Anda di halaman 1dari 55

ANTOLOGI PUISI

DAN CERPEN
TUJUAN

Karya tulis ini disusun untuk memenuhi persyaratan untuk mengikuti


ujian praktek mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas : IX-1

Vera Gustina Panggabean

NIS : 1361
KELAS : 9TH GRADE SAINT VINCENT
ONE
SMP
FATIMA 2 SIBOLGA
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan dorongan
keinginan untuk menyukseskan pelaksanaan penyusunan
ANTOLOGI PUISI DAN CERPEN ini dapat terselesai kan .
Judul ini di pilih karena makalah ini berisi kumpulan puisi dan
cerpen yang di ambil dari artikel –artikel yang berada di situs
internet.
Dalam penulisan atau penyusunan makalah ini hampir tidak
selesai karena dilaksanakan nya ujian – ujian di sekolah dan
kegiatan ret-ret di sekolah tetapi karena keinginan untuk
mengikuti ujian praktek Bahasa Indonesia maka penyusunan ini
terselesaikan.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada orang tua penulis
yang menyediakan biaya untuk penyelesaian makalah ini dan
juga kepada guru yang membimbing , dan juga tidak lupa
kepada penulis artikel –artikel yang saya ambil karya tulis nya
untuk penulisan makalah ini .
Harapan penulis makalah ini dapat bermanfaat kepada
pembacanya dan berguna untuk perpustakaan sekolah.
DAFTAR ISI :

II. Kata Pengantar


II. Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
BAB II
1. Kumpulan Puisi
A. Para peminum karya sutardji calzoum bachiri.
B. Ibu karya D.zawawi imron.
C. Mata hitam karya w.s redra.
D. Aku berada kembali karya chairil anwar .
E. Pada suatu hari nanti karya supardi djoko damono.
F. Dari bentangan langit karya ehma ainun najib.
G. Sebuah jaket berlumuran darah karya taufik ismail.
H. Hanya dalam puisi karya ajip rosidi.
I. Surat dari ibu karya asrul sani.
J. Sebelum laut bertemu langit karya eka budianta.
2. Kumpulan cerpen
A. Petunjuk dari tuhan karya santa teofami daeli.
B. Terlanjur pede karya divah ika sari.
1. KUMPULAN PUISI

PARA PEMINUM
Karya: sutardji calzoum bachrI
di lereng lereng
para peminum
mendaki gunung mabuk
kadang mereka terpeleset
jatuh
dan mendaki lagi
memetik bulan
di puncak
mereka oleng
tapi mereka bilang
kami takkan karam
dalam lautan bulan--
mereka nyanyi nyai
jatuh
dan mendaki lagi
di puncak gunung mabuk
mereke berhasil memetik bulan
mereka mneyimpan bulan
dan bulan menyimpan mereka
di puncak
semuanya diam dan tersimpan
HERMAN
Karya: sutardji calzoum bachri
herman tak bisa pijak di bumi tak bisa malam di bulan
tak bisa hangat di matari tak bisa teduh di tubuh
tak bisa biru di lazuardi tak bisa tunggu di tanah
tak bisa sayap di angin tak bisa diam di awan
tak bisa sampai di kata tak bisa diam di diam tak bisa paut di mulut
tak bisa pegang di tangan takbisatakbisatakbisatakbisatakbisatakbisa
di mana herman? kau tahu?
tolong herman tollong tolong tolong tolong tolong tolong
tolongngngngngng!
MATA HITAM
karya : WS Rendra

Dua mata hitam adalah matahati yang biru


dua mata hitam sangat kenal bahasa rindu.
Rindu bukanlah milik perempuan melulu
dan keduanya sama tahu, dan keduanya tanpa malu.
Dua mata hitam terbenam di daging yang wangi
kecantikan tanpa sutra, tanpa pelangi.
Dua mata hitam adalah rumah yang temaram
secangkir kopi sore hari dan kenangan yang terpendam.

AKU BERADA KEMBALI


Karya : Chairil Anwar

Aku berada kembali. Banyak yang asing:


air mengalir tukar warna,kapal kapal,
elang-elang
serta mega yang tersandar pada khatulistiwa lain;
rasa laut telah berubah dan kupunya wajah
juga disinari matari lain.
Hanya
Kelengangan tinggal tetap saja.
Lebih lengang aku di kelok-kelok jalan;
lebih lengang pula ketika berada antara
yang mengharap dan yang melepas.
Telinga kiri masih terpaling
ditarik gelisah yang sebentar-sebentar
seterang
guruh
PADA SUATU HARI NANTI
Karya : Supardi Djoko Damono

Pada suatu hari nanti,


Jasadku tak akan ada lagi,
Tapi dalam bait-bait sajak ini,
Kau tak akan kurelakan sendiri.

Pada suatu hari nanti,


Suaraku tak terdengar lagi,
Tapi di antara larik-larik sajak ini.

Kau akan tetap kusiasati,


Pada suatu hari nanti,
Impianku pun tak dikenal lagi,
Namun di sela-sela huruf sajak ini,
Kau tak akan letih-letihnya kucari.

DARI BENTANGAN LANGIT


Karya :Emha Ainun Najib

Dari bentangan langit yang semu


Ia, kemarau itu, datang kepadamu
Tumbuh perlahan. Berhembus amat panjang
Menyapu lautan. Mengekal tanah berbongkahan
menyapu hutan !
Mengekal tanah berbongkahan !
datang kepadamu, Ia, kemarau itu
dari Tuhan, yang senantia diam
dari tangan-Nya. Dari Tangan yang dingin dan tak menyapa
yang senyap. Yang tak menoleh barang sekejap.
SEBUAH JAKET BERLUMURAN DARAH
karya: Taufik Ismail

Sebuah jaket berlumur darah


Kami semua telah menatapmu
Telah pergi duka yang agung
Dalam kepedihan bertahun-tahun.

Sebuah sungai membatasi kita


Di bawah terik matahari Jakarta
Antara kebebasan dan penindasan
Berlapis senjata dan sangkur baja
Akan mundurkah kita sekarang
Seraya mengucapkan ’Selamat tinggal perjuangan’
Berikara setia kepada tirani
Dan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?.

Spanduk kumal itu, ya spanduk itu


Kami semua telah menatapmu
Dan di atas bangunan-bangunan
Menunduk bendera setengah tiang.

Pesan itu telah sampai kemana-mana


Melalui kendaraan yang melintas
Abang-abang beca, kuli-kuli pelabuhan
Teriakan-teriakan di atas bis kota, pawai-pawai perkasa
Prosesi jenazah ke pemakaman
Mereka berkata
Semuanya berkata
Lanjutkan Perjuangan.
HANYA DALAM PUISI
karya : Ajip Rosidi

Dalam kereta api


Kubaca puisi: Willy dan
Mayakowsky
Namun kata-katamu
kudengar
Mengatasi derak-derik
deresi.

Kulempar pandang ke luar:


Sawah-sawah dan
gunung-gunung
Lalu sajak-sajak
tumbuh
Dari setiap bulir peluh
Para petani yang
terbungkuk sejak pagi

Melalui hari-hari keras dan sunyi.


