Anda di halaman 1dari 42

Ibu

Kuterdiam dalam dinginnya malam

Menyadarkanku berkaca pada sejarah

Teringat kembali perjuanganmu

Menghadirkan sesosok keong emas kedunia

jutaan berlian murni bercucuran

membasahi pipimu

berlinang darah melawan maut

namun tangisan pertamaku

telah menjadi obatnya

pertanda sang malaikat kecil telah lahir

menjadi kebahagian tak ternilai bagimu

wahai ibuku........

lihatlah........!

kiniku telah dewasa

namun kasih ilahimu tak pernah padam

cinta putihmu tak lekang oleh waktu

bagai sang mentari menyinari bumi

selalu memberi tak harap kembali

oh ibu............

jasamu akan selalu tertanam abadi direlung hatiku

terima kasih telah menjadi

hiasan dikalaku senang

dan perisai dikalaku sedih


RUTENG

ITULAH NAMANYA.......

KOTA KELAHIRAN KU

BELASAN TAHUN YANG LALU

TANAH NUCA LALE KU

YANG SELALU TERKENANG

TAKKAN PERNA TERGANTIKAN

HINGGA BATANG USIA MENJEMPUT

KEINDAHAN KOTA YANG TAK BISA KULUKISKAN

RIBUAN POHON BERJEJER DISUDUT KOTA

SELALU MELAMBAI MENYAPA

ORANG LEWAT

BURUNG-BURUNG BERLARI KESANA KEMARI

MENGHIASI ALAMNYA

UDARA DINGIN NAN SEJUK

MENGHANGATKAN SANUBARI

NYANYIAN SUARA KENDARAAN DI JALANAN

MENGUSIK KETENGANNGAN KOTA

BAGIKU...................

TAK ADA KOTA YANG SEMPURNA

SELAIN KOTAKU,KOTA RUTENG


TERANG BAGI DUNIA

Hallo semesta.............................

Kenalin nama aku CLEOPATRA.Tapi sahabat-sahabatku biasa

memanggilku UA.

Kalian tahu kenapa????

Karena tinggiku cuman satu meter kotor,truss kurus kerempeng,tapi tetap

cantik pastinya.Buktinya,banyak mata-mata kaum adam yang mencoba

mencuri hatiku,tapi aku tetap pada prinsipku yaitu “tak mau bercinta

sebelum sukses.”

Dan diatas kertas putih ini kuakan berkisah tentang coretan demi coretan

yang telah kulalui hingga menjadi seperti sekarang ini yaitu menjadi

seorang Bu Dokter

Begini kisahnya.....................

Sejak kududuk dibangku SMP,semangatku untuk menggapai cita-cita

semakin membara.Hingga suatu hari kuberjanji pada sang

surya,beratapkan langit dan beralaskan tanah bibir mungilku mulai

berikrar “suatu hari nanti dimasa depan,aku harus menjadi terang dan

garam bagi dunia.Terutama terang dan garam bagi orang tuaku,karena

alasan utamaku berjuang adalah orang tuaku.Aku juga ingin disaat yang

bahagia itu,batang usia tetap bersama mereka sehingga mereka tetap

berada disampingku dan tersenyum bahagia bersamaku”


*******

Hari terus berlalu rentetan perjuangan terus kulalui,seakan mesin

waktu berlari begitu cepat membawaku kemasa depan.Hingga tak

kusadari kini kutelah duduk dibangku Universitas.Rasa bangga tak bisa

kuelakan,namun rasa sedih pun turut hadir menyerta.Berpisah untuk

waktu yang lama dengan orang yang sangat aku sayangi,rasanya seperti

separuh nafas telah hilang.

Namun semua itu telah ditumpaskan oleh suntikan vitamin yang DIA

berikan.DIA itu sahabat sejatiku,sahabat yang tak bisa kutemukan

diseluruh penjuru dunia.DIA itu laksana embun pagi yang selalu bersinar

menjadi super hiroku.Bersama DIA kuarungi Lautan,terjalnya badai kita

lalui bersama demi satu tujuan yaitu kesuksesan.Dan aku selalu berdoa

didalam DIA,disaat kusukses nanti demi orang tuaku dan tanah

kelahiranku,kuberjanji akan kembali pulang,menetap,dan mengabdi untuk

waktu yang lama di Nuca Laleku ini,karena aku lahir dari tanah ini dan

kuingin mati di tanah ini.

*******

Hari demi hari kulalui,lima tahun lamanya menjalani hari-hari sebagai

anak kuliahan pluss anak kos.Suka dan duka semuanya gabung jadi

satu.Menjalani hari dengan berdiri diatas kaki sendiri tanpa harus

menggantungkan nasib pada orang tua.Sungguh,menjadi sebuah

pengalaman emas yang akan selalu terkenang dimemoriku.

Kesuksesan bukanlah sebuah perkara gampang.Tanpa kekuatan dan kerja

keras mustahil kesuksesan dapat diraih.

Dan dihari ini,dihari wisudaku semua pengorbanan telah terbayar

sudah.Tenaga,air mata,waktu,bahkan harta yang paling berharga yaitu

keluarga merupakan serangkaian pengorbanan yang tidak sia-sia.

Cerahnya langit,berhiaskan sang surya yang tersenyum bahagia diufuk

timur menjadi pelengkap kebahagiaanku dihari ini.Kebahagiaanku juga


menjadi lebih sempurna dengan kehadiran orang tuaku yang dengan

bangga mendampingiku dihari ini.

Sungguh,hari ini aku bukan lagi seonggok daging yang tak punya

nama.Tapi hari ini aku telah menjadi seorang Bu Dokter yang melayang-

layang bersama kebahagian.

Orang tuaku juga perna berkata “disaat kamu menjadi seorang

Dokter,kamu bukan lagi milik kami sepenuhnya,tapi kamu milik dunia yang

sedang menantikan kehadiran dirimu di persimpangan jalan.”


