Anda di halaman 1dari 10

KOMPONEN BIOTIK

Biotik, memiliki arti “Hidup”. Komponen biotik pada suatu ekosistem adalah makhluk hidup itu sendiri, sebab
ekosistem tak akan pernah terbentuk tanpa adanya makhluk hidup didalamya. Keberadaan makhluk hidup
kemudian membentuk suatu rantai makanan dalam suatu ekosistem. Beberapa contoh dari komponen biotik yang
ada lingkungan sekitar kita, antara lain:

Organisme Autotrof atau Produsen, disebut sebagai produsen karena organisme ini mampu membuat
makanannya sendiri, bahkan ia membuat makanan bagi organisme lain yang tinggal di ekosistem. Produsen
kemudian akan membuat makanan dengan menyerap senyawa serta zat- zat anorganik yang akan diubah menjadi
senyawa organik melalui suatu proses yang dinamakan sebagai fotosistensis.

Organisme Heterotrof (Konsumen) memiliki sifat yang berbeda dengan organisme pertama. Organisme heterotrof
ini memperoleh makanan dari organisme autotrof atau produsen dan akan memakan sesama organisme
heterotrof lainnya. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa organisme heterotrof adalah organisme yang
menggunakan bahan-bahan organik dari organisme lain yang digunakan sebagai sumber energi dan makanannya.
Sebagai contoh adalah manusia dan hewan. Ketiganya nanti dibagi lagi berdasarkan makanannya menjadi
Herbivora, Karnivora serta Omnivora

Pengurai atau Dekomposer, merupakan Golongan terakhir dari komponen biotik dalam sebuah ekosistem.
Pengurai atau dekomposer ini adalah organisme yang menguraikan sisa- sisa makhluk hidup (heterotrof atau
autotrof) yang telah mati. Dengan kata lain, pengurai adalah organisme yang bekerja untuk merubah bahan bahan
organik dari organisme yang telah mati menjadi senyawa anorganik melalui suatu proses yang dinamakan
dekomposisi. Pengurai atau dekomposer akan menduduki jabatan penting dalam suatu rantai makanan di bumi,
karena perannya paling akhir adalah kunci keberlangsungan rantai makanan. Beberapa contoh pengurai atau
dekomposer yang ada di sekitar lingkungan tempat kita tinggal adalah ganggang, jamur, bakteri, cacing, dan lain
sebagainya.

KOMPONEN ABIOTIK

Komponen kedua dalam ekosistem adalah komponen abiotic atau komponen yang tak hidup. Dengan kata lain,
komponen abiotik adalah komponen yang terdiri dari benda-benda bukan makhluk hidup tetapi ada di sekitar kita,
dan ikut mempengaruhi kelangsungan hidup. Beberapa jenis komponen abiotik yaitu suhu, sinar matahari, air,
angin, udara, kelembapan udara, dan banyak lagi benda mati yang ikut berperan dalam ekosistem. Berikut
beberapa diantaranya:

Suhu: Suatu proses biologis yang dipengaruhi oleh perubahan pada suhu, contohnya mamalia & burung sebagai
makhluk hidup yang dapat mengatur sendiri suhu tubuhnya.

Air: Sebuah ketersediaan air dapat mempengaruhi distribusinya suatu organisme Contohnya Organisme dapat
beradaptasi dan bertahan hidup dengan memanfaatkan ketersediaan air yang berada di padang pasir.

Garam: Konsentrat pada garam akan mempengaruhi keseimbangan air dalam organisme melalui Osmosis.
Contohnya pada Beberapa organisme Terestrial yang dapat beradaptasi pada lingkungan dan kandungan garamnya
yang cukup tinggi.