Kutahu kau pun tahu:
Hidup terumbang-ambing antara langit
dan bumi
Adam terlempar dari surga
Lalu kian kemari
mencari Hawa.

Tidakkah telah menjadi takdir penyair


Mengetuk pintu demi pintu
Dan tak juga
ditemuinya: Ragi hati
Yang tak mau
Menyerah pada
situasi?

Dalam lembah
menataplah wajahmu
yang sabar.
Dari lembah
mengulurlah tanganmu
yang gemetar.
Dalam kereta api
Kubaca puisi: turihan-turihan hati
Yang dengan jari-jari
besi sang Waktu
Menentukan langkah-langkah Takdir:
Menjulur
Ke ruang mimpi yang kuatur
sia-sia.

Aku tahu.
Kau pun tahu. Dalam puisi
Semuanya jelas dan pasti.

SURAT DARI IBU

Karya : Asrul Sani

Pergi ke dunia luas, anakku sayang


pergi ke hidup bebas !
Selama angin masih angin buritan
dan matahari pagi menyinar daun-daunan
dalam rimba dan padang hijau.
Pergi ke laut lepas, anakku sayang
pergi ke alam bebas !
Selama hari belum petang
dan warna senja belum kemerah-merahan
menutup pintu waktu lampau.
Jika bayang telah pudar
dan elang laut pulang kesarang
angin bertiup ke benua
Tiang-tiang akan kering sendiri
dan nakhoda sudah tahu pedoman
boleh engkau datang padaku !
Kembali pulang, anakku sayang
kembali ke balik malam !
Jika kapalmu telah rapat ke tepi
Kita akan bercerita
“Tentang cinta dan hidupmu pagi hari.”
SEBELUM LAUT BERTEMU LANGIT
karya : Eka Budianta

Seekor penyu pulang ke laut


Setelah meletakkan telurnya di pantai
Malam ini kubenamkan butir-butir
Puisiku di pantai hatimu
Sebentar lagi aku akan balik ke laut.

Puisiku – telur-telur penyu itu-


mungkin bakal menetas
menjadi tukik-tukik perkasa
yang berenang beribu mil jauhnya
Mungkin juga mati
Pecah, terinjak begitu saja

Misalnya sebutir telur penyu


menetas di pantai hatimu
tukik kecilku juga kembali ke laut
Seperti penyair mudik ke sumber matahari
melalui desa dan kota, gunung dan hutan
yang menghabiskan usianya

Kalau ombak menyambutku kembali


Akan kusebut namamu pantai kasih
Tempat kutanamkan kata-kata
yang dulu melahirkan aku
bergenerasi yang lalu

Betul, suatu hari penyu itu


tak pernah datang lagi ke pantai
sebab ia tak bisa lagi bertelur
Ia hanya berenang dan menyelam
menuju laut bertemu langit
di cakrawala abadi.
2. Kumpulan Cerpen
1. petunjuk dari tuhan.

Karya Santa Teofani Daeli


Aku adalah seorang anak sederhana yang tidak mau menyusahkan orang
tua.Keseharianku membaca karena itu adalah hobiku.

Pada saat itu,gubrakk,aku terjatuh dari tempat tidurku "aduh!!", ucapku


sambil memegang pinggang yang sakit."Jam berapa ni?",tanyaku.Aku pun
melihat jam di dinding "yaelah baru jam 12 malam",ucapku lagi.Aku mulai
membaringkan badanku ke tempat tidur.Terbesit di benakku untuk
berdoa."kata orang kalau ada yang berdoa di jam segini,maka doanya
dikabulkan,benar atau tidak ya?",aku pun berbicara dalam hati.

Aku mulai berjalan ke meja belajar dan mencari kertas doa yang pernah aku
bawa dari Goa Maria Manoag.Setelah kertas itu ketemu,aku mulai
menghidupkan dua buah lilin dengan salib Yesus Kristus di tengah-
tengahnya.Aku mulai sujud di depan salib itu sambil membaca kertas doa
tersebut sampai 6x.Dengan hikmat aku mulai menghayati setiap kata demi
kata yang terdapat di kertas tersebut.Hatiku terasa tenang dan aku pun
mencurahkan semua masalahku kepadaNya,mulai dari masalah yang ringan
sampai yang ku anggap tidak ada jalan keluarnya lagi.Salah satu masalah
yang aku hadapi adalah masalah uang SPP yang telah menunggak 4
bulan,aku berharap agar ada bantuan nyata dari Tuhan lewat seseorang.Aku
berdoa sampai pukul 01.00,"gak kerasa sudah jam segini",aku pun
tersenyum dan kembali tidur.

Pukul 06.54,aku kembali ke sekolah di SMA Katolik Xaverius dengan wajah


yang ceria.Di depan gerbang ku lihat Angel disana."Pagi,Fan",ucap Angel
teman sekelasku yang suka ingin tahu tentang orang lain."Pagi
juga,gel",balasku.

"Aku lihat kamu ceria banget hari ini,ada apa?"tanya Angel.


"Masa sih?",aku malah balik bertanya.
"iya,Fan.Lihat tuh wajah mu saja cerah gini sekarang,gak kayak kemarin-
kemarin ini seperti....?".Angel pun memberhentikan perkataannya
"Seperti apa?",tanyaku penasaran.
"Kayak orang baru bangun tidur,hahaha",ucapnya sambil tertawa di depan
gerbang.Tanpa di sadari oleh Angel ditengah tertawanya itu,aku mulai
melangkahkan kakiku bersama murid lain.Setelah beberapa menit,aku sudah
sampai dikelas,disusul oleh Angel."Keterlaluan banget mu,Fan",kata Angel
dengan wajah cemberut."Lagian kamunya sih,bercanda di gerbang.Kamu
kan tahu kalau gerbang itu banyak penghuni yang ingin masuk",kataku
sedikit ceramah.Aku dan Angel mulai berjalan menuju tempat duduk kami
masing-masing.Pukul 07.30,bel berbunyi.Pelajaran pertama yang kami
pelajari adalah seni budaya.Setelah 6 jam belajar,aku mulai bosan dan ingin
cepat-cepat pulang.

Tiba-Tiba,"Fan,kamu dicari ibu Rahma di ruang tata usaha",kata Fatma


murid dari kelas X³."Terima kasih ya,Fat"ucapku."ada apa ya?apa tanya
soal SPP?aku harus jawab apa?",tanyaku membatin.

Dengan rasa takut,aku mulai melangkah ke ruang tata usaha

Setelah sampai,"kamu mendapat beasiswa sebesar 1 juta dari BAC(beasiswa


anak cerah),silahkan tanda tangani kertas-kertas ini agar uang dapat
dicairkan dari Jakarta",ujar ibu Tessa selaku pengurus tata usaha bagian
keuangan.Dengan rasa senang yang mendalam,aku hanya bisa
mengucapkan"Terima kasih,bu".Aku langsung menandatangani kertas
tersebut."Nanti kalau uangnya sudah sampai ke sekolah,ibu akan panggil
kamu lagi",ujar ibu Tessa lagi."Baik bu",kataku sambil tersenyum.

