Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK 1

KEANEKARAGAMAN HAYATI

NAMA KELOMPOK

1.

2.

3.

4.

5.

6.
KEANEKARAGAMAN HAYATI
l. Tingkat Keanekaraganam Hayati

Keanekaragaman hayati atau biodiversitas (biodiversity) adalah fariasi organisme hidup pada
tingkatan,yaitu tingkat gen, spesies, dan ekosistem. Keanekaragaman hayati,menurut UU No.5 1994
adalah keanekaragaman diantara makhluk hidup dari semua sumber termasuk diantaranya daratan,
lautan, dan ekosistem akuatik lain, kompleks-kompleks ekologi yang merupakan bagian dari
keanekaragamannya,mencakup keanekaragaman dalam spesies, antara spesies dengan ekosistem.

Keanekaragaman hayati disebut unik karena spesies hidup disuatu habitat yang khusus atau
makanan yang dimakannya sangat khas. Contohnya komodo (varanus komodoensis) hanya ada di Pulau
Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, Gili Dasami, dan Padar.

Berdasarkan pengertiannya, keanekaragaman hayati dapat dibedakan menjadi 3 macam,yaitu


keanekaragaman gen (genetic), keanekaragaman spesies (jenis), dan keanekaragaman ekosistem.

A. Keanekaragaman Gen
Keanekaragaman gen adalah variasi atau perbedaan gen yang terjadi dalam suatu jenis atau spesies
makhluk hidup. Contohnya, buah durian (durio sibethinus), ada yang berkulit tebal, bekulit tipis,
berdaging buah tebal,berdaging buah tipis, berbiji besar, atau berbiji kecil. Varietas manga (mangifera
indica), misalnya mangga manalagi,cengkir,golek,gedong,apel,kidang dan bapang. Sementara
keanekaragaman genetik pada spesies hewan, misalnya warna rambut pada kucing (felis silvetris catus),
ada yang brwarna hitam, putih,abu-abu dan cokelat.

Keanekaragaman sifat genetic pada suatu organisme dikendalikan oleh gen-gen yang terdapat
dalam kromosom yang dimilikinya. Kromosom tersebut diperoleh dari kedua induknya melalui
pewarisan sifat. Peningkatan keragaman gen dapat terjadi melalui hibridisasi (perkawinan silang) antara
organisme satu spesies yang berbeda sifat, atau melalui proses domestikasi (budidaya hewan atau
tumbuhan liar oleh manusia. Contohnya adalah hibridisasi tanaman anggrek untuk mendapatkan bunga
anggrek dengan warna beraneka ragam. Dengan hibridisasi akan diperoleh sifat genetic baru dari
organisme-organisme pada satu spesies. Keanekaragaman gen pada organisme dalam satu spesies
disebut varietas atau ras.

B. Keanekaragaman jenis (spesies)


Keanekaragaman jenis(spesies) adalah perbedaan yang dapat ditemukan pada komunitas atau
kelompok berbagai spesies yang hidup disuatu tempat. Contohnya disuatu halaman terdapat pohon
manga, kelapa, jeruk, rambutan, bunga mawar, melati,cempaka, jahe, kunyit, kumbang, lebah, semut,
kupu-kupu dan cacing. Keanekaragaman jenis yang lebih tinggi umumnya ditemukan ditempat yang jauh
dari kehidupan manusia, misalnya dihutan.

Beberapa jenis organisme ada yang memiliki ciri-ciri fisik yang hampir sama. Misalnya tumbuhan
kelompok palem(palmae) seperti kelapa, pinang, aren, dan sawit yang memiliki daun seperti pita.
Namun, tumbuh-tumbuhan tersebut merupakan spesies yang berbeda, kelapa memiliki nama spesies
(cocos nucifera), pinang bernama( areca catechu), aren bernama (arenga pinnanta) dan sawit bernama
(elaeis guineensis). Hewan dalam kelompok genus panther terdiri atas beberapa spesies antara lain
harimau ( panthera tigris ), singa ( panthera leo ), macan tutul ( panthera pardus ), dan jaguar ( panthera
onca ).

C. Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem terbentuk karena berbagai kelompok spesies menyesuaikan diri dengan lingkungannya
kemudian terjadi hubungan yang saling memengaruhi antara satu spesies dengan spesies lain, dan juga
antara spesies dengan lingkungan abiotic tempat hidupnya, misalnya suhu, udara, air, tanah,
kelembapan, cahaya matahari, dan mineral. Ekosistem bervariasi sesuai spesies pembentuknya.
Ekosistem alami antara lain hutan, rawa, terumbu karang, laut dalam, padang lamun ( antara terumbu
karang dengan mangrove ), mangrove (hutan bakau), pantai pasir, pantai batu, estuary (muara sungai),
danau, sungai, padang pasir, dan padang rumput. Adapula ekosistem yang sengaja dibuat oleh manusia,
misalnya agroekosistem dalam bentuk sawah, lading, dan kebun. Agroekosistem memiliki
keanekaragaman spesies yang lebih rendah dibandingkan dengan ekosistem alamiah, tetapi memiliki
keanekaragam genetic yang lebih tinggi.

Jenis organisme yang menyusun setiap ekosistem yang berbeda-beda. Ekosistem hutan hujan tropis,
misalnya di isi pohon-pohon tinggi berkanopi (seperti meranti dan rasamala), rotan, anggrek, paku-
pakuan, burung, harimau, monyet, orang utan, kambing hutan, ular, rusa, babi dan berbagai jenis
serangga. Pada ekosistem sungai terdapat ikan, kepiting, udang, ular, dan ganggang air tawar.

ll. Tipe Ekosistem


Lingkungan abiotik dan komunitas yang hidup didalamnya akan menentukan tipe
(bentuk)ekosistem. Berdasarkan tempatnya ekosistem dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu
ekosistem perairan (akuatik) dan ekositem darat (terestrial).

A. Ekosistem perairan (akuatik)


Ekosistem perairan adalah ekosistem yang komponen abiotiknya sebagian besar terdiri atas air.
Makhluk hidup (komponen biotik) dalam ekosistem perairan di bagi menjadi beberapa kelompok,
sebagai berikut.

 Plankton, terdiri atas fitoplankton dan zooplankton. Organisme ini dapat bergerak dan
berpindah tempat secara pasif karena pengaruh arus air, misalnya ganggang uniseluler dan
protozoa.
 Nekton, organisme yang bergerak aktif (berenang) misalnya ikan dan katak.
 Neuston, organisme yang mengapung di permukaan air, misalnya serangga air, teratai, eceng
gondok, dan ganggang.
 Bentos, organisme yang berada di dasar perairan, misalnya udang, kepiting, cacing dan
ganggang.
 Perifiton, organisme yang melekat pada organisme lain, misalnya ganggang dan siput.
Ekosistem perairan dibedakan menjadi dua macam yaitu ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.

1. Ekosistem air tawar


Ekosistem air tawar memiliki ciri-ciri abiotic sebagai berikut.

 Memiliki kadar garam (salinitas) yang rendah, bahkan lebih rendah dari pada cairan sel makhluk
hidup.
 Dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
 Penetrasi atau masuknya cahaya matahari kurang.

Berdasarkan keadaan airnya, ekosistem air tawar dibedakan menjadi dua macam yaitu ekosistem
air tawar lentik (tenang) dan ekosistem air tawar lotik (mengalir). Ekosistem air tawar lentik misalnya
danau dan rawa. Ekosistem air tawar lotik misalnya sungai dan air terjun. Berdasarkan intensitas cahaya
matahari yang menembus air, ekosistem air tawar dibagi menjadi beberapa zona (daerah) yaitu sebagai
berikut.

 Zona litoral, merupakan daerah dangkal yang dapat ditembus cahaya matahari hingga kedasar
perairan.
 Zona limnetik, merupakan daerah terbuka yang jauh dari tepian sampai kedalaman yang masih
dapat ditembus cahaya matahari.
 Zona profundal, merupakan daerah yang dalam dan tidak dapat ditembus cahaya matahari. Di
daerah ini tidak ditemukan organisme fotosintetik (produsen) tetapi dihuni oleh hewan
pemangsa dan organisme pengurai.

2. Ekosistem air laut


Ekosistem air laut memiliki ciri-ciri abiotic sebagai berikut.

 Memiliki kadar garam (salinitas) yang tinggi.


 Tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
 Habitat air laut saling berhubungan antara laut yang satu dengan laut yang lainnya.
 Memiliki variasi perbedaan suhu dibagian permukaan dengan dikedalaman laut.
 Terdapat arus laut yang pergerakannya dapat dipengaruhi oleh arah angina, perbedaan
densitas(masa jenis) air, suhu, tekanan air, gaya grafitasi, dan gaya tektonik buatan bumi.