OSIS BARU

Clementina Elvira IX A

DENTING WAKTU TELAH MELENYAPKAN KEBAHAGIAN

INDAHNYA HARI PELANTIKAN TELAH SIRNAH

ONGGOKAN BEBAN BERAT TELAH MENYAMBUT DI PUNDAK

RIBUAN UNTAIAN KATA MAKIAN

TELAH SIAP MENAMPAR PIPI

WAHAI OSIS BARU.............

KAMU BUKAN DIPILIH KARENA SENSASI

NAMUN KAMU DIPILIH KARENA PRESTASI

JANGAN LUPAKAN KEPERCAYAAN

HANYA KARENA KESENANGAN SEMU

JANGAN HANYA JUAL TAMPANG DAN POPULARITAS

JANGAN HANYA UMBAR JANJI KEMUNAFIKAN

TAPI.......REALISASIKAN VISI DAN MISIMU

KARENA KAMU DIPILIH BUKAN UNTUK MENJADI

ORNAMEN DINDING SPENDU YANG TAK PUNYA NAMA

YANG SIAP DIJADIKAN SAMPAH

NAMUN KAMU DIPILIH UNTUK MENJADI TONGGAK SEKOLAH


SESAL KEMUDIAN,TIADALAH GUNA

KUTERDIAM DALAM KESENDIRIAN

MEMBISU,MEMBIDIK ASA

MERATAPI NASIB YANG TELAH HANCUR

HARI ESOK YANG TELAH HILANG DITELAN ZAMAN

SENDIRIAN,HANYA SEORANG DIRI

INGIN KU MENJERIT,BERTERIAK SEMAMPU JIWA

NAMUN APALAH GUNA NASI SUDAH MENJADI BUBUR

PAHITNYA HIDUP KINI KUKECAP

KEJAMNYA DUNIA KINI KURASAKAN

RIBUAN KATA MAKIAN TELAH MENAMPAR PIPI

HANCUR,REMUK HATI INI

ANDAI MESIN WAKTU BISA KUPUTAR

KUINGIN KEMBALI KEMASA LALU YANG PENUH CINTA

KUINGIN BANGKIT JADI LEBIH BAIK

NAMUN SAYANG,KAKI TERBEKAP OLEH PISAU KEDUDUKAN


Tuan Tak Beriba
By : Clementina Elvira
langit pertiwi kembali suram

dari balik tanah terisak

sebuah tangisan penuh nista

bentuk protes seorang manusia

kepada para pendusta dunia

ribuan janji bertebaran tak pasti

sebab rupiah sudah padati kantong

aksi tuan pun semakin menjadi

junjungan tahta kini jadi tujuan

sebuah suara diri yang mati pun berpekik manis

menyampaikan isi hati yang mulai menggerutu

maaf...maaf...beribu maaf......

aku yang mampu kini merasa,apa lagi mereka

Oh tuanku......

Dimanakah kata yang dulu kau janji

Yang kau beli dengan uang biru saat janji bawahan

tidakkah kau iba pada negeri ini

semuanya telah kau ambil yang tertinggal hanya luka

nafas kami kau abaikan demi kertas merah bertaburan emas


Cerita 25

25 memukulku dengan hebat

Menyadarkanku akan suatu realita baru

Mengubahku jadi sosok lain dar yang dulu

25 membuatku jadi berani

berlapang dada pada suatu kekalahan

Mengutikku untuk mengalah

Pada waktudengan beribu ketidak pastian

Berselimut janji dan harapan

Yang sedikit pun tak perna ditumpaskan

Cerita 25 berhasil mengaduk perasaan

Satu persatu pikiran pula dicampakan

25 juni 2016
Arti Penantian

Hari ini kutemukan arti sebuah penantian

Rasa senang terpancar indah pada rona wajah simetrisku

Tetesan embun turut membalut rasaku

Di hari jadi angka 6 dalam tahun

Rotasi waktu begitu cepat

kalahkan revolusi ketidakpastian pada benakku

Dia yang tersembunyi memberiku jawaban dihari ini

Sang tokoh idola kini bukan hanya angan dalam malam

Namanya kini melekat dihati dan pantulan wajahnya

Membekas pada lensa mataku

6 Juni 2016

Matematika Cinta

Matematika

Awalku meretas cinta

Merajut harapan kasih dalam ketidakpastian

Menebak rumus cintamu adalah obsesi bagiku

Tak peduli walau angka kian membutakan mataku

Cakaran abstrak mulai bercerita

Menjadi hiburan telingaku kala itu

Sepenggal katamu adalah penantianku

Tak peduli walau kau kian jauh dariku

8 Juni 2016

Ruang Kelas

Pojok timur punya cerita

Kisah kecil bersama ruangan persegi yang tampak usang

Sekelilingnya tampak satu warna semburan hijau


Itulah pancaran alaminya

Sejak pertama 10 jari kaki menyentuh bibir lantai

Decak kagum tak hentinya menyentil mulut ini

Ruang ini tak perna torehkan harapan

selalu tebarkan butiran kepastian

beragam kisah hebat dimulai dari sini

melahap jutaan ilmu dari jala sang pahlawan

25 Juni 2016

Kasih Tak Sampai

Sendu hati ini

Saat semua rasa dibalas dengan luka

Semuanya hilang pergi mengejar cinta

Tinggalkan aku dengan beribu rasa kesepian

Manisnya kata mereka baru kukecap berapa detik lalu

Namun rotasi waktu kini merenggutnya dariku

Satu persatu rintik hujan membasahi wajah oval ini

Aku hanya takut kehilangan jiwa dan bayangan mereka

Disetiap mata yang kutemui

25 Juni 2016

48 Jam Pertama

48 jam pertama tanapa kata tanpa nama

Lampu hijau tak menyala

Yang tertinggal hanya putih dengan kebekuannya

Kadang bertaburan debu namun tetap tegar dalam kesendirianya

Dibawah langit malam ini aku bercerita sendiri

Bersandar dalam dekapan angin malam

Tersenyum sendiri

Dalam rasa yang berselimut diantara awan tipis malam ini


Aku memandang kearah selatan

Tempat kita bermain bersama bayangan

Berkelakar dengan rasa

saat kamu berani menyatakannya dihadapan seribu lentera

kamu dan hanya kamu disini

dihatiku,sampai kapan pun.