Pukul 23.00,aku berdoa untuk mengucap syukur karena aku mendapat


beasiswa untuk melunasi SPPku.Thank's God.
Judul Cerpe Terlanjur Pede
Cerpen Karangan: Diyah Ika Sari
Kategori: Cerpen Cinta, Cerpen Lucu (Humor), Cerpen Remaja
Lolos moderasi pada: 5 April 2017

Kring..
“Halo..”
“Malam sis Nadia, belum tidur kan? Ada kabar terbaru nih tentang
si ganteng Anton. Anak baru yang wajahnya mirip Lee Min Hoo itu
lo? Ternyata rumahnya sebelahan sama komplek rumahmu lo sis
Nadia. Sewaktu-waktu kita bisa lah main ke rumahnya buat
silaturahmi.” cerocos Iren dengan suara cemprengnya dari ujung
sana.
“Apaan sih kamu, Ren? Gangguin orang tidur aja.” Nadia
menjawab malas.
“Tidur? Helo? Ini baru jam delapan sis Nadia. Anak gadis itu ndak
boleh tidur jam delapan. Harusnya belajar biar pinter.”
“Belajar? La kamu sendiri ngapain? Malah rumpi ndak penting.”
“Idih.. enak aja rumpi ndak penting. Ini ilmu yang mendidik. Kita
diajarkan untuk hidup bertetangga. Untuk itu kita dianjurkan
untuk silaturahmi ke rumah Anton.”
“Silaturahmi? Memangnya lebaran? Udah deh.. aku ngantuk.”
“Ih, sis Nadia ini, masa sih kamu ndak minat sama kabar baik ini?”
Nadia menghela nafas. “Haduh.. ni bocah bawel banget ya? Dari
awal kan aku udah bilang kalau aku ndak minat sama Lee Min
Hoo-mu itu.”
“Baiklah.. tapi awas ya kalau tiba-tiba sis Nadia berubah pikiran.”
“Tau ah!”
Tut.. tut.. tut.. Nadia menutup teleponnya lalu menlanjutkan tidur.

Sepertinya Nadia datang terlalu pagi ke sekolah. Belum Nampak


siswa-siswi lain yang biasanya memenuhi halaman sekolah untuk
menunggu bel masuk maupun berkerumun untuk mencontek PR
yang belum sempat dikerjakan.
Nadia berlari kecil menuju kantin. Dia berniat menghangatkan
tubuhnya dengan membeli teh panas. Cuaca hari ini memang cukup
dingin.

“Teh panas satu, Bu!” serunya pada Bu Inah pemilik kantin.


“Saya satu juga boleh, Bu!” tiba-tiba sebuah suara mengagetkan
Nadia yang sedang mencari lokasi yang nyaman untuk minum teh.
“Ah, siapa cowok itu? Cakep juga. Anak kelas X apa ya? Kok aku
belum pernah lihat.” batin Nadia.
“Boleh aku duduk sama kamu?” pinta lelaki itu pada Nadia.
”Ah, boleh banget pangeran tampan.” Kata Nadia dalam hati
sambil tersenyum genit.
“Boleh, ndak?” lelaki itu kembali memastikan.
“Oh, iya, boleh-boleh.”
“Ini tehnya Mbak, Mas.” kata Bu Inah sembari meletakkan
pesanan kami di atas meja.

Lelaki itu meminum tehnya. Sedangkan Nadia malah larut dalam


ketampanannya. Dia mulai menebak-nebak, “Jangan-jangan cowok
ini cowok yang lagi heboh dibicarain anak-anak, ya? Termasuk si
Iren. Tapi kata Iren wajahnya mirip Lee Min Hoo. Kalau yang ini..
nyerempet aja enggak. Ah, dasar Iren. Semua pria yang wajahnya
oriental pasti disamakan kaya aktor korea itu.”

“Buruan diminum. Keburu dingin lo.” kata lelaki itu membuyarkan


lamunan Nadia.
“I-iya.”
“Namamu Nadia, kan?” lelaki itu mencoba menebak.
“Kok kamu tau?”
“Aku pernah mendengar seseorang memanggilmu. Oh, ya, namaku
Anton. Aku anak XI IPA 2.”
“Oh, jadi kamu yang namanya Anton? Anak baru pindahan dari
Bandung yang lagi terkenal itu?” seru Nadia.
“Jadi kamu sudah tau aku?” selidik lelaki bernama Anton itu.
“Cuma denger, sih? Soalnya kamu ini lagi heboh banget beritanya
di sekolah ini. Sampai-sampai membuat sahabatku rela jadi detektif
buat nyari informasi tentang kamu.”
“Trus.. apa kamu juga menjadi salah satu siswi yang heboh itu?
Atau mungkin kamu adalah salah satu siswi yang bersorak-sorak
dan berteriak-teriak saat melihatku?”
“Ih.. amit-amit.. sory, ya? Ndak level!” protes Nadia. Padahal dalam
hatinya dia sangat menyesal kenapa tidak mengikuti jejak Iren
untuk mencari informasi tentang Anton.

“Nad, kamu punya kakak yang sekolah di sini juga, ya?”


“Kok tau?”
“Aku pernah lihat kamu jalan dan boncengan sama cowok. Aku
pikir dia pacarmu. Ternyata kata temenku dia itu kakakmu.”
“Iya. Itu kakakku. Namanya Nando.”
“Cakep ya kakakmu.”
“Iyalah. Secara adiknya cantik kaya barbie gini.”
Mereka berdua tertawa.

“Nad, kamu udah punya pacar belum?” tanya Anton.


Nadia senyum-senyum sendiri. Dia berpikir kalau Anton akan
menembaknnya. “Belum. Kenapa memangnya?” selidik Nadia.
“Mmm.. ndak apa-apa sih? Cuma nanya.”
Nadia manyun karena Anton hanya menggodanya.

“Hai sis Nadia!” Iren mengagetkan Nadia yang sedang


menunggunya di food court salah satu mall.
“Iren ngagetin aja!”
Iren meringis. “Tumben sis Nadia ngajakin aku nongkrong. Pasti
ada maunya.”
Nadia tersenyum simpul. “Eh, ada kabar terbaru apa tentang
Anton?”
“Nah, kan? Tiba-tiba aja sis Nadia menanyakan kabar Lee Min
Hoo-ku. Katanya dulu ndak minat? Ndak mau tau? Bohong aja sis
Nadia ini.”
“Hehehe.. ya maaf Ren.. mungkin dulu aku khilaf. Tidak mau tau
tentang dia.”
“Ah, sis Nadia ini ada-ada aja. Makanya sis, tak kenal maka
taaruf.” kata Iren.
Keduanya ngakak.

