Disusun Oleh:
Masalah Lingkungan
Jawaban:
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya
alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah
maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan
bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga dapat diartikan menjadi
segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan
manusia.
Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang
tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan
komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan
mikro-organisme (virus dan bakteri).
Ilmu yang mempelajari lingkungan adalah ilmu lingkungan atau ekologi. Ilmu lingkungan adalah
cabang dari ilmu biologi.
Permasalahan lingkungan hidup dan penyebabnya yang kita hadapi saat ini secara lengkap
adalah sebagai berikut:
Polusi
Masalah lingkungan hidup yang pertama adalah polusi atau pencemaran lingkungan hidup.
Polusi udara, air dan tanah memerlukan waktu jutaan tahun agar dapat normal kembali. Sektor
Industri dan asap kendaraan bermotor adalah sumber pencemaran utama. Logam berat, nitrat dan
plastik beracun bertanggung jawab atas berbagai pencemaran yang ada. Sementara polusi air
disebabkan oleh tumpahan minyak, hujan asam, limpasan perkotaan. Dilain pihak, pencemaran
udara disebabkan oleh berbagai gas dan racun yang dikeluarkan oleh industri dan pabrik-pabrik
serta sisa pembakaran bahan bakar fosil; pencemaran tanah terutama disebabkan oleh limbah
industri yang merusak unsur hara dan zat nutrisi di tanah yang penting bagi tumbuhan.
Perubahan iklim
Perubahan iklim atau pemanasan global. Perubahan iklim seperti pemanasan global adalah hasil
dari praktik manusia seperti emisi gas rumah kaca. Pemanasan global menyebabkan
meningkatnya suhu lautan dan permukaan bumi sehingga menyebabkan mencairnya es di kutub
dan kenaikan permukaan air laut. Ia juga mengubah pola alami musim dan curah hujan seperti
banjir bandang, salju berlebihan atau penggurunan. Akibat perubahan cuaca tersebut, produksi
pertanian sering mengalami gagal panen dan memperbesar peluang terjadinya kebakaran hutan
akibat terjadinya musim kering berkepanjangan.
Populasi
Kelebihan populasi. Populasi planet ini mencapai tingkat yang tidak berkelanjutan karena
menghadapi kekurangan sumber daya seperti air, bahan bakar dan makanan. Ledakan populasi di
negara-negara maju dan berkembang yang terus menyebabkan semakin langkanya sumber daya.
Pertanian intensif yang bertujuan untuk meningkatkan produksi makanan dengan menggunakan
pestisida justru pada akhirnya menimbulkan masalah baru. Kerusakan itu berupa menurunnya
kualitas tanah dan kesehatan manusia.
Penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi bertanggung jawab menciptakan pemanasan
global dan perubahan iklim. Secara global, mulai banyak fihak yang mulai beralih menggunakan
sumber daya terbarukan, seperti listrik tenaga surya, biogas, mobil tenaga matahari, yang
diterapkan oleh negara maju. Walaupun dalam jangka pendek, instalasi peralatan fasilitas
teknologi ramah lingkungan ini akan terlihat cukup mahal, tetapi dalam jangka panjang akan
sangat murah dibandingkan penggunaan energi fosil dan tidak terbarukan.
Pembuangan limbah
Permasalahan lingkungan hidup selanjutnya adalah pembuangan limbah. Hal ini terutama limbah
plastik dan sampah perkotaan seperti di Kali Ciliwung di Jakarta atau kota-kota di Indonesia.
Selain limbah rumah tangga, limbah dari sektor industri yang sering dibuang ke sungai juga
menyebabkan ikan-ikan mati dan hancurnya ekosistem sungai. Padahal sungai-sungai ini penting
bagi ekonomi masyarakat dan penting untuk memasok sumber makanan bagi masyarakat.
Pembuangan limbah ini akhirnya akan menyebabkan pencemaran laut di indonesia dan merusak
ekosistem laut, sumber perikanan. Tidak kalah penting adalah pembuangan limbah nuklir.
Pembuangan limbah nuklir memiliki bahaya kesehatan yang luar biasa, terutama akibat radiasi.
