Anda di halaman 1dari 12

Situ Gintung

Ketika mendengar
Teriakan sekeras itu
Ke ngerian menyerangku
Tersampaikan padaku kisah manusia terdahulu
Ketika mendengar
Teriakan sekeras itu
Seakan air mencekikku
Betapa ketakutanwajah ‘’ di sekitarku.
Suara kerasmu menggugah
Hati dan jiwaku
Apakah arti semua ini
Akankah datang bencana bagiku
Aku Bingung.................
Harus bagaimana lagi
Jika bencana datang
Aku berpasrah diri kepadamu

Karya
Dimaz Ahmad Sarmin
XC
LANGIT

Langit bersinar dengan cerahnya


Matahari menyambut bahagia
Walau bencana terus melanda
Langit selalu tersenyum
Langit...kau adalah anugerah
Tanpa keindahan warna
Dunia terasa sepi dan hampa
Kaulah pelindung bumi
Jika kau tertutup awan
Bumi pun akan menangis
Kaulah semangat hidup
Bagi kehidupan manusia
Seandainya langit tiada
Apa arti semua itu
Bencana besar akan datang
Entah bagaimana kondisinya
Hancur lebur dunia
Tanpa terhitung tetes air mata
Yang dirasakan manusia
Sungguh berarti kau langit

Nurul X C
Bencana Dalam Negeri

Ribuan jiwa pergi mendahului kita


Besarnya bencana lebih besarlah hikmahnya
Terwujud oleh kita semua
Agar yang pergi tersenyum di surga

Tunjukan – tunjukan bahwa kita semua bersaudara


Karena luka mereka semua adalah luka kita
Saudara yang telah pergi dari kita
Dan meninggalkan seisi dunia

Saudara yang telah pergi jadikan satu pelita


Tunjukan bahwa kita semua bersaudara
Tapi, mengapa tak semua peduli pada mereka
Mereka yang telah mendahului kita karena bencana

Bencana yang begitu besar menimpa


Gulungan ombak setinggi angkasa
Meranda mereka di kota sana
Hingga semua berakhir dengan duka

Bumi Kita
Betapa hatiku sedih
Betapa hatiku merana
Melihat ibu pertiwi sedih
Karena manusia terlena
Berjuta – juta tahun kita hidup dibumi
Mengapa kita harus menghancurkannya
Hendaknyakita menjaga bumi
Agar senantiasa terjaga kekayaannya
Kini bumi telah berubah
Tak seperti dulu kala
Pemandangan yang indah
Kini telah tiada pula
Manusia begitu kejam
Merusak bumi tanpa aturan
Merusak pula keindahan alam
Haruskah manusia dihukum tanpa ampunan
Wahai manusia...........
Sadarlah dirimu
Jagalah bumi Indonesia
Sampai akhir hayatmu

Buah pena : Suwarti

Ibu
Buah Pena : Jumiyati

Engkau bagaikan permata


Permata yang selalu memancarkan
Cahaya kehangatan,
Kasih mu menerangi setiap malam ku
Ibu..........
Surgaku di telapak kaki mu
Nama mu terukir di hatiku
Senyum mu menyejukan sukma ku
Ibu.......
Kasih mu menusuk dalam kalbu
Dengan kasih mu.....
Aku melangkah menuju harap ku
Ibu......
Engkau selalu ada,
Ada di saat aku terluka
Engkau memberi kebahagiaan
Dalam setiap detak jantungku.

Aceh Yang Malang


Dua puluh enam desember dua ribu empat
Dimana banyak korban
Berjatuhan
Ratusan ribu jiwa pergi mendahului kita
Besarnya bencana lebih besar hikmahnya
Bumi nangro aceh darussalam
Luluh lantah diguncang gempa
Tersapu bersih terkena gelombang
Banyak anak kehilangan ibu – bapak
Banyak kakek – nenek kehilangan cucu
Banyak harta benda
Hilang tak berbekas
Tapi....
Kau harus kuat dan bangkit
Bangkit membangun aceh kita