“Sis Nadia sudah berapa lama kenal Anton? Atau mungkin ini
permulaan untuk mengenal lebih dekat dengan Anton?”
“Mmm.. sebenarnya seminggu yang lalu aku ngobrol sama Anton di
kantin sekolah.”
“Ha??!! Sis Nadia kencan?” Iren terbelalak.
“Oh.. Tidak.. Tidak..” Nadia mengelak.
“Kita cuma kebetulan ketemu waktu sama-sama membeli teh.”
terang Nadia. Iren manggut-manggut.
“Begini sis Nadia, baru-baru ini aku dengar dari teman sekelas
Anton kalau dia lagi care sama seorang cewek. Katanya lagi sih, si
cewek itu anak XI IPA 3. Dan itu kelas kita sis Nadia.”
“Itu pasti aku.” batin Nadia sambil senyum-senyum sendiri. “Ndak
mungkin lah kalau cewek lain. Secara cewek-cewek di kelasku kan
modelnya biasa aja. Ndak modis-modis banget. Dari tampang juga
standar. Beda banget sama cewek-cewek XI IPA 1 yang gayanya
plagiat artis. Hmm.. cuma aku aja yang keliatan fashionable di
kelas. Tapi.. Iren juga fashionable. Aduh.. jangan-jangan malah
Iren yang ditaksir Anton. Ah, ndak mungkin. Pasti aku.” Nadia
berdebat dalam hati.
“Sis Nadia?” Iren menyenggol tangan Nadia. Nadia kelabakan.
“Ngelamun, ya?” lanjut Iren. Nadia tersenyum genit.

Hari pun berlalu. Hubungan Anton, Nadia dan Iren semakin dekat.
Bahkan saking dekatnya, Nadia dan Iren sama-sama berpikir
bahwa Anton menyukai salah satu diantara mereka. Hal itu
diperjelas dari seringnya Anton memberikan perhatian-perhatian
pada mereka berdua. Juga bertamu ke rumah mereka. Sempat
suatu hari Anton mengajak nongkrong Iren di kafe. Lalu malam
berikutnya mengajak makan malam Nadia di restoran. Hingga
akhirnya beberapa waktu kemudian karena Nadia dan Iren
penasaran, akhirnya mereka bertaruh demi merebutkan hati sang
pangeran.

“Ok sis Nadia kita bersaing secara sehat. Kalau Anton milih aku,
kamu aku traktir pizza selama seminggu. Kalau dia milih kamu,
aku minta ditraktir kebab sama jus buah selama seminggu juga.”
“Ok, itu sih gampang. Fix ya?”

Satu minggu kemudian.


Kring..
“Ya. Ada apa, Ren?”
“Sis Nadia.. aku syedih.” rengek Iren.
“Haduh cantik? Kenapa?”
“Kamu yang menang. Anton milih kamu.”
Nadia melonjak girang. “Serius? Asyik? Tapi tau darimana kamu,
Ren?”
“Begini ceritanya, kemarin aku ngedate sama dia. Kupikir dia mau
nembak. Tapi kutunggu lama banget dia ndak nembak-nembak. Ya
udah aku ungkapin aja perasaanku padanya. Eh.. dianya bilang
kalau cuma anggap aku temen. Trus akhirnya dia malah tanya-
tanya tentang kamu dan keluargamu. Ya udah aku simpulin sendiri
aja kalau dia itu sebenarnya suka sama kamu.”
Nadia senyum-senyum sendiri mendengar cerita sahabatnya itu.

Sabtu malam Nadia tampak sibuk mempersiapkan kencannya


dengan Anton. Kemarin Anton BBM. “NAD.. SABTU
NONGKRONG YUK? KE KAFE “CINTA” AKU JEMPUT JAM 7
YA. DANDAN YANG CANTIK. HEHEHE..”

Nadia yakin dia akan ditembak. Dan dia pun sudah menyiapkan
jawaban yang pasti. Nadia akan menerima cinta Anton tanpa
berpikir panjang lagi. Untuk itu di momen special ini dia
mempersiapkan semuanya dengan maksimal. Dari ujung kepala
sampai ujung kaki harus sempurna.
Suasana kafe “CINTA” malam itu sangat romantis. Ditambah
dengan alunan musik jazz menambah syahdu suasana. Nadia
tersenyum bahagia karena sepertinya Anton puas dengan
penampilannya. Dari tadi Anton terus saja menatap Nadia.

“Mmm.. Nad, aku tanya sesuatu boleh ndak?” tanya Anton setelah
obrolan panjangnya dengan Nadia usai.
“Oh, tentu saja. Dengan senang hati.” Jawab Nadia sambil tertawa.
“Dia pasti mau ungkapin perasaannya padaku.” Batin Nadia pede
(Percaya Diri).
“Mmm.. kakakmu sudah punya pacar belum?”
“Kak Nando? Ya belum lah? Orang cuek macam dia susah deketin
ceweknya. Memangnya kenapa kamu nanyain kakakku?”
“Ya, cuma mastiin aja. Aku kan pengen nembak kakak kamu.”
Kata Anton polos.
“Maksud kamu? Hei, kakakku itu cowok?”
“Iya.. aku tau kakakmu itu cowok. Emangnya aku ndak boleh suka
sama cowok?”
“Hah? Gila aja kamu!”
“Nad, aku itu suka sama kakak kamu. Bukan kamu. Jangan geer
lah?” jelas Anton. Dan kali ini wujud aslinya mulai muncul dengan
gaya menyerupai perempuan.

Gubrak!!!