Berdasarkan intensitas cahaya matahari yang menembus air, ekosistem air laut dibagi menjadi
beberapa zona(daerah) yaitu sebagai berikut.

 Zona fotik, merupakan daerah yang dapat ditembus cahaya matahari, kedalaman air kurang dari
200 meter. Organisme yang mampu berfotosintesis banyak terdapat di zona fotik.
 Zona twilight, merupakan daerah dengan kedalaman air 200-2.000 meter. Cahaya matahari
remang-remang sehingga tidak efektif untuk berfoto sintesis.
 Zona afotik, merupakan daerah yang tidak dapat ditembus cahaya matahari sehingga selalu
gelap. Kedalaman air lebih dari 2.000 meter.

Pembagian zona ekosistem air laut dimulai dari pantai hingga ketengah laut yaitu sebagai berikut.

 Zona litora (pasang surut), merupakan daerah yang terendam saat terjadi pasang dan seperti
daratan seperti daratan saat air laut surut. Zona ini berbatasan dengan daratan dan banyak
dihuni kelompok hewan seperti binatang laut, bulu babi, udang, kepiting dan cacing laut.
 Zona neritik, merupakan daerah laut dangkal kurang dari 200 meter. Zona ini dapat ditembus
cahaya matahari dan banyak dihuni ganggang laut dan ikan.
 Zona batial, memiliki kedalaman air 200 m-2.000 m dan keadaannya remang-remang. Di zona ini
tidak ada produsen melainkan dihuni oleh nekton (organisme yang aktif berenang) misalnya
ikan.
 Zona abisal, merupakan daerah palung laut yang keadaannya gelap. Kedalaman air laut di zona
abisal lebih dari 2.000 meter. Zona ini dihuni oleh hewan predator, detritivore (pemakan sisa
organisme) dan pengurai.

Berikut ini macam – macam ekosistem air laut.

a. Ekosistem laut dalam


Ekosistem laut dalam terdapat di laut dalam atau palung laut yang gelap karena tidak dapat
ditembus oleh cahaya matahari. Pada ekosistem laut tidak ditemukan produsen. Organisme yang
dominan, yaitu predator dan ikan pada penutup kulitnya mengandung fosfor sehingga dapat bercahaya
di tempat yang gelap.

b.Ekosistem terumbu karang


Ekosistem terumbu karang terdapat di laut yang dangkal dengan air laut yang jernih. Organisme
yang hidup di ekosistem ini, antara lain hewan terumbu karang (Coelenterata), hewan spons (Porifera),
mollusca (kerang dan siput), bintang laut,ikan,dan ganggang.

c. Ekosistem estuari
Ekosistem estuari terdapat di daerah percampuran air laut dengan air sungai. Salinitas air di estuari
lebih rendah daripada air laut, tetapi lebih tinggi daripada air tawar, yaitu sekitar 5 – 25 ppm. Di daerah
estuary dapat ditemukan tipe ekosistem yang khas, yaitu padang lamun (seagrass) dan hutan
mangrove.

 Padang lamun, merupakan habitat pantai yang biasa ditumbuhi seagrass. Tumbuhan ini
memiliki rizom dan serabut akar,batang, daun, bunga bahkan ada yang berbuah. Seagrass
tumbuh menyebar membentuk padang rumput di dalam air dengan perpanjangan rizom. Jenis
hewan di padang lamun, antara lain duyung (Dugong dugon),bulu bali (Tripneustes gratilla),
kepiting renang (Portunus pelagicus), udang, dan penyu.
 Ekosistem hutan mangrove, terdapat di daerah tropis hingga subtropics. Ekosistem ini
didominasi oleh tanaman bakau (Rhizophora sp),kayu api (aviccenia sp) dan bogem (bruguiera
sp). Tumbuhan bakau memiliki akar yang kuat dan rapat untuk bertahan di lingkungan
berlumpur yang mudah goyah oleh hempasan air laut. Akar napasnya berfungsi untuk
mengambil oksigen langsung dari udara. Hewan-hewan yang hidup di ekosistem ini, antara lain
burung, buaya, ikan, biawak, kerang, siput, kepiting, dan udang. Hutan mangrove banyak
terdapat di pesisir Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Papua, Bali, dan Sumbawa.

