KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Alhamdulillah, penulis bersyukur
karena akhirnya bahan ajar mata kuliah etnobotani bisa selesai
disusun walaupun banyak kendala yang dihadapi.
Bahan ajar ini merupakan revisi total dari bahan ajar
sebelumnya, meliputi penambahan bab 2 mengenai klasifikasi
makhluk hidup dan bab 4 mengenai etnobotani Masyarakat
Using/Osing, dan revisi total pada bab 3 yaitu mengenai metodologi
penelitian entobotani.
Bahan ajar ini diperuntukkan khususnya untuk mahasiswa
yang menempuh matakuliah etnobotani dan mahasiswa lain yang
menyukai dunia tumbuhan. Besar harapan kami agar bahan ajar ini
bisa membantu mahasiswa untuk mengenal lebih jauh mengenai
etnobotani.
Tak ada gading yang tak retak, tak ada sesuatu yang
sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
pembaca untuk perbaikan bahan ajar ini. Terima kasih.
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul
..........................................
Kata Pengantar
..........................................
ii
Daftar Isi
..........................................
iii
..........................................
..........................................
26
..........................................
49
..........................................
66
..........................................
70
Lingkup Etnobotani
Etnobotani
Bab IV Kajian Khusus Etnobotani
Masyarakat Using
Banyuwangi Jawa Timur
Daftar Pustaka
iii
BAB I
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ETNOBOTANI
Tujuan
Setelah membaca bab 1 ini, mahasiswa diharap mampu :
1. menyimpulkan pengertian etnobotani
2. menjelaskan perkembangan etnobotani
3. mengemukakan ruang lingkup etnobotani
4. menganalisis peranan etnobotani dalam kehidupan
manusia.
berbagai
disiplin
bidang
ilmu.
Oleh
karena
itu,
A. Pengertian Etnobotani
Pada awalnya penggunaan istilah etnobotani adalah botani
aborigin (aboriginal botany) yang diungkapkan oleh Power pada tahun
1875 yang batasannya adalah pemanfaatan berbagai jenis tumbuhan
oleh masyarakat lokal untuk bahan obat-obatan, bahan makanan,
bahan sandang, bahan bangunan dan lain-lainnya. Istilah etnobotani
muncul pertama kali pada tanggal 5 Desember 1895 dalam suatu
1
makanan,
bahan
bangunan
dan
bahan
sandang,
(b)
berbagai
polemik
tentang
kontroversi
pengertian
Cotton, 1996).
1895
1916
1932
1941
1941
1981
1990
1993
1994
Harshberger, 1896
Robins et al., 1916
(dalam
Castetter,
1944)
Gilmour, 1932
Schultes,
1941
(dalam
Castetter,
1944)
Studi tentang hubungan antara penduduk Jones, 1941 (dalam
Castetter, 1944)
primitif dengan tumbuhan
Mengkaji
hubungan
langsung
antara Ford, 1978
manusia dan tumbuhan
Mengkaji penggunaan tumbuhan yang pada Wickens, 1990
awalnya untuk komersialisasi dan kemudian
akhirnya dibudidayakan
Mendata dan mengevaluasi pengetahuan FEB, 1993
lingkungan tentang perbedaan budaya yang
sudah diakumulasi selama berabad-abad
Semua kajian (terutama tumbuhan) yang Martin, 1995
mendeskripsikan interaksi antara penduduk
lokal dengan lingkungan sekitar
Setelah
Anda
membaca
pengertian
etnobotani, cobalah buat kesimpulan, apa
yang dimaksud dengan etnobotani ?