19 Juni 2016

Bangun Hai Jiwa

Realita mengibar suara

Menegor jiwa yang kian layu

Membuka matanya melihat indah pesona baru

Jiwanya lalu tersungkur

Menunduk malu,membisu kaku

Nuraninya kian lapuk terkikis hari yang kian larut

Bangunlah hai jiwa

Sadarilah mentari telah menyentuh lukisan air

Hapuslah dunia khayangan,sebab realita telah menang

Mr.Hipp

Senja menyapa malam

Melempar senyum pada fajar diujung barat

Laju kaki mendahului angin

Melangkah ramah dengan senyum mengeja arah

Dibawah bola merah ditepi jalan

Wajah tersenyum dengan mata samar-samar

Tak kuasa menahan sapaan pada sosok sang pujaan


29 Juli

D.J

Jajakan waktu memasuki pekan baru

Menghantar kita pada hari kedua dalam minggu

19 juli jadi saksi

Perpisahan kecil antara insan persahabatan

Menghanyutkan segala rasa dalam dada

Jadi rintik kecil yang tertuang lewat alunan air mata

Kehebatan jarak jadikan ajaran

Untuk sebuah perjuangan

Kita memilih berlari dilain tempat

Namun kehebatan waktu

Jadikan kita kembali dalam keutuhan 2017

23 Juni 2016

Kaulah Puisi

Malam ini ku bernyanyi

Bercerita tentang dia

Mengagumi dia,yang tak lagi utuh

Membingkai romansa kisah

Dalam setiap jalinan kata

Memberikan sentilan kasih

Dalam sisi dimensi kehidupan

Kita satu,namun pernah terpisah

Namun kini kau kembali

Menjawab seribu rasa lewat puisi

Jangan pergi ku mohon dengan penuh

Ijinkan aku mengecap puisi manis mu

Lewat bintang malam ini


12 Juli 201

R.N

Kilauan fajar sudah nampak

Gerbang utama telah dibuka

19 Juli mengucap salam

Menjemputmu lewati tapak impian

Jangan menoleh kebelakang

Duniamu tak akan hilang terkikis hari

Percayalah pada mimpimu

Ikutilah suara hatimu

Gugusan doa menuntunmu

Meraih semua jati dirimu

27 J

Insan jalang

Kau datang mengemis sapaan

Lewat kata tutur tingkah menjijikan

Ucapanmu jadi ciri manisnya mulutmu

Asaku sempat berkobar

Saat kau bilang akan mengingatku

Memperhitungkan nasibku

Menggandengku lewati tapak impian

Namun saat mentari sudah tinggi

Kau malah bertingkah dengan kebohongan

Bermain dengan sifat ketamakan

Dengan mudahnya kau kubur rasa yang manis

Dengan senyum bau amis

Pantaslah jika aku menyebutmu

Insan jalang tak bermoral

Taunya hanya umbar janji murahan


Potret Kenangan

Pekan baru mulai terjalin

Permainan masa mulai berganti

Putih biru jadi sejarah

Beragam potret indah jadi kenangan

Terbingkai dalam satu sisi dimensi kehidupan

Impian baru kian meluap,segumpal harapan jadi tujuan

Putih biru kini ganti nama

sebab tiga langkah hebat telah ditaklukan

15 Juni 2016

B.A

Dunis ini indah kawan

Maka berlarilah

Kejar mimpimu selagi bisa

Tebarkan arahmu jangan perna lelah

Ciptakan satu hari dalam hidupmu

Dimana semua perjuangan terasa lebih singkat

Berikan mereka arti sebuah penantian

Kalungkan mereka dengan prestasi perjuangan

Sisakan mereka ruang dalam hatimu

Agar mereka bersemayam

Terpatri dalam jiwamu

Jangan lupakan mereka dalam langkahmu

Ingatkan mereka selalu dalam jejak kakimu

Sebab merekalah sumber koleksi powermu

Selalu dan selalu,sampai kapan pun


Hati jadi buta mata pun jua

koin-koin kian membabi buta

kala jari-jemarimu berani memunggutnya

kenistaan telah kau ciptakan,kekuasaan telah menutup matamu

asaku sempat berkobar

saat negeri tempatku berpijak akan diberi nama

tapi ternyata kau malah berkelakar diatas penderitaanku

berenang dalam air mataku

pantaslah aku membahasakan janjimu sebagai mimpi

yang aku pun tak tau dipundak siapa akan dipikul sebagai kenyataan

Apa Kata Realita

Saat realita berbicara

Sontak insan pertiwi mengucap satu suara

Kata TIDAK melayang dari bibir

Bentuk penolakan terhadap kenyataan

Beragam langkah diambil

Menepis fakta dengan rona kepalsuan

zaman ini kekerdilan semakin merajalela

Sebab manusia lebih suka bemain dengan bayangan

Lupakan jati diri

Demi menikmati kesenangan semu

Operasi plastik yang kian marak

Rehabilitasi rambut pun semakin semarak

Filosofi prifasi kini tinggal sejarah

Tren terbaru telah melenyapkan jati diri

Realita kini menangis sebab

Penduduk bumi memilih bersahabat dengan perubahan

Memusuhi kisah penciptaan


Yang menjadikan mereka unik dan menonjol

Sungguh ironis,sebab langkah yang diambil

Telah mendefisitkan rasa syukur akan suatu kenyataan

26 Juni 2016

“OPINI MASA KINI”