“Selama ini aku tuh deketin kamu cuma biar bisa main ke rumah
kamu trus aku bisa curi-curi pandang kakakmu. Nah, kalau deket
sama Iren, ya cuma buat nutup-nutupi aja biar ndak ketauan kalau
aku lagi mencoba mendekati kakakmu.”
“Amit-amit..” Nadia menepuk jidatnya.
Ibu, Aku Minta Waktumu Sedikit Saja
Judul Cerpen Ibu, Aku Minta Waktumu Sedikit Saja
Cerpen Karangan: Kayla Risya Delya
Kategori: Cerpen Anak, Cerpen Keluarga, Cerpen Sedih
Lolos moderasi pada: 10 April 2017
Bercerita seorang anak, yang sedang bersiap-siap untuk
berangkat ke sekolah. Namanya Mayltha Farsha. Biasa
dipanggil May. Ia tinggal memakai sepatu, dan segera ia
berangkat sambil berjalan kaki.
Sesampainya di sekolah, ia menaruh tas di mejanya yang
berada di pojok kanan paling depan. Lalu, ia keluar dan
bermain monkey bar yang berada di dekat kelasnya. Ia
beruntung bisa masuk ke sekolah ini karena mendapat
beasiswa. Ia memang anak miskin.
Tak lama, ia melihat teman-temannya berjalan
melewatinya. May pun menghampirinya.
“Hai, kalian lagi ngomongin apa?” Tanya May
“Apakah kamu tahu May? Ibuku tadi menciumku di depan
umum! Uhhh… malu sekali rasanya!” Seru teman May
yang bernama Fasla
“Tak ada bedanya dengan ibuku! Ibuku tak segan-segannya
memelukku di depan ibu-ibu!” Ucap Hayra
Namun, May hanya diam.
“Kamu kenapa May? Kok diam?” Tanya Fasla
“E..ee… ibuku, ibuku tak pernah menciumku di depan
umum, bahkan memelukku di depan umum juga tak
pernah.” Ucap May
“Uhhhh… aku juga mau seperti itu!” Ucap kedua teman
May
Sesampainya May di rumah…
“Ibu, bolehkah aku meminjam waktumu di surga sebentar?
Sebentar saja, peluk aku, cium aku, lakukan apa yang ibu
teman-temanku lakukan. Aku tak pernah merasakan
pelukan ibu…
Wanita Di Hari Jumat
Judul Cerpen Wanita Di Hari Jumat
Cerpen Karangan: Novril Ihza Razenda
Kategori: Cerpen Horor (Hantu), Cerpen Misteri
Lolos moderasi pada: 11 March 2017
Pohon itu akhirnya tumbang. Pagi ini hampir semua warga
Kampung Sekar datang untuk melihat pohon besar itu,
pohon yang menurut warga telah berusia lebih dari seratus
tahun. Tumbangnya pohon itu menarik perhatian warga
karena dari pohon inilah dulu kisah itu dimulai.
Ya. Darman ingat cerita itu. Cerita yang membuatnya
terheran-heran, tentang kisah seseorang yang dikait-kaitkan
dengan pohon besar itu. Cerita setiap hari Jumat. Darman
sering mendengarkan ayahnya bercerita tentang pohon
besar itu. Konon katanya setiap hari Jumat ada sesosok
Wanita Berambut Panjang bergelombang. Mengenakan
daster bermotif bunga-bunga mawar duduk di bawah pohon
besar itu. Dengan tatapan kosong, Wanita Berambut
Panjang itu terlihat aneh. Aura menyeramkan pasti akan
menyelimuti setiap mata yang melihatnya. Tetapi, banyak
warga kampung yang penasaran dengan Wanita Berambut
Panjang itu. Sampai-sampai ada yang rela untuk
mengintainya setiap hari Jumat. Namun, usaha mereka
selalu berakhir sia-sia. Wanita Berambut Panjang selalu
menghilang secara tiba-tiba ketika mereka mengedipkan
mata. Akibat dari hal itu ada yang menjadi gila karena
ketakutan yang berlebihan. Ada yang setiap hari
berhalusinasi. Dan ada pula yang tidak jera. Mereka malah
semakin penasaran dengan Wanita Berambut Panjang itu.
Pagi ini pohon besar itu tumbang. Beruntung tidak ada
korban jiwa, kebetulan letak pohon itu juga jauh dari
pemukiman warga. Tidak ada yang tau penyebab
tumbangnya pohon itu. Desas-desus para warga, pohon itu
tumbang akibat dari ulah seorang warga yang kencing
sembarangan di bawah pohon besar itu. Menurut mereka,
gara-gara hal itu Si Wanita Berambut Panjang itu murka.
Dan menumbangkan pohon itu. Kemudian, Salah seorang
warga berkata, “Kemarin, Aku melihat ada orang yang
tidak aku kenal kencing di bawah pohon ini. Orang itu
kayaknya bukan warga sini,”
“Oh orang itu, mungkin orang itu kebelet kencing. Jadinya
ia terpaksa buat kencing disini, daripada nahan kencing
terus jadi penyakit kan bahaya,” sahut Darman mencoba
agar para warga tidak terpancing emosi. Para warga pun
terdiam. Tidak ada lagi yang membahas hal itu. Namun,
Wanita Berambut Panjang dan tumbangnya pohon besar itu
menjadi Trending Topik sekampung Sekar hari ini.
Dua hari telah berlalu. Sekarang hari Kamis. Misteri
Wanita Berambut Panjang dan tumbangnya pohon besar
sedikit demi sedikit mulai hilang ditelan waktu. Para warga
Kampung Sekar sudah beraktivitas seperti biasa. Namun
berbeda dengan Darman, ia masih penasaran. Ia penasaran
tentang siapakah Wanita Berambut Panjang itu. Untuk
mengatasi rasa penasarannya, Darman mencoba mencari
bagaimana cara mengetahuinya. Tak perlu berpikir
panjang, Darman akhirnya menemukan caranya.
Malam pun tiba. Darman sudah siap menjalankan aksinya.
Dengan bekal 1 buah senter tua, Ia akan memberanikan diri
untuk bertemu langsung dengan Wanita Berambut Panjang
itu. Tepat pukul 00.00 hari berganti dari hari Kamis ke hari
Jumat. Suara ayam jantan berkokok mulai menyebar
menguasai Kampung Sekar. Darman pun bergegas menuju
lokasi pohon besar itu. Di sepanjang jalan, Darman sempat
dikejutkan oleh suara kucing yang berkelahi yang tiba-tiba
muncul di depannya. Selain itu, Darman juga dibuat
merinding dengan suara-suara aneh yang datang dari arah
belakang, samping kiri, dan kanan. Entahlah suara apakah
itu. Tetapi Darman berusaha tidak mempedulikannya. Ia
berusaha untuk fokus melihat jalan yang disinari cahaya
senter tuanya.
Setelah cukup lama berjalan, Darman akhirnya tiba di
lokasi pohon besar itu. Dengan senter tuanya ia menatap
lamat-lamat sekitaran pohon besar itu. Suasana
menyeramkan mengelilingi sekitaran pohon besar itu. Suara
jangkrik, suara lolongan anjing, dan suara kucing berkelahi
berpadu bak paduan suara di TV-TV. Namun, Darman
tetap tenang menunggu Wanita Berambut Panjang
menampakkan dirinya. Satu menit. Lima menit. Tiga puluh
menit. Wanita Berambut Panjang tak kunjung
menampakkan dirinya. Darman pun mulai bosan dan