Sinar Matahari: Intensitas & Kualitas pada sebuah Cahaya Matahari akan mempengaruhi proses fotosintesis,
karena air mampu menyerap cahaya sehingga proses fotosintesis dapat terjadi di sekitar permukaan matahari.
Ekosistem merupakan satu kesatuan fungsional antara komponen biotik (makhluk hidup) dan komponen abiotik
(komponen tak hidup atau lingkungan) yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi dalam bentuk hubungan
timbal balik antara satu dengan yang lain.
Berikutnya, ada bioma yang merupakan komunitas dan di dalamnya terdapat hewan serta tumbuhan dengan
karakteristik yang sama pada lingkungan dimana mereka tempati. Biasanya, hewan maupun tumbuhan tersebut
akan mampu beradaptasi karena adanya pengaruh oleh iklim regional.

Suatu bioma bisa ditandai dengan adanya komunitas tumbuhan dan juga hewan khas. Di bumi, bioma bisa
dikelompokkan menjadi tujuh jenis bioma utama. Mulai dari hutan hujan tropis, sabana, padang rumput, gurun,
hutan gugur, tundra serta taiga.

Dimana setiap bioma akan memiliki penjelasan yang berbeda-beda. Nah untuk lebih jelasnya, berikut merupakan
ulasan terkait dengan macam-macam bioma.

a. Hutan Hujan Tropis

Hutan hujan tropis adalah bioma yang di dalamnya terhadap vegetasi flora dan fauna yang cukup bervariasi.
Kondisi dari hutan hujan tropis biasanya memiliki tanah yang subur dan ketika ditampilkan pada film akan
berbentuk hutan belantara yang di dalamnya terdapat banyak hewan.

Meskipun jumlahnya cukup sedikit, tetapi 50 persen hewan dan tumbuhan yang ada di bumi akan bisa ditemukan
pada hutan tropis lho. Itu artinya, di dalam hutan hujan tropis terdapat keragaman jenis hewan dan tumbuhan.

Indonesia adalah negara yang memiliki tutupan hutan hujan tropis paling luas di urutan ketiga setelah Brazil dan
Kongo. Oleh karena itu, Indonesia kerap disebut sebagai megabiodiversity country. Hal ini karena Indonesia
memiliki berbagai macam jenis hewan dan tumbuhan dengan jumlah yang cukup banyak.

Seperti pada namanya, kata hutan merujuk pada kondisi bioma yang selalu berada di kondisi basah dan lembab
serta memiliki aroma yang begitu segar. Hal ini bisa terjadi karena adanya curah hujan yang tinggi serta merata.
Selain itu, dukungan dari sinar matahari juga begitu merata di setiap tahunnya.

Kebanyakan keberadaan dari hutan hujan tropis juga dibarengi dengan garis khatulistiwa. Itu artinya, negara yang
dilewati garis khatulistiwa seperti Indonesia akan memiliki hutan hujan tropis dengan jumlah yang cukup banyak.

b. Sabana

Sabana adalah bioma yang di dalamnya biasanya akan dipenuhi oleh semak belukar dan pohon. Daerah yang
masuk ke dalam daerah panas sepanjang tahunnya dengan curah hujan sekitar 900 hingga 1.500 mm per tahun.

Dari penjelasan tersebut mungkin, kalian akan berpikir jika sabana mirip dengan padang rumput. Namun
sebenarnya bioma sabana dan padang rumput berbeda lho. Di mana sabana masih memiliki pepohonan besar di
dalamnya sedangkan untuk padang rumput tak memiliki pohon di dalamnya

Jika kalian pernah melihat video dokumenter yang di dalamnya menampilkan sebuah adegan singa memburu rusa,
biasanya kejadian tersebut ada di bioma sabana. Di Indonesia, bioma sabana bisa ditemukan pada Taman Nasional
Baluran, Jawa Timur.

Perlu diketahui jika bioma sabana bisa berubah menjadi hutan basa belukar ketika terbentuk di daerah yang
memiliki intensitas curah hujan cukup tinggi.

c. Padang Rumput

Bioma padang rumput mungkin memang sudah tidak asing bagi kalian. Hanya dengan mengetahui namanya saja,
kalian akan semakin mudah untuk tahu jika bioma ini merupakan daerah yang dipenuhi dengan rerumputan.

