Anda di halaman 1dari 13

NAMA : ROMITA SIHOTANG

NIM : 19105042

KELAS : 3E

MATAKULIAH : PKLH

A. Pengertian Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati disebut juga biodiversitas. Kata ini merupakan serapan


langsung dari kata biodiversity. Keanekaragaman hayati terbentuk karena adanya
keseragaman (kesamaan) dan keberagaman (perbedaan) sifat atau ciri makhluk hidup.
Keanekaragaman hayati merupakan pernyataan mengenai berbagai macam (variasi) bentuk,
penampilan, jumlah, dan sifat yang terdapat pada berbagai tingkatan makhluk hidup.

Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1994, keanekaragaman hayati merupakan


keanekaragaman di antara makhluk hidup dari semua sumber, termasuk di antaranya daratan,
lautan, dan ekosistem akuatik (perairan) lainnya, serta kompleks-kompleks ekologi yang
merupakan bagian dari keanekaragamannya, mencakup keanekaragaman dalam spesies,
antara spesies dengan ekosistem. Berdasarkan definisi dari undang-undang tersebut,
keanekaragaman hayati terdiri atas tiga elemen, yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman
jenis, dan keanekaragaman ekosistem.

Keanekaragaman dapat dilihat antara lain dari perbedaan bentuk, ukuran, warna,
jumlah, dan faktor fisiologis. Makhluk hidup yang ada di dunia ini beraneka ragam dalam
berbagai tingkatan. Makhluk hidup berbeda-beda pada tingkat genetik, spesies, bahkan pada
tingkat yang lebih luas, yaitu pada tingkat ekosistem.

B. Tingkat Keanekaragaman Hayati

1. Keanekaragaman Tingkat Gen

Keanekaragaman gen adalah variasi atau perbedaan gen yang terjadi dalam suatu jenis atau
spesies mahluk hidup.  Contohnya, buah durian (Durio ziberhinus) ada yang berkulit tebal,
berkulit tipis, berdaging buah tebal, berdaging buah tipis, berbiji besar, atau berbiji kecil.
Sementara keanekaragaman genetik pada spesies hewan, misalnya warna rambut pada kucing
(Felis silvestris catus) ada yang berwarna hitam, putih, abu-abu, dan cokelat.

Keanekaragaman sifat genetik pada suatu organisme dikendalikan oleh gen-gen yang terdapat
di dalam kromosom yang di milikinya. Kromosom tersebut diperoleh dari kedua induknya
dari pewarisan sifat. Namun demikian, ekspresi gen suatu organisme juga dipengaruhi oleh
kondisi  lingkungan tempat hidupnya.

Peningkatan keanekaraman gen dapat terjadi melalui hibridisasi atau perkawinan silang
antara organisme satu spesies yang berbeda sifat, atau melalui proses domestikasi atau
budidaya hewan atau tumbuhan liar oleh manusia. Dengan hibridisasi akan diperoleh sifat
genetik baru dari organisme-organisme pada satu spesies. Keanekaragaman gen pada
organisme dalam satu spesies disebut varietas atau ras.

2. Keanekaragaman Tingkat Jenis (Spesies)

Keanekaragaman jenis atau spesies adalah perbedaan yang dapat ditemukan pada komunitas
atau kelompok berbagai spesies yang hidup disuatu tempat. Contohnya disuatu halaman
terdapat pohon mangga, kelapa, jeruk, rambutan, bunga mawar, melati, cempaka, jahe,
kunyit, burung, kumbang, lebah, semut, kupu-kupuu, dan cacing.

3. Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem

Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi
timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada
suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan
anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada. Dalam ekosistem,
organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai
suatu sistem. Semua makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungannya yang berupa faktor
biotik dan abiotik. Faktor biotik meliputi berbagai jenis makhluk hidup lain, sedangkan yang
termasuk faktor abiotik adalah iklim, cahaya, suhu, air, tanah, kelembapan, dan sebagainya.
Baik faktor biotik maupun abiotik sangat bervariasi. Oleh karena itu, ekostem yang
merupakan kesatuan dari biotik dan abiotik pun bervariasi pula.

Didalam ekosistem, komponen biotik harus dapat berinteraksi dengan komponen biotik
lainnya dan juga dengan komponen abiotik agar tetap bertahan hidup. Jadi, interaksi antar
organisme didalam ekosistem ditentukan oleh komponen biotik dan abiotik yang
menyusunnya.Komponen biotik sangat beranekaragam dan komponen abiotik berbeda kulitas
dan kuantitasnya, perbedaan komponen-komponen penyusun tersebut mengakibatkan
perubahan dari interaksi yang ada sehingga menciptakan ekosistem yang berbeda pula. Jadi
jelaslah bahwa keanekaragaman hayati pada tempat yang berlainan akan menyusun ekosistem
yang berbeda.