Satu Kata,MERDEKA

Saat langit mulai berteriak

Sontak kaki berlari menghitung jejak

Senjata pusaka melekat erat pada dada

Menembak mati demi kemerdekaan

Ribuan jenasah terkapar rapi

Berjejer rapat di sunda kelapa

Haru biru darah mengalir

Membendung mimpi tuk seuntai harapan

Kita semua adalah satu

Proklamasi jadi bukti tekad kita untuk maju

Berani berjuang untuk satu kata kemerdekaan

Menggenggam tangan mengusir jajahan

Berusaha tegar walau dalam belukar

Untukmu indonesiaku

Bagimu negeri kami bernyanyi

Merah putih kami kibarkan

Jiwa raga kami serahkan

Tetesan darah kami untukmu pertiwi


For 17 Agustus 2016

Salam Putih Abu-Abu

Gerbang baru telah dibuka

Jajakan prestasi akan kembali ditorehkan

Serpihan semangat mulai ditebarkan

11 juli memberi sapaan

Tanda putih abu-abu telah dimulai

Jari-jemari mulai melangkah

Meneguk kisah hebat dibumi SMANSA

Memungut jutaan ilmu dari kantong manis sang Maestro

Akulah jiwa muda

Menyambut masa depan yang cerah dinanti

Dengan sigap aku datang menuntut ilmu

11 Juli 20

Tentang Aku
By : Clementina Elvira
Kalau sampai waktuku habis

Aku tak ingin menangis

Meratapi waktu dengan beribu kenangan manis

Aku ingin terbang lepas

Menari-nari dalam hujatan angin bebas

Tubuhku boleh tertindas

Tergilas ucapan beraroma nada keras

Dimana pun kesempatan berada

Aku ingin untuk selalu meninggalkan tanda

Tentang aku yang akan terus berjuang sampai habis

Hingga semua energi terkuras habis

Semua demi mimpi yang membuat jiwa semakin lapang dan optimis

Inilah duniaku

Tak ada kata sendu dan layu

Selalu mencoba menjadi baru

Tak peduli pada luka yang kian menderu

05 Juli 2016

Maafkan Kami
Mata ini belum kering

Luka-luka masih menganga

Beragam peluh penderitaan masih membekas

Kami para pecundang negeri

Tak berhasil baluti luka yang letih

Hanya mampu membias harapan

Tak perna ungkap janji kepastian

Ribuan suara semakin mencekik

Memanggil tangan kami untuk menyapa

Hanya guratan petir balasan panggilan itu

Tanda pengkhianatan diujung tanduk

Maafkan kami,Merah Putih

18 Juli 2016

Pulanglah Kau Bayangan

Dibawah tirai rembulan

Sepasang mata menatap kearah jalan

Melempar pandangan pada bayangan diujung sana

Sungguh tak kusangka jutaan jiwa masih berdusta

Menghias bibir lewat kata penuh nista

Menata tangan dengan menepuk tulang kawan

Sebuah sandiwara,tentu TIDAK

Sebab tajamnya pisau telah mengadopsi kerasnya baja

Lenyaplah kau bayangan sebelum darah kian bertebaran

Pulanglah keduniamu

Disana masih ada selaksa asa untuk berbenah

Mengubahmu jadi lebih bermakna

05 Juli 2016
Pulang Hai Jiwa

Dipersimpangan jalan Kakak Sulung berhenti

Raganya mulai layu

Tergores luka yang terus merayu

Pori-pori kulit melebar

Bilur-bilur darah kian menyebar

Hatinya sendu kelabu

Menatap jiwa yang tak mau membaru

Pulanglah hai jiwa,hanya itu pintaku

Janganlah kau bermadu

Dalam dosa yang berdendang syahdu

06 Juli 2016

Akulah biji kusut

Terjatuh ditanah kering lalu mati

Tergulat dalam hujatan angin masa

Tergilas roda-roda kehidupan

Tentang duniaku

Yang berhias sayatan-sayatan petir

Penuh guratan luka

Oleh mulut-mulut yang sedang terbuka

08 Juli 2016

Dibawah tirai awan

Kita duduk bersandaran


Mendendangkan tembang

Dengan hati penuh senang

Ibakan tawa dan canda

Berhias senyum penuh manja

Hari itu tak akan ku lupa

Walau dirimu kini tak lagi kusapa

Juga tak akan ku pedulikan

Pada butiran awan yang telah memadu

Menutup kisah kita dengan merdu

Itulah kebodohan jiwa yang tersakiti

Terus mengharap cintamu yang telah mati

08 Juli 2016

Aku tertatih sendiri

Menatap langit dengan hitam pekat mulai terjalin

Sendu merasuki dada

Rasa rindu mulai memuncak

Hanya tinggal aku sendiri disini bermain bersama bayanganmu

Katamu,ceritamu,romansa kita

Membalut rasaku dihari ini

Aku rindu kamu wahai insan tanpa kepastian

18 Juni 2016

Saat cinta merekah dalam dada

Berharap jauh pada sebuah nama

Menaruh hati pada seorang insan


Namun apalah diriku

Si buruk rupa tak punya tampang

Harus bersaing bersama puteri khayangan

Menarik hatimu yang tanpa jawaban

08 Juli 2016

“T.E”

Tawa sinis kian mengembang

Tak kala aku menonton aksi konyolmu

Diatas panggung sandiwara buatan Nenek Moyangku

Rasa malu tak terbesit dalam benakmu

“LUPA DIRI”

Itulah bahasaku untuk konsermu

08 Juli 2016

Mulut meludahi kawan

Saat posisi setinggi awan

Damai dan cinta terhanyut tenang

Dalam ego yang mulai menggenang

Semuanya kini hilang seiring mega yang tenggelam

Senyum,salam,sapa tinggal kenangan

Menjadi sejarah untuk sebuah persaudaraan

Cinta yang dulu dipikul sejalan

Kini jatuh diujung jurang

Tuan dan hamba duduk bertumpukan

Lewati bumi tertutup sayup ketamakan

08 Juli 2016

PA SASTRAWAN
Karya: Clementina Elvira

Kilauan pagi menaklukan gelapnya malam.


