Anda di halaman 1dari 16

Nama : Martha nditra maya

Kelas : X IPS 2

CONTOH PUISI MENURUT ZAMAN


I. PUISI LAMA
a. Pantun

Bunga tulip dari Belanda..


Bunga Jepang bunga sakura..
Inilah nasib si orang desa..
Nama dan tampang mudah terlupa

b. Syair
Syair ini syair nasihat
Hendaklah di dengar dan diingat
Mula membuat syair nasihat
Buku di tarok pena di angkat

Ingatlah wahai keluargaku sekalian


Dunia ini hanya tempat perlaluan
Janganlah engkau salah haluan
Agar tak sesat di perjalanan

Hidup ini ada dua jalan


Semuanya menjanjikan kesenangan
Tinggal kita yang menentukan
Kemana haluan hendak di arahkan

Maka pelajarilah ilmu kehidupan


Agar tak salah dalam menentukan
Kemana haluan hendak di arahkan
Agar selamat sampai tujuan
c. Gurindam
Mari fikir sebelum bertindak,
Agar kecewa bisa terelak.

Bila diri terburu-buru,


Tanda jiwa dikuasai nafsu.

Maka sabar lebih utama,


Agar di akhir dapat bahgia.

d. Seloka
setali pembeli kemenyan

Sekupang pembeli ketaya

Sekali lancung ke ujian

Seumur hidup tak percaya

e. Karmina

Ikan lele beli di pasar


Persoalan sepele jangan diumbar

f. Talibun

Mencari batu sepanjang lima senti


Batu diambil lalu letakkan sejajar
Jangan lupa diatur mengelilingi gelas
Jika setiap hari bermain tiada henti
Tak pernah ada waktu untuk belajar
Jangan kaget nantinya tinggal kelas
II. PUISI BARU

a. Distichon

Berkali kita gagal


Ulangi lagi dan cari akal

Berkali-kali kita jatuh


Kembali berdiri jangan mengeluh

(Or. Mandank)

b. Terzina

GURU
karya : Dinda Fitri R.

Sungguh besar jasamu


Kau yang tak kenal lelah
Dalam memberi kami ilmu

Dengan sabar kau tuntun kami


Menuju jalan yang penuh cahaya
Cahaya kesuksesan dimasa depan

Sungguh jasamu tak pernah mati


Semua akan selalu kami ingat
Hingga kami dewasa nanti

Terimakasih ku ucapkan
Atas semua ilmu yang kau berikan
Engkaulah pahlawan tanpa tanda jasa
c. Quatrain
BERPISAH
(Rizki Amelia)

Berat rasanya untuk melangkah


Menghindar dari kenyataan ini
Yang kulalui bersamamu
Hanyalah sebuah cerita dan kisah

Rasa ini menyesak di dada


Perlahan-lahan kumelangkah
Berjalan, berlari-lari
Itupun hanya akan membuatku luka

Tak ingin kuberpisah darimu


Namun apa dayaku melakukannya
Kita adalah manusia
Yang suatu saat akan berpisah
d. Quint

TINGGALLAH
karya :Gilang Ramadhan

Entah, bagaimana akan kukatakan nanti


Darah semua sudah gersang
Tak ada sbatang rumput yang tumbuh disitu
Di luar pawai kematian terus bersambungan
Ohinsan, jangan datang lagi kemari

Daerah sudah kering semat, tugu


Jangan bicara lagi pada jabat penghabisan
Lari-larilah kependakian
Ini daerah kematian
Tinggalkanlah, cepat, tinggalkan

Aku tak ingin seperti ini


Ada orang bertangisan
Ada tersimpan duka di dada
Ada rasa tertinggal yang dalam

e. Sextet
Gemuruh di hati
(Dwi Supriati)

Gemuruh di hatiku
Merada sendirinya
Langit menjadi cerah
Dan udara tak lagi menyesakkan dada
Mungkin karena telah kutemukan
Definisi lain dari cinta

Makna tak lagi berasal dari pertemuan


Dan rasa rindu yang membuatku bahagia
Merasuk dalam jiwa yang gelisah
Merapat dekat di hati
Selalu bersemanyam dan tertata di dunia
Untuk selama-lamanya
f. Septima

Indonesia Tumpah Darahku


Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung gemunung bagus rupanya
Ditimpah air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya

(Mohammad Yamin)

g. Stanza

Awan

Awan datang melayang perlahan


Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa di diri
Bertambah halus akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam langit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehidupan teguh tenang