Plastik, makanan cepat saji, kemasan dan limbah elektronik murah mengancam kesejahteraan
manusia. Pembuangan limbah merupakan salah satu masalah lingkungan hidup yang mendesak
untuk segera dicarikan jalan keluar
Aktivitas manusia yang menyebabkan kepunahan spesies dan habitat serta hilangnya
keanekaragaman hayati. Aktifitas perburuan satwa yang tidak berkelanjutan untuk memenuhi
kebutuhan protein manusia, seperti perburuan telur penyu atau kura-kura indonesia yang
menyebabkan kura-kura sungai punah. Punahnya spesies berarti punahnya sumber pemenuhan
kebutuhan hidup manusia. Ekosistem, yang menempuh waktu jutaan tahun untuk stabil dan
mendukung kehidupan manusia, kini berada dalam bahaya bila ada populasi spesies yang punah
atau hilang. Keseimbangan ekosistem terganggu. Kerusakan terumbu karang di berbagai lautan,
yang mendukung kehidupan laut yang kaya, menyebabkan ketersediaan ikan di lautan berkurang.
Padahal populasi manusia semakin bertambah.
Persoalan lingkungan yang tidak kalah penting adalah deforestasi. Pembukaan hutan untuk
pengembangan sektor perkebunan, terutama sawit, menyebabkan pelepasan karbon ke bumi
sehingga meningkatkan perubahan suhu bumi. Hutan yang sesungguhnya berperan menyerap
racun karbon dioksida hasil pencemaran, kemudian mengubahnya menjadi oksigen, membantu
menciptakan hujan, menjadi habitat bagi berbagai jenis satwa yang penting untuk mendukung
bagi kehidupan manudia, hancur digantikan tanaman monokulutur. Padahal tanaman monokultur
tidak akan mampu berperan seperti hutan di dalam mendukung pemenuhan kebutuhan hidup
manusia.
Ini adalah dampak langsung dari produksi berlebihan gas Karbon Dioksida (CO2). Dua puluh
lima persen gas CO2 yang dihasilkan oleh manusia. Keasaman laut telah meningkat dalam 250
tahun terakhir. Pada tahun 2100, mungkin meningkat sekitar 150%. Demikian menurut situs
global change. Dampak utama adalah pada punahnya kerang dan plankton, sumber makanan
ikan. Jika ikan kehilangan makanan, apa yang akan terjadi pada manusia?
Lapisan ozon merupakan lapisan perlindungan yang tak terlihat yang menutupi planet bumi,
melindungi kita dari radiasi sinar matahari yang berbahaya. Penipisan lapisan Ozon diperkirakan
disebabkan oleh polusi yang disebabkan oleh gas Klorin dan Bromida yang ditemukan di
Chloro-floro karbon (CFC). Setelah gas beracun mencapai atmosfer bagian atas, mereka
menyebabkan lubang di lapisan ozon, yang terbesar berada di atas Antartika. CFC kini dilarang
di banyak industri dan produk konsumen. Lapisan ozon penting bagi manusia karena mencegah
radiasi Ultraviolet (UV) yang berbahaya jika mencapai bumi. Ini wajib menjadi perhatian.
Hujan asam
Hujan asam terjadi karena adanya polutan tertentu di atmosfer. Hujan asam dapat disebabkan
karena pembakaran bahan bakar fosil atau akibat meletusnya gunung berapi atau membusuknya
vegetasi yang melepaskan sulfur dioksida dan nitrogen oksida ke atmosfer. Hujan asam
merupakan permasalahan lingkungan yang dapat memiliki efek serius pada kesehatan manusia,
satwa liar dan spesies air.
Rekayasa genetika
Produk makanan, peternakan, pertanian saat ini benyak dihasilkan oleh teknologi rekayasa
genetika atau modifikasi genetik. Modifikasi genetik makanan menggunakan bioteknologi
disebut rekayasa genetika. Modifikasi genetik dari hasil makanan, secara umum, akan
meningkatkan racun dan resiko penyakit bagi menusia. Genetika tanaman atau satwa yang
dimodifikasi dapat menyebabkan masalah serius bagi kesehatan manusia serta keseimbangan
ekosistem.