Dari ufuk timur tampak jalinan semburan merah,pertanda sang fajar telah

Menjajakan kakinya digerbang utama planet bumi.Seperti biasa,ku awali pagiku

dihari minggu dengan berkunjung ketaman dipinggiran ibu kota,tempat biasaku

melepas semua kegusaran yang membuncah dihati.Sesampainya

ditaman,kulangsung mengeja kakiku kekursi pojok timur dekat tiang lampu

taman.Dikursi ini kuberani menghabiskan waktuku hingga berjam-jam

lamanya,untuk menumpahkan semua rasa,entah seibak senyuman ataukah

sengonggok luka yang menggerogoti hati diatas kertas putih lewat sebuah

puisi.Bagiku puisi adalah belahan jiwa yang tak akan kubiarkan kejamnya waktu

merenggutnya dariku.Puisi adalah sahabat sejati,sahabat yang tak perna

mengkhianati perasaan yang terucap dari bibirku.

Namun, entah mengapa hari ini pikiranku tak bisa menghadirkan sejuntai kata

untuk puisiku hari ini.Kuterus memaksa otakku untuk berpikir,menepuk kepala

berulang kali,namun tetap tak kutemukan inspirasi baru.Hingga tak kusadari

penaku terjatuh 5 mili disamping kaki kiriku.Namun kutak menaruh perhatian

pada penaku yang terjatuh itu.Ku coba pejamkan kedua bola mataku,menarik

nafas dalam-dalam berharap ku akan temukan serpihan kata dalam dunia lain dari

diriku.Namun semuanya hanyalah sia-sia.

“Oky,mungkin hari ini bukan milikku.Masih ada hari esok yang akan kutaklukan

detik demi detiknya bersama puisiku dan tak akan kubiarkan dunia coba

memenangkan hari esok dariku”.

Begitulah rintik kecil yang terucap dari bibirku,caraku menenangkan perasaanku

sendiri. Karena usahaku tak berhasil,kubukakan kembali indra penglihatanku

menatap indahnya panorama disekelilingku,ciptaan sang Empunya Kehidupan.

Betapa terkejutnya aku,saat sosok lelaki tampan,bertubuh tinggi,bertopi coklat

tiba-tiba berada dihadapanku.Ia lalu memunggut penaku yang terjatuh dan

menyodorkan kehadapanku.Seketika itu tatapan mataku kosong,tubuhku

kaku,hingga tangganku tak mampu meraih ujung pena didepan mataku.Pesona

ketampnanya,sukses menghipnotis pikiranku.

“Hai nona,sepertinya penamu terjatuh,ini telah kuambilkan”

Mendengarnya mengatakan hal itu aku pun semakin tersipuh.Mulutku seperti

terbungkam,hingga kata-kata yang terucap dari mulutku pun terbata-bata.”

“o...h....ia betul ini penaku,terima kasih”


“Kembali kasih.Bolehkah aku mengisi kekosongan kursi disampingmu,kasihan

soalnya nanti terkikis angin lalu lapuk.”

“Jangan! Isi saja kekosongan dihatiku.” Kata-kata ini tanpa kusadari terlontar

begitu saja dari mulutku,sepertinya aku telah terhanyut dalam pesonanya.

“Maksudmu?”

“Eh.....bukan itu maksudku,tapi kamu boleh duduk disampingku” ucapku dengan

nada malu-malu tapi mau.

“Kenalkan namaku Randi kalau nona cantik siapa namanya?”

“Namaku Indah”

“Wowww....namanya sangat mencerminkan siapa dirinya”

“Maksudmu???”

“Namamu seindah rona wajah dan hatimu”

“Terima kasih untuk pujiannya,sebab kamu adalah cowok pertama yang

menyanjungku,meski kita baru berkenalan”

“Masa sih cewek secantik Indah,tak dilirik mata kaum adam”

“ Yah......sudah kalau kamu tak percaya”.

“Lalu apakah seorang Indah belum memiliki seorang primadona hati??”

“Yah,benar sekali.Sebab untuk saat ini aku hanya ingin menghabiskan jatah

waktuku untuk berpacaran bersama sahabat sejatiku,yaitu puisi. Dari pada

menjalin kasih dengan manusia yang tahunya hanya mengumbar rasa,lalu saat

jam telah berganti hari ia lalu pergi dan meninggalkan sayatan luka pada jiwa

yang diberi harapan”

“Lalu,apakah prinsipmu ini akan tetap kamu bawa sampai tua nanti,dan disaat itu

dunia akan memanggilmu perawan tua??”

“Oh,tentu tidak.Semua pasti ada waktunya,jodoh itu ditangan Tuhan.Dan untuk

saat ini aku tidak ingin menelantarkan studiku hanya untuk mengurus soal

pacaran.” “Wooww,ternyata kamu seorang yang berprinsip dan juga seorang

fanatik puisi.Tolong buatkan puisi untuku dong,aku rela menunggu

disisimu,sampai kamu selesai menulisnya”

“Maaf Randi,untuk kali ini aku belum bisa,lain kali saja.Sebab pikiranku

mengalami gangguan sehingga aku tak bisa memikirkan kata-kata yang oke”
“Indah,kualitas dari sebuah puisi itu bukan soal keindahan kata,tapi bagaimana

kamu menjadikan puisi itu sebagai teman curhat yang setia dan bisa

menggambarkan isi hati kamu secara keseluruhan.”

“Lantas apakah seorang Randi juga suka menulis puisi?”

“Yah,kamu benar.Aku juga suka menulis puisi,khususnya puisi untuk barisan para

koruptor dinegeri tempat kita berpijak.”

