Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MANDIRI

PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP

DOSEN PENGAMPU:

Dra. KATRINA SIWI, M.Pd

DISUSUN OLEH

NAMA : FAJARIKA B. KINASIH


NIM : 19105068
KELAS : III E

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2020
TUGAS

1. Lingkungan dan permasalahan!

Jawaban:

- Lingkungan merupakan tempat manusia, hewan dan tumbuhan tinggal dan berkembang biak.
Tanpa lingkungan, ekosistem dan perubahan cuaca tidak bisa berjalan dengan baik. Berbagai unsur
membentuk lingkungan, membuatnya menjadi sebuah tempat yang kompleks. Berikut merupakan
pengertian lingkungan, serta penjelasan mengenai jenis, fungsi unsur dan manfaat lingkungan untuk
makhluk hidup. Lingkungan terbagi atas 2 bagian yaitu:

 Lingkungan biotik. Pengertian dari lingkungan biotik adalah tempat hidup makhluk organik
atau makhluk hidup. Komponennya berupa seluruh penghuni bumi, mulai dari manusia,
hewan, tumbuhan, mikroorganisme, virus, bakteri maupun dekomposer. Terdapat tiga
klasifikasi dalam lingkungan biotik, yakni; produsen sebagai sumber bahan makanan utama
untuk makhluk lainnya; konsumen sebagai pemakan, diisi oleh manusia dan hewan; serta
pengurai, yakni para mikroorganisme yang menghancurkan dan memakan makhluk yang
telah mati.
 Lingkungan abiotik. Berbeda dengan lingkungan biotik yang berisi makhluk hidup organik,
lingkungan abiotik tersusun dari berbagai komponen benda yang tidak bernyawa.
Lingkungan ini merupakan suatu kondisi dimana adanya benda di sekeliling makhluk hidup,
misalnya berupa bantuan, mineral, tanah, maupun unsur alam lainnya. Lingkungan abiotik
sering juga disebut sebagi lingkungan anorganik.

- Permasalahan lingkungan hidup yang disebabkan oleh manusia yaitu: Pencemaran air sungai,
rusaknya terumbu karang, banjir, penggundulan hutan, pencemaran udara

- Permasalahan lingkungan hidup yang disebabkan oleh alam yaitu: tanah longsor, gunung meletus,
gempa bumi, badai dan angin topan, tsunami, kekeringan

- Permasalahan lingkungan hidup di Indonesia saat ini:

 Penebangan pohon dihutan secara liar/pembalakan hutan


 Polusi air dari limbah industri dan pertambangan
 Polusi udara ditengah perkotaan (Jakarta merupakan kota dengan udara paling kotor ke-3
didunia)
 Asap dan kabut dari kebakaran hutan; kebakaran hutan permanen / tidak dapat dipadamkan
 Penghancuran terumbu karang
 Pembuangan sambah B3/Radioaktif dari negara maju
 Pembuangan sampah tanpa pemisahan/pengolahan, seperti semburan lumpur liar di
Sidoarjo, Jawa Timur

2. Masalah lingkungan secara global!

Jawaban:
Masalah lingkungan secara global merupakan permasalahan lingkungan dan dampak yang
ditimbulkan dari permasalahan lingkungan tersebut yang dimana mengakibatkan dampak yang luas
dan serius bagi dunia serta menyeluruh. Isu lingkungan global mulai muncul dalam berberapa
dekade belakangan ini. Kesadaran manusia akan lingkungannya yang telah rusak membuat isu
lingkungan ini mencuat. Isu lingkungan global yang mencuat ke permukaan yang bersifat global serta
yang paling penting dalam lingkungan adalah mengenai pemanasan global.

Pemanasan global atau yang sering kita sebut global warming adalah adanya proses peningkatan
suhu rata-rata atmosfer,laut, dan daratan bumi. Pemanasan global atau global warming menjadi isu
global mutakhir terkait lingkungan hidup dimana pencemaran dan pengrusakan terhadap lingkungan
dianggap sebagai faktor penyebab hilangnya sifat kealamiahan bumi akibat pemanasan global. Dunia
pun menyadari untuk melakukan upaya keras mengingat semakin terancamnya eksistensi
kehidupan. Diperkirakan, setiap tahun dilepaskan 18,35 miliar ton karbon dioksida (18,35 milliar ton
karbon dioksida ini sama dengan 18,35 X 1012 atau 18.350.000.000.000/kg karbon dioksida).Ketika
atmosfer semakin kaya akan gas-gas rumah kaca ini, ia semakin menjadi insulator yang menahan
lebih banyak panas dari Matahari yang dipancarkan ke Bumi. Inilah yang disebut dengan Efek Rumah
Kaca.