3
B. Perkembangan Etnobotani
Etnobotani pada masa sekarang ini mengalami kemajuan yang
sangat pesat, terutama di Amerika, India dan beberapa negara Asia
seperti Cina, Vietnam dan Malaysia. Berbagai program penelitian
mengenai sistem pengetahuan masyarakat lokal terhadap dunia
tumbuhan obat-obatan banyak dilakukan akhir-akhir ini terutama
bertujuan untuk menemukan senyawa kimia baru yang berguna
dalam pembuatan obat-obatan modern untuk menyembuhkan
penyakit-penyakit berbahaya seperti kanker, AIDS, dan jenis
penyakit lainnya. Sedangkan di benua Afrika, penelitian etnobotani
difokuskan pada pengetahuan tentang sistem pertanian tradisional
masyarakat
lokal,
bertujuan
untuk
menunjang
pembangunan
dimulainya
eksplorasi
keilmuan
(1663-1870)
dan
dikenalkan
oleh
Harsberger
tahun
1895,
tradisional
Universitas
dalam
Chicago.
memanfaatan
Studi
tentang
berbagai
jenis
sistem
pengetahuan
tentang
pertanian
tradisional.
Dari
di
Bali
tahun
1998.
Oleh
karena
itu
untuk
kesempatan
tersebut
terbentuklah
perhimpunan
"Masyarakat
Etnobotani Indonesia".
Kalau kita mencari di google kata kunci etnobotani, maka
akan muncul kurang lebih 101.000 artikel berbahasa Indonesia yang
berkaitan
dengan
etnobotani.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
lingkup
etnobotani
berkembang
dari
hanya
masyarakat
tersebut
mengklasifikasikan
dan
tentang
tata
ruang,
etnopedologi,
tradisional
Pertanian tradisional
Etnobotani kognitif
Budaya materi
Fitokimia tradisional
Paleoetnobotani
10
konservasi,
memberikan
gambaran
tentang
aplikasi
etnobotani.
Potensi aplikasi etnobotani dan perannya meliputi dua aspek
yaitu dalam botani ekonomi dan ekologi. Selain itu etnobotani
memberikan gambaran tentang perannya terhadap pembangunan
yang berwawasan lingkungan dan konservasi keanekaragaman
hayati (Purwanto, 2009).
a. Botani ekonomi :
1. Pertanian : Identifikasi berbagai jenis tumbuhan untuk bahan
pangan, serat-seratan, dan berbagai komoditi yang lain,
konservasi tradisional terhadap plasma nutfah seperti jenisjenis yang tahan terhadap penyakit, tahan kekeringan dan
keunggulan lainnya.
2. Seni dan kerajinan : Pengembangan sumber pendapatan
alternatif dalam pengembangan yang berkesinambungan.
3. Farmasi : Identifikasi tentang tumbuhan yang mengandung
bahan kirnia baru yang mendasarkan pada pengetahuan
tradisional tentang tumbuhan obat-obatan.
b. Ekologi :
1. Pengelolaan
Tumbuhan
Identifikasi
praktis
yang
etnobotani
Pendekatannya
dan
sistem
menggunakan
pertanian
metodologi
tradisional.
partisipatif
yang
yang
dihadapi
dalam
menganalisis
dan
12
lokal
adalah
sebaliknya,
terdapat
hal-hal
yang
yang
adakalanya
tidak
rasional
setelah
mampu
Oleh karena itu data dan informasi secara rinci baru didapat
setelah beberapa waktu, dan adakalanya beberapa informasi
diperoleh dari anggota masyarakat biasa yang bukan spesialiasinya.
misalnya hal-hal yang sifatnya dikeramatkan atau ditabukan. Untuk
mendapatkan informasi tersebut adakalanya harus melalui suatu
ritual atau ketentuan adat masyarakat lokal tersebut. Beberapa
informasinya diperoleh dari anggota masyarakat yang mempunyai
ahli khusus, misalnya pemanfaatan berbagai jenis tumbuhan sebagai
bahan obat-obatan, bahan pewarna alami, teknologi dan seni, ritual,
bahan pangan dan lain-lainnya.