memutuskan untuk duduk. Kantuk mulai menghampirinya.
Lama-kelamaan Darman pun ketiduran.
“Namaku Sekar, Tolonglah Aku, Tempatkanlah Aku
ditempat yang seharusnya tempatku,” Kata Si Wanita
Berambut Panjang kepada Darman. Darman pun
terperanjat bangun dari tidurnya. Kemudian Ia langsung
lari sekencang-kencangnya meninggalkan lokasi pohon
besar itu.
“Ayah… Ayah… Ayah” Teriak Darman sambil menggedor-
gedor pintu rumahnya. Beruntung Ayah Darman masih
terbangun. Ayah Darman dengan segera membukakan
Darman pintu.
“Kamu habis dari mana Nak? Ayah dari tadi khawatir
menunggumu pulang” Tanya Ayah Darman
“Aku habis dari pohon besar itu Yah. Tadi Aku mencoba
mencari tau tentang Wanita Berambut Panjang itu. Tapi
Aku Ketiduran di sana. Tak lama kemudian tiba-tiba
Wanita Berambut Panjang itu muncul di belakangku dan
mengatakan sesuatu. Entahlah itu hanya sebuah mimpi atau
tidak. Aku merasakan hal itu seolah-olah nyata,” Jawab
Darman sekaligus menceritakan apa yang sudah Ia alami
tadi.
“Apa yang Ia katakan kepadamu, Nak?” Tanya Ayah
Darman balik.
“Ia mengatakan, “Namaku Sekar, Tolonglah Aku,
Tempatkanlah Aku ditempat yang seharusnya tempatku”
Jawab Darman dengan suara ketakutan.
“Hmmm… Kita harus mencari tau lebih jelas lagi maksud
dari Wanita Berambut Panjang itu,” Kata Ayah Darman
mulai sedikit penasaran.
Darman pun menjawab, “Iya Yah, benar sekali. Oiya Yah,
Maafkan Darman yang pergi malam-malam tanpa
sepengetahuan Ayah. Maaf Yah,”
Tak perlu berpikir panjang. Ayah Darman menjawab
permintaan maaf Darman, “Iya Nak, Tidak apa-apa, lain
kali ajak Ayah ya caranya. Jangan sendirian. Hehe…
Sudahlah Nak, sebaiknya kamu istirahat sana,”
“Hehe… Baik Yah,” Jawab Darman sedikit tersenyum
Ayah Darman sangat pengertian dengan Darman. Ayah
Darman juga selalu satu pikiran dengan Darman. Sehingga
sangat jarang sekali Ayah Darman dan Darman berselisih
paham akan suatu masalah.
Sebelum menuju kamarnya. Darman menaruh senter
tuanya di lemari tempat penyimpanan barang-barang antik
milik ayahnya. Setelah itu, Darman pun menuju kamarnya
dan langsung menghempaskan tubuhnya di kasur yang
super empuk baginya.
Di kamarnya, Darman kembali memikirkan kata-kata Si
Wanita Berambut Panjang itu. Darman pun bergumam,
“Mengapa nama Wanita Berambut Panjang itu sama seperti
nama kampung ini? Apakah Wanita Berambut Panjang itu
menjadi asal muasal pemberian nama kampung ini dulu?
Hmmm…”. Beberapa lama kemudian Darman pun tertidur.
Hari-hari terus berlalu. Tak terasa hari telah kembali lagi
ke hari Kamis. Suasana Kampung Sekar tetap sama seperti
hari-hari biasa. Darman dan Ayahnya sibuk dengan
aktivitas masing-masing. Darman sibuk memikirkan dan
mempersiapkan rencana bersama Ayahnya nanti malam.
Sedangkan, Ayahnya sibuk mengobati pasien-pasien yang
menjadi korban Wanita Berambut Panjang. Ayah Darman
memang sudah terbiasa mengobati orang-orang yang
mengalami penyakit di luar akal sehat orang awam.
Hari ini matahari berjalan sangat cepat. Malam pun
sebentar lagi akan tiba. Darman dan Ayahnya sedang
membahas tentang rencana tengah malam nanti. Warga
Kampung Sekar mulai bersiap-siap untuk pergi ke Balai
Desa. Seperti biasa setiap dua minggu sekali, tepatnya setiap
malam Jumat, ada acara Nonton Bareng ala Pak Kades. Pak
Kades sengaja mengadakan acara itu agar ia bisa dekat
dengan warga-warganya. Entah itu nonton komedi,
sinetron, film hantu. TV yang digunakan layarnya kecil.
Semua warga Kampung Sekar selalu antusias dengan acara
itu. Namun kali ini, Darman dan Ayahnya tidak bisa
mengikuti acara itu. Darman dan Ayahnya memutuskan
untuk tidur lebih awal.
Tengah malam pun tiba. Suara ayam jantan berkokok mulai
berkumandang silih berganti antara satu dengan yang
lainnya. Darman dan Ayahnya pun terbangun dan langsung
bersiap-siap untuk menuju lokasi pohon besar itu. Setelah
semua persiapan selesai, Darman dan Ayahnya berangkat.
Di sepanjang jalan, Ayah Darman menceritakan banyak hal
kepada Darman tentang pengalamannya selama di
Kampung Sekar. Namun, Ayah Darman lebih banyak
menceritakan tentang Wanita Berambut Panjang dan pohon
besar itu. Darman sangat senang mendengarkannya.
Karena baru pertama kali ini Ayah Darman bercerita
langsung kepadanya. Biasanya Darman hanya
mendengarkan ayahnya bercerita secara diam-diam ketika
ada pasien yang sedang diceritakan.
Tak terasa Darman dan Ayahnya sudah sampai di lokasi
pohon besar itu. Tiba-tiba sebuah kejadian aneh terjadi.
Darman tiba-tiba menghilang. Ayah Darman kebingungan.
Darman seperti berpindah ke dimensi lain. Kemudian Ayah
Darman mencoba membaca doa-doa lantas mencari tau
keberadaan Darman. Dan ternyata Darman memang
berpindah ke dimensi lain.
Di dimensi lain, Darman melihat sebuah rangkaian
peristiwa dengan suasana tempo dulu. Ia melihat seorang
wanita diperk*sa oleh seorang Tentara Belanda lengkap
dengan seragam maupun atributnya. Tidak hanya
diperk*sa, wanita itu dipukul, ditampar, dan ditendang oleh
Tentara Belanda itu. Darman ingin sekali menghentikan
perbuatan bejat itu. Tetapi Darman tidak bisa bergerak.
Tubuhnya kaku dan keras bak batu. Darman terus mencoba
menggerakkan badannya. Namun, tetap saja tidak bisa.
Beberapa saat kemudian. Darman dikejutkan oleh teriakan
wanita itu. Ternyata wanita itu sudah kelelahan dan
meninggal. Tentara Belanda itu terdiam. Kemudian Ia
mondar-mandir seperti memikirkan sesuatu. Setelah itu,
Tentara Belanda itu terdiam lagi. Satu detik. Dua detik.
Tiga detik. Tentara Belanda itu mulai bergerak lantas
menyeret wanita itu. Ia menyeret wanita itu menuju sebuah
pohon besar.
Setibanya di pohon besar. Tentara Belanda itu pun mulai
menggali tanah tepat di bawah pohon besar itu. Setelah
menggali cukup dalam, Tentara Belanda itu memasukkan
wanita itu ke dalam galian itu dan menimbunnya. Darman
pun tersadar. Ia sadar ternyata wanita itu adalah Si Wanita
Berambut Panjang. Darman sangat sedih mengetahui
kenyataan terakhir yang dilalui Si Wanita Berambut