“Lalu mengapa suka menulis puisi??”

“Puisi adalah bagian dari sastra,dan bagiku sastra adalah medium yang tepat

untuk menunjukan pada dunia siapa diriku sebenarnya”

“Wowww.Lalu cita-citanya ingin jadi apa?”

“Aku ingin menjadi seorang sastrawan,sebab aku sangat jatuh cinta pada dunia

sastra”

“Kalau begitu selamat berjuang,semoga sukses.Ditunggu dimasa depan,saat

Randi telah menjadi seorang sastrawan hebat dan tersenyum bangga bersama

karya-karyamu”

“Amin...terima kasih untuk doanya”

“Oh..ya...Randi kita baru berkenalan,tapi kita telah menceritakan banyak hal

tentang diri kita masing-masing salah satunya kegemaran kita yang sama.”

“Lalu apakah seorang Indah ingin menjadi sahabat setia pa sastrawan?”

“Tentu Indah mau.Sebab ini adalah hal yang indah impikan memiliki sahabat yang

punya kegemaran yang sama yaitu menulis puisi.”

“Asikkkk... mulai detik ini tepatnya pukul 10.30 kita telah menjadi sahabat”

“Ya...aku senang sekali menjadi sahabat Randi.Tapi maaf,aku harus pulang

sekarang sebab lihatlah keatas sana tidak seperti biasanya mentari cepat

tenggelam dalam bongkahan awan dan itu pertanda rintik hujan akan segera

menggenangi daratan dan membasahi insan manusia sebagai penghuninya”

“Baiklah,aku tunggu kamu minggu depan dikursi pojok timur ini,sampai jumpa

Indah”

Begitulah pertemuan singkat kami yang terpaksa harus segera berakhir sebab

tirai awan akan berubah jadi titik-titik air.Jumpa pertama yang membuat aku

semakin penasaran pada sosok seorang Randi,ia adalah mimpiku yang hari ini

telah menjadi kenyataan.Namun dari kasat namanya,mungkin aku bisa menebak

sosok Randi yaitu R artinya Rajin,A artinya arif,N artinya natural,D artinya
dermawan,dan I artinya intelek.Namun,entahlah mungkin saja tebakan ku ini

salah.Malam pun bersua,diatas kasur kesayanganku kedua bola mataku tak dapat

kupejamkan,aku tak mampu terlelap dalam rasa kantukku.Sosok pa sastrawan

masih terngiang dan membentang dalam pusat pikiranku.

*****

Malam pun berlalu,hari demi hari yang baru kulalui bersama puisiku,Senin hingga

Sabtu telah kujajaki pesonanya dalam pekan ini.Hari minggu pun mengukir

cerita.Seperti biasa dihari Minggu aku akan menghabiskan sebagian waktuku

dikursi pojok timur dipinggiran taman ibukota.Hari Minggu kali ini juga terasa

istimewa,sebab hari ini aku akan kembali bertemu dengan sosok pa sastrawan

setelah hampir sepekan tidak bertemu,namun tetap berkomunikasi lewat sosial

media.

“Hai,pa sastrawan”ucapku mengawali pembicaraan.

“Hai juga Indah,mari duduklah disampingku.”

Ngomong-ngomong sepertinya rona wajahmu menampakan kesan yang

berbeda.Apakah kamu sedang bersedih?? Ceritakan saja padaku,mungkin saja

aku bisa membantu”

“Kamu benar Randi,hari ini aku memang sedang sedih dan kecewa”

Ucapku dengan nada memelas hingga tanpa kusadari alunan air mata membasahi

rona wajah ovalku.

“Sebelum kamu bercerita menangislah terlebih dahulu.Tetesan air mata itu

adalah ekspresi kebahagian yang paling mulia.Sebab kebahagian selalu

menggunakan lawan mainnya yaitu kesedihan (air mata yang mengalir itu)

sebagai medium utama untuk menunjukan siapa dirinya.Ini aku juga bersedia

meminjamkan pundakku untuk menjadi sandaran air matamu” ucapnya sembari

mengarahkan kepalaku kepundaknya.Dalam dekapan pundaknya pun aku mulai

bercerita.

“Jadi begini Randi,kemarin aku mengikuti lomba membuat projek tentang remaja

lewat puisi sebagai sarana untuk menampilkan kreativitas peserta.Lomba ini

diadakan oleh kantor kebahasaan.Semuanya telah kupersiapkan mulai dari puisi

dan alat peraga lainnya.Bagiku ini adalah kesempatan emas untuk menunjukan

pada semua orang jika aku bisa menjadi seorang penyair puisi yang hebat.
Namun sepertinya aku harus mengalah dengan waktu dan keadaan.Sebab segala

sesuatu yang telah kupersiapkan,terjatuh dalam genangan lumpur dihalaman

depan kantor kebahasaan karena kecerobohan kusendiri.Aku telah mencoba

menjelaskan pada panitia,namun peraturan tetaplah peraturan dan aku tak bisa

mengelakan hal itu.Aku pun pulang dengan tangan hampa dan beribu

penyesalan.Mimpiku telah terkubur dalam genangan lumpur yang kotor dan

menjijikan.” Begitulah kuberkisah pada pa sastrawan yang setia mendengarkan

dan tak peduli pundaknya telah terlanjur basah oleh guyuran air mataku.

Ia lalu memegang kedua pelipisku dan menatapku dengan tajam sembari berkata

“Indah kamu harus tahu satu hal.Kemarin bukanlah akhir dari segalanya tapi awal

dari sebuah pembuktian yang menjadikan hatimu tahan banting untuk bisa

menghadapi setiap rintangan dalam menggapai mimpimu.Dan mimpimu itu harus

terus kamu bawa dalam setiap jejak kakimu melangkah.Kepal mimpimu sekuat

tenagamu,jangan biarkan mimpimu terjatuh 5 mili melampaui dirimu dan

membiarkan orang lain merampasnya,seperti penamu yang terjatuh diminggu

lalu.Ucapkan selalu mimpimu dihadapan Dia Sang Pemberimu hidup.Percayalah

Dia yang tersembunyi akan menjadikan mimpimu indah pada waktunya.