Secara umum bioma padang rumput juga bisa disebut sebagai stepa. Dimana curah hujan yang dimiliki oleh
padang rumput termasuk lebih rendah dibandingkan dengan taiga yaitu sekitar 250 hingga 500 mm per tahun.
Lalu untuk kondisi tanah dari bioma padang rumput juga memiliki porositas yang tinggi sehingga menjadikan
tanaman sulit untuk mendapatkan pasokan air. Hal tersebutlah yang membuat tanah menjadi tandus serta tak
subur. Dan rumput menjadi tumbuhan yang memang mampu menyesuaikan diri terhadap bioma padang rumput.

Lalu untuk hewan yang ada di area bioma padang rumput biasanya memiliki jenis herbivora. Misalnya adalah
bison, zebra dan kanguru. Wilayah Amerika, Afrika dan Australia adalah negara yang paling mudah ditemukan
bioma padang rumput.

d. Gurun

Gurun adalah bioma dengan kondisi begitu kering. Gurun menjadi begitu kering karena curah hujan yang ada di
area tersebut adalah berada di bawah 250 mm per tahunnya. Meski begitu gurun terbilang cenderung memiliki
cucara cukup ekstrim yaitu begitu panas ketika berada di siang hari dan sangat dingin ketika di malam hari.

Sedangkan untuk kelembaban yang ada di daerah gurun juga akan begitu rendah serta tanahnya akan memiliki
kondisi tandus karena tidak mampu menyimpan air.

Sedangkan untuk tumbuhan yang mampu tumbuh pada bioma gurun tergolong sedikit karena tidak banyak jenis
tumbuhan yang memang bisa bertahan hidup. Dan kaktus menjadi salah satu tumbuhan yang mampu bertahan
hidup di bioma gurun.

e. Hutan gugur

Hutan gugur adalah hutan yang mampu mengalami empat musim yang berbeda. Mulai dari musim panas, dingin,
semi serta musim gugur. Salah satu ciri dari bioma hutan gugur adalah terletak pada kebiasaan tumbuhan pohon di
area tersebut.

Dimana pohon pada area hutan gugur akan meranggas atau menggugurkan daunnya hanya pada waktu tertentu
saja. Sebagai contohnya adalah pohon jati yang dapat menggugurkan daunnya pada waktu tertentu.

Proses meranggas dilakukan sebagai salah satu bentuk pertahanan serta penyesuaian tumbuhan terhadap
lingkungan dimana ia hidup. Dengan melakukan proses pengguguran daun, pohon tersebut bisa mengurangi
terjadinya mengurangi penguapan air yang biasanya terjadi pada bagian daun.

Hal ini akan menjadikan pohon di bioma hutan gugur tetap memiliki cadangan air lebih banyak setelah melakukan
proses pengguguran daun.

Hutan gugur sendiri terletak di 30o-40o LU dan LS dan berada di wilayah dengan iklim sedang. Contohnya adalah
pada negara Amerika Serikat bagian timur, Asia Tengah dan Asia Timur seperti Tiongkok, Korea, dan Jepang.

f. Tundra

Tundra bisa dibilang sebagai bioma paling berbeda dibandingkan dengan jenis bioma lainnya. Tundra berasal dari
bahasa Finlandia yaitu tunturi dengan arti dataran tanpa pohon. Bahkan bioma ini sama sekali tak memiliki pohon.

Hal ini karena tundra berada di lingkar artik Greenland yaitu bagian belahan bumi utara. Nutrisi yang ada di area
bioma tundra adalah seperti nitrogen dan fosfor. Karena kondisi di area tundra dingin sekali, maka tumbuhan yang
bisa hidup hanya semak pendek, ganggang dan lumut.

Lalu untuk hewan yang bisa hidup di bioma tundra adalah seperti beruang kutub, rubah arktik dan kambing
gunung yang memang cukup kuat tinggal pada suhu ekstrim dingin.

g. Taiga
Terakhir, ada bioma taiga. Taiga sendiri berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti hutan. Meski begitu, taiga
adalah jenis hutan yang terdiri dari satu spesies tumbuhan dengan ciri daun yang menyerupai jarum. Misalnya
seperti pohon pinus, cemara, dan spruce.