(Sanusi Pane)
h. Soneta

Keadaan Bumi

Kini bumi tengah merana

Membuat derita sejuta umat

Bencana yang ada di mana mana

Berakhir dengan sekarat

Bumi yang tak lagi sempurna

Dunia ini bagaikan kiamat

Membuat insan insan merana

Karena perbuatannya yang jahat

Bumi yang berubah menjadi kelam

Karna manusia tak berperasaan

Merusak impian beberapa insan

Menjadikannya hidup dalam lebam

Menjadikan hilangnya semua harapan

Yang entah berakhir sampai kapan


III. PUISI MODERN

a. PUISI BEBAS

Kawanku dan Aku

Kami sama pejalan larut


Menembus kabut
Hujan mengucur badan
Berkakuan kapal-kapal di pelabuhan
Darahku mengental pekat. Aku tumpat pedat
Siapa berkata-kata?
Kawanku hanya rangka saja
Karena dera mengelucak tenaga
Dia bertanya jam berapa?
Sudah larut sekali
Hilang tenggelam segala makna
Dan gerak tak punya arti
IV. PUISI KONTEMPORER

a. Mantra

Berjudul O

dukaku dukakau dukarisau dukakalian dukangiau


resahku resahkau resahrisau resahbalau resahkalian
raguku ragukau raguguru ragutahu ragukalian
mauku maukau mautahu mausampai maukalian maukenal maugapai
siasiaku siasiakau siasia siabalau siarisau siakalian siasia
waswasku waswaskau waswaskalian waswaswaswaswaswaswaswaswaswas
duhaiku duhaikau duhairindu duhaingilu duhaikalian duhaisangsai
oku okau okosong orindu okalian obolong o risau o Kau O...

(Sutardji Calzoum Bachri)

b. Mbeling

Olahraga

olahraga
orang kota
mengangkat barbel
di fitness centre

olahraga
orang desa
memacul tanah
di sawah ladang

yang satu
mencari sehat
karena anjuran
yang lain
menemukan sehat
karena telanjur

1990

(Remy Sylado)
c. Konkret

TRAGEDI WINKA & SIHKA

kawin
kawin
kawin
kawin
kawin
ka
win
ka
win
ka
win
ka
win
ka
winka
winka
sihka
sihka
sihka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
sih
sih
sih
sih
sih
ka
Ku

V. JENIS PUISI MENURUT ISINYA

a. Ballanda

Katanya kita semua sederajat


Katanya tiap warga negara punya hak yang sama
Katanya bumi ini milik bersama

Tapi kami bingung


Benar-benar bingung
Karena kami terus diusir
Karena kami disuruh pindah
Karena kami dikejar-kejar

Setiap bikin rumah


Setiap itu pula ada serangan

Heran
Kami semakin heran
Di mana sebenarnya kami boleh tinggal?
Di mana sebenarnya kami boleh hidup?
Di pinggir sungai?
Di kolong tol?
Di mana?

Tak ada yang menjawab


Tak ada pemecahan
Yah, bagaimana lagi
Memang kasihan jadi orang kecil
Di sana-sini dilarang parkir

Karya : Bradley setiawan


b. Elegi

Hanyut dalam euphoria


lantunan musik untuk menutup perjamuan
hari itu, semua bubar
melangkah pergi meninggalkan tanah
lapang rumput-rumput hijau.
dengan beberapa gengam keceriaan
yang terus terbawa sepanjang jalan.

Sebelum berpisah,
kami lupa untuk melambaikan tangan.
hanya senyum bertemu
dengan senyum di beranda hati kami.
jauh dari sebuah sikap yang melankolis
sebenarnya setelah perjamuan itu,
kita sepakat dalam hati,
setelah ini tidak ada apa-apa lagi
antara seorang pejalan dengan
pemain musik pertunjukan di pesta perjamuan.

Sisa hidup ini telah terisi


dengan beragam jejak hati
dan lambaian tangan yang mengarak harapan
bahagia, tapi suatu ketika kenyataan berkata lain.
sering berakhir dengan elegi.

Baiklah sebagai penutup perjumpaan,


selalu aku bacakan isi dari Bhagavadgita;
mereka semua dilahirkan ke dunia ini
karena darma..
lakukan kwajibanmu tanpa engkau
mengharap imbalan dari perbuatanmu..

Karya : Katjah

c. Ode

sosok indahnya yang


membuatmu berpaling dari
kasihku
sunggingannya membawamu
melangkah jauh meninggalkan
sketsa cintaku
gelak tawanya menuntunmu
pada sudut kepalsuan dengan
bingkai indah bersangkar emas
kehadirannya membuatmu
meninggalkanku
tanggalkan semua ketulusan
yang kuberikan padamu
melepaskan semua yang
kutitipkan hanya karena
mutiara yang disematkan
dipundakmu
perempuan itu yang
membuatmu melupakanku
memupus semua impian yang
kita ciptakan berdua
menghempaskan semua
memory yang terangkai karena
kilauan mutiara buatmu
menghilangkan jejak kepedihan
masa lalu kita
kini sosoknya telah berganti
meninggalkanmu,
melanglang buana mencari
rupa yang lain
rupa yang lebih segar untuk
dibuatkan sangkar dan kau
terhempas dalam kesendirian
kau menjadi kisah dari episode
perempuan itu, tanpa bisa kau
meratap
air matamu pun tak lagi ada,
kau membisu tanpa bisa
berkata
hanya tatapan mata
menggambarkan semuanya
maafkanlah aku.
kini aku hanya mampu
menderma doa untukmu
karena perihmu itu perihku
juga.

