Anda di halaman 1dari 4

Sepak bola Begitu senang aku bermain hingga waktu sampai aku lupakan Berlari, menyerang, menyerbu lawan

membawa bola lari masuk ke gawang Oh, sepak bola siapa gerangan engkau mencipta Keberadaanmu membawa angin segar dunia Semangat didalammu membawakan kobaran gelora Oh, sepak bola apa dikata engkau tiada dunia sepi!, sunyi !, suram ! bak kota mati yang ditinggal pergi Taman Surga Saat tatapan mata memandang lepas Wujud ciptaanNya di dunia Berdegup hati ini berkata, Sungguh mempesona tak ada duanya Ku bayangkan dan kuresapi siapa gerangan Membuat sama sedemikian rupa Hati semakin berdegup seraya menangis teringat dan terngiang, seperti apa taman surga berada Meratap dan menangis kembali hati ini Mengingat janji Tuhan Hanyalah mereka manusia pilihan Yang jauh dari perbuatan nista dan angkara murka Yang akan menjadikan mereka penghuni taman surga kekal selamanya Oh, Tuhan walau seribu jalan berliku Berikanlah petunjukMu pada langkah kaki ini Agar hambaMu termasuk ke dalam golongannya Hai mentari pagi

Mentari Hari ini kau datang tampak cerah sekali Engkau datang tiap hari Untuk sumber energi pribumi Semua orang berlari pagi Untuk menyehatkan diri Tanpa kau, hai mentari Di seluruh bumi ini Akan mati tiada lagi Indah Nian Desaku Kulihat sawah membentang Warna hijau bagai permata alam Ku coba telusuri jalan Akankah tetap begitu ? Kuingin tetap begini Terlihat apa adanya Kuingin tetap begitu Terlihat kenyataannya Mentari mulai tenggelam Danakupun tetap disini Menikmati alam yang ada Anugrah dari yang kuasa Oh..alam desaku aman dan damai Oh..alam desaku lestarikanlah

Istana Langit Memandang ke angkasa lepas biru,putih bahkan abu-abu warnamu menampakkan Tak terbayang jika manusia berpijak di atasnya Apa yang akan dirasa, senang, gembira pasti bahagia disana. Memang manusia tak berhak tinggal Apalagi tidur di istana langit Hanya Tuhan sang pencipta alam Yang menguasai jagad raya, Yang bersemayam didalamnya Untuk mengatur kehidupan ini sampai kiamat nanti tiba Aku ingin sehat Badan kurus kering kerontang tak nafsu makan Bagaikan bunga-bunga kering yang beterbangan Pagi hari yang indah Harus bangun tanpa gundah Tinggalkan kelana Memutar badan berolahraga Minum dan makan membahana Menggapai tubuh sehat maha sempurna Puisi Dari Bunda Bunda hanya sedikit mengarang puisi untukku Tapi semakin lama kuamati Seyuman bunda adalah puisi Tatapan bunda adalah puisi Teguran bunda adalah puisi Belaian dan doanya adalah puisi cinta Yang disampaikan padaku Tak putus putus Tak putus putus Bahkan bila kutidur

Tuhanku Aku Mengadu Aku kecil di kala dulu berada Tak satupun tahu hasrat yang kusimpan Di saat waktu terus berputar Di kala usia bertambah angka Tuhan bolehkah aku bicara padamu ? Sekarang aku sudah besar Detik demi detik kulewati bersamaMu Senang dan sedih kulalui dengan mengenalMu Tuhan aku punya hasrat HambaMu punya timbunan cita cita Wujudkanlah di kala aku besar nanti Tuhan, ku percaya engkaulah pengatur jagad raya penentu segala takdir ini Alamku Surgaku Zamrud khatulistiwa, kau adalah surga Fenomena alam Indonesia begitu menawan Orang Arab sering berkata oh Indonesia, ini adalah surga dunia, tempat tak ada dua di dunia Namun mengapa alam surgaku mulai hilang mulai terkikis oleh hingar bingarnya dunia dan juga kejamnya nafsu manusia Oh Tuhan janganlah kau ambil alam surgaku dan sadarkanlah kami untuk membelainya dengan penuh kasih sayang

Terima Kasih Ayah Kau yang sempat kulupakan yang sempat terabaikan Tak pernah ku memikirkanmu Bukan maksud hati mengutamakan Ibu Memang Ibu telah mengandungku, telah menimangku hingga aku besar Namun tetap engkau yang berjasa seperti Ibu. Tiada engkau aku tidak bersekolah tak bisa membeli makanan adik pun tak bisa beli mainan Oh, Ayah jasamu sungguh besar sama seperti Ibu yang telah mengasihiku Satu kata sekali lagi terima kasih ayah tetaplah semangat bekerja, ku menyayangimu. Sampah Begitu menggunung aku melihat kau berada Baumu menyengat begitu terasa Muntah, dan muntah aku melihatmu Kenapa kondisimu bisa seperti itu ? Memang engkau tidak salah Memang engkaulah yang benar Engkau bisa dioalah, engkau bisa dirubah Engkau memiliki potensi terpendam Wujudmu memang sampah dan manusialah yang salah Kau sering di lempar begitu saja Tanpa dipikirkan, tanpa dihiraukan Karena manusia senang bertindak tanpa otak

Buat Ibu tercinta Ibu, kala aku beranjak dewasa, kala aku membutuhkan tempat bertanya, kenapa Ibu pergi? Ibu, ibu tahu tidak kalau aku sedih? ibu tahu tidak kalau aku takut? tapi kenapa Ibu pergi? Ibu, bicara dong, kenapa cuma diam saja? memang beban ini cuma milikku saja? Ibu, kalau memang begitu adanya, doakan aku supaya kuat, doakan aku supaya bijak dan tidak terinjak-injak Dari putrimu yang sangat menyayangi, merindukan, dan membutuhkanmu. Kiamat Kiamat Banyak kejadian aneh di muka bumi Kiamat Banyak anak-anak durhaka pada orang tua Kiamat Orang baik sudah tidak ada lagi Untuk temanku yang sedang termangu Marilah bersujud di hadapanNya Mohon ampun belas kasihanNya Semoga ampunan selalu dalam perlindunganNya Membawa kita masuk ke dalam surgaNya

Nikmatnya berzakat Menumpuk sudah uang tabunganku Tak hilang punah semua usahaku Setelah berlama-lama kukumpulkan Kini saatnya sebagian aku zakatkan Tidak merasa hilang uangku dimasukkan Dalam kotak kecil yang begitu lusuh Lusuh dalam penglihatan manusia Namun tidak disisi Tuhan Yang Kuasa Untukmu Guru Bangsa Guru. Engakulah pengajar kami Engkau ajarkan ilmumu untuk kami Tiada bosan bosan engkau mengajar Dengan penuh kesabaran Guru .. Engkau mengajar dengan ikhlas Engkaulah pendidik putra putri bangsa Jasamu kepada kami sungguh besar Hingga aku menjadi pandai dan pintar

Anda mungkin juga menyukai