Taiga juga memiliki 4 musim, namun untuk musim gugur dan musim semi memiliki periode yang relatif pendek
sedangkan untuk musim dingin terbilang cukup panjang.

Bioma taiga akan lebih mudah ditemukan di wilayah dengan iklim subarktik seperti wilayah Skandinavia dan Rusia
Timur.

12. Biosfer

Biosfer merupakan semua ekosistem yang ada di bumi dan nantinya akan digabungkan atau disatukan. Setiap
hewan, tumbuhan, bakteri, batuan serta molekul merupakan bagian dari biosfer bumi.

Biosfer juga bisa mencakup udara, daratan serta air yang memungkinkan kehidupan dan juga proses biotik bisa
tetap berlangsung. Menurut geofisiologi, biosfer adalah suatu sistem ekologis global yang mampu menyatukan
seluruh makhluk hidup serta hubungan antar mereka. Termasuk juga interaksi dengan unsur lain seperti unsur
litosfer atau batuan, hidrosfer atau air dan atmosfer atau udara.

Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosisten darat, dan ekosistem buatan. Berikut
penjelasannya Grameds:

AKUATIK (AIR)

Ekosistem akuatik merupakan ekosistem yang komponen abiotiknya sebagai besar terdiri atas air. Makhluk hidup
(komponen biotik) dalam ekosistem perairan dibagi lagi menjadi:

Ekosistem air tawar: Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain Variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang,
dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan
lainnya tumbuhan biji, Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar
pada umumnya telah beradaptasi.

Ekosistem Air Laut: Habitat laut (oseanik) ditandai salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55%
terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25
°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi, sehingga terdapat batas antara lapisan air yang panas di bagian
atas dengan air yang dingin di bagian bawah yang disebut daerah termoklin.

Ekosistem Estuary: Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh
lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang tinggi dan
kaya akan nutrisi. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan
fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan

Ekosistem Pantai: Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan
Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan yang hidup di ekosistem ini
menjalar dan berdaun tebal.

Ekosistem Sungai: Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta
mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada
air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang. Ekosistem sungai dihuni oleh hewan seperti ikan
kucing, gurame, kura-kura, ular, dan buaya.

Ekosistem terumbu karang: Terdiri dari coral yang berada dekat pantai. Efisiensi ekosistem ini sangat tinggi.
Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata,
mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan,
menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora. Kehadiran terumbu karang di dekat pantai membuat
pantai memiliki pasir putih.

Ekosistem laut dalam: Kedalamannya lebih dari 6.000m. Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat
mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen terdapat bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu.

Ekosistem lamun: Lamun atau seagrass adalah satu-satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang hidup di
lingkungan laut. Tumbuh-tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal. Seperti halnya rumput di
darat, mereka mempunyai tunas berdaun yang tegak dan tangkai-tangkai yang merayap yang efektif untuk
berbiak. Berbeda dengan tumbuh-tumbuhan laut lainnya (alga dan rumput laut), lamun berbunga, berbuah dan
menghasilkan biji. Mereka juga mempunyai akar dan sistem internal untuk mengangkut gas dan zat-zat hara.
Sebagai sumber daya hayati, lamun banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.

Dalam ekosistem laut, terdapat berbagai makhluk hidup di dalamnya. Seperti contohnya yang dapat kita lihat pada
buku Jelajah Terumbu Karang-Teluk Jailolo, Mulut Ekosistem Laut Pulau Halmahera.

TESETERIAL (DARAT)

Penentuan zona dalam ekosistem terestrial ditentukan oleh temperatur dan curah hujan. Ekosistem terestrial
dapat dikontrol oleh iklim dan gangguan. Iklim sangat penting untuk menentukan mengapa suatu ekosistem
terestrial berada pada suatu tempat tertentu. Pola ekosistem dapat berubah akibat gangguan seperti petir,
kebakaran, atau aktivitas manusia. Berikut beberapa diantaranya ekosistem darat:

Tundra: Terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak
gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah
sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan perdu, dan rumput alang-alang. Pada umumnya,
tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.

