DISUSUN OLEH :
Kelas 5E
Pendekatan pembelajaran adalah titik tolak (guru) terhadap proses pembelajaran, yang
merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum,
di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran.
a. Pendekatan Ekspositori
Pendekatan ini lebih bersifat “memberi tahu”. Artinya guru lebih dominan dalam
proses pembelajaran. Dalam hal ini siswa bersifat pasif, hanya menerima pelajaran yang
diberikan oleh guru. Yang dilakukan guru pada pendekatan ini umumnya adalah memberi
ceramah, mendemonstrasikan sesuatu dan lain-lain.
Keuntungan dengan menggunakan pendekatan ini adalah bahwa bahan pelajaran dapat
diselesaikan dengan cepat dan dimengerti oleh siswa. Pendekatan ini dapat digambarkan
sebagai DDCH (Duduk, Dengar, Catat, Hafal). Sehingga dalam pendekatan ini gurunya aktif
sedangkan siswanya pasif.
b. Pendekatan Inkuari
Pendekatan ini lebih bersifat “mencari tahu”. Artinya siswa sangat aktif mencari
sendiri informasi yang ia perlukan. Dalam pendekatan ini dominasi guru lebih sedikit. Dari
penjelasan tersebut, dapat kita ketahui bahwa pendekatan inkuari bertolak belakang dengan
pendekatan ekspositori. Pendekatan ini menginginkan keaktifan siswa untuk memperoleh
informasi sampai menemukan konsep-konsep IPA. Dalam pendekatan ini guru membimbing
siswa menemukan sendiri konsep-konsep itu melalui kegiatan belajarnya.
Ditinjau dari kadar keterlibatan guru dalam pembelajaran, pendekatan ini terdiri dari :
Dengan pendekatan ini siswa diberi kebebasan untuk memilih sendiri masalah
yang akan dipelajari maupun cara untuk memecahkan masalah tersebut. Pendekatan
ini cocok bagi mereka yang sudah memiliki kemampuan untuk berfikir formal.
Namun menurut pengalaman piaget, ternyata tidak banyak anak usia SD yang sudah
mencapai tingkat pemikiran semacam itu.
c. Membantu siswa yang benar-benar memerlukan agar tidak mengalami jalan buntu
atau frustasi.
c. Pendekatan Proses
- Ilmu pengetehuan tidak dipandang sebagai produk semata tetapi sebagai proses.
- Siswa dilatih untuk terampil dalam memperoleh dan memproses informasi dalam
pikirannya.
d. Pendekatan Konsep
Konsep adalah suatu ide yang menghubungkan beberapa fakta. Dalam pencapaian
atau pembentukan konsep biasanya peserta didik memerlukan benda-benda konkrit untuk
diotak-atik, eksplorasi fakta-fakta dan ide-ide secara mental. Pendekatan konsep memerlukan
lebih dari sekedar menghafal, lebih menunjukkan gambaran yang lebih tepat tentang IPA.
e. Pendekatan STM
Pendekatan ini diyakini oleh para pakar pendidikan IPA di Amerika sebagai
pendidikan IPA yang paling tepat sebab mempersiapkan murid-murid untuk menghadapi
abad ke 21 yaitu abad ketergantungan manusia kepada sains dan teknologi. Rasional dari
pendekatan ini adalah segala penemuan dalam bidang sains dan teknologi dapat untuk
kesejahteraan manusia. Didalam pendekatan IPA dengan pendekatan STM, guru membantu
murid-murid mempelajari sains dengan menggunakan isu-isu dalam masyarakat yang
merupakan dampak sains dan teknologi sebagai piñata pembelajaran IPA.
f. Pendekatan Factual
Pendekatan ini menekankan penemuan fakta-fakta dalam IPA . contoh informasi yang
didapatkan murid dengan pendekatan ini, misalnya ular termasuk golongan reptil, merkurius
adalah planet yang terdekat dengan matahari. Metode yang digunakan dalam pendekatan ini
adalah membaca, mengulang, melatih dan lain-lain. Pada dasarnya pembelajaran IPA dengan
pendekatan ini akan menimbulkan kebosanan pada diri murid-murid dan tidak memberikan
gambaran yang benar tentang IPA.
1. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode dimana guru membagi siswa dalam beberapa
kelompok, kemudian memberikan suatu persoalan atau masalah untuk dipecahkan secara
bersama-sama dengan teman satu kelompoknya.
2. Metode Demonstrasi
Metode Tanya jawab adalah cara penyajian bahan ajar dalam bentuk pertanyaan-
pertanyaan yang memerlukan jawaban untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
- Siswa memperoleh kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami
- Guru sulit mengetahui secara pasti tentang siswa yang tidak mengajukan pertanyaan,
apakah sudah menguasai atau belum.
4. Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan tidak asing
lagi dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan. Cara ini kadang membosankan,
maka dalam pelaksanaannya memerlukan keterampilan tertentu, agar penyajiannya tidak
membosankan dan dapat menarik perhatian siswa.
- Materi yang dikuasai siswa akan terbatas pada apa yang dikuasai guru
- Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, maka siswa akan merasa
bosan
- Guru sulit mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti tentang materi yang
sudah dijelaskan oleh guru
Metode ini adalah metode mengajar dengan mengajak peserta didik mengunjungi
suatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat laporan
dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan dengan didampingi oleh pendidik.
7. Metode Resitasi
a. konstruktivisme artinya filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya
sekedar menghafal. Siswa harus mengkonstruksi pengetahuan di benak mereka sendiri.
Pengetahuan tidak bisa dipisah-pisahkan harus utuh.
b. Konstruktivisme berakar pada filsafat pragmatisme yang digagas oleh John Dewey pada
awal abad ke 20 yaitu filosofi belajar yang menekankan kepada pengembangan minat dan
pengalaman siswa
Ciri-ciri dari Model Pembelajaran Kolaboratif yaitu adanya kerja sama dua orang
atau lebih, memecahkan masalah bersama, serta mencapai tujuan tertentu.
2. Tiap anggota menggunakan lembar kerja akademik kemudian saling membantu untuk
menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar anggota tim.
3. Tiap minggu atau 2 minggu guru mengevaluasi untuk mengetahui penguasaan materi yang
telah diberikan.
4. Tiap siswa dan tiap tim diberi skor atas penguasaannya terhadap materi, yang meraih
prestasi tinggi diberi penghargaan.
2. Bahan yang disajikan bentuk teks, tiap siswa bertanggung jawab mempelajari.
3. Setiap kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab mengkaji bagiannya. Bila
berkumpul disebut kelompok pakar.
4. Para siswa yang ada dalam kelompok pakar kembali ke kelompok semula untuk mengajar
anggota baru mengenai materi yang dipelajari dalam kelompok pakar.
5. Setelah diadakan pertemuan dan diskusi para siswa dievaluasi secara individual mengenai
bahan yang pernah di pelajari.
6. Pemberian skor diberikan / dilakukan seperti dalam metode STAD. Nilai tertinggi diberi
penghargaan oleh guru.
Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau
model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa
tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan
mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang
dirancang dalam pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament (TGT)
memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab,
kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
REFERENSI :