Di bumi ada bermacam-macam ekosistem, yaitu ekosistem alam dan buatan. Secara garis
besar ekosistem alam dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem
perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.

1. Ekosistem Darat (Terestrial)

Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak
geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat yaitu sebagai berikut.

 Bioma Gurun

Gurun dan setengah gurun banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara, Australia dan
Asia Barat. Karakteristik dari bioma ini yaitu curah hujan sangat rendah, + 25 cm/tahun.
Perbedaan suhu siang hari dengan malam hari sangat tinggi (siang dapat mencapai 45 C,
malam dapat turun sampai 0 C). Vegetasi di daerah gurun di dominasi oleh tanaman kaktus,
sukulen, dan berbagai tanaman xerofit. Hewan yang menghuni daerah gurun umumnya
adalah serangga, hewan pengerat, ular dan kadal. Contoh bioma gurun adalah Gurun Sahara
di Afrika, Gurun Gobi di Asia, Gurun Anzo Borrega di Amerika.
 Bioma Padang Rumput

Bioma padang rumput terbentang dari daerah tropika sampai ke sub    tropika.Ciri-ciri bioma
padang rumput yaitu curah hujan 25 – 50 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Vegetasi
yang mendominasi adalah rerumputan. Hewannya adalah bison, Zebra, kanguru, singa,
harimau, anjing liar, ular, rodentia, belalang dan burung. Contoh bioma padang rumput antara
lain Amerika Utara, Rusia, Afrika Selatan, Asia dan Indonesia (Sumbawa).

 Bioma Hutan Hujan Tropis

Bioma ini berada di daerah tropik, yaitu di Indonesia, India, Thailand, Brazil, Kenya, Costa
Rica, dan Malaysia. Curah hujan tinggi yaitu 200 – 255 cm per tahun, matahari bersinar
sepanjang tahun. Jenis tumbuhan sangat banyak dan komunitasnya sangat kompleks.
Tumbuhan tumbuh dengan subur, tinggi, serta banyak cabang dengan daun yang lebat
sehingga membentuk tudung atau kanopi. Tumbuhan khas adalah kelompok liana, yaitu
tumbuhan yang merambat, misalnya rotan, dan tumbuhan epifit yaitu tumbuhan yang
menempel pada tumbuhan lain, misalnya anggrek. Binatang yang menghuni hutan hujan
tropik adalah berbagai macam burung, kera, babi hutan, tupai, macan, gajah, dan rusa dan
hewan yang bersifat nokturnal.

 Bioma Hutan Gugur

Hutan gugur terdapat di daerah subtropik di Eropa Barat, Korea, Jepang utara, dan Amerika
Timur. Bioma ini memiliki curah hujan 75 – 100 cm per tahun. Mempunyai 4 musim: musim
panas, musim dingin, musim gugur dan musim semi. Keanekaragaman jenis tumbuhan lebih
rendah daripada bioma hutan tropis. Tumbuhan yang ada terutama mapel, oak, beech, yang
selalu menggugurkan daunnya pada musim gugur. Hewan-hewan yang umum adalah rusa,
beruang, dan rubah, racoon, burung pelatuk, dan serangga.

 Bioma Taiga

Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik, misalnya di
Rusia dan Eropa Utara, Kanada, dan Alaska. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin
rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer
(pohon spruce, alder, dan birch), pinus, dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit
sekali, Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang
bermigrasi ke selatan pada musim gugur.

 Bioma Tundra

Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di
puncak-puncak gunung tinggi. Daerah ini beriklim kutub, sehingga selalu tertutup salju.
Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Tumbuhan yang ada terutama adalah
lumut Sphagnum dan lumut kerak. Tumbuhan tahunan hampir tidak ada. Hewan-hewan yang
ada adalah beruang kutub, burung, nyamuk, lalat hitam, serigala kutub, reinder, dan caribou
bull (sebangsa rusa).

 Bioma Karst
Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia. Kawasan karst di
Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang hampir sama yaitu, tanahnya kurang subur
untuk pertanian, sensitif terhadap erosi, mudah longsor, bersifat rentan dengan pori-pori
aerasi yang rendah, gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro.
Contoh bioma Karst terdapat di daerah Gunung Kidul.

1. Ekosistem Perairan (Akuatik)

 Ekosistem Air Tawar

Ekosistem air tawar memiliki kadar garam rendah. Air tawar memiliki kemampuan menyerap
panas dari cahaya matahari sehingga perubahan suhu tidak terlalu besar. Berdasarkan ada
tidaknya arus, ekosistem air tawar dibedakan menjadi ekosistem lentik (air tidak mengalir)
misalnya danau, kolam, rawa, serta ekosistem lotik (air mengalir) misalnyasungai.Tumbuhan
yang menghuni lingkungan perairan tawar meliputi tumbuhan yang berukuran besar
(makrohidrofita) serta tumbuhan yang berukuran kecil, yaitu ganggang. Tumbuhan biji di
ekosistem air tawar misalnya teratai dan eceng gondok. Sedangkan tumbuhan yang berukuran
mikroskopik misalnya ganggang biru, ganggang hijau, dan diatomae. Hewan yang menghuni
air tawar adalah udang-udangan, ikan, dan serangga.