Karya : Lembayung
d. Epigram

Sungguh engkau lah Patriot sejati Bangsa


Berjuang demi satu kata nyata
Perjuangan untuk sebuah tujuan berharga
Walau engkau tak pernah dikenal oleh mereka

Di ujung bambu itu tampak bercak darah


Darah mereka yang haus dan serakah
Tapi kisah itu tak pernah dikenal oleh mereka
Yang telah menikmati hasil dari Kebesaran jiwa

Kalian gugur satu demi satu


Menciptakan sungai darah dalam sejarah
Memperdengarkan tangisan luar biasa
Demi tujuan mulia untuk merdeka

Kini semua perjuangan itu tidak sia-sia


Kebebasan itu telah dinikamati semua
Namun sayang sunguh oh sayang
Kemerdekaan itu hanyalah istilah belaka

Kemerdekaan itu tidak tampak pada mu


Nikmatnya tak kunjung kamu rasakan
Karena semua telah lupa
Akan kehadiranmu di tengah-tengah mereka

Sabar dan tabahlah pahlwanku


Walau tangisan menghiasi hidup dunia mu
Pengorbanan itu pasti mendapat balasan
Dari yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

Karya :Noname

e. Satire

Liat itu..
Wahai petinggi negaraku..
Takkah kau peduli dengan itu
Takkah kau sedikit iba melihat kondisiku

Memang..
Aku hanyalah rakyat biasa
Rakyat biasa yang butuh belas kasihanmu
Tapi tajjah kau dengar sedikit pintaku padamu

Wahai petinggi negaraku


Kami Kelaparan disini
Namun kau hura-hura kan uang kami disana
Takkah kau teringat sedikitpun kami disini

Aku dan mereka tak butuh belas kasihanmu


Kami hanya butuh janjimu
Janji dimana kau janjikan diawal pilkada
Namun tak pernah kau tepati jua.

Karya : Sonya Kusumawaty

f. Hymne

Kepada D yang masih saja bersemayam di dasar hatiku

mempercayai segala dusta mereka tentangmu


memang bukan sebuah kearifan
namun inilah yang menjadi pilihan dan keputusanku!

setelah aku sadar sepenuhnya


bahwa ternyata hatimu lebih kejam
dari bisa ular berudak
Bisa saja aku memberimu kesempatan kedua

namun bukankah kau dengan sadar pula,


lebih memilih kemaksiatan itu sebagai surga
Mempersembahkan tubuhmu ke hadirat para setan didalamnya
laksana menyanyikan himne-himne suci kepada para malaikat
ah, kau-pun merasa telah sangggup mendefinisikan dunia

dengan sebaik-baiknya!!!
Kau tak hendak membaginya
aku-pun tak hendak turut serta di dalamnya
biarlah kita sekarang berjalan sendiri-sendiri saja

tanpa berharap pernah bersua lagi


Sebab duniamu yang kuanggap kufur
nyata-nyata akan mengurangi
nilai kesucian daripada duniaku
sementara para malaikatku akan sanggup membunuh
setan-setan yang kau anggap
kekasih dan teman tidurmu itu

Karya : Webadmid

g. Romance

Puisi mu begitu puitis..


Makna lisan mu begitu dalam..
Arti sikapmu begitu luas..
Kata hatimu begitu menghujam..

Tak mampu ku menatap..


Tak mampu ku berucap..
Tak mampu ku besikap..
Hanya hati yang dapat menangkap dan merasakan..
Meski misteri belum juga tersibak..

Ach Sayangku
Selalu ada dua sikap yang aku tangkap
Kadang sangat romantis seromantis untaian nyanyian cinta
Kadang cuek seolah tak ada apa-apa

Entah makna apa yang tersirat


Tak mampu sepenuhnya ku ungkap
Sampai tak berani aku menafsirkanya
Aku hanya hati yang mengikuti kata hati ku sendiri..

Ku akan mengalir seirama apa kata hatimu..


Bila hatimu masih mengetuknya ku akan ikuti kemanapun dia pergi..
Dan bila itu hanya fatamorgana.aku tetap akan mengiringinya..

Karya : Ck'e

Anda mungkin juga menyukai