d. Ekosistem pantai pasir


Ekosistem pantai pasir terdiri atas hamparan pasir yang selalu terkena deburan ombak air laut.
Vegetadsi atau tumbuhan yang dominan adalah formasi pes-caprae dan formasi barringtonia. Formasi
pes-caprae terdiri atas tanaman berbatang lunak dan berbiji (terna),misalnya Ipomoea pes-caprae,Vigna
marina, dan spinifex littoreus. Formasi barringtonia terdiri atas perdu dan pohon, misalnya
Barringtonia asiatica, Terminalia catappa, erythrina, hibiscus tiliaceus, dan Hernandia. Hewan yang
hidup di pantai pasir, misalnya kepiting dan burung. Pantai pasir antara lain terbadapat di Bali, Lombok,
Papua, Bengkulu, dan Bantul (Yokyakarta).

e. Ekosistem pantai batu


Sesuai dengan namanya, ekosistem pantai batu memiliki banyak bongkahan batu besar dan batu
kecil. Organisme dominan di ekosistem ini,yaitu ganggang cokelat,ganggang
merah,siput,kerang,kepiting,dan burung. Ekosistem ini banyak terdapat di pantai selatan Jawa,pantai
barat Sumatra, Bali, Nusa Tenggara, Maluku.

B. Ekosistem Darat
Ekosistem darat meliputi area yang sangat luas yang disebut bioma. tipe bioma sangat sangat
dipengaruhi oleh iklim, sedangkan iklim dipengaruhi oleh letak georgrafis garis lintang dan ketinggian
tempat dari permukaan laut. Sebagian nama bioma disesuaikan dengan vegetasi(tumbuhan) yang
dominan. Terdapat tujuh macam bioma dibumi, yaitu hutan hujan tropis, savanna, pdang rumput,
gurun, hutan gugur, taiga, dan tundra.

1. Hutan hujan tropis


Hutan hujan tropis terdapat diwilayah khatulistiwa, misalnya di lembah sungai amazon, lembah
sungai kongo, Amerika selatan, dan Asia Tenggara (Indonesia, Thailand, dan Malaysia).
Hutan hujan tropis memiliki ciri-ciri abiotic sebagai berikut.

 Curah hujan sangat tinggi, antara 200-450 cm/tahun.


 Matahari bersinar sepanjang tahun depan suhu lingkungan antara 21-300C.

Pohon-pohon di hutan hujan tropis tumbuh tinggi (mencapai 55m) dan membentuk kanopi (tudung).
Pada area dibawah kanopi terbentuk iklim mikro, dimana kelembapan sangat tinggi, cahaya matahari
lebih sedikit dan suhunya lebih rendah daripada di atas kanopi. Tumbuhan dibagian dasar hutan berupa
semak belukar dan herba yang daunnya tidak tidak lebat akibat sinar matahari terhalang oleh kanopi.
Beberapa tanaman tumbuh merambat(liana), seperti rotan, atau tumbuh menempel(epifit),seperti
anggrek, di cabang-cabang pohon untuk mendapatkan cahaya matahari.

Sebagian besar hewan hidup disekitar kanopi karena mudah mendapatkan makanan dan berpindah
tempat. Banyak pula ditemukan hewan yang bias terbang atau memanjat, misalnya burung, kelelawar,
serangga, monyet, ular dan tupai. Sementara ditanah terdapat macan tutul, jaguar dan babi hutan.

2. Sabana
Sabana(savana) merupakan padang rumput yang diselingi pohon-pohon. Sabana terdapat di daerah
tropis, dengan curah hujan 90-150cm/tahun, misalnya di Kenya(Afrika), Australia Utara, Nusa Tenggara
Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Sabana dibedakan menjadi dua macam, yaitu sabana murni (satu jenis
pohon) dan sabana campuran (beberapa jenis pohon). Jenis tumbuhan pembentuk bioma sabana yaitu
rumput, Eucalyptus, Acacia, dan Corypha utan(gebang), sedangkan jenis hewannya antara lain serangga,
rayap, kuda, gajah, kijang, zebra, macan tutul, dan singa.