 Ekosistem Air Laut

Bioma air laut luasnya lebih dari dua pertiga permukaan bumi. Bioma air laut kurang
terpengaruh oleh perubahan iklim dan cuaca. Ciri khas air laut adalah mempunyai kadar
garam yang tinggi. Kadar garam rata-rata air laut adalah 35 ppm (part per million). Di daerah
khatulistiwa kadar garamnya lebih tinggi daripada di daerah yang jauh dari
khatulistiwa.Organisme laut memiliki pola adaptasi terhadap tekanan osmosis sir laut yang
tinggi dengan cara yang berlawanan dengan organisme air tawar.

 Ekosistem Estuari

Estuari (muara) merupakan wilayah perairan tempat pertemuan antara sungai dan laut atau
disebut muara sungai. Muara sungai disebut pantai lumpur.
Estuari mempunyai ciri berair payau dengan tingkat salinitas di antara air tawar dan laut.
Vegetasi didominasi oleh tumbuhan bakau dan rumput laut. Beberapa organisme laut
melakukan perkembangbiakan di wilayah ini seperti ikan, ganggang, dan fitoplankton, udang
dan moluska yang dapat dimakan. Estuari banyak terdapat di wilayah Jawa, Sumatera,
Kalimantan, dan Papua. Nutrien dari sungai memperkaya daerah estuari.

 Ekosistem Pantai

Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI–
mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di
daerah tropik, suhu laut sekitar 25 °C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi,
sehingga terdapat batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di
bagian bawah yang disebut daerah termoklin. Dinamakan demikian karena yang paling
banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap
hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan yang hidup di ekosistem ini menjalar dan
berdaun tebal.
 Ekosistem Sungai

Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta
mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan
memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.
Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di anak
sungai sering dijumpai ikan air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan lele dan gurame. Bebe-
rapa sungai besar dihuni oleh berbagai kurakura dan ular. Khusus sungai di daerah tropis,
dihuni oleh buaya dan lumba-lumba.

 Ekosistem Terumbu Karang

Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas khusus yang terdiri dari karang
batu clan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu karang. Daerah
komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat
berlangsung.

Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok Cnidaria yang
mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini bermacam-macam
bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan ganggang.Hewan-hewan
yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai
invertebrata, mikroorganisme, dan ikan hidup di antara karang clan ganggang. Herbivor
seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivor.

 Ekosistem Laut Dalam

Merupakan zona pelagik laut. Ekosistem ini berda pada kedalaman 76000 m dari permukaan
laut. Sehingga tidak ada lagi cahaya matahari, oleh karena itu produsen utama di ekosistem
ini merupakan organisme kemoautrotof. Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat
mengeluarkan cahaya (bioluminisensi). Sebagai produsen terdapat bakteri yang bersimbiosis
dengan karang tertentu.

 Ekosistem Lamun

Lamun atau seagrass adalah satu-satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang hidup
di lingkungan laut. Tumbuh-tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal.

1. Ekosistem Buatan

Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan
didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah. Contoh ekosistem
buatan adalah:

 Bendungan.
 Hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus.
 Agroekosistem berupa sawah tadah hujan.
 Sawah
 Ekosistem pemukiman seperti kota dan desa.
 Ekosistem ruang angkasa.

1. Keanekaragaman Tumbuhan di Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan tumbuhan (flora) terbesar di
dunia. Hal ini dipengaruhi letak geografis Indonesia seperti telah disebutkan sebelumnya.
Letak geografis ini pun memengaruhi persebaran tumbuhan di setiap daerah atau pulau.
Berikut ini adalah beberapa keanekaragaman tumbuhan Indonesia berdasarkan dari jenisnya.

a. Bryophyta (Lumut)

Kondisi dasar hutan yang basah dan lembap di hutan hujan tropis merupakan habitat yang
sangat cocok untuk habitat Bryophyta. Indonesia memiliki iklim tropis dan memiliki hutan
hujan tropis yang sangat luas, sehingga dapat menampung cukup banyak spesies anggota
Bryophyta. Kurang lebih 1.500 spesies Bryophyta terdapat di Indonesia yang terdiri atas
golongan lumut daun, lumut hati, dan lumut tanduk. Berikut adalah beberapa contoh
Bryophyta yang ada di Indonesia.

b. Pterydophyta (Tumbuhan Paku)