Sehubungan semakin pentingnya peran etnobotani dalam
mengungkapkan berbagai jenis tumbuhan berguna, terdapat tendensi
ke arah kepentingan komersial. Pencarian bahan aktif obat-obatan
modern merupakan salah satu contoh yang pada dekade terakhir ini
rnenjadi
primadona
dilakukannya
penelitian
etnobotani
dari
sumber
daya
tumbuhan
terbarukan
dan
nasional
meliputi
konservasi
habitat
untuk
dan
tersebut
bila
Etnobotani
dan
Prospek
Pengembangan
Keanekaragaman Hayati
Tidak kurang dari 250.000 jenis tumbuhan tingkat tinggi
di dunia ini hanya sekitar 5 % saja yang telah diidentifikasikan
pemanfaatannya sebagai bahan obat. Sedangkan khusus di
Amerika Serikat sekitar 25 % dari seluruh kandungan obat
berasal dari jenis-jenis tumbuhan tingkat tinggi. Sebenarnya
sebagian besar kandungan bahan aktif sintetik obat berdasar
pada
fitokimia
alami.
Oleh
karena
itu
diperlukan
lebih
efisien
dibandingkan
dengan
cara
Penelitian
lain
yang
mendukung
efisiensi
17
negara
kita
konservasi
lingkungan
baru
berkurang
keberadaannya.
Beberapa
contoh
tumbuh
di
tempat-tempat
18
keramat
dan
keanekaragamannya
tidak
jauh
berbeda
dengan
Contohnya
adalah
penetapan
kasih
kepada
para
petani
tradisional
yang
plasma
nutfah
sangat
penting
dalam
upaya
besar
bila
bioteknologi
mampu
menjembatani
20
iptek
informatika
yang
didasari
ilmu
genetika
yang
dikembangkan
bioteknologi
menjadi
primadona perhatian masa kini dan yang akan datang (Rifai, 1998).
Pada tahun terakhir ini hasil terobosan bioteknogi pertanian
secara spektakuler berhasil dikembangkan di luar negeri terutama di
negara maju seperti Perancis, Inggris, Jerman, AS dan Jepang. Namun
demikian
kita
tidak
begitu
saja
dapat
mengimpor
dan
21
akan
menjadi
instrumen
sangat
berharga
untuk
tuan
di
negara
kita
sendiri
dalam
memanfaatkan,
diidentifikasi
dengan
mendasarkan
pada
pengetahuan
genom penyakit manusia untuk mencari obat baru dari sumber alam
sangat dianjurkan.
25
BAB II
KLASIFIKASI TUMBUHAN
Tujuan
Setelah membaca bab II ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Melakukan determinasi tumbuhan
2. Mengklasifikasi tumbuhan berdasarkan tatacara
nomenklatur
3. Menjelaskan langkah-langkah membuat herbarium
4. Membuat herbarium
26
Langkah
berikut
adalah
membandingkan
atau
elektronika
modern
yang
diprogramkan
untuk
menyimpan, mengolah dan memberikan kembali keteranganketerangan tentang tumbuh-tumbuhan. Dengan demikian
pendeterminasian tumbuh-tumbuhan nantinya akan dapat
dilakukan dengan bantuan komputer.
mempermudah
dalam
menggunakan
kunci
informasi
sebanyak
mungkin
tentang
ciri
pilihan
layaknya
tidak
kena,
mungkin
terjadi
analisis
merupakan
kunci
yang
paling
umum
32
33
2.2.Tatanama (Nomenklatur)
Sudah menjadi naluri manusia untuk memberi nama kepada
apa saja yang ada di sekitarnya. Nama itu merupakan sesuatu yang
mutlak perlu dalam kehidupan sehari-hari, sebab tanpa nama untuk
mengacu benda-benda konkrit seperti tumbuh-tumbuhan maupun
hal-hal yang abstrak tidak mungkin kita lakukan. Radford (1986)
mengutip pendapat Macself seperti yang ditulis oleh Johnson (1971):
Betapa aneh dan kacaunya kehidupan ini seandainya kita
mengabaikan
penggunaan
nama
yang
kita
pakai
untuk
aktivitas
kehidupan
akan
terhenti.
Sulit
dibayangkan
34
taksonomi
tumbuh-tumbuhan
bukanlah
untuk
35
36
penamaan
di
dalam
kelompok
taksonomi
kelompok
taksonomi,
batasannya,
posisinya
dan
Daucus carota L.
