di lereng lereng
para peminum
jatuh
memetik bulan
di puncak
mereka oleng
jatuh
di puncak
elang-elang
Hanya
seterang
guruh
1949
PADA SUATU HARI NANTI
Jakarta, 2003
IBU
JANJI
Bentrok!
Ku siapkan Amunisi
TERIMAKASIH
Terimakasih tuhan,
Terimakasih tuhan,
Terimakasih tuhan,
Terimakasih tuhan,
INDONESIA
Oleh Rony Del Bachty
Kita adalah bangsa yang besar;
Bangsa yang cinta damai;
Kita memang berbeda,
satu sama yang lainnya;
Walau kita berbeda suku, budaya, bahasa, adat istiadat dan agama;
Kita tetap satu
Kesatuan menjunjung tinggi perbedaan;
Kita berdaulat
Terpandang di mata dunia;
Karena kita bersaudara
Tiada yang akan memisahkan kita;
Tanah yang subur
Lambang kemakmuran negri;
Lautan luas, harta yang tak terkira;
Selama kita bersama-sama
Pastilah kita jaya!
Kita harus bangga
Bangga pada nusantara
Bangga sebagai anak bumi pertiwi;
Bangga pada tanah air kita;
Kita kuat
Nyalakan syiar kebangkitan;
Bulatkan tekad kita
Pastilah kita pemenangnya;
BIMBANG
Oleh Lino Neparasi
Sayup - sayup kasih masih terasa
Ku hirup rasa tanpa mendua
jejak kecil perlahan tersapu
membunuh imajinasi masa lalu
setengah sadar kupahat harap
hadirkan janji yang telah berlalu
Rasa itu penyakit mematikan
perlahan menjalar dan tak terhentikan
siapa mampu meninju rasa yang kian menjangkit
biarlah menjalar tanpa obat pembangkit
Pada siapa ku mengiba?
nyala lilin semakin redup
sayu mata menatap langit
kutulis mimpi dengan pahatan askara
haruskah kubertahan seperti domba dalam kadang kambing?
atau memberontak bebas merdeka
secuit sukma mengusik
tersesat di padang belantara?
Resah Kutatap hujan
dinginya menyiksa tanpa ampun
ku rindukan hangatnya mentari
dulu kau tak terlambat bersinar
mengapa?
mungkinkah alam cemburu dengan keakraban ini?
aku tak mengerti
Kutatap lagi semut di dinding
masih sama, dia bersahabat
aku lelah
ingin kurobohkan kokohnya pondasi
biar semuanya rata tak berbekas.
UNTUK SAHABAT Karya Monika Sebentina
UNTUK SAHABAT
AKU BERKACA
Siapa punya?
Dalam hatiku
Ah..!!!
Selamat tinggal…!!
TERATAI
Pejuang sejati
di lereng lereng
para peminum
jatuh
memetik bulan
di puncak
mereka oleng
jatuh
di puncak