3. Padang rumput
Padang rumput terdapat di daerah teropis hingga beriklim sedang, misalnya di Amerika
Serikat,Australia, Hongaria, dan Rusia Selatan. Di Indonesia,padang rumput di Nusa Tenggara. Curah
hujan rata-rata 25-50cm/tahun (ada yang mencapai 100cm/tahun) dan hujan turun tidak teratur. Di
daerah yang bercurah hujan tinggi, rumput tumbuh subur hingga tingginya mencapai 3 m, misalnya
bluestem grasses. Sementara di daerah yang curah hujannya rendah terdapat rumput yang
pendek,misalnya grama grasses,dan buffalo grasses. Hewan yang hidup di padang rumput, misalnya
serangga ,hewan pengerat, reptile, ular, burung, bison, kanguru, zebra, jerapa, kijang ,serigal, singa,
jaguar, dan cheetah
4. Gurun
Gurun merupakan padang luas yang tandus karena hujan sangat jarang turun di daerah tersebut.
Cotohnya gurun gobi di Asia dan gurun sahara di Afrika. Ciri-ciri lingkungan abiotic gurun antara lain
sebagai berikut.
 Curah hujan sangat rendah; kurang dari 25 cm/tahun.
 Keadaan tanah sangat tandus dan tidak dapat menyimpan air.
 Kecepatan evaporasi (penguapan sangat tinggi)
 Kelembaban udara sangat rendah.
 Suhu lingkungan di beberapa gurun bias sangat panas, dengan suhu di siang hari
mencapai 600C,sedangkan malam hari mencapai 00C.

Tumbuhan gurun tergolong xerofit (tumbuhan yang hidup di habitat kering, dengan ciri-ciri berakar
panjang, menyimpan air (sukulen) dan batang atau daunnya memiliki lapisan lilin, misalnya kaktus.
Selain itu, terdapat pula tumbuhan kurma dan semak belukar. Hewan yang hidup di gurun antara lain,
semut, kalajengking, kadal, ular, tikus, burung, dan onta.

5. Hutan gugur
Hutan gugur terdapat di daerah yang mengalami empat musim (panas, semi, dingin, gugur )
misalnya Amerika Serikat bagian timur, Chili, Eropa Barat, dan Asia Timur. Curah hujan di bioma
ini merata sepanjang tahun antara 75-100 cm/tahun. Tumbuhan yang hidup umumnya berdaun
lebar, misalnya elm, beech, 0ak, dan maple. Pada musim dingin, air membeku sehingga tidak
mampu diserap tumbuhan sehingga tumbuhan tidak dapat melakukan fotosintesis. Akibatnya,
dan berwarna merah lalu coklat, dan akhirnya gugur. Sebaliknya ketika musim panas tiba dan
salju mencair, tumbuhan akan menyerap air sehingga daun bersemi untuk melakukan
fotosintesis. Pada musim dingin, beberapa hewan yang hidup di ekosistem hutan gugur
mengalami hibernasi (tidak bergerak dan tidak makan, hanya tidur) misalnya hamster dan
kelelawar. Beberapa hewan pemakan biji, seperti leming, menyimpan cadangan makanan di
lubang persembunyian.

6. Taiga
Taiga (hutan boreal) terdapat di daerah sub tropis dan kutub, misalnya Amerika Utara, Alaska,
Semenanjung Skandinavia, dan Rusia. Tumbuhan berdominan berdaun jarum atau ponifer (yang
tampak hijau sepanjang tahun misalnya spruce, birch, alber, juniper dan cemara. Hewan yang
hidup di ekosistem taiga antara lain moose, ajak, beruang hitam, lynx, serigala, serangga, dan
burung.

7. Tundra
Tundra merupakan bioma yang paling dingin. Bioma tundra dibedakan atas dua macam yaitu
tundra artktik dan tundra alpin.
 Tundra artktik terdapat didaerah kutub utara(artktik), Rusia, Siberia, Kanada, dan
Finlandia. Tanahnya ditutupi oleh salju yang mencair dimusim panas. Pada musim dingin
tidak ada cahaya matahari yang berlangsung selama sekitar 9 bulan. Matahari baru
bersinar dimusim panas yang hanya berlangsung sekitar 3 bulan. Vegetasi yang dominan
di bioma ini adalah lumut sphagnum, lichen “reindeer”. Selain itu terdapat pula
tumbuhan berbiji dan berukuran pendek, dengan masa perkembangan yang singkat
(sekitar 2 bulan). Pada musim panas tumbuhan tersebut segera menghasilkan bunga
dan biji, kemudian mengalami dormanisi (tidak aktif) dimusim dingin, misalnya pohon
willow dan birch. Hewan-hewan yang hidup di bioma tundra antara lain caribow,
muskox, rubah, dan burung ptarmigan.
 Tundra alpin terdapat di puncak pegunungan yang tinggi, misalnya di puncak gunng jaya
wijaya, papua. Vegetasi tundra alpin di dominasi oleh rumput alang-alang, perdu, lumut
daun, dan lichen.