Tumbuhan paku merupakan tumbuhan yang cukup mendominasi di hutan hujan tropis.
Dengan kondisi lingkungan yang basah dan lembap, tumbuhan paku tersebar di seluruh
wilayah hutan hujan tropis Indonesia. Di wilayah Malesiana, termasuk Indonesia di
dalamnya, terdapat 4.000 spesies tumbuhan paku. Tumbuhan paku ini dapat ditemukan di
mana-mana karena tumbuhan paku dapat hidup di tanah, kayu mati, pohon, bahkan di batu.
Beberapa contoh paku yang ada di Indonesia antara lain Selaginella sp., Lycopodiella cernua,
Hymnophillum, dan Gleichenia. Beberapa jenis tumbuhan paku memiliki nilai ekonomis.
Misalnya, Asplenium nidus (paku sarang burung) dan Platycerium (paku tanduk rusa) yang
digunakan sebagai tanaman hias.

c. Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji)

Tumbuhan berbiji ini merupakan tumbuhan yang banyak dijumpai dengan berbagai jenis dan
bentuknya. Pada vegetasi Malesiana saja terdapat kurang lebih 25.000 spesies yang termasuk
golongan spermatophyta. Tumbuhan berbiji ini dibagi ke dalam dua kelompok yaitu
angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup) dan gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka).
Indonesia dengan iklim tropisnya memiliki cukup banyak spesies dari kedua golongan
tersebut seperti familia Dipterocarpaceae, familia ini merupakan tumbuhan yang cukup
mendominasi hutan hujan tropis, tingginya bisa mencapai 70 meter. Selain itu, bunga-bunga
yang khas dari Indonesia, antara lain bunga bangkai yaitu (Amorphophallus titanum) Raflesia
arnoldii, dan bunga cempaka (Michellia sp.). Beberapa contoh Gymnospermae yang ada di
Indonesia adalah Pinus merkusii, Ginkgo biloba, dan Cycas.

2. Keanekaragaman Hewan di Indonesia

Jenis-jenis hewan yang ada di Indonesia diperkirakan berjumlah sekitar 220.000 jenis yang
terdiri atas lebih kurang 200.000 serangga (±17% fauna serangga di dunia), 4.000 jenis ikan,
2.000 jenis burung, serta 1.000 jenis reptilia dan amphibia. Pembagian fauna menjadi dua
kelompok didasarkan pada adanya Paparan Sunda dan Paparan Sahul menjadi lebih jelas lagi
daripada pembagian flora. Di sini dapat ditarik garis pemisah yang lebih jelas yang disebut
garis Wallace (ditemukan oleh Alfred Russel Wallace).

Beberapa jenis hewan, seperti ikan tawar dari kelompok timur dan barat penyebarannya tidak
pernah bertemu. Akan tetapi, ada pula hewan-hewan, seperti burung, amphibia, dan reptilia
yang sering kali antara penyebaran kelompok timur dan barat saling tumpang-tindih. Paparan
sunda sangat kaya akan berbagai jenis mamalia dan burung, diperkirakan di kawasan ini
terdapat ratusan jenis burung dan 70% di antaranya merupakan penghuni hutan primer darat,
keanekaragaman ini jauh lebih tinggi daripada di Afrika.

Indonesia terbagi menjadi dua zoogeografi yang dibatasi oleh garis Wallace. Garis Wallace
membelah Selat Makassar menuju ke selatan hingga ke Selat Lombok. Jadi, garis Wallace
memisahkan wilayah Oriental (termasuk Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan) dengan
wilayah Australia (Sulawesi, Irian, Maluku, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara
Timur).

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Weber, seorang ahli zoologi dari Jerman. Menurut
Weber, hewan-hewan yang ada di Sulawesi tidak semuanya tergolong kelompok hewan
Australia karena ada juga yang memiliki sifat-sifat Oriental sehingga Weber berkesimpulan
bahwa hewan-hewan Sulawesi merupakan hewan peralihan. Weber kemudian membuat garis
pembatas yang berada di sebelah timur Sulawesi memanjang ke utara menuju Kepulauan Aru
yang kemudian dikenal dengan nama garis Weber. Sebagai bukti, Sulawesi merupakan
wilayah peralihan, contohnya, di Sulawesi terdapat Oposum dari Australia dan kera Macaca
dari Oriental.

a. Persebaran Fauna Daerah Oriental

Fauna daerah Oriental yang meliputi Sumatra, Jawa, dan Kalimantan serta pulau-pulau di
sekitarnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1. Banyak spesies mamalia berukuran besar, seperti badak, gajah, banteng, dan harimau.
Terdapat pula mamalia berkantung, tetapi jumlahnya sedikit, bahkan hampir tidak ada.
2. Terdapat berbagai macam kera, terutama di Kalimantan yang paling banyak memiliki
primata, misalnya, orang utan, kukang, dan bekantan.
3. Burung-burung yang dapat berkicau, tetapi warnanya tidak seindah burung Australia,
misalnya, jalak bali (Leucopsar rothschildi), murai (Myophoneus melurunus), ayam hutan
berdada merah (Arborphila hyperithra), dan ayam pegar (Lophura bulweri).

b. Persebaran Fauna Daerah Indonesia Bagian Timur

Fauna daerah Indonesia bagian timur, yaitu Irian, Maluku, dan Nusa Tenggara relatif sama
dengan Australia. Ciri-ciri yang dimilikinya adalah sebagai berikut.

