Anda di halaman 1dari 10

senyum itu untukku ??

"

aku hanya ingin bertanya,


benarkah apa yang kurasakan,
benar bahwa senyum itu untukku,

kau tak tahu berapa lama aku berharap,


hanya tuk dapat melihat senyummu,
senyum yang ku kira untukku,

malam itu, ku lihat kau tersenyum,


tersenyum ke arahku,
tapi aku masuh sangsi..... benarkah,
bahwa senyum itu untukku,

dan entahlah.. disana ada sesuatu


yang belum pernah aku lihat sebelumnya
aku diam agak lama, 
sebelum akhirnya sadar,
bahwa ada sesuatu, sesuatu yang.........
tak ingin kubayangkan...

semua hal yang kutakutkan,


yang dapt membuatku meneteskan air mata,
menatap arah kepergianmu,

dan aku tak ingin lepaskan m,


dari mimpi dan anganku,
tuk dapat memilikimu,
meski itu di mimpiku.....

benarkah apa yang kurasakan,


benarkah bahwa senyum itu untukku,
hanya kau yang tahu,
atau selamanya menjadi harapan-harapan hampa ku......
OCT
11

Kumpulan Puisi Para Penyair Terkenal


Kumpulan Puisi Karangan Penyair Terkenal

Berikut ini merupakan Kumpulan Puisi Chairil


Anwar yang sampai saat ini masih sangat disukai oleh
pecinta puisi Indonesia.

DERAI DERAI CEMARA


cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam
aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini
hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah 

PUISI KEHIDUPAN
Hari hari lewat, pelan tapi pasti
Hari ini aku menuju satu puncak tangga yang baru
Karena aku akan membuka lembaran baru
Untuk sisa jatah umurku yang baru
Daun gugur satu-satu
Semua terjadi karena ijin Allah
Umurku bertambah satu-satu
Semua terjadi karena ijin Allah
Tapi… coba aku tengok kebelakang
Ternyata aku masih banyak berhutang
Ya, berhutang pada diriku
Karena ibadahku masih pas-pasan
Kuraba dahiku
Astagfirullah, sujudku masih jauh dari khusyuk
Kutimbang keinginanku….
Hmm… masih lebih besar duniawiku
Ya Allah
Akankah aku masih bertemu tanggal dan bulan yang sama
di tahun depan?
Akankah aku masih merasakan rasa ini pada tanggal dan
bulan yang sama di tahun depan?
Masihkah aku diberi kesempatan?
Ya Allah….
Tetes airmataku adalah tanda kelemahanku
Rasa sedih yang mendalam adalah penyesalanku
Astagfirullah…
Jika Engkau ijinkan hamba bertemu tahun depan
Ijinkan hambaMU ini, mulai hari ini lebih khusyuk dalam
ibadah…
Timbangan dunia dan akhirat hamba seimbang…
Sehingga hamba bisa sempurna sebagai khalifahMu…
Hamba sangat ingin melihat wajahMu di sana…
Hamba sangat ingin melihat senyumMu di sana…
Ya Allah,
Ijikanlah

AKU
Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi 

SAJAK PUTIH
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah 

YANG TERAMPAS DAN YANG PUTUS


kelam dan angin lalu mempesiang diriku,
menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin,
malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu
di Karet, di Karet (daerahku y.a.d) sampai juga deru dingin
aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang
dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu;
tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang
tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu
beku
Puisi Taufik IsmailTaufik Ismail adalah seorang
sastrawan legendaris Indonesia. Hasil karyanya sangat
terkenal dan banyak jumlahnya, contohnya adalah hasil
karya berbentuk puisi. Berikut adalah puisi hasil karya
Taufik Ismail

Sebuah Jaket Berlumur Darah


Sebuah jaket berlumur darah
Kami semua telah menatapmu
Telah pergi duka yang agung
Dalam kepedihan bertahun-tahun
Sebuah sungai membatasi kita
Di bawah terik matahari Jakarta
Antara kebebasan dan penindasan
Berlapis senjata dan sangkur baja
Akan mundurkah kita sekarang
Seraya mengucapkan ’Selamat tinggal perjuangan’
Berikara setia kepada tirani
Dan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?
Spanduk kumal itu, ya spanduk itu
Kami semua telah menatapmu
Dan di atas bangunan-bangunan
Menunduk bendera setengah tiang
Pesan itu telah sampai kemana-mana
Melalui kendaraan yang melintas
Abang-abang beca, kuli-kuli pelabuhan
Teriakan-teriakan di atas bis kota, pawai-pawai perkasa
Prosesi jenazah ke pemakaman
Mereka berkata
Semuanya berkata
1966

NASEHAT-NASEHAT KECIL ORANG TUA


PADA ANAKNYA BERANGKAT DEWASA
Jika adalah yang harus kaulakukan
Ialah menyampaikan kebenaran
Jika adalah yang tidak bisa dijual-belikan
Ialah ang bernama keyakinan
Jika adalah yang harus kau tumbangkan
Ialah segala pohon-pohon kezaliman
Jika adalah orang yang harus kauagungkan
Ialah hanya Rasul Tuhan
Jika adalah kesempatan memilih mati
Ialah syahid di jalan Ilahi
April, 1965