lll. KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar didunia; terdiri atas 18.110 pulau yang tersebar dari
sabang sampai merauke. Lebih dari 10.000 di antaranya merupakan pulau-pulau kecil. Pulau-pulau
tersebut memiliki keadaan alam yang berbeda-beda dan menampilkan kekhususan kehidupan di
dalamnya. Hal inilah yang menyebabkan Indonesia memiliki keanekaragaman flora, fauna, dan
mikroorganisme yang tinggi.

A. Kekayaaan Flora, Fauna, dan Mikroorganisme di Indonesia

Indonesia di kenal sebagai negara megabiodiversitas, selain Brazil dan Zaere, karena memiliki
kekayaan flora, fauna, dan mikroorganisme yang sangat banyak. Indonesia menempati rangking pertama
di dunia dalam kekayaan spesies mamalia (646 spesies, 36% endemik). Rangking pertama untuk kupu-
kupu besar dan berwarna-warni (swallowtail butterflies), total 121 spesies yang sudah teridentifikasi,
44% endemik. Rangking ketiga reptilia (lebih dari 600 spesies), rangking empat untuk burung (1603
spesies, 28%endemik), rangking kelima amfibia (sekitar 270 spesies) dan rangking ketujuh untuk
tumbuhan berbunga (sekitar 25.000 spesies). Di hutan-hutan Indonesia di temukan spesies pohon yang
bernilai ekonomis tinggi. Indonesia memiliki sejumlah spesies endemik tertinggi di dunia. Hal ini
disebabkan oleh banyaknya pulau yang terisolir dalam waktu yang cukup lama, sehingga perlahan-lahan
muncul spesies local yang unik, dan di kenal sebagai endemik. Spesies endemik terbanyak terdapat di
Sulawesi, Papua,dan Kepulauan Mentawai di pantai barat Sumatra. Keanekaragaman hayati tertinggi
terdapat di Papua, kemudian Sumatra, Kalimantan, jawa, Sulawesi, dan Maluku. Contoh hewan endemic
antara lain barbourula borneoensis (katak tanpa paru-paru) yang endemic dikalimantan dan
eoscyanogenia (nuri sayap hitam) yang endemik di teluk cendrawasih, papua.
B. Penyebaran Keanekaragaman Hayati di Indonesia

1. Penyebaran Flora Indonesia


Flora Indonesia termasuk flora kawasan Malesiana yang meliputi Malaysia, Filipina, Indonesia
dan Papua Nugini. Flora Malaysia terbagi menjadi flora dataran sunda, flora dataran sahul, dan
flora di daerah tengah (wallacea) yang sangat khas dan endemik.
Flora dataran sunda antara lain tumbuhan dari family dipterocarpaceae, contohnya pohon
keruing (dipterocarpus applanatus) yang kayunya sering digunakan untuk bahan bangunan, dan
tumbuhan famili Nepenthaceae, contohnya tumbuhan pemangsa serangga atau kantong semar
(nepenthes gymnamphora). Flora dataran sahur antara lain sagu (metroksylon sagu) dan
tumbuhan dari famili myristicaceae, misalnya pala (myristica fragrans). Flora kawasan wallacea
antara lain leda (eucalyptus deglupta) yang memiliki batang warna-warni. Menurut ketinggian
tempat dari permukaan laut, flora Indonesia dibagi menjadi beberapa kelompok.
 Daerah dengan ketinggian 0-650 m merupakan dataran rendah pantai dan hutan
mangrove dengan jenis tanaman pandan, bakau (Rizophora sp.), kayu api (avicennia sp.)
dan bogem (bruguiera sp) sagu dan nipah. Semakin jauh kedaratan di temukan kelapa,
kelapa sawit, coklat, padi, jagung, kapuk( ceiba pentandra ) dan karet (hevea
brasiliensis).
 Daerah dengan ketinggian 650 - 1.500 m ditumbuhi tanaman rasamala (Altingia excels),
kina (Chinchona officinalis), aren, pinang, kopi, tembakau, dan teh.
 Daerah dengan ketinggian 1.500 – 2.500 m ditumbuhi tanaman cantigi koneng
(rhododendron album), cemara gunung (casuarina junghuhniana), anggrek tanah
(vaccinium lucidum).
 Daerah dengan ketinggian di atas 2.500 meter merupakan daerah pegunungan yang
dingin. Di ketinggian ini ditemukan lumut, lichen, dan bunga edelweiss (Anaphalis
javanica).