Nicotiana tabacum L
Nama-nama genera
38
Penunjuk Jenis
Ditulis dengan huruf kecil dan apabila terdiri dari 2 suku kata
harus diberi tanda sambung. Contoh: Hibiscus rosa-sinensis,
Ipomea pes-capre
Author
Author adalah nama pengarang yang menerbitkan nama sah
takson itu untuk pertama kali. Tujuan pencantuman nama author
adalah supaya penunjukan nama suatu takson tepat dan lengkap
serta memudahkan penelitian tentang keabsahan nama, contoh :
Daucus carota L. (L. Linnaeus), Vernonia acaulis (Walter) Gleason
Penamaan cultivar dan varietas
Nama cultivar biasa disingkat dengan c.v. tidak dalam bahasa
Latin atau dilatinkan, contoh : Mangifera indica c.v. harum manis,
Citrullus lanatus c.v. Crimson sweet. Nama varietas biasa disingkat
39
pelaksanaan
kesatuan-kesatuan
penggolongan
taksonomi
tumbuhan,
yang
maka
berbeda-beda
- Seksi (sectio)
- Anak seksi (subsectio)
- Deret (series)
- Anak deret (subseries)
- Jenis (species)
- Anak jenis (sub species)
- Varietas (varietas)
- Anak varietas (subvarietas)
- Forma (forma)
- Anak forma (subforma)
Urutan tingkat-tingkat kesatuan taksonomi itu tidak boleh diubah
atau dipertukarkan. Dengan tidak memperhatikan tingkatnya maka
setiap kesatuan taksonomi tersebut (misalnya suku, jenis, varietas)
masing-masing disebut takson.
41
atau
tipe
baru
dapat
ditunjuk
untuk
menggantikannya.
b. Tipe pengganti (= Lectotype), ialah suatu spesimen atau unsur
lain dari spesimen-spesimen asli (isotope atau sintipe) yang
dipilih untuk menjadi tipe tatanama, kalau holotipe tidak
ditentukan atau holotipe hilang atau hancur.
c. Isotipe (= Isotype), ialah duplikat (bagian dari suatu nomor
koleksi yang dikumpulkan dalam waktu yang sama) dari
holotipe.
d. Sintipe (= Syntypus), ialah salah satu daripada beberapa
spesimen atau contoh yang disebutkan pengarang kalau
holotipe tidak ditentukan, atau sslah satu daripada beberapa
spesimen yang bersama-sama ditunjuk sebagai tipe.
e. Tipe baru (= Neotypus), ialah spesimen yang dipilih untuk
menjadi tipe tatanama, kalau holotipe hilang atau rusak dan
tidak mungkin untuk menunjuk tipe pengganti karena tidak
adanya isotope atau sintipe. Nama-nama baru yang diusulkan
42
diawetkan
untuk
terus
dipertahankan
pemakaiannya,
43
pusat
penyimpanan
data,
ahli
kimia
label,
pensil,
penekan/penghimpit,
lensa
tali
tangan,
pengikat,
Koran
vasculum,
bekas,
kantong
Untuk
pohon
yang
sangat
tinggi,
45
c. Catatan lapangan
Catatan
lapangan
segera
dibuat
setelah
mengkoleksi
f. Pembuatan herbarium
1. Mounting
Spesimen yang sudah kering dijahit atau dilem di atas
kertas karton
-
2. Labeling
-
Label
yang
berisi
keterangan-keterangan
Spesimen
dipisahkan
sesuai
dengan
Umumnya
melakukan
herbarium-
fumigasi
dengan
interval 1, 2, 3 tahun.
-
Tugas mandiri
Buatlah Herbarium salah satu jenis tumbuhan obat
lengkap dengan keterangannya !
48
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN ETNOBOTANI
Tujuan
Setelah membaca bab III ini, mahasiswa diharap mampu :
1. Menyusun metode penelitian etnobotani
2. Memadukan metode sains (kuantitatif) dan sosial
(kualitatif) dalam penelitian etnobotani
Etnobotani
merupakan
bidang
ilmu
yang
cakupannya
budaya.