Karst (batu gamping / gua): Berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia. Kawasan karst di
Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang hampir sama yaitu, tanahnya kurang subur untuk pertanian, sensitif
terhadap erosi, mudah longsor, bersifat rentan dengan pori-pori aerasi yang rendah, gaya permeabilitas yang
lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro. Ekosistem karst mengalami keunikan tersendiri, dengan keragaman
aspek biotis yang tidak dijumpai di ekosistem lain.

Hutan hujan tropis: Terdapat di daerah tropik dan subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan 200-225 cm per tahun.
Spesies pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak
geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinggi dan berdaun lebat hingga
membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro, yaitu iklim yang langsung terdapat
di sekitar organisme. Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari, variasi suhu dan kelembapan tinggi, suhu
sepanjang hari sekitar 25 °C. Dalam hutan hujan tropis sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan) dan
anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, burung hantu, dan banyak
lagi yang dapat kamu pelajari di Seri Mengenal Habitat Hewan: Hutan Hujan Tropis.

Hutan gugur: Terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki empat musim, ciri-cirinya adalah curah hujan
merata sepanjang tahun. Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewan yang terdapat di hutam
gugur antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakun (sebangsa luwak).

Taiga: Terdapat di belahan bumi sebelah utara dan pegunungan daerah tropik, ciri-cirinya adalah suhu yang rendah
di musim dingin. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan
sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, sedangkan hewannya antara lain moose, beruang hitam,
ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.

Sabana: Sabana dari daerah tropik terdapat di wilayah dengan curah hujan 40 – 60 inci per tahun, tetapi
temepratur dan kelembaban masih tergantung musim. Sabana yang terluas di dunia terdapat di Afrika, Hewan
yang hidup di sabana antara lain serangga dan mamalia seperti zebra, singa, dan hyena

Padang rumput: Terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-ciri padang rumput
adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun, hujan turun tidak teratur, porositas (peresapan air) tinggi,
dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang
keduanya bergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah,
jerapah, kangguru, serangga, tikus, dan ular yang dapat Grameds pelajari dalam Balita Ingin Tahu: Hewan Padang
Rumput.

Gurun: Terdapat di daerah tropik yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri ekosistem gurun adalah
gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan
semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun
seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk
menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, semut, ular, kadal, katak, kalajengking, dan
beberapa hewan nokturnal lainnya yang dapat Grameds lihat melalui buku Seri Mengenal Habitat Hewan: Gurun
Pasir.

EKOSISTEM BUATAN

Sawah merupakan salah satu contoh ekosistem buatan. Ekosistem buatan merupakan ekosistem yang diciptakan
manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Ekosistem buatan ini kemudian mendapatkan subsidi energi dari luar,
tanaman atau hewan peliharaan yang didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah.
Contoh ekosistem buatan diantaranya:

Bendungan

Hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus

Agroekosistem berupa sawah tadah hujan

Sawah irigasi

Perkebunan sawit

Ekosistem pemukiman seperti kota dan desa

Ekosistem ruang angkasa.

Ekosistem kota memiliki metabolisme tinggi sehingga butuh energi yang cukup banyak serta memiliki pengeluaran
yang eksesif seperti polusi dan panas. Ekosistem ruang angkasa bukan merupakan suatu sistem tertutup yang
dapat memenuhi sendiri kebutuhannya tanpa tergantung input dari luar. Semua ekosistem dan kehidupan selalu
bergantung pada bumi.

Selain itu, ekosistem juga kerap disebut sebagai sistem lingkungan. Sebagai contohnya adalah komunitas ikan air
tawar yang akan selalu berhubungan dengan kolam ikan, air, udara, tanah serta sinar matahari. Lalu, contoh yang
kedua adalah ekosistem yang ada di Kawasan hutan tropis yang terdiri dari berbagai macam hewan dan tumbuhan.