1. Mamalia berukuran kecil. Di Irian dan Papua terdapat kurang lebih 110 spesies mamalia,
misalnya, kuskus (Spilocus maculates) dan Oposum. Di Irian juga terdapat 27 hewan
pengerat (rodensial), dan 17 di antaranya merupakan spesies endemik.
2. Banyak hewan berkantung. Di Irian dan Papua banyak ditemukan hewan berkantung, seperti
kanguru (Dendrolagus ursinus).
3. Tidak terdapat spesies kera. Spesies kera tidak ditemukan di daerah Australia, tetapi di
Sulawesi ditemukan banyak hewan endemik, misalnya, primata primitif Tarsius spectrum,
musang (Macrogalida musschenbroecki), babirusa, anoa, maleo, dan beberapa jenis kupu-
kupu.
4. Jenis burung berwarna indah dan beragam. Papua memiliki koleksi burung terbanyak
dibandingkan pulau-pulau lain di Indonesia, kira-kira 320 jenis, dan setengah di antaranya
merupakan spesies endemik, misalnya, burung cenderawasih.

C. Peranan Keanekaragaman Hayati dalam Kehidupan Manusia

Di muka bumi ini, tidak ada satu pun makhluk hidup yang bisa hidup sendiri, termasuk
manusia. Dalam hidupnya, manusia selalu membutuhkan makhluk hidup lain, misalnya
manusia akan membutuhkan pasangan hidup dari jenisnya, manusia juga sangat
membutuhkan tumbuhan dan hewan sebagai sumber makanan atau bahan tempat tinggalnya,
dan masih banyak peranan tumbuhan dan hewan bagi kehidupan manusia. Beraneka ragam
jenis tumbuhan dan hewan mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, antara
lain, sebagai sumber pangan, sumber sandang, bahan bangunan untuk tempat tinggal, sumber
pendapatan, sumber plasma nutfah, sumber bahan obat-obatan, sumber keilmuan, dan
keindahan.

1. Sumber Pangan

Setiap hari kita membutuhkan makanan dan minuman agar kita memperoleh energi untuk
aktivitas hidup kita. Manusia tidak dapat membuat makanannya sendiri. Manusia
memperoleh makanan dari makhluk hidup lain, yaitu tumbuhan dan hewan. Sumber bahan
makanan dari berbagai jenis tumbuhan dan hewan yang dimanfaatkan manusia di antaranya
sebagai berikut.

 Bahan makanan yang berfungsi sebagai makanan pokok, misalnya padi, jagung, gandum,
sagu, umbi, singkong, dan talas.
 Bahan makanan yang berfungsi sebagai lauk-pauk, misalnya ikan, ayam, sapi, kambing, dan
udang.
 Bahan makanan yang berfungsi sebagai sayuran, seperti bayam, kangkung, kubis, sawi,
tomat, wortel, buncis, dan jagung.
 Bahan yang makanan berfungsi sebagai buah-buahan, misalnya mangga, apel, durian,
rambutan, stroberi, kelengkeng, dan anggur.

2. Sumber Sandang

Manusia hidup selalu membutuhkan pakaian, walaupun pakaian yang dikenakan penduduk di
dunia memiliki bentuk, model, dan bahan yang berbeda-beda. Bahan pakaian yang
dimanfaatkan manusia antara lain berasal dari berbagai jenis tumbuhan atau hewan, misalnya
kapas, pisang abaka, ulat sutera, bulu dan biri-biri.

3. Sumber Bahan Bangunan dan Alat-alat Rumah Tangga

Sebagian besar komponen barang-barang itu terbuat dari bahan besi, plastik, atau kayu.
Bahan kayu berasal dari tumbuh-tumbuhan. Beberapa jenis tumbuhan yang dapat digunakan
sebagai sumber bahan bangunan dan alat-alat rumah tangga antara lain jati, mahoni,
sonokeling, bangkirai, sengon, kruing, ulin, kelapa, dan bambu.

4. Sumber Pendapatan

Saat ini banyak orang yang berwirausaha dengan mengembangkan usaha di bidang
keanekaragaman hayati, baik hewan maupun tumbuhan. Berbagai hewan dikembangkan
manusia sebagai sumber pendapatan, misalnya dengan memelihara ayam petelur, pedaging,
sapi perah, usaha perikanan air tawar, dan sebagainya. Selain hewan, banyak pula orang yang
menggantungkan sumber pendapatannya dari usaha pembudidayaan tanaman, seperti
tanaman buah-buahan, sayuran, tanaman hias, tanaman perkebunan, dan lain-lain.