Sehingga
etnobotanis
sangat
berkepentingan
yang
dihadapi
sehubungan
49
dengan
hubungan
masyarakat
dengan
lingkungannya.
keanekaragaman
Penggunaan
metode
jenis
tumbuhan
kuantitatif
kita
dan
dapat
yang
ada
dengan
analisis
yang
lebih
dapat
ethnobiologi
pada
umumnya
dan
etnobotani
pada
yang
memprediksi
variasi
tingkat
individu
dalam
50
sementara
pengetahuan
beberapa
etnobotani
penulis
dengan
telah
menggolongkan
mempelajari
tanaman
obat
telah
menggunakan
berbagai
51
metode
untuk
mengukur
etnobotani
di
seluruh
budaya
di
dunia,
kita
sebelum
memilih
pendekatan
yang
paling
sesuai
hal
ini
memungkinkan
pandangan
yang
bahwa
seseorang
berhadapan
dengan
kelompok-
semua perkara
sesuai dengan
Kode
Etik
antara
keterampilan
yang
paling
mendasar
dalam
Observasi Peserta
Teknik ini didasarkan pada mengamati interaksi manusia dan
tumbuhan, seperti pengumpulan tumbuhan liar atau manajemen
taman rumah. Ethnobotanist menemani orang-orang lokal dan
berpartisipasi dalam pengumpulan buah-buahan atau hasil hutan
lainnya,
seorang
informan,
mendengarkan
dia
dan
bertanya
studi
pendahuluan
atau
studi
pendek
atau
untuk
Daftar wawancara
Peneliti
menyusun
daftar
nama
tanaman
dan
namanya,
sekelompok
ethnobotanist
informan.
melakukan
Diskusi
wawancara
kelompok
dapat
58
menggantikan
pengetahuan
kebutuhan
adat,
tetapi
untuk
deskripsi
memungkinkan
kualitatif
analisis
pola
dari
dari
dikumpulkan,
sehingga
meningkatkan
kekuatan
ilmiah
metodologis penelitian.
ekologi
memungkinkan
Ethnobotanists
untuk
tanaman
eksploitasi
sumber
daya.
Penelitian
ini
dasar
dari
sebuah
studi
yield
adalah
untuk
bagian
tanaman
yang
digunakan,
kegunaan,
64
3.5.3 Presentasi
Hasil dapat disajikan sebagai tabel dan grafik. Tabel
menyajikan data dalam baris dan kolom, yang memungkinkan
kontras nilai-nilai atau kategori terkait. Grafik biasanya berhubungan
dua dimensi, seperti kuantitas atau keanggotaan dalam kategori.
Grafik batang membandingkan jumlah dimensi tunggal berbagai
kategori atau benda yang saling terkait. Tinggi atau panjang setiap
batang grafik menunjukkan jumlah pada skala numerik yang
ditunjukkan pada bagian bawah grafik. Diagram lingkaran dibagi
menjadi irisan, menunjukkan proporsi relatif atau persentase satu
kategori dibandingkan dengan yang lain.
65
BAB IV
KAJIAN KHUSUS ETNOBOTANI MASYARAKAT USING
BANYUWANGI JAWA TIMUR
Tujuan
Setelah membaca bab IV, mahasiswa diharap mampu :
1. Mengenal seluk beluk masyarakat Using
2. Menganalisis fitokimia dan fitofarmakologi tanaman obat
dan kosmetik yang digunakan masyarakat using
3. Menganalisis makna yang terkandung dalam ritual adat
masyarakat Using yang berkaitan dengan karakter
bangsa
4. Menyarankan upaya konservasi tumbuhan kayu yang
digunakan masyarakat Using untuk pembuatan alat
musik dan rumah adat
66
kemasyarakatan
(Rebo
Wekasan
/pemberian sesaji kepada roh halus, Ndok-Ndogan /Mauludan, Kebokeboan/Penyambuh Panen) hingga tari-tarian. Budayawan Jawa
Timur Ayu Sutarto mencatat ada 32 acara budaya yang dimiliki
masyarakat Using. Delapan belas diantaranya adalah kesenian
(Nugroho dalam Ritonga, 2011).
Dalam berbagai kesenian dan tradisinya itu masyarakat Using
tidak lepas dari penggunaan tumbuh-tumbuhan baik sebagai sesaji
maupun pelengkapnya. Saat pernikahan tiba terdapat sebuah tradisi
yang masih tetap dilaksanakan di desa Kemiren (salah satu desa
wisata Using di kecamatan Glagah, Banyuwangi) yaitu tradisi arakarakan. Bila pengantin berasal dari desa kemiren maka arak-arakan
dilakukan dari tempat berlawanan dari tempat resepsi. Misal tempat
resepsi ada di sebelah barat maka arak-arakan dilakukan dari sebelah
timur. Kedua pengantin dinaikkan kereta kuda menuju ke tempat
resepsi dan para sanak keluarga mengiringi dengan membawa
perlengkapan rumah tangga, dimana berbagai tumbuh-tumbuhan
juga dibawa seperti buah kelapa.
Nama Tumbuhan
Lokal
Ilmiah
Nama Famili
Bagian
Tumbuhan yang Penyakit yang diobati
digunakan
Buah polong, Batuk, Sariawan, Diare
Daun
Daun
Hipertensi
Asam
Tamarindus indica L.
Alpukat
Caecalpiniacea
e
Lauraceae
Bawang
merah
Bawang putih
Belimbing
wuluh
Cengkeh
Jambu biji
Jamur impes
Jarak pagar
Allium cepa L.
Liliaceae
Umbi
Demam (Dewasa)
Allium sativum L.
Averrhoa bilimbi Linn.
Liliaceae
Oxalidaceae
Umbi
Bunga
Masuk angin
Batuk
Syzygium aromaticum L
Psidium guajava L.
Calvatia bicolor
Jatropa curcas L.
Myrtaceae
Myrtaceae
Lycoperdaceae
Euphorbiaceae
4
5
6
7
8
9
Bunga
Daun
Seluruh bagian
Getah, Daun
10 Jeruk buah
11 Jeruk nipis
12 Kelor
Citrus aurantium L.
Rutaceae
Citrus aurantifolia L.
Rutaceae
Moringa oleifera Lamk. Moringaceae
Buah
Buah
Daun
13 Kunyit
Curcuma
domestica Zingiberaceae
Val.
Leucaena glaucae
Mimosaceae
Lannea coromandelica Anacardiaceae
Merr.
Rimpang
14 Lamtoro
15 Santan
69
Daun
Daun
Sakit gigi
Diare
Demam (Dewasa)
Sakit Gigi, Luka Gores,
Diare
Sulit buang air besar
Batuk
Sakit perut
Batuk, Luka, Sariawan,
Diare
Luka
Luka
16 Simbukan
17 Sirih
Paedaria foetida L.
Piper betle L.
18 Temu kunci
Boesenbergia
Zingiberaceae
pandurata
Jatropha multifida Linn Euphorbiaceae
19 Yodium
Rubiaceae
Piperaceae
Daun
Daun
Rimpang
Getah
Sakit perut
Mimisan, Penghilang
bau badan, Pelancar haid
Keputihan, Penghilang
bau badan, Pelancar haid
Luka
Sumber:
Analisis
Dari data yang tersaji dalam Tabel 4.1 Carilah fitokimia yang
bertanggungjawab
dalam
mengobati
penyakit
pada
masing-masing
tumbuhan
4.2 Etnobotani Tumbuhan Bahan Kosmetik
Hasil dari penelitian etnobotani pada masyarakat Using di
kabupaten Banyuwangi yang dilakukan di 2 kecamatan yaitu
kecamatan Glagah yang terdiri dari 2 desa yaitu desa Kemiren dan
desa Olehsari serta kecamatan Giri yang terdiri dari 2 desa yaitu desa
Boyolangu dan desa Penataban telah terinventarisasi 51 spesies
tumbuhan dari 29 famili yang digunakan oleh masyarakat Using di
kabupaten Banyuwangi sebagai bahan kosmetik (Winda, 2013).
70
Nilai
Use
Value
0,9
0,9
0,52
0,52
0,52
0,52
ICF
0,93
0,5
0,77
0,77
0,77
0,7
memberikan
keselamatan
dan
kesejahteraan.
Barong
71
b.
c.
Lokal
Aren
Nama Famili
Ilmiah
Arenga pinnata
Merr.
Arecaceae
72
Bagian
Tumbuhan
yang
Digunakan
Cairan
bunga
Kegunaan
(Jenis sesajen)
Jenang sengkolo
Lobok lithek
Cabai
Bayem
Bayam
Gembilai
Gembili
Jagung
Jagung
Kacang
Kacang cino
Kacang
Panjang
Kacang
Tanah
Kangkung
Kangkung
Katu
Katuk
Kentang
londo
Kentang
Capsicum
frutescens L.
Allium sativum
L.
Dioscorea
aculeata L.
Solanaceae
Buah
Tumpeng pecel
pithek
Liliaceae
Buah
Tumpeng serakat
Dioscoreaceae
Umbi
Poro bungkil
Zea mays L.
Poaceae
Biji
Tumpeng serakat
Vigna sinensis
Fabaceae
Buah
Tumpeng serakat
Arachis hypogaea
Magnoliaceae
Buah
Tumpeng
pithek
Ipomoea reptana
Convolvulaceae
Daun
Tumpeng serakat
Euphorbiaceae
Daun
Tumpeng serakat
Solanaceae
Umbi
Poro bungkil
Arecaceae
Daun muda,
Buah
Tumpeng
pecel
pithek,Tumpeng
serakat, lepet
Araceae
Ubi
Poro bungkil
Euporbiaceae
Daun
Tape buntut
Zingiberaceae
Rimpang
Sembor othik-othik
Souropus
androginus L.
Solanum
tuberosum
Cocos nucifera L.
pecel
Kelopo
Kelapa
Mbothe/tales
Keladi
Kemiri
Kemiri
Kunir
Kunyit
Manisah
Labu siam
Sechium edule
Cucurbitsceae
Buah
Tumpeng serakat
Nongko
Nangka
Artocarpus
heterophyllus
Moraceae
Daun
Jenang sengkolo
Pari
Padi
Oryza sativa L.
Poaccae
Biji, batang
sembor othik-othik
Sawi/Puhung
Ketela
pohon/
Singkong
Manihot
esculenta Crantz
Euphorbiaceae
Ubi
Tumpeng
serakat
Terong
Terong
Solanaceae
Buah
Tumpeng serakat
Sabrang
Ubi jalar
Convolvulaceae
Ubi
Poro bungkil
Colocasia
esculenta L.
Aleurites
moluccana (L.)
Willd.
Curcuma
domestica Val
Solanum
melongena
Ipomoea batatas
Poir.
73
pada
tempat
yang
telah
disediakan
dengan
bersamaan, para petani yang telah siap untuk berebut bibit padi
yang telah di semaikan. Di sinilah terjadi kejar-kejaran antara
petani dan kerbau yang diperankan oleh manusia tadi, saat itulah
berakhir rangkaian upacara adat Kebo-keboan dengan dimandikan
kerbau tadi dan disadarkan kembali oleh pawang yang membaca
mantera-mantera untuk menutup rangkaian tersebut.
Tumbuhan yang digunakan dalam Upacara Adat Kebo-keboan
di desa Alasmalang terangkum pada Tabel 4.4
Tabel 4.4 Tumbuhan yang digunakan masyarakat Using sebagai
bahan upacara adat Kebo-keboan desa Alasmalang
Nama Tumbuhan
Lokal Using
Lokal
Lirang
Aren
Kembang
kertas
Bugenvil
Pecari/kanthil
Cempaka
Putih
Gambir
Gambir
Kacang cino
Kacang
tanah
Kapas/lawe
Nama Famili
Ilmiah
Arenga pinnata
Merr.
Bougainvillea
glabra Chois.