Kelemahan lain adalah bahwa peningkatan penggunaan racun untuk membuat tanaman tahan
terhadap gangguan serangga atau hama dapat menyebabkan organisme yang dihasilkan menjadi
resisten (kebal) terhadap antibiotik. Dengan semakin banyaknya penggunaan teknologi rekayasa
genetik maka ini menjadi masalah penting. Cara terbaik dan murah adalah kembali ke teknologi
atau produk organik yaitu tidak menggunakan racun kimia dalam produksi pertanian atau
peternakan sehingga manusia memiliki asupan makanan dan zat gizi yang sehat
Referensi : https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/masalah-lingkungan-hidup-di-indonesia-dan-
dunia-saat-ini-15
https://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan
Masalah lingkungan saat ini menjadi salah satu isu yang paling sering dibahas baik oleh
pemerintah, peneliti maupun badan organisasi di level internasional maupun lokal. Beberapa
masalah lingkungan global anatara lain:
1. Perubahan Iklim (Pemanasan Global)
Dampak Perubahan Iklim Laporan “Climate Change 2007: Climate Change Impacts,
Adaptation and Vulnerability” memuat dampak perubahan iklim yang sudah dan yang mungkin
akan terjadi di masa depan. Salah satu kesimpulannya, pemanasan global akan memberi dampak
negative yang nyata bagi kehidupan ratusan juta warga di dunia. Salah satunya adalah
meningkatnya suhu permukaan bumi sepanjang lima tahun mendatang. Ini akan mengakibatkan
gunung es di Amerika Latin mencair. Dampaknya panen gagal, yang hingga tahun 2050
membuat 130 juta penduduk dunia terutama di Asia mengalami kelaparan. Pertanian gandum di
Afrika juga bernasib sama. Pemanasan global juga membuat permukaan laut meningkat,
lenyapnya beberapa spesies dan bencana nasional yang makin meningkat. 30% garis pantai di
dunia lenyap pada 2080. Lapisan es di kutub mencair hingga terjadi aliran air di Kutub Utara dan
membuat Terusan Panama terbenam.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi pemanasan global misalnya: Konservasi
Energi dan Efisiensi Energi merupakan salah satu cara mengatasi pemanasan global.
Penghematan energi dilakukan bukan semata-mata untuk alasan ekonomi, melainkan untuk
alasan konservasi energi. Dunia industri merupakan potensi terbesar untuk penghematan energi,
di mana sebagian besar energi dikonsumsi. Penghematan energi yang lain adalah sektor rumah
tangga dan transportasi, baik dalam penggunaan listrik maupun bahan bakar lainnya. Jadi salah
satu cara mengatasi pemanasan global dengan melakukan konservasi energi dan efesiensi energi.
Referensi: http://risnablogger13.blogspot.com/2015/03/masalah-lingkungan-secara-lokal.html
http://blog.unnes.ac.id/siswihartati/2015/12/04/masalah-lingkungan-secara-global/
Keadaan dan masalah lingkungan pada tingkat nasional didahului oleh uraian mengenai
keadaan dan masalah kependudukan yang secara global merupakan penyebab utama dan
munculnya masalah lingkungan tersebut. Masalah kependudukan di Indonesia ditandai oleh laju
pertumbuhan penduduk relatif masih tinggi, penyebaran penduduk belum berimbang, dan mutu
kehidupan penduduk secara umum masih perlu ditingkatkan.
Hal demikian dibarengi oleh berbagai pola dan langkah pembangunan yang cenderung :
· Merusak /mengganggu sistem pendukung kehidupan manusia.
· Menciptakan ancaman dan bahaya buatan manusia dalam bentuk berbagai sumber bencana.
· Berlanjutnya dampak dan resiko lingkungan ini pada generasi masa datang
· Makin lemahnya struktur dan fungsi organisasi sosial masyarakat dalam berperan serta dalam
mendukung kegiatan pembangunan maupun mengelola lingkungan
Masalah lingkungan nasional (lokal) yang ditimbulkan juga menimbulkan kerusakan pada
alam yaitu:
1. Kerusakan Hutan Tropis
Kerusakan disebabkan penjarahan yang dilakukan secara terang-terangan menyebabkan
hutan-hutan rusak parah. Di samping penjarahan kerusakan juga diakibatkan karena kebakaran
baik karena faktor alam maupun ulah manusia yang tidak bertanggung jawab.
2. Kerusakan Terumbu Karang
Terumbu karang adalah suatu tumbuhan dan hewan yang berada di daerah perairan laut
dangkal.