Selain itu, keanekaragaman hayati yang tinggi dapat pula dijadikan masyarakat sebagai
sumber pendapatan misalnya sebagai bahan bangunan dan alat-alat rumah tangga, bahan baku
industri, dan rempah-rempah. Sumber pendapatan manusia misalnya jati dan mahoni dapat
dijadikan sebagai bahan baku industri ukir, teh dan kopi sebagai bahan baku industri
minuman, kenanga dan nilam sebagai bahan baku industri minyak wangi, rempah-rempah
sebagai bahan baku industri makanan, dan sebagainya.

5. Sumber Plasma Nutfah

Plasma nutfah atau sering disebut gen merupakan substansi atau sumber sifat keturunan
makhluk hidup yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan jenis unggul baru. Di Indonesia
terdapat keanekaragaman hayati yang tinggi, di antaranya banyak jenis tumbuhan maupun
hewan yang memiliki sifat-sifat unggul seperti perakarannya kuat, tahan terhadap hama dan
penyakit, tahan terhadap kekeringan, maupun tahan terhadap air asin.

6. Sumber Keilmuan

Telah disebutkan sebelumnya bahwa kehidupan manusia sangat tergantung dari tumbuhan
dan hewan. Tumbuhan dikembangkan manusia melalui usaha pertanian, sedangkan hewan
dikembangkan melalui kegiatan peternakan. Salah satu cara yang dilakukan manusia untuk
meningkatkan hasil pertanian adalah dengan mengupayakan perkembangbiakan secara
vegetatif buatan seperti mencangkok, menempel, menyambung, merunduk, dan stek.

7. Sumber Bahan Obat-obatan

Banyak jenis tumbuhan dan hewan yang dapat dijadikan bahan obat-obatan seperti jahe,
kencur, temu lawak, temu giring, adas, sirih, mengkudu, remujung, tempuyung, mahkota
dewa, buah merah, dan sebagainya. Contoh pemanfaatan tumbuhan dan hewan sebagai obat-
obatan adalah sebagai berikut.

 Buah mengkudu (pace) diketahui berkhasiat untuk mencegah dan mengobati penyakit
tekanan darah tinggi, diabetes, dan penyakit lainnya.
 Remujung dan tempuyung diketahui berkhasiat untuk menghancurkan batu ginjal.
 Cacing tanah berkhasiat untuk mengobati penyakit tipes.
8. Sumber Keindahan

Tanaman hias, seperti anggrek, mawar, aneka jenis bonsai, serta yang saat ini banyak
digemari adalah tanaman gelombang cinta dan anturium. Tanaman-tanaman tersebut
dimanfaatkan sebagai hiasan karena dapat menjadikan pemandangan sekitar terlihat indah
dan asri. Selain tanaman yang dapat dimanfaatkan keindahannya, hewan pun dapat
dimanfaatkan pula untuk keindahan. Hewan yang dapat dimanfaatkan keindahannya misalnya
burung beo dapat dinikmati keindahan suaranya dan burung merak serta burung
cenderawasih dinikmati keindahan warna tubuhnya.

D. Peranan Manusia terhadap Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati yang ada di permukaan bumi ini bukanlah sesuatu yang bersifat
kekal, artinya setiap saat dapat mengalami perubahan, terutama dalam hal jumlahnya. Dalam
kenyataannya, keanekaragaman hayati di negara kita mengalami perubahan yang cenderung
berkurang dan mungkin pada suatu ketika tinggal memiliki beberapa jenis tumbuhan atau
hewan saja.

Perubahan keanekaragaman hayati sebagian besar disebabkan oleh aktivitas manusia,


bencana alam, maupun seleksi alam. Apabila aktivitas manusia dapat menyebabkan
berkurangnya keanekaragaman hayati disebut merugikan, sebaliknya jika aktivitas manusia
dapat meningkatkan keanekaragaman hayati disebut menguntungkan.

1. Aktivitas Manusia yang Merugikan Keanekaragaman Hayati

Jumlah keanekaragaman hayati akan terus berkurang disebabkan oleh aktivitas manusia yang
bersifat merugikan, misalnya pembukaan hutan, pengurukan lahan basah, pertambangan,
pencemaran lingkungan, dan seleksi alam.

a. Pembukaan Hutan

Sering kita memperoleh informasi dari membaca koran atau menonton televisi, bahwa setiap
musim kemarau, khususnya di luar Jawa, banyak hutan ditebang atau sengaja dibakar oleh
manusia. Penebangan atau pembakaran hutan banyak dilakukan manusia untuk diambil
kayunya, membuka lahan perkebunan, membuat lahan pemukiman, maupun untuk lahan budi
daya. Penebangan atau pembakaran hutan menyebabkan hilangnya atau musnahnya
keberadaan tempat hidup berbagai jenis tumbuhan dan hewan di tempat itu. Tempat tinggal
mereka menjadi rusak atau musnah, akibatnya, banyak hewan pindah dan menyerbu
pemukiman penduduk hanya untuk memperoleh makanan. Bila keadaan ini terjadi dalam
waktu yang lama akan menyebabkan punahnya tumbuhan dan hewan serta habitat yang
berubah.