Panjang sebelum kematiannya tiba.
Beberapa menit kemudian. Tiba-tiba Darman seperti ditarik
oleh seseorang melewati lubang yang sangat sempit. Darman
kesakitan. Ia teriak sekeras-kerasnya dan sleppp…
Ayah Darman akhirnya berhasil menarik Darman kembali
dari dimensi lain. Tetapi Darman tidak sadarkan diri.
Tanpa berpikir panjang, Ayah Darman pun membopong
Darman pulang.
Di rumah, Ayah Darman berusaha menyadarkan Darman.
Berbagai macam cara ia lakukan agar Darman sadar.
Tetapi Darman tetap saja tidak sadarkan diri.
Setelah bersabar menunggu selama satu jam. Darman pun
sadar. Ia langsung berdiri dan mengatakan, “Ayah, kita
harus menggali tanah di sekitaran lokasi pohon besar itu.
Mayat Si Wanita Berambut Panjang itu ada di sana,”
“Apaaa!!!” Jawab Ayah Darman kaget.
Ayah Darman pun langsung mengambil cangkul yang ada di
belakang rumah. Darman juga langsung mengambil
kantong plastik besar yang ada di dapur. Kemudian,
mereka pun balik ke lokasi pohon besar itu.
Sesampainya di sana. Darman berusaha mengingat posisi
Wanita Berambut Panjang itu dikubur. Beberapa lama
kemudian, Darman akhirnya ingat posisinya.
“Di sini Yah,” Kata Darman.
“Oke nak,” Jawab Ayah Darman.
Ayah Darman pun mulai menggalinya. Sekitar satu meter
dari permukaan tanah, tulang belulang Si Wanita Berambut
Panjang itu sedikit demi sedikit bermunculan. Darman
langsung mengumpulkan tulang-belulang itu lantas
memasukkannya ke dalam kantong plastik besar. Setelah
semua tulang belulang terkumpul. Darman dan Ayahnya
bergegas menuju Pemakaman Umum Kampung Sekar.
Di Pemakaman Umum Kampung Sekar. Ayah Darman
kembali menggali tanah untuk menguburkan tulang-
belulang Si Wanita Berambut Panjang itu. Kurang lebih
sekitar dua meter dari permukaan tanah, Ayah Darman
berenti menggalinya. Kemudian, Darman memasukkan
tulang-belulang Si Wanita Berambut Panjang itu lantas
menimbunnya. Setelah itu, Ayah Darman memanjatkan
doa-doa agar Wanita Berambut Panjang itu sekarang bisa
tenang di alam sana.
Setelah melewati proses yang cukup panjang, Darman dan
Ayahnya pun pulang. Di Sepanjang Jalan, Darman
menceritakan apa yang ia lihat selama di dimensi lain saat
itu, “Ayah, Ternyata selama ini Wanita Berambut Panjang
itu berusaha untuk berkomunikasi dengan warga-warga
Kampung ini agar ia dikubur di tempat yang seharusnya.
Bukan malah sembarangan di bawah pohon besar itu. Oiya,
Wanita Berambut Panjang itu juga meninggal karena
kelelahan diperk*sa oleh seorang Tentara Belanda. Bukan
hanya diperk*sa Yah. Wanita Berambut Panjang itu juga
dipukul, ditampar, dan ditendang oleh Tentara Belanda itu.
Selain itu, menurutku, berawal dari kisah Wanita Berambut
Panjang inilah pemberian nama kampung ini yakni Sekar
sesuai namanya,”
Ayah Darman pun merespon ceritanya Darman, “Hmmm…
kasian sekali Sekar. Coba ada Ayah ketika kejadian itu
dulu. Mungkin, ia tidak akan berakhir tragis seperti ini,”
“Iya Yah… Iya,” Kata Darman menahan tawa.
Maaf Membuatmu Menunggu
Judul Cerpen Maaf Membuatmu Menunggu
Cerpen Karangan: Renita Melviany
Kategori: Cerpen Cinta Segitiga
Lolos moderasi pada: 24 February 2017
Suasana begitu segar. Air bertiup dari segala arah.
Membuat rambut gufita berterbangan satu persatu,
membuatnya menjadi lebih cantik. melukis bagian
wajahnya, terlihat sangat indah lukisanku namun lukisan
ini rasanya tak ada apa-apanya dibanding dengan indahnya
wajahnya. Angin juga membuat matanya berkedip-kedip.
Aku hanya tersenyum melihatnya. Tak butuh waktu lama,
lukisan wajahnya pun sudah selesai. “Udah fit” ucapku
“akhirnya” balas fita yang dengan seketika membuang
nafas panjang, ia sudah lega sekarang tak perlu berpose
manis dengan senyuman yang harus terus ia tunjukan.
Walau udara sejuk, namun tak berarti kami jadi tak ingin
memakan es krim. Kami lalu berjalan ke sebuah
minimarket yang berada sekitar 17 m dari tempat aku dan
fita duduk di Taman. “Ton, mana si aku liat lukisannya?”
Pinta fita “jangan sekarang lah, nanti aja kalau kita putus
ya” jawab aku dengan tertawa tipis “mau putusnya kapan?
Sekarang?” Tanya fita dengan cemberut “uhhh, ngambek.
Becanda doang, mana mau aku putus sama kamu” jawab
aku yang tersenyum lalu memberikan selembar lukisan
pada fita.
“Nih punya kamu” fita memberikan es krim yang rasa
vanila padaku “aku maunya coklat fit” “kamu mah, aku
coklat kamu vanila, gak usah coklat ya sayang” jawab fita
yang langsung berjalan ke arah kasir lalu membayar es
krim itu. Dia pun keluar dari mini market dengan
senyuman, tak mempedulikan aku yang sedang berdiri
memandangnya heran. Tak lama aku pun berjalan ke luar
minimarket lalu duduk di kursi yang ada di depan mini
market itu. “Kamu aneh fit” ucapku yang memperhatikan
fita yang sibuk dengan es krimnya “aku lucu ya, inih punya
kamu” ucapnya memberikan es krim rasa vanila padakanu
“kenapa rasa es krim nya harus beda fit? Aneh ih, orang
aku maunya rasa coklat” ucapku yang menggeleng-
gelengkan kepala namun tak lupa menerima es krim yang
diberikan fita “biar saling melengkapi” jawab fita dengan
tersenyum. Aku hanya tersenyum mendengar apa yang fita
katakan. Dia kadang aneh namun itulah yang membuat aku
menyukainya.
Aku menunggu fita di taman biasa kami bertemu. Aku
teringat saat aku melukis wajah fita. Aku terus memandangi
jam tangan, tak biasanya fita telat menemuiku. Lalu tangan
seorang menutupi mataku “fitaaa, udah ah lepasin” ucapku
yang melepaskan tangannya yang menutupi mataku “maaf”
ucap fita tersenyum lalu duduk di sebelahku. “Mau
ngomong apa ton?” Lanjut fita menaikan alisnya “jika aku
mengatakan sesuatu apa kamu akan marah?” Tanyaku
“tergantung” jawab fita “jika kamu selingkuh ya aku marah
lah” lanjut fita tersenyum miring “ini serius fit” jawabku
yang membuat senyum fita sejenak berhenti “aku gak
pernah bisa marah sama kamu ton, mau ngomong apa?”
Fita tersenyum menaikan kedua alisnya “Maafin aku ya fit,
maaf banget, mungkin hubungan kita hanya cukup sampai
