurai
 Energi matahari – Padi – Tikus – Elang – Pengurai
 Energi matahari – Padi – Serangga – Katak – Ular sawah – Elang – Pengurai

3. Rantai Makanan di Kebun


Kebun sebagai ekosistem buatan, yang menyebabkan rantai makanan di dalamnya tak terlalu
banyak dan terbilang cukup rendah karena jumlah makhluk hidup didalamnya juga sedikit.
Berikut ini contohnya:
 Energi matahari
 Tumbuhan sayur
 Ulat
 Burung
 Kucing
 Pengurai

Anda mungkin juga menyukai