b. Pengurukan Lahan Basah

Pengurukan lahan basah biasanya dilakukan dengan mengalihfungsikan lahan sawah atau
rawa menjadi lahan pemukiman atau menjadi kompleks perdagangan. Alih fungsi lahan
menyebabkan hilangnya berbagai jenis makhluk hidup yang semula menempati lahan basah
tersebut. Keadaan tersebut akan lebih parah apabila terjadi pengurukan lahan sawah, karena
menyebabkan berkurangnya ketersediaan sumber bahan pangan bagi kehidupan manusia.

c. Usaha Pertambangan

Usaha pertambangan seperti eksplorasi emas, minyak, dan gas bumi yang mencakup areal
luas, selain menghilangkan habitat berbagai jenis makhluk hidup juga merusak lapisan tanah
di lokasi penambangan karena menghasilkan limbah berbahaya yang dapat mencemari
lingkungan. Pertambangan emas, selain menghasilkan emas juga menghasilkan limbah
merkuri yang dapat merusak lingkungan.

d. Pencemaran Lingkungan

Banyak aktivitas manusia yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, seperti kegiatan
pertambangan dan usaha pertanian yang banyak menggunakan pestisida berbahan kimia.
Kegiatan-kegiatan itu dapat menyebabkan pencemaran udara, tanah, bahkan air. Contoh
pestisida kimia sebenarnya merupakan racun. Selain dapat memberantas hama atau penyakit
pada tanaman, dapat pula menyebabkan kematian berbagai jenis makhluk hidup yang ada di
lingkungan tersebut. Penggunaan apotas untuk meracuni ikan di sungai dapat mencemari
lingkungan, selain mematikan ikan juga mematikan berbagai jenis makhluk hidup seperti
udang dan katak serta dapat merusak lingkungan sekitarnya.

e. Seleksi

Dewasa ini kebanyakan orang selalu menyeleksi dan memilih bibit varietas unggul yang akan
ditanam atau menyeleksi sebelum mengawinkan hewan ternaknya. Jika hal itu terus terjadi,
lama-kelamaan jenis yang tidak unggul akan semakin berkurang dan akhirnya punah. Saat ini
sebagian besar petani menanam padi varietas unggul seperti fatmawati, IR 64 sedangkan jenis
lokal sudah ditinggalkan dan sulit ditemukan seperti cisadane, mentik, bogowonto, dan
sebagainya.

2. Aktivitas Manusia yang Menguntungkan Keanekaragaman Hayati

Aktivitas manusia yang menguntungkan keanekaragaman hayati adalah kegiatan manusia


yang dapat meningkatkan jumlah keanekaragaman hayati, seperti penghijauan, penangkaran,
perkawinan silang, dan perlindungan alam.

a. Penghijauan

Penghijauan (reboisasi) merupakan kegiatan manusia untuk menanam kembali pada lahan
atau hutan yang telah gundul akibat penebangan atau pembakaran hutan. Reboisasi bertujuan
untuk mengembalikan kondisi lahan atau hutan yang telah rusak, sehingga diharapkan akan
muncul suatu lingkungan baru yang dapat dijadikan tempat tinggal berbagai jenis organisme
baru. Tanaman yang ditanam dalam usaha penghijauan biasanya adalah tanaman yang cepat
tumbuh seperti sengon dan lamtoro.

b. Penangkaran

Penangkaran merupakan suatu kegiatan mengembangbiakkan tumbuhan dan hewan dengan


cara yang terkontrol. Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan jumlah tumbuhan dan
hewan agar tidak punah. Di Taman Nasional Way Kambas terdapat penangkaran gajah
sumatra, hasil penangkaran tersebut kemudian dilepas kembali ke habitat asalnya sehingga
populasi hewan itu akan meningkat.

c. Perkawinan Silang

Perkawinan silang merupakan usaha melakukan perkembangbiakan secara silang terhadap


tumbuhan dan hewan sejenis dengan sifat berbeda dan akan dihasilkan keturunan baru yang
berbeda dengan sifat induknya. Perkawinan silang bertujuan untuk menambah jumlah
keanekaragaman hayati yang ada, contoh tanaman anggrek bunga merah yang disilangkan
dengan tanaman anggrek berbunga putih menghasilkan keturunan anggrek bunga merah
bergaris putih yang menambah jumlah keanekaragaman tanaman tersebut.

d. Perlindungan Alam

Perlindungan alam merupakan suatu usaha untuk menjaga kelestarian tumbuhan dan hewan,
termasuk air dan tanah. Perlindungan alam bertujuan untuk mempertahankan kelestarian
habitat suatu ekosistem di muka bumi. Usaha pelestarian alam ada dua macam, yaitu sebagai
berikut.