di sini” ucapku yang menantapnya dalam “apa ada
alasannya?” Tanya fita yang mulai berkaca-kaca “aku
harus kuliah ke USA, dan tak mungkin kita harus ldr, aku
gak mau ngiket kebebasan kamu” jawabku menatapnya
dalam “aku menerima apapun keputusan kamu, namun
kamu harus ingat aku berjanji walau kita sudah tidak
pacaran, ingatlah aku di Indonesia menunggu kamu” jawab
fita yang kali ini air matanya sudah mengalir deras di pipi
cantiknya “benarkah?” Tanyaku “ya, aku janji” jawab fita.
Aku memeluknya begitu erat.
Perjalanan ke kota yogyakarta. Hening dan juga sepi
rasanya. Tak ada suara habdphoneku yang menandakan
ada bbm, line atau wa dari fita. Beberapa kali aku mengecek
handphone tetap saja tak ada pesan dari fita. Aku ingat,
bagaimana dia bisa mengirim pesan singkat, hubungan
kami berakhir tadi pagi. Ada sedikit rasa sesal, kenapa aku
tak jujur saja pada fita, kenapa kau harus mebohonginya.
Fita tak pernah sekalipun marah padaku. Dia selalu
mengalah ketika kami berbeda pendapat, dia itu wanita
yang baik dan tulus. Tapi aku? Aku malah membohonginya,
membuatnya berjanji akan menunggu. Sedang
keberangkatanku ke kota Yogyakarta untuk meminang
wanita lain. Tak bisa terbayangkan bagaimana hancur
hatinya bagitu tahu aku berbohong.
Tak ada yang salah selain aku, viana tak salah dengan
berakhirnya hubunganku dengan fita, fita pun tak salah
telah menjadi pengganti viana selama 7 Bulan kebelakang.
Aku yang salah berpindah ke hati fita disaat aku masih
berhubungan dengan viana calon tunanganku. Viana dan
aku sudah 4 tahun pacaran. Walau lama kami pacaran,
namun kedatangan fita di 7 Bulan terakhir sudah berhasil
membuat nama viana terpental jauh dari hatiku. Kalau saja
viana tahu kalau aku selingkuh di belakangnya, dia pasti
marah besar dan juga akan memutuskan pertunangan
kami. Namun, itulah yang aku harapkan, aku tak jadi
bertuanangan dengan viana.
Harusnya hari ini aku bertunangan dengan viana. Namun
aku meminta waktu satu hari untuk beristirahat sejenak,
keluarga viana pun mengijinkannya. Kunyalakan lagu
bervolume besar di kamarku, agar tak ada suara lain yang
bisa terdengar di telingaku. Namun tetap saja suara lembut
fita tentang janjinya menggema keras di telingaku.
Bagaimana bisa aku menyakiti hatinya? Wanita yang
hatinya bagaikan kain sutera, begitu lembut. Oh tuhan, aku
sudah melakukan kesalahan besar dalam hidupku.
Hari yang sangat menyedihkan. Dimana ku harus
meletakan cincin pertunangan di tangan seorang gadis yang
sudah tak aku cintai lagi. Namun apa daya, jika
pertunangan batal sesuatu yang buruk akan terjadi pada
ayahku. Satu-satunya pilihan dalam hidupku. Sebuah cincin
bermatakan permata dengan mulus telah aku pakaikan di
tangan viana. Melihat senyuman di wajah ibu dan ayah,
juga keluarga besarku membuat hatiku senang juga karena
melihat senyum manis viana. Gadis yang sudah aku khianati
7 Bulan ini tersenyum, namun bagaimana dengan fita?
Mungkin dia sekarang sedang duduk di kursi Taman
memandangi lukisan yang aku buat dan mungkin saja
butiran air mata sudah jatuh di pipi manis fita.
7 bulan kemudian
Kini, statusku sudah menjadi seorang suami dari Viana
Sidiqyah. Status yang banyak lelaki idamkan, menjadi
suami seorang wanita cantik, pintar dan juga shalehah. Aku
pun berfikir hal yang sama saat ini. Aku beruntung
mempunyai istri viana, istri yang shalelah. Tak lupa aku
menceritakan apa yang telah aku perbuat. Dia marah?
Tidak, dia tidak marah ketika dia tahu kalau aku
mengkhianatinya, dia berkata “yang sudah bialah berlalu”.
Namun ketika dia mengetahui kalau aku membohongi fita
tentang keberangkatanku ke USA, dia marah.
Yogyakarta – Jakarta, perjalanan yang melelahkan.
Gundah hati ini, menunggu fita yang tak kunjung datang ke
Taman. Terpotret jelas kebersamaan kita di tempat yang
sama. Namun sekarang berbeda, aku sudah menjadi suami
orang lain. Fita pun datang dengan berlari ke arahku,
dengan cepat dia memelukku begitu erat “kenapa pulang
cepat ton?” Tanyanya yang menangis dengan posisi masih
memeluku “maaf fit” aku melepaskan pelukan fita.
“Kenapa kamu? Apa ada hati wanita lain yang sedang kamu
jaga?” Tanyanya yang memandangku dalam “Ada hati
seorang istri yang membiarkan suaminya datang ke taman
ini, taman dimana suaminya mengkhianatinya ketika kami
masih pacaran. hari berganti hari, dadaku sesak terus
memendanm kebohongan yang 7 bulan ini aku sembunyikan
padamu fit.” “Istri?” Tanya fita yang kini semakin deras
meneteskan air mata “yah dia istriku, aku berbohong
tentang kepergian ku ke USA, aku pergi ke Yogyakarta
untuk melamar seorang gadis, dan sudah 5 Bulan aku
mejadi suami gadis itu” “astagfirullah, setega itukah?
Membiarkan aku menunggu?” katanya yang mulai bernada
layu menundukan kepala “maafkan aku fit, inilah takdir
kita berjalan masing-masing, kamu adalah kenangan Indah
di beberapa Bulan yang laku hanya kenangan bukan
kenyataan fit” “Berat untuk memaafkan, namun aku akan
berusaha memaafkanmu” jawab fita yang mencoba
merekahkan senyuman “sekali lagi maaf sudah membuatmu
menunggu”.
Only You
Judul Cerpen Only You
Cerpen Karangan: Kaylen Ann
Kategori: Cerpen Korea
Lolos moderasi pada: 8 March 2017
“Yang-mi, tolonglah jawab pesanku, aku rindu kau.” ucap
Mira dalam hatinya.
7 tahun yang lalu..
Jung Mira Ah atau Mira adalah anak paling populer di SMA-
nya, dia bahkan punya 6 mantan. Dia juga anak orang kaya
karena itu dia populer, hidupnya adalah goals. Tapi ada juga
orang yang merupakan kebalikan dari kehidupan Mira, yaitu
Kim Yang Mi. Yang-mi anak yatim piatu dan dia hanya
tinggal bersama neneknya di rumah kecil di pinggiran jalan,
dia juga culun dan kuper (kurang pergaulan). Dia penyendiri
di sekolah, temannya pun hanya bisa dihitung pakai 5 jari.
Tapi dia bisa membuat murid satu sekolah iri dengannya,
kenapa? karena persahabatannya dengan Mira si anak
populer.
Mira sifatnya setia dan baik tapi dia anