Anda di halaman 1dari 3

PUISI WAJIB

Selamat Pagi Indonesia

Karya Sapardi Djoko Damono

selamat pagi, Indonesia, seekor burung kemerdekaanmu pada setiap matahari terbit,
mungil mengangguk o anak jaman
dan menyanyi kecil buatmu. yang megah,
aku pun sudah selesai, tinggal mengenakan
sepatu, biarkan aku memandang ke Timur untuk
dan kemudian pergi untuk mewujudkan mengenangmu
setiaku padamu dalam wajah-wajah yang penuh anak-anak sekolah
kerja yang sederhana; berkilat,
para perempuan menyalakan api,
bibirku tak biasa mengucapkan kata-kata dan di telapak tangan para lelaki yang tabah
yang sukar dan
tanganku terlalu kurus untuk mengacu telah hancur kristal-kristal dusta, khianat dan
terkepal. pura-pura.
selalu kujumpai kau di wajah anak-anak Selamat pagi, Indonesia, seekor burung kecil
sekolah, memberi salam kepada si anak kecil;
di mata para perempuan yang sabar, terasa benar: aku tak lain milikmu.

di telapak tangan yang membatu para pekerja


jalanan;
kami telah bersahabat dengan kenyataan
untuk diam-diam mencintaimu.
Pada suatu hari tentu kukerjakan sesuatu

agar tak sia-sia kau melahirkanku.


seekor ayam jantan menegak, dan
menjeritkan salam
padamu, kubayangkan sehelai bendera
berkibar di sayapnya.
aku pun pergi bekerja, menaklukan
kejemuan, merubuhkan kesangsian,
dan menyusun batu-demi batu ketabahan,
benteng
PUISI PILIHAN
Sajak Waktu Di Alam Masa
Karya : Maulana Ardiansyah Putra

Di sudut lorong waktu Sebagai sepasang penari


Seutas benang putiih terjalin kasih Dalam alunan nostalgia mengalir jua
Ukiran kata itu bersenandung haru
Yang telah terpaku di relung hatiku Kenangan
Kanvas yang kita warnai dengan pelangi
Kenangan emosi
Seperti bayangan yang terpatri di pelupuk Kenanga
mata Melodi terpetik dalam harmoni asmara
Kenanga
Bunga yang mekar menghias taman sepi Antara kenangan dan kenanga
dalam doa Ditemukan sebuah makna sejati
Dalam keabadian
Diantara indahnya kenangan Kisah kita terukir dan terhenti
Kita mencari di reruntuhan waktu
Jejak langkah tak terhapus
Namun di relung hati
Berbisik dalam sentuhan lembut
Kenangan dan kenanga terus menyala
Sebagai puisi abadi
Kenanga itu menjadi saksi
Menjadi Serpihan masa yang menyatu
Setiap detik yang berlalu
Di dalam masyurnya
Terdapat kedamaian yang tak terlukis

Kenanga
Serpihan cerita tergantung di hati
Setiap tangis dan tawa
Kita temuka makna rasa

Bunga pengharum sepi


Mengusap luka dalam pelukan
Dalam goresan kenanga
Terdapat pelajaran yang berharga

Sesibuk apapun waktu


Kenangan dan kenanga tetap bersua
PUISI PILIHAN

Nyanyian Kemerdekaan

Karya : Ahmadun Yosi Herfanda

Hanya kau yang kupilih, kemerdekaan Suaramu sayup di udara


Di antara pahit-manisnya isi dunia Membangunkanku dari mimpi siang yang
Akankah kau biarkan aku duduk berduka celaka
Memandang saudaraku, bunda pertiwiku
Dipasung orang asing itu? Hanya kau yang kupilih, kemerdekaan
Mulutnya yang kelu tak mampu lagi Di antara pahit-manisnya isi dunia
menyebut namamu Berikan degup jantungmu
Otot-otot dan derap langkahmu
Berabad-abad aku terlelap
Bagai laut kehilangan ombak Biar kuterjang pintu-pintu terkunci itu
Atau burung-burung Atau mendobraknya atas namamu
Yang semula Bebas di hutannya Terlalu pengap udara yang tak bertiup
Digiring ke sangkar-sangkar Dari rahimmu, kemerdekaan
Yang terkunci pintu-pintunya
Tak lagi bebas mengucapkan kicaunya Jantungku hampir tumpas
Karena racunnya
Berikan suaramu, kemerdekaan
Darah dan degup jantungmu Hanya kau yang kupilih, kemerdekaan
Hanya kau yang dipilih Di antara pahit manisnya isi dunia
Di antara pahit-manisnya isi dunia
(Matahari yang kita tunggu
Orang asing itu berabad-abad Akankah bersinar juga
Memujamu di negerinya Di langit kita?)
Sementara di negeriku
Ia berikan belenggu-belenggu
Maka bangkitlah Sutomo

Bangkitlah Wahidin Sudirohusodo


Bangkitlah Ki Hajar Dewantoro
Bangkitlah semua dada yang terluka
“Bergenggam tanganlah dengan saudaramu
Eratkan genggaman itu atas namaku
Kekuatanku akan memancar dari genggaman
itu.”

Anda mungkin juga menyukai