1. Pelestarian insitu, yaitu usaha pelestarian tumbuhan dan hewan yang dilakukan di habitat
aslinya. Contohnya hutan lindung, hutan wisata, taman nasional, dan taman wisata.
2. Pelestarian exsitu, merupakan kebalikan dari pelestarian insitu, yaitu usaha pelestarian
dengan cara memindahkan tumbuhan dan hewan dari habitat aslinya ke tempat lain.
Contohnya kebun raya, kebun binatang, kebun koleksi, kebun botani, dan taman laut.

E. Usaha Pelestarian Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Keberadaan keanekaragaman hayati ini tidak akan selalu tetap keadaannya, baik jumlah serta
jenisnya. Hal ini disebabkan oleh berbagai macam faktor, seperti perburuan, kerusakan
ekosistem, serta pemanfaatan yang berlebihan. Pemanfaatan keanekaragaman hayati untuk
berbagai keperluan secara berlebihan ini ditandai dengan semakin langkanya beberapa jenis
flora dan fauna. Hal ini disebabkan rusaknya habitat dan ekosistem yang ditempati flora dan
fauna tersebut.

Ketidakseimbangan tersebut apabila dibiarkan, dapat mengancam keanekaragaman hayati.


Oleh karenanya, kegiatan-kegiatan yang dapat menyebabkan kerusakan kekayaan hayati di
Indonesia ini harus dicegah. Pemerintah pun tidak tinggal diam, hal ini dapat dilihat dari
undang-undang yang dikeluarkan pemerintah mengenai konservasi (pengawetan) sumber
daya hayati yaitu Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengolahan Lingkungan
Hidup. Dari undang-undang tersebut pengolahan lingkungan hidup diharapkan dapat
bermanfaat serta berkelanjutan. Di Indonesia upaya pelestarian sumber daya hayati ini
dilakukan secara in situ dan ex situ.

1. Pelestarian In Situ

Pelestarian in situ merupakan usaha pelestarian yang dilakukan di habitat aslinya. Pelestarian
ini ditekankan agar sumber daya hayati di habitat aslinya tetap terjaga dan terpelihara.
Pelestarian in situ dilakukan di tempat-tempat yang dilindungi oleh pemerintah, di mana
segala flora dan fauna yang ada di dalamnya tidak boleh diganggu. Contohnya, taman
nasional yang merupakan salah satu tempat dilakukannya pelestarian sumber daya hayati.
Beberapa taman nasional yang ada di Indonesia antara lain Taman Nasional Ujung Kulon,
Taman Nasional Kerinci Sebat, Taman Nasional Tanjung Puting, Taman Nasional Way
Kambas, Taman Nasional Teluk Cendrawasih, dan Taman Nasional Bunaken.

Sebagai contoh, Taman Nasional Ujung Kulon merupakan tempat pelestarian fauna yang
hampir punah, salah satunya Badak jawa bercula satu (Rhinoceros sondaicus). Badak ini
terancam punah akibat habitatnya rusak dan perburuan yang tak terkendali. Fauna langka
lainnya yang ada di Taman Nasional Ujung Kulon ini adalah banteng jawa (Bos javanicus),
macan kumbang (Panthera pardus), dan rusa.

2. Pelestarian Ex Situ

Pelestarian ex situ adalah pelestarian suatu spesies makhluk hidup di luar habitat aslinya
untuk dikonservasi dan dilestarikan. Pelestarian ex situ ini dilakukan terhadap hewan yang
langka dan hampir punah, contohnya elang jawa (Spizaetus bartelsi) dan orangutan (Pongo
pygmaeus).

Contoh tempat pelestarian ex situ adalah kebun binatang. Di Indonesia, kebun binatang
sebagai tempat pelestarian hewan secara ex situ terdapat di beberapa lokasi, misalnya Kebun
Binatang Ragunan, di Jakarta; Taman Safari di Cisarua Jawa Barat; Kebun Binatang
Bandung; Kebun Binatang Gembira Loka di Yogyakarta; dan Kebun Binatang Sumbawa.

Selain pelestarian hewan, pelestarian tumbuhan juga dapat dilaksanakan secara ex situ.
Pelestarian tumbuhan secara ex situ dapat dilakukan dengan cara membuat kebun raya, kebun
botani, atau taman wisata. Contoh pelaksanaan tumbuhan secara ex situ adalah Kebun Raya.
Di Kebun Raya Bogor banyak sekali tumbuhan khas Indonesia dari mulai tumbuhan tingkat
rendah sampai tumbuhan tingkat tinggi. Contoh tumbuhan khas Indonesia yang ada di Kebun
Raya Bogor antara lain, kelompok Dipterocarpaceae, bunga bangkai, anggrek-anggrekkan,
sampai tumbuhan air seperti teratai raksasa.

Anda mungkin juga menyukai