Magnolia
champaca
Uncaria
gambir Hunter R
Arecaceae
Bagian
Tumbuhan
yang
Digunakan
Cairan
bunga
Kegunaan
(Jenis sesajen)
Jenang sengkolo
Nyctaginaceae
Bunga
Kembang setaman
Magnoliaceae
Bunga
Kembang telon
Rubiaceae
Getah daun
Sesajen pathon
Arachis hypogaea
Magnoliaceae
Buah
Tumpeng
pithek
Kapas
Gossypium
obtusifolium var.
wigh
Malvaceae
Serat buah
Sesajen pathon
Kelopo
Kelapa
Cocos nucifera L.
Arecaceae
Daun muda,
Buah
Tumpeng
pithek,
pathon
Kopi
Kopi
Coffea arabica
Rubiaceae
Bji
Sesajen pathon
Kunir
Kunyit
Zingiberaceae
Rimpang
Pitung tawar
Regulo
Mawar
Rosaceae
Bunga
Kembang setaman
Pari
Padi
Poaccae
Biji, batang
Pitung
tawar,
jenang sengkolo
Curcuma
domestica Val.
Rosa
chinensis
Jacq.
Oryza sativa L.
75
pecel
pecel
Sesajen
Pandan/puda
k
Pandan
wangi
Pandanus
amaryllifolius
Pandanaceae
Daun
Pitung tawar
Jambe
Pinang
Areca catechu L.
Arecaceae
Buah
Sesajen pathon
Gedhang
Pisang
Musaceae
Buah. daun
Sesajen pathon
Kembang
sundhel
Sedap
malam
Musa paradisiaca
L.
Polianthes
tuberose L.
Agavaceae
Bunga
Kembang setaman
Suruh
Sirih
Piper betle L.
Piperaceae
Daun
Sesajen pathon
Mbako
Tembakau
Nicotiana
tabacum
Solanaceae
Daun
Sesajen pathon
Using
memiliki
bermacam-macam
kesenian
76
Tabel 4.5 Kegunaan kayu sebagai bahan baku alat musik dan
kesenian tradisional masyarakat Using
No.
Nama Olahan
Kayu yang
digunakan
kesenian tradisional
1.
Barong
2.
Angklung
3.
Biola
4.
Terbang
4.
Gambang
77
5.
Bonang
6.
Kentulitan
7.
Pelog
8.
Gong
9.
Lumpang
Sumber :
78
DAFTAR PUSTAKA
Gastetter, E.F. 1944. The domain of ethnobotany. American Naturalist 78 :
158- 170 p.
Cotton, C.M. 1996. Ethnobotany : Principles and Applications. John Wiley
and Sons. Chichester, New York, Brisbane, Toronto, Singapore. 424 p.
Friedberg, G. 1990. Le savoir botanique des Bunaq : percevoir et classer
dans le Haut Lakmanen (Timor, Indone'sie). Me'moire du Muse'um
National de Histoire Naturelle. Botanique Tome 32. 1990.
Purwanto, Y. 1997. Gestion de la Biodiversite' : relations aux plantes and
dynamiques vgtalese chez les Dani de la valle'e de la Balienz en
Irian Jaya, Indone'sie. Thse de Doctorat de 1'Universit Pierre et
Marie Curie (Paris 6). Soutenue le 14 novembre 1997. 638 + annexes.
Purwanto, Y. 1999. Etnobotani-Bioteknologi : Keterkaitan Sistem
Pengetahuan Tradisional dan Modern. Makalah pada Seminar Ilmiah :
Membangun Lingkungan Hidup Yang Lestari Dengan Memanfaatkan
Bioteknologi Berbasis Keanekaragaman Hayati. Fak. Pertanian Univ.
Janabadra. Fak. Biologi dari Prodi Sosiologi FISIP Universitas Atma
Jaya dan Kehati. Yogyakarta, 30 Juni 1999.
Rifai, M. A. 1998. Pemasakinian etnobotani Indonesia : Suatu keharusan
demi peningkatan upaya pemanfaatan, pengembangan, dan
penguasaannya. Makalah Utama dalam Seminar Nasional Etnobotani
III di Bali. 17 p.
79