Jika dilihat dari proses terjadinya, ekosistem bisa dibedakan menjadi dua yaitu ekosistem alami dan ekosistem
buatan. Dimana ekosistem alami adalah ekosistem yang dapat terbentuk karena adanya pengaruh alam sekitar.
Misalnya sungai, laut dan gunung.
Sedangkan untuk ekosistem buatan merupakan ekosistem yang dapat terbentuk karena pengaruh manusia.
Contohnya adalah kolam ikan, akuarium, waduk dan juga sawah.

Berikutnya, ada bioma yang merupakan komunitas dan di dalamnya terdapat hewan serta tumbuhan dengan
karakteristik yang sama pada lingkungan dimana mereka tempati. Biasanya, hewan maupun tumbuhan tersebut
akan mampu beradaptasi karena adanya pengaruh oleh iklim regional.

Suatu bioma bisa ditandai dengan adanya komunitas tumbuhan dan juga hewan khas. Di bumi, bioma bisa
dikelompokkan menjadi tujuh jenis bioma utama. Mulai dari hutan hujan tropis, sabana, padang rumput, gurun,
hutan gugur, tundra serta taiga.

Dimana setiap bioma akan memiliki penjelasan yang berbeda-beda. Nah untuk lebih jelasnya, berikut merupakan
ulasan terkait dengan macam-macam bioma.

a. Hutan Hujan Tropis

Hutan hujan tropis adalah bioma yang di dalamnya terhadap vegetasi flora dan fauna yang cukup bervariasi.
Kondisi dari hutan hujan tropis biasanya memiliki tanah yang subur dan ketika ditampilkan pada film akan
berbentuk hutan belantara yang di dalamnya terdapat banyak hewan.

Meskipun jumlahnya cukup sedikit, tetapi 50 persen hewan dan tumbuhan yang ada di bumi akan bisa ditemukan
pada hutan tropis lho. Itu artinya, di dalam hutan hujan tropis terdapat keragaman jenis hewan dan tumbuhan.

Indonesia adalah negara yang memiliki tutupan hutan hujan tropis paling luas di urutan ketiga setelah Brazil dan
Kongo. Oleh karena itu, Indonesia kerap disebut sebagai megabiodiversity country. Hal ini karena Indonesia
memiliki berbagai macam jenis hewan dan tumbuhan dengan jumlah yang cukup banyak.

Seperti pada namanya, kata hutan merujuk pada kondisi bioma yang selalu berada di kondisi basah dan lembab
serta memiliki aroma yang begitu segar. Hal ini bisa terjadi karena adanya curah hujan yang tinggi serta merata.
Selain itu, dukungan dari sinar matahari juga begitu merata di setiap tahunnya.

Kebanyakan keberadaan dari hutan hujan tropis juga dibarengi dengan garis khatulistiwa. Itu artinya, negara yang
dilewati garis khatulistiwa seperti Indonesia akan memiliki hutan hujan tropis dengan jumlah yang cukup banyak.

b. Sabana

Sabana adalah bioma yang di dalamnya biasanya akan dipenuhi oleh semak belukar dan pohon. Daerah yang
masuk ke dalam daerah panas sepanjang tahunnya dengan curah hujan sekitar 900 hingga 1.500 mm per tahun.

Dari penjelasan tersebut mungkin, kalian akan berpikir jika sabana mirip dengan padang rumput. Namun
sebenarnya bioma sabana dan padang rumput berbeda lho. Di mana sabana masih memiliki pepohonan besar di
dalamnya sedangkan untuk padang rumput tak memiliki pohon di dalamnya.

Jika kalian pernah melihat video dokumenter yang di dalamnya menampilkan sebuah adegan singa memburu rusa,
biasanya kejadian tersebut ada di bioma sabana. Di Indonesia, bioma sabana bisa ditemukan pada Taman Nasional
Baluran, Jawa Timur.