Hapuslah air matamu dan gantilah dengan seberkas senyuman.Tunjukan pada

dunia bahwa kamu bisa bangkit dari kegagalan,sebab tanpa kegagalan Indah tak

akan bisa menghargai kesuksesan.”

Kata-kata Randi seperti badai yang melululantakan habis semua kesedihanku.Ia

seperti malaikat yang datang menyeka semua sedih yang mencambuki jiwaku dan

menggantinya dengan kobaran semangat baru.

“Terima kasih nasihatnya pa sastrawan.Satu pintaku,tetaplah menjadi sahabatku

kapan pun itu dan dalam situasi apa pun itu” Saat aku mengucapkan kata itu,ia

langsung berpaling dariku.

“Maafkan aku Indah,aku tak bisa menemanimu lagi menapaki hari esok.Sebab

besok aku akan pindah dari kota ini,karena ayahku akan pindah tugas.”

Seketika itu butiran embun kembali membasahi pipiku,aku merasa semua ini tak

adil,aku baru mengecap indahnya persahabatn dgn sosok yang kuimpikan,namun

dengan seenaknya saja waktu memisahkan kami dijam yang sama ketika pertama

kali kami menjadi sahabat yaitu pukul 10.30.


“Kenapa kamu menangis Indah.Kita pasti akan kembali bertemu dimasa

depan,saat kita telah menjadi seperti apa yang telah kita inginkan”

“Oky....aku merelakan kepindahanmu pa sastrawan,namun satu permohonanku

jangan perna lupakan aku walau kita baru sepekan menjadi sahabat.Sisakan aku

sedikit ruang dalam hatimu agar namaku tetap bersemayam menyatu dengan

jiwamu.Selamat tinggal pa sastrawan aku pasti akan merindu.”

Selesai aku berbicara,Randi pun segera pergi meninggalkan aku sendiri dikursi

pojok timur.

“For someone spesial,he is my favorite boy”

Ruteng,15 Juli 2016

Saat usia senja kian meninggi

Ku harap kau akan lebih tahu dan mengerti


Akan kepingan rasa yang dulu kau campakan hingga mati

Energiku kau lahap sampai habis

Dan kini lihatlah yang tersisa hanya kerangka yang terlanjur membeku

Naluriku pun tak mampu cairkannya kembali

Cinta yang dulu subur

kini kering kerontang seiring senja yang menutup mata

semuanya telah berakhir

keutuhan yang dulu dengan susah kita bangun

dengan mudahnya kau patahkan satu-persatu

wahai blibis yang tak akan bersemi

pergilah bersama angin yang menjauh

aku merelakanmu

DihadapanMu aku bersimpuh

Mengutarakan rasa lewat doa

Melantunkan asa ekspresi kecil kepapaan jiwa

Telingaku tak mendengar suaraMu

Lensa mataku tak menampilkan wajahMu

Namun bibirku tak akan kapok berujar padaMu

Sampai hitungan usia menutup mata

Hatiku tetap teguh pada janjimu

Tak akan berpaling walau dunia memalsukan namaMu

Dalam tanganmu aku ingin terlelap

Berbaur dengan kasih,menyatu dengan Tuhan

Kaum kami merdeka

Ditahun silam,dikala waktu berselimut ketidakadilan

Kaum kami hanya hiasan dikaki bukit


Saat suara kami diderai kaum lawan

Kami hanya bisa terdiam,mulut terbungkam tak mampu bicara

Namun itu dulu dan hanya tinggal sejarah

Saat otak dunia berselubung kekerdilan

Kini waktu berrevolusi

Diskriminasi itu kami berantas

Langkah kami berderap,keberanian modal kami

Kasih sayang kegemaran kami

Keyakinan menopang kami berdiri kokoh dipuncak bukit

Bersanding dengan lawan kaum kami

Kami.......kaum perempuan kini merdeka

Kepadamu malam

Aku percaya padamu

Kau akan mampu menjaga sajak-sajak kerapuhan ini

Tentang cinta yang kini direngkuh ketidakpastian

Tentang hati yang juga ikut digantung

Pada tiang-tiang asmara

Tentang kepercayaanku kepadamu

Sebab aku tahu kau pun yang menghendaki pertemuan itu

Namun aku tak akan menangis untuk cinta yang dikhianati

Tapi aku akan tersenyum karena cinta itu perna ada

Ruteng,19 Maret 2017

Dear masa depan

Sejak lahir dunia menyuruhku menemukanmu

Dengan satu alasan hanya pada padamu

Keajaiban hidup akan terjawab


Dunia lalu mengajariku berjalan,berbicara,membaca,menulis,

Dan berbagai hal konyol lainnya

Karena katanya hanya dengan ini jalanmu akan dimudahkan

Aku yang tak mengerti

hanya bisa daulat pada mereka sang pendahulu

seiring jalannya usia aku malah semakin kelut dan bingung

aku bertanya pada waktu tentang masa depan

tentang kapan dan dimana aku akan menemukannya

waktu hanya bisa mengangguk tanpa memberi jawaban

aku marah dan muluk padanya tapi aku tak bisa jauh darinya

aku terus melangkah menyusuri lorong waktu yang sempit dan gelap

dipersimpangan jalanku

ketika aku sedikit menemukan terang

ada sebuah jejak baru yang kutemui

yang dunia sebut dengan perjuangan

Dear 23 November
Terima kasih untuk kesempatan terlahir ditanggal ini
Ribuan kata sekalipun tak mampu mengungkap
Betapa indahnya 23 November itu
Dengan keajaiban Sang Kuasa
Aku yang hanya biasa,mampu hadir didunia
Pada tanggal yang luar biasa
Bukan tentang banyaknya orang bisa
Yang terlahir pada garis 23 bulan ke 11 dalam hitungan masa
Tetapi lebih dalam adalah
tentang apa yang disebut dengan kebahagiaan
kepadamu angka 23 dan 11
semakin waktu berlalu dengan cepatnya
begitu pun aku semakin dalam jatuh cinta pada dua angka
yang bagiku terlampau sangat hebat
untuk disebut sebagai anugerah.

22 Maret 2017

Book Lover

Entah sejak kapan,aku mulai jatuh hati

Pada sebuah benda yang akrab disapa gudang ilmu

Setiap hari kuberani habiskan separuh waktuku

Untuk lebih dekat dengannya

Aku tidak pernah menyesal apalagi untuk membenci

Pada waktu yang kutumpahkan bersamanya

Dengan satu kepercayaan

Karena dia adalah petunjuk jalan

untuk menemukan yang cari


setiap hari dan tidak akan pernah terlewatkan

sampai pada akhirnya

aku tersandur,sebab waktuku telah habis.

31 Maret 2017.

MOZAIK

“KARENA KETAKUTAN TERBESARKU ADALAH KETIKA AKU TIDAK LAGI

HIDUP DENGAN KEKUATAN DAN HARAPAN,YANG MANA KALA ITU

UNTUK PERTAMA KALINYA AKU AKAN MELIHAT WAKTU MENANGIS

SEBAB TAK ADA SIAPA PUN YANG AKAN MAMPU MEMPERJUANGKAN

MIMPIKU LAGI”.

“Terkadang cinta sejati itu bukanlah orang kita tunggu dengan sepenuh

hati.
Tetapi sebaliknya cinta sejati itu adalah mereka yang diam-diam

menunggu kita dengan sepenuh hati pula”.

31 Maret 2017

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Dear kanang

Kenapa dulu Tuhan ciptakan engkau

Sudah puaskah kau kini

melihat satu sisi tubuhku yang selalu tertikam pilu

kau selalu buatku jadi anak kecil

dengan guyuran air yang salalu membasah pipiku

#kanang

#kalah menang

16 April 2017.

Dear kenangan

Seandainya sekarang bisa punya kekuatan super

Yang mampu menjungkirbalik kenangan yang telah berlalu

Memutarkan kenangan seperti film layar lebar dibioskop

sehingga membuat pemiliknya merasakan kembali kenangan yang sama

Jika bukan kekuatan super....boleh juga untuk jadi cenayang

Yang bisa merekayasa kenangan yang sama untuk bisa terjadi kembali

dihari ini.....

Sebenarnya bukan untuk mengingat kembali tentang sebuah

pertemuan...yang membuat hati berkabut rindu dan penasaran dalam

waktu yang lama.....

Tetapi lebih dalam adalah tentang apa yang disebut dengan perjuangan....
Kenangan tentang perjuangan menaklukan kelemahan terbesar dari diri

sendiri.....

perjuangan bersama kawan yang membuat hati mantap untuk

menggoyahkan lawan (hehe)......

In remember LDBI

30 April 2017.

Tentang Hadirmu
Tentang hadirmu……

yang adalah mentari dari timur

yang menyeka kebekuan

dalam ruang jiwaku yang terlanjur membatu

Hadirmu adalah helaian awan

yang merajut kepingan rindu

karena batas yang terlampau jauh

kini tersandung dalam benakku

Tentang hadirmu……

yang adalah goresan pelangi

jalinan warna yang mengenalkan hati

pada sebuah kata bernama CINTA.


Tentang Hadirmu
BY : Katarina D. Elan
Tentang hadirmu……

yang adalah mentari dari timur

yang menyeka kebekuan

dalam ruang jiwaku yang terlanjur membatu

Hadirmu adalah helaian awan

yang merajut kepingan rindu

karena batas yang terlampau jauh

kini tersandung dalam benakku

Tentang hadirmu……

yang adalah goresan pelangi

jalinan warna yang mengenalkan hati

pada sebuah kata bernama CINTA.


Ayah Dan Ibu
BY :Maria D. Saldun
Bingkisan terindah dari Tuhan

bingkisan yang selalu menemani

dikala suka dan duka

penolong dikala aku dalam masalah

guru dikala aku melakukan kesalahan

Lentera dimalam hari

yang selalu menuntun jalan didalam kegelapan

yang selalu memberiku arahan hidup

agar tidak terjerumus kedalam dosa

Ayah …..Ibu…. apa jadinya aku tanpamu

cinta dan kasih yang Engkau berikan kepadaku

tidak akan pernah tergantikan oleh apapun di dunia

Oh…..Tuhanku……

terima kasih

atas bingkisan kecil yang kau berikan padaku

bingkisan yang akan selalu kuberikan ungkapan syukur

Selama-lamanya…………..
Tuan Tak Beriba
By : Clementina Elvira
Langit pertiwi kembali suram

dari balik tanah terisak

sebuah tangisan penuh nista

bentuk protes seorang manusia

kepada para pendusta dunia

Ribuan janji bertebaran tak pasti

sebab rupiah sudah padati kantong

aksi tuan pun semakin menjadi

junjungan tahta kini jadi tujuan

Sebuah suara dari yang mati pun berpekik manis

menyampaikan isi hati yang mulai menggerutu

maaf...maaf...beribu maaf......

aku yang mampu kini merasa,apa lagi mereka

Oh tuanku......

dimanakah kata yang dulu kau janji ?

yang kau beli dengan uang biru saat jadi bawahan

tidakkah kau iba pada negeri ini ?

semuanya telah kau ambil yang tertinggal hanya luka

nafas kami kau abaikan demi kertas merah bertaburan emas.

Anda mungkin juga menyukai