MEMANG SELALU DEMIKIAN, HADI


Setiap perjuangan selalu melahirkan
Sejumlah pengkhianat dan para penjilat
Jangan kau gusar, Hadi
Setiap perjuangan selalu menghadapkan kita
Pada kaum yang bimbang menghadapi gelombang
Jangan kau kecewa, Hadi
Setiap perjuangan yang akan menang
Selalu mendatangkan pahlawan jadi-jadian
Dan para jagoan kesiangan
Memang demikianlah halnya, Hadi
1966

Puisi Penyair Terkenal WS Rendra | Ciliwung

Ciliwung
Ws Rendra

Ciliwung kurengkuh dalam nyanyi


kerna punya coklat kali Solo.
Mama yang bermukim dalam cinta
dan berulang kusebut dalam sajak
wajahnya tipis terapung
daun jati yang tembaga.
Hanyutlah mantra-mantra dari dukun
hati menemu segala yang hilang.
Keharuan adalah tonggak setiap ujung
dan air tertumpah dari mata-mata di langit.
Kali coklat menggeliat dan menggeliat.
Wajahnya penuh lingkaran-lingkaran bunda!

Katakanlah dari hulu mana


mengalir wajah-wajah gadis
rumah tua di tanah ibu
ketapang yang kembang, kembang jambu berbulu
dan bibir kekasih yang kukunyah dulu.

Katakanlah, Paman Doblang, katakanlah


dari hulu mana mereka datang:
manisnya madu, manisnya kenang.
Dan pada hati punya biru bunga telang
pulanglah segala yang hilang.

Diposkan 11th October 2013 oleh norman mukhallish


  
SAJAK MERPATI PUTIH
Kau merpati
beribukan tanah
berbapakan langit – yang terlangir oleh lumpur lembah
dan hujan sejarah.

Paruhmu dijerut rantai konspirasi


kerana kau saja yang berani terbang
dalam terang siang,
dan kini kau saja yang bersendiri – terpasung dalam sangkar derita
tatkala impianmu dikelar pedang sengketa.

Kau merpati putih


dari sarang terpilih,
usah khuatir, kerana
sangkarmu hanyalah jalinan waktu,
yang akan melebur ketika mimpi dan takdir menyatu.

Lebarkan, lebarkan sayapmu di dinding harap


jangan lenakan dulu mimpi itu
kerana esok adalah takdir
untuk berpulang ke sarang asal,
di situlah nanti, mimpimu terpugar!

Meraih mimpi tanpa bermimpi

Pergi.. pergi..
Jauhkan aku dari khayalan ini
Khayalan yang membuatku semakin tak terkendali
Hentikan ..
Aku tak ingin membalut jiwaku dengan mimpi yang tak berarti
Mimpi yang indah
Namun tak mampu terwujud
Hanya sekejap lalu datanglah pagi
Ia pun berlalu juga
Saatnya surya menatapku
Membalas kecewaku terhadap mimpi dengan senyuman
Senyuman yang membuat ragaku semangat
Membuatku menyadari 
Mimpi tak berarti
Sekarang saatnya ku raih mimpi yang sebenarnya…..

By : mayrosa dewi suhita (mahasiswa fakultas ekonomi unej)

Dibawah hamparan gelap luas yang bertabur bintang


Aku menatap satu bintang yang paling terang
Aku menatapnya dengan penuh harapan
Seolah itu kau
Yang kini jauh seakan hilang..

Selama ini
Aku mencoba tuk selalu mengerti hatiku
Namun ternyata semua masih semu ku rasakan
Nama yang terukir dalam karang hatiku
Kini seakan terkikis
Oleh ombak yang menghantam..

Aku dan jenuhku, Bersamaan membisu


Terlalu jauh untuk maraih bintang yang sedang ku tatap
Aku dan senyumku
Mengikuti diam termenung
Namun tercipta sebuah mimpi
Yang hilang hanya dalam sekejap

By Fajar Diego "27 April 2010"


- See more at: http://okepuisi.blogspot.com/2012/10/puisi-mimpi-yang-
hilang.html#sthash.4

kI3UpPV.dpuf

Hidup ku dialam nyata


tapi mimpi ku hayal ku
mereka menari terlalu indah
salahkah jika aku berharap hayalku adalah nyata ku?
Dan impian ku adalah kehidupan ku?
Tapi aku tak berdaya
tatap ku kosong ratapku hampa
kadang aku bertanya benarkah kebahagiaan itu benar adanya?
Atau hanya hayal pecundang belaka..
Ku sapuh perih linangan ini
pedih terada bahagia tiada ada
jangan biarkan aku menghilang binasa
antara ada dan tiada
sepertinya asaku telah pergi entah kemana
ku sambut pagi bergantilah waktu
perapian embun seakan tak henti mengejeku
mungkin sapa hati sudah tak tentu
menguji salah satu diantara yang beribu..

Karya :Rahimatus Sania

http://m.facebook.com/sania.polpen?refid=8

Anda mungkin juga menyukai