Perlu diketahui jika bioma sabana bisa berubah menjadi hutan basa belukar ketika terbentuk di daerah yang
memiliki intensitas curah hujan cukup tinggi.

c. Padang Rumput

Bioma padang rumput mungkin memang sudah tidak asing bagi kalian. Hanya dengan mengetahui namanya saja,
kalian akan semakin mudah untuk tahu jika bioma ini merupakan daerah yang dipenuhi dengan rerumputan.
Secara umum bioma padang rumput juga bisa disebut sebagai stepa. Dimana curah hujan yang dimiliki oleh
padang rumput termasuk lebih rendah dibandingkan dengan taiga yaitu sekitar 250 hingga 500 mm per tahun.

Lalu untuk kondisi tanah dari bioma padang rumput juga memiliki porositas yang tinggi sehingga menjadikan
tanaman sulit untuk mendapatkan pasokan air. Hal tersebutlah yang membuat tanah menjadi tandus serta tak
subur. Dan rumput menjadi tumbuhan yang memang mampu menyesuaikan diri terhadap bioma padang rumput.

Lalu untuk hewan yang ada di area bioma padang rumput biasanya memiliki jenis herbivora. Misalnya adalah
bison, zebra dan kanguru. Wilayah Amerika, Afrika dan Australia adalah negara yang paling mudah ditemukan
bioma padang rumput.

d. Gurun

Gurun adalah bioma dengan kondisi begitu kering. Gurun menjadi begitu kering karena curah hujan yang ada di
area tersebut adalah berada di bawah 250 mm per tahunnya. Meski begitu gurun terbilang cenderung memiliki
cucara cukup ekstrim yaitu begitu panas ketika berada di siang hari dan sangat dingin ketika di malam hari.

Sedangkan untuk kelembaban yang ada di daerah gurun juga akan begitu rendah serta tanahnya akan memiliki
kondisi tandus karena tidak mampu menyimpan air.

Sedangkan untuk tumbuhan yang mampu tumbuh pada bioma gurun tergolong sedikit karena tidak banyak jenis
tumbuhan yang memang bisa bertahan hidup. Dan kaktus menjadi salah satu tumbuhan yang mampu bertahan
hidup di bioma gurun.

e. Hutan gugur

Hutan gugur adalah hutan yang mampu mengalami empat musim yang berbeda. Mulai dari musim panas, dingin,
semi serta musim gugur. Salah satu ciri dari bioma hutan gugur adalah terletak pada kebiasaan tumbuhan pohon di
area tersebut.

Dimana pohon pada area hutan gugur akan meranggas atau menggugurkan daunnya hanya pada waktu tertentu
saja. Sebagai contohnya adalah pohon jati yang dapat menggugurkan daunnya pada waktu tertentu.

Proses meranggas dilakukan sebagai salah satu bentuk pertahanan serta penyesuaian tumbuhan terhadap
lingkungan dimana ia hidup. Dengan melakukan proses pengguguran daun, pohon tersebut bisa mengurangi
terjadinya mengurangi penguapan air yang biasanya terjadi pada bagian daun.

Hal ini akan menjadikan pohon di bioma hutan gugur tetap memiliki cadangan air lebih banyak setelah melakukan
proses pengguguran daun.

Hutan gugur sendiri terletak di 30o-40o LU dan LS dan berada di wilayah dengan iklim sedang. Contohnya adalah
pada negara Amerika Serikat bagian timur, Asia Tengah dan Asia Timur seperti Tiongkok, Korea, dan Jepang.

f. Tundra

Tundra bisa dibilang sebagai bioma paling berbeda dibandingkan dengan jenis bioma lainnya. Tundra berasal dari
bahasa Finlandia yaitu tunturi dengan arti dataran tanpa pohon. Bahkan bioma ini sama sekali tak memiliki pohon.

Hal ini karena tundra berada di lingkar artik Greenland yaitu bagian belahan bumi utara. Nutrisi yang ada di area
bioma tundra adalah seperti nitrogen dan fosfor. Karena kondisi di area tundra dingin sekali, maka tumbuhan yang
bisa hidup hanya semak pendek, ganggang dan lumut.