2. Penyebaran Fauna Indonesia

Penyebaran fauna Indonesia dipengaruhi oleh aspek geografi dan peristiwa geologi benua
Asia dan Australia. Daerah persebaran fauna Indonesia dapat dibagi menjadi tiga kawasan, yaitu
kawasan Indonesia bagian barat,kawasan peralihan (wallacea),dan kawasan Indonesian bagian
timur.

a. Kawasan Indonesia bagian barat


Kawasan Indonesia bagian barat meliputi Sumatra, Jawa, dan Bali. Kawasan ini dibatasi
oleh garis imajiner Wallace yang terletak di antara Kalimantan dengan Sulawesi dan antara
Bali dengan Lombok. Jenis fauna di kawasan Indonesia bagian barat, antara lain harimau
(Panther tigris), macan tutul ataun leopard (Panthera pardus), gajah (Elephas maximus),
badak jawa (Rhinoceros sondaicus), banteng (Bos sondaicus), orang utan (Pongo pygmaeus),
wau – wau (Hylobateslar), lutung (Presbytis cridstata), beruang madu (Ursus malayanus),
merak hijau (Pavo maticus), dan nurung jalak bali (Leucopsar rothschilid).

b. Kawasan peralihan
Kawasan peralihan meliputi Sulawesi, Maluku, Sumbawa, Sumba, Lombok, dan Timor.
Kawasan peralihan ini dibatasi oleh garis Wallace di sebelah barat dan garis Lydekker di
sebelah Timur. Jenis fauna pada kawasan peraliahan antara lain anoa pegunungan (Bubalus
quarlesi),anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis), komodo (Varanus komodoensis),
babirusa (Babyrousa babyrussa), maleo (Macrocephalon maleo), duyung (Dugong dugon),
kuskus beruang (Ailurops ursinus), burung rangkong (Rhyticeros cassidix), kupu – kupu
Sulawesi (Papilio iswara,Papilo peranthus), soa – soa (Hydrosaurus amboinensis), kakatua
putih berjambul merah (Cacatua moluccensis).

c. Kawasan Indonesia bagian timur


Kawasan Indonesia timur dibatasi oleh garisn Lydekker yang meliputi Papua dan Pulau –
pulau kecil di sekitarnya. Jenis fauna kawasan Indonesia bagian timur ,antara lain kanguru
pohon (Dendrolagus ursinus), walabi kecil (Dorcopsulus vanheurni),burung kasuari gelambir
ganda (Casuarius casuarisus), burung kakatua raja (Probosciger atterimus), burung
cendrawasi ekor pita (Astrapia mayeri), kasuari raja (Psittrichas fulgidus), kupu–kupu sayap
burung (Ornithoptera sp), ular sanca hijau (Chondropython viridis), dan buaya Irian
(Crocodylus novaeguineae). Burung di kawasan ini memiliki bulu berwarna-warni.

3. Fungsi dan Manfaat Keanekaragaman Hayati di Indonesia


Keanekaragaman hayati memiliki berbagai fungsi sebagai berikut;

a. Keanekaragaman hayati sebagai sumber pangan

Makanan pokok sebagian besar penduduk indonesia adalah beras yang diperoleh dari tanaman padi
(Oryza sativa). Namun, di beberapa daerah, makanan pokok penduduk adalah jagung, singkong, ubi
jalar, talas, atau sagu. Selain kaya akan tanaman penghasil bahan makanan pokok, indonesia juga kaya
akan tanaman penghasil buah atau sayuran. Diperkirakan terdapat sekitar 400 jenis tanaman penghasil
buah, contohnya sirsak (Anona muricata), jeruk bali (Citrus maxima), rambutan (Nephelium lappaceum),
duku (Lansium domescitum), durian (Durio zibethinus), manggis (Garcinia mangostana), markisa
(passiflora edulis), mangga (Mangifera indica), dan matoa (pometia pinnata). Terdapat sekitar 370 jenis
tanaman penghasil sayuran, antara lain sawi, kangkung, katuk, kacang panjang, buncis, bayam, terung,
kol (kubis) seledri, dan bawang kucai (Allium fistulosum). Ada sekitar 70 jenis tanaman berumbi,
misalnya kunyit kuning, jahe, lengkuas, temulawak, wortel, lobak, talas, singkok, ubi jalar, bawang, dan
bawang putih. Indonesia juga kaya akamn tanaman penghasil rempah-rempah yang jumlahnya sekitar
55 jenis, antara lain marica (piper nigrum),cengkeh(Eugenia aromatica), pala (Myristica fragrans), dan
ketembur (Coriandrum sativum).