Perubahan iklim sudah tidak lagi menyangkut kepentingan lingkungan hidup. Namun, sudah meluas
pada aspek keamanan pangan, ketersediaan air bersih, kesehatan masyarakat, gangguan cuaca
berupa badai yang kian meningkat intensitasnya serta ancamannya. Intinya, resiko resiko yang
dihadapi manusia naik tajam. Tidak hanya mengarah pada kerusakan harta benda atau lingkungan,
tetapi juga mengancam jiwa manusia. Pemanasan global telah memicu peningkatan suhu bumi yang
mengakibatkan melelehnya es di gunung dan kutub, berkurangnya ketersediaan air, naiknya
permukaan air laut dan dampak buruk lainnya.

Laju pemanasan global yang tidak terkendali akan makin mempercepat pencairan es dikutub dan
meningkatkan permukaan air laut secara drastic. Dampaknya, kawasan pulau kecil dan pesisir makin
tenggelam. Kemudian menimbulkan sedimentasi yang menutup permukaan terumbu karang.
Fenomena tersebut juga akan memicu tingkat keasaman terumbu karang yang menimbulkan
pemudaran (bleaching) hingga kepunahan ekosistem tersebut akibat sedimentasi dan intensitas
cahaya matahari yang berkurang.

Sifat perubahan iklim tentu tidak mengenal batas Negara. Begitu pula distribusi dan dampaknya,
bahkan akan menimbulkan ketidakseimbangan dan ketidak adilan antar Negara. Negara-negara
industri adalah penyumbang terbesar gas rumah kaca yang berdampak pada perubahan iklim,
sedangkan Negara yang sedang berkembang yang sedikit konstribusinya dalam fenomena
pemanasan global ini justru terkena dampak yang nyata. Oleh karena itu, semua pihak harus
menyatakan perang melawan pemanasan global dengan perannya masing-masing. Industri
transportasi, ahli pertanian, aktifis lingkungan, pemerintah hingga individu harus mengerem
peningkatan pemanasan global.

3. Masalah lingkungan secara nasional!

Jawaban:

Masalah lingkungan secara nasional yaitu permasalahan lingkungan dan dampak yang ditimbulkan
dari permasalahan lingkungan tersebut mengakibatkan dampak dalam skala nasional. Salah satu isu
lingkungan nasional yaitu sampah. Sampah adalah semua benda atau produk sisa dalam bentuk
padat sebagai akibat aktivitas manusia yang dianggap tidak bermanfaat dan tidak dikehendaki oleh
pemiliknya atau dibuang sebagai barang tidak berguna.

“Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia
maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.” (Istilah Lingkungan untuk Manajemen,
Ecolink, 1996).

Berdasarkan pandangan tersebut, sampah dapat dirumuskan sebagai bahan sisa dari kehidupan
sehari-hari masyarakat. Sampah yang harus dikelola tersebut meliputi sampah yang dihasilkan dari:

 Rumah tangga
 kegiatan komersial: pusat perdagangan, pasar, pertokoan, hotel, restoran, tempat hiburan.
 fasilitas sosial: rumah ibadah, asrama, rumah tahanan/penjara, rumah sakit, klinik,
puskesmas
 fasilitas umum: terminal, pelabuhan, bandara, halte kendaraan umum, taman, jalan,
 Industri
 hasil pembersihan saluran terbuka umum, seperti sungai, danau, pantai.

Sampah padat pada umumnya dapat di bagi menjadi dua bagian, yaitu :

 Sampah Organik

Sampah organik (biasa disebut sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering). Sampah
Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau
dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan
dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik, misalnya
sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran dll.

 Sampah Anorganik

Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi,
atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan
aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang
sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada
tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol, tas plsti. Dan botol kaleng

Kertas, koran, dan karton merupakan pengecualian. Berdasarkan asalnya,kertas, koran, dan karton
termasuk sampah organik. Tetapi karena kertas, koran, dan karton dapat didaur ulang seperti
sampah anorganik lain (misalnya gelas, kaleng, dan plastik), maka dimasukkan ke dalam kelompok
sampah anorganik.

Sudah kita sadari bahwa pencemaran lingkungan akibat perindustrian maupun rumah tangga sangat
merugikan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Melalui kegiatan perindustrian
dan teknologi diharapkan kualitas kehidupan dapat lebih ditingkatkan. Namun seringkali
peningkatan teknologi juga menyebabkan dampak negatif yang tidak sedikit.

Dampak bagi kesehatan

Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol)
merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti
lalat dan anjing yang dapat menimbulkan penyakit.
Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:

 Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah
dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah
(haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
sampahnya kurang memadai.
 Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
 Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu
penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam
pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
 Sampah beracun: Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal akibat
mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah
yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.

- Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai
organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan
menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini
dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.

- Dampak terhadap keadaan social dan ekonomi

 Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang
menyenangkan bagi masyarakat: bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena
sampah bertebaran dimana-mana.
 Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.
 Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan
masyarakat. Hal penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk
mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja,
rendahnya produktivitas).
 Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan
dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain.
 Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai,
seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan
sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal
ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.

4. Masalah lingkungan secara lokal!

Jawaban:

Masalah lingkungan secara lokal merupakan permasalahan lingkungan dan dampak yang
ditimbulkan dari permasalahan lingkungan tersebut mengakibatkan dampak sangat dirasakan bagi
daerah lokal. Salah satu isu pencemaran lokal pada propinsi Kalimantan Barat yaitu pencemaran
sungai Kapuas. Sungai Kapuas merupakan sungai yang ada di Kalimantan Barat dan telah menjadi
sumber air yang digunakan oleh penduduk setempat untuk melakukan aktifitas seperti mencuci,
mandi dan lain sebagainya.

Menurut D. Dwidjoseputro (1990:125), pencemaran air merupakan suatu perubahan kualitas fisik,
kimia dan biologi air yang tidak diinginkan, sehingga dapat menimbulkan kerugian kerena
mempengaruhi sistem kehidupan.

Apabila semua kegiatan industri dan teknologi memperhatikan dan melaksanakan pengolahan air
limbah industri dan masyarakat umum juga tidak membuang limbah secara sembarangan maka
masalah pencemaran air sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan. Namun, dalam kenyataannya masih
banyak industri atau suatu pusat kegiatan kerja yang membuang limbahnnya ke lingkungan melalui
sungai Kapuas. Pembuangan air limbah secara langsung ke lingkungan inilah yang menjadi penyebab
utama pencemaran air di sungai Kapuas.

Persoalan kualitas air adalah persoalan serius daerahKalomantan Barat, di mana 70 persen
masyarakat Kota Pontianak dan Kalbar masih menggunakan air Sungai Kapuas secara langsung
sebagai air konsumsi sehari-hari, baik melalui proses penyaringan PDAM maupun tidak.

Pencemaran berbagai zat kimia berbahaya di Sungai Kapuas di Kalimantan Barat saat ini sudah
terjadi mulai bagian hulu hingga hilir sungai. Sungai Kapuas tak hanya tercemari zat kimia merkuri,
tetapi juga limbah pabrik, bakteri coli, dan ada juga indikasi tercemar pestisida dari perkebunan. Dari
penelitian oleh beberapa ahli di hulu Sungai Kapuas, di Kabupaten Sintang dan Sekadau, tampak
bahwa sungai dengan panjang 1.086 kilometer itu secara kimiawi dan biologis sudah tercemar.
Temuan ini melengkapi penelitian beberapa tahun sebelumnya, saat ditemukan kandungan Hg yang
melebihi ambang batas di bagian hilir Sungai Kapuas.

Sungai Kapuas telah menunjukan gejala tercemar oleh zat kimia merkuri, limbah pabrik, bakteri coli,
dan ada juga indikasi tercemar pestisida dari perkebunan. Hal ini terlihat pada saat musim hujan
sungai menjadi keruh dan tidak jernih lagi. Sehingga menimbulkan kekhawatiran apabila kondisi ini
dibiarkan maka 5 tahun ke depan, akan tak melihat lagi sungai yang jernih dan layak untuk
dikonsumsi.

Merkuri merupakan bahan kimia yang biasa digunakan untuk memurnikan butiran emas pada
penambangan emas tanpa izin. Merkuri yang masuk ke tubuh manusia bisa mengganggu sistem
saraf dan sistem enzym yang berguna bagi metabolisme tubuh. Dampak pada manusia: menderita
tremor, hilang ingatan, mengganggu pertumbuhan janin. Beradasarkan hasil penelitian yang
dilakukan di Sungai Kapuas juga ditemukan adanya biota Benthos jenis Chironomous. Jenis ini hanya
dapat hidup di daerah tercemar. Di sana juga dijumpai plankton yang hanya hidup di air tercemar.

Sejauh ini, air Sungai Kapuas dikatakannya masih kerap dimanfaatkan untuk industri, perhotelan,
rumah makan dan sejenisnya. Pencemaran di daerah aliran sungai (DAS) Kapuas selama ini
dijelaskannya akibat pengaruh aliran hulu ke hilir, kandungan merkuri akibat aktivitas penambangan
emas tanpa izin (PETI), limbah rumah tangga dan industri.

Anda mungkin juga menyukai