Lalu untuk hewan yang bisa hidup di bioma tundra adalah seperti beruang kutub, rubah arktik dan kambing
gunung yang memang cukup kuat tinggal pada suhu ekstrim dingin.
g. Taiga

Terakhir, ada bioma taiga. Taiga sendiri berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti hutan. Meski begitu, taiga
adalah jenis hutan yang terdiri dari satu spesies tumbuhan dengan ciri daun yang menyerupai jarum. Misalnya
seperti pohon pinus, cemara, dan spruce.

Taiga juga memiliki 4 musim, namun untuk musim gugur dan musim semi memiliki periode yang relatif pendek
sedangkan untuk musim dingin terbilang cukup panjang.

Bioma taiga akan lebih mudah ditemukan di wilayah dengan iklim subarktik seperti wilayah Skandinavia dan Rusia
Timur.

12. Biosfer

Biosfer merupakan semua ekosistem yang ada di bumi dan nantinya akan digabungkan atau disatukan. Setiap
hewan, tumbuhan, bakteri, batuan serta molekul merupakan bagian dari biosfer bumi.

Biosfer juga bisa mencakup udara, daratan serta air yang memungkinkan kehidupan dan juga proses biotik bisa
tetap berlangsung. Menurut geofisiologi, biosfer adalah suatu sistem ekologis global yang mampu menyatukan
seluruh makhluk hidup serta hubungan antar mereka. Termasuk juga interaksi dengan unsur lain seperti unsur
litosfer atau batuan, hidrosfer atau air dan atmosfer atau udara.

Kunci Jawaban

1. Kelebihan: dapat memproduksi tanaman dalam jumlah banyak dengan

sifat yang sama.

2. Kelemahan: sifat tanaman seragam sehingga tidak ada variasi pada

tanaman yang dihasilkan.

3. Dapat, akan tetapi hasil kloning menghasilkan hewan yang sifatnya

sama sehingga tidak ada variasi.

Kunci Jawaban

1. Grafik populasi badak

2. Berdasarkan informasi populasi badak akan meningkat karena akan

disiapkan habitat kedua dan dilakukan penangkaran.

3. Solusi penangkaran, mempertahankan keberadaan habitat atau yang

lainnya yang logis sebagai upaya pelestarian.

4. Pernyataan:

 Meletakkan kamera di beberapa tempat, kemudian menganalisis

gambar hewan yang terekam dengan parameter tertentu untuk

menentukan spesies yang sama. Jawaban: benar


 Menghitung jumlah spesies pada beberapa wilayah tertentu

kemudian menghitung total dari seluruh hasil hitungan. Jawaban:

salah

 Memberi tanda pada spesies yang ditemui, hingga tidak menemukan

spesies yang tidak memiliki tanda, kemudian menghitung jumlah

tanda yang telah digunakan. Jawaban: benar

Kunci Jawaban

1. Diberikan kebebasan pengelompokan yang dilakukan oleh peserta didik.

2. Serabut pada tempe: kingdom fungi; air kolam atau air rendaman jerami:

kingdom protista; lumut/paku/tumbuhan: kingdom plantae; semut:

kingdom animalia. Masing-masing organisme tersebut dikelompokkan

seperti itu karena ciri-cirinya sesuai dengan kingdom tersebut.

Aktivitas 7.3

Catatan: Jika peserta didik kesulitan mengidentifikasi klasifikasi tumbuhan

yang dipilihnya, guru dapat menganjurkan mendeskripsikan morfologinya

dengan menampilkan foto dan memberikan nama daerahnya.

Aktivitas 7.4

Catatan: jika organisme diganti disesuaikan dengan organisme

yang diamati.

182 | Buku Panduan Guru Ilmu Pengetahuan Alam | untuk SMA Kelas X

3. Ciri kingdom fungi: memiliki hifa; kingdom protista: belum memiliki

jaringan yang terdiferensiasi; kingdom plantae: autotrof; kingdom

animalia: muliseluler heterotrof.

4. Peran jamur tempe: membuat tempe; organisme air kolam: produsen;

lumut: dapat dimanfaatkan sebagai obat; semut: detritivor.

Anda mungkin juga menyukai