David K.A
X C / 03

Kerinduan Kepada Bunda

Bunda kau penerang bagi kehidupanku


Kau laksana surga yang menyinari dunia
Kau selalu memberi pelukan kehangatan disaat aku
berduka
Bunda …. Kaulah penyemangat hidupku
Kau selalu membuat ketentraman dalam jiwaku

Kini engkau telah pergi menghadap sang Ilahi


Kau tinggalakan aku disini sendiri
Kini aku tak berdaya lagi tanpa kasih sayangmu
Aku hanya bisa menepis kesendirian ini

Bunda, kasih sayangmu tak akan terganti


Tapi kini aku dapat merasakan kasih sayangmu
Namun tanpa peluk kehangatan darimu
Wajahmu selalu membayangi dalam kehidupanku

Bunda …. Dengarkanlah aku


Kini aku rindu padamu
Tuhan …. Izinkanlah aku bertemu bunda
Walau hanya dalam mimpi

Buah Karya ; Nilil Wafiya


Ayah

Kulihat bintang yang bertabur di langit


Dihiasi oleh langit yang cerah
Kulihat bulan yang menampaakan dirinya
Semakin kulihat semakin tersenyum padaku

Oh…. Ayah …..


Mengapa malam ini aku sendiri
Aku sendiri di malam gelap yang mencekam
Tiada lagi ada yang membuatku tersenyum
Kecuali engkau ayah

Oh…. Ayah ….
Aku kehilanganmu
Setiap malam kau menemani dalam tidurku
Kau selalu bercanda gurau denganku

Kini aku sendiri


Tiada lagi ku dengar suaramu
Aku saying padamu ayah
Cepatlah engkau pulang
Aku merindukanmu disini

Buah karya :
MutmainnaH
Bunga Melati

Melati kau bungaku


Terpikat lekat hatiku
Baumu harum mewangi
Warnamu putih berseri

Wajahmu indah menarik


Rasanya ku ingin memetikmu
Sebagai penghibur hatiku

Melati bunga idaman


Dihembus angin yang nyaman
Semerbak harum setaman

Sikapmu anggun peramah


Pelipur hati resah
Pelipur hati gelisah

Karya : Fitriyani Ningsih


Kemurkaan Merapi

Tubuhmu indah berkelok-kelok


Ketinggianmu seperti menjulang langit
Ku daki kau hingga ke puncak
Rasa lelah terobati dengan keindahanmu

Dalam perutmu penuh dengan bara api


Saat kau muntahkan isi perutmu
Kau menyapu habis kehidupan di lerengmu
Kau membuat kematian secara masal

Oh Merapi ….
Jangan kau hilangkan semangat anak-anak kita
Jangan kau buat trauma yang mendalam
Jangan kau buat ibu Pertiwi menangis

Sesungguhnya apa yang ingin kau katakan


Apakah kau menunjukkan kemurkaan yang sesungguhnya
Namun jika aku boleh meminta
Kasihanilah orang-orang yang tak berdosa
Yang menjadi korban kemurkaanmu

Ya Alllah ….
Inikah cobaan dari-Mu
Untuk menguji umat-Mu

Karya : Asih Askuriah


Buah Karya :
Laili Hidayah

Aku

Aku hamba Tuhan


Tapi ku anut ajaran syetan
Aku anak ibu
Tapi hidup bagai anak binatang

Maaf Tuhan atas dosaku


Maaf ibu atas sikapku
Maaf dunia atas kelakuanku

Untuk apa aku hidup


Jika aku syetan
Jika aku binatang

Tapi …..
Aku masih ingin hidup
Hidup untuk mati
Arti Cinta
Cinta..............
Sekarang di hati yang pekat
Rindu berkarat dalam penantian
Kaulah yang kunanti
Namun tak kembali
Merangkai kata merupakan
Seni melukis suasana hati
Yang tak tertuliskan
Di selembar kertas perpaduan tinta pena
Cinta itu indah apabila mau memahami
Arti yang sesungguhnya
Cinta membuat kita tenggelam
Cinta membuat kita tersesat
Cinta membuat kita terjatuh
Cinta membuat kita lebih berarti

Karya : Niken Adre.P.

Anda mungkin juga menyukai