Fungsi terumbu karang sebagai;
· Penahan gelombang sehingga erosi tepi pantai dapat dikurangi.
· Tempat tumbuhnya berbagai macam zooxantellae dan alga, sehingga pada siang hari
menghasilkan O2 yang diperlukan ikan dan makhluk hidup di bumi, sertadapat disajikan taman
laut yang paling mengesankan.
· Sumber penghasilan dan makanan bagi masyarakat pesisir karena potensi perikanan terumbu
karang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
Kerusakan terumbu karang sampai kedalaman 3 m di Indonesia sangat menghawatirkan.
Kegiatan manusia yang menyebabkan kerusakan terumbu karang antara lain penangkapan udang
atau ikan dengan merusak karang, pengambilankarang untuk bangunan, pembersihan karang dan
perairan pantai untuk keperluan pariwisata. Dengan rusaknya terumbu karang maka fugsi
terumbu karang sebagai penahan gelombang, tempat tinggal banyak organism, potensi ekonomi
dan pariwisata jelas terganggu.
Sejumlah masalah lingkungan di Sulawesi Utara (Sulut) masih berlanjut tahun ini dari
pertambangan, reklamasi pantai, hingga perkebunan sawit. Parah lagi, program pembangunan
yang sedang dan akan berlangsung, tidak melibatkan partisipasi masyarakat, sebagai pihak
terdampak. Demikian dikatakan Edo Rakhman, Manajer Kampanye Walhi Nasional.
Pada 2015, reklamasi kembali mengancam kehidupan warga pesisir dan ekosistem bawah laut
Sulut, yakni di Pantai Kalasey, Minahasa, dan Tanjung Merah, Bitung.
Reklamasi Kalasey sebenarnya sempat dihentikan pada 2011 karena penimbunan mengancam
ekosistem laut, seperti terumbu karang, mangrove maupun padang lamun. Publik juga
mempersoalkan izin dan dokumen Amdal, karena hanya menggunakan izin UKL-UPL, padahal
wajib Amdal.
“Menghindari wajib Amdal, maka pengembang memecah diri menjadi tiga grup, hingga luasan
reklamasi masing-masing menjadi 20 hektar. Awalnya 60 hektar,” kata Edo.
Sedang reklamasi di Tanjung Merah masuk MP3EI, Bitung sebagai kawasan ekonomi khusus.
Total luasan lahan reklamasi 1.000 hektar.
Walhi melihat, KEK Bitung berpotensi menggusur kehidupan nelayan tradisional. Kerusakan
lingkungan dan pemiskinan nelayan berpotensi terjadi dampak reklamasi di sana. “Akan banyak
pelanggaran HAM terjadi seperti konflik tanah ataupun sumber daya alam.”
Berdasarkan catatan Walhi Sulut, perkebunan sawit mulai merambah Bolaang Mongondow
(Bolmong). Sebenarnya, informasi rencana perkebunan sawit sejak 2009, namun simpang-siur.
Saat ini, ada sembilan perusahaan sawit beroperasi di Bolmong, PT Anugrah Bolmong Indah, PT
Anugrah Sulawesi Indah, PT Bol Indah Utama, PT Bol Indah Perkasa, PT Global Internasional
Indah, PT Inobonto Indah Perkasa, PT Karunia Kasih Indah, PT Sino Global Perkasa, PT Tomini
Indah Perkasa.
Sembilan perusahaan tadi tergabung dalam kelompok usaha IZZISEN Group, dengan total
perkebunan 79.150,30 hektar. Dari luasan itu, 20% kebun plasma dan 80% inti.
“Sembilan perusahan itu telah pembibitan dan tahap pembayaran tanah. Kami terus investigasi,
terutama dampak sosial dan lingkungan perkebunan sawit ini,” kata Angelin Palit, Direktur
Eksekutif Walhi Sulut.
Perkebunan sawit skala besar diyakini tidak membawa kesejahteraan masyarakat. Sawit rakus air
dan tidak memberi keuntungan signifikan bagi pemerintah daerah. Perkebunan sawit diduga
berkontribusi terhadap kerusakan mangrove di Bolmong
Referensi: https://www.mongabay.co.id/2015/01/09/ancaman-lingkungan-sulut-dari-tambang-
reklamasi-pantai-hingga-sawit/