Sumber makanan juga berasal dari beraneka ragam hewan darat, air tawar, danb air laut.
Contohnya sapi, kambing, kelinci, burung, ayam, ikan bandeng, ikan lele, belut, kepiting, kerang, udang,
dan rajungan.
b. Keanekaragam hayati sebagai sumber obat-obatan

Indonesia memiliki sekitar 30.000 spesies tumbuhan, 940 spies diantaranya merupakan tanaman
obat dan sekitar 250 spesies tanaman obat tersebut digunakan dalam industri obat herbal lokal.

Berikut ini beberapa tanaman obat beserta kegunaanya.

 Buah merah (pandanus conaidenus) dimanfaatkan sebagai obat untuk mengobati kanker (tumor),
kolestrol tinggi, dan diabetes.

 Mengkudu atau pace (Morinda citrifolia) untuk menurunkan takanan darah tinggi.

 Kina (Cinchona calisaya, cinchona officinalis),kulitnya mengandung alkoloid kina (quinine) untuk
malaria.

Selain tumbuh-tumbuhan beberapa jenis hewan juga dapat dimanfaatkan sebagai obat-obatan,
antara lain sebagai berikut.

 Madu dari lebah dimanfaatkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

 Ular, bagian daging dan lemaknya dipercaya dapat mengobati penyakit kulit (gatal-gatal).

c. Keanekaragaman hayati sebagai sumber kosmetik

Beberapa tumbuhan digunakan untuk kosmetika, antara lain sebagai berikut.

 Bunga mawar (Rosa hybrida) melati (Jasminum grandiflorum), cendana (Santalum album), kenanga
(Cananga odarata), dan kemuning (Murraya exetica) dimanfaatkan untuk wewengian (parfum).

 Kemuning, bengkoang, alpukat, dan beras digunakan sebagai lulur tradisional untuk menghaluskan
kulit.

 Urang aring (Eclipta alba),mangkokan, pandan, minyak kelapa, dan lidah buaya (Aloe vera)
digunakan untuk pelumas dan penghitam rambut.

d.keanekaragaman hayati sebagai sumber sandang

Beberapa jenis tanaman digunakan untuk bahan sansang atau pakaian, antara lain sebagai
berikut.

 Rami (Boehmeria nivea), kapas (Gossypium arboreum), pisang hutan atau abaca (Musa textilis), sisal
(Agave sisalana), kenaf (Hibiscus cannabinus), dan jute (Corchorus caspularis) dimanfaatkan
seratnya untuk dipintal menjadi kain atau bahan pakaian.

 Tanaman labu iar (Lagenaria siceraria) dimanfaatkan oleh suku Dani di lembah Beliem (Papua)
sebagai bahan untuk membuat koteka (horim) laki-laki. Sementara untuk membuat pakaian wanita
digunakan tumbuhan wen (Ficus drupacea) dan kem (Eleocharis dulcis).

Beberapa hewan juga dapat dimanfaatkan untuk membuat pakaian, antara lain sebagai berikut.

 Ulat sutera untuk membuat kain sutera yang memiliki nilai ekonomi sangat tinggi.
 Kulit beberapa hewann misalnya sapi dan kambing dapat dimanfaatkan untuk membuat jaket.

 Kulit sapi digunakan untuk membuat sepatu.

 Bulu burung dapat digunakan untuk membuat aksesoris pakaian.

e.keanekaragaman hayati sebagai sumber papan

Sebagian besar rumah di indonesia menggunakan kayu, terutama rumah adat. Kayu di manfaatkan
untuk membuat jendela, pintu, tiang, dan alas atap. Beberapa tumbuhan yang dimanfaatkan kayunya,
antara lain jati ( Tectona grandis ), kelapa ( cocos nucifera ), nangka ( Artocarpus heterophyllus ),
meranti ( shorea acuminata ), keruing ( Dipterocarpus borneensis ), rasamala (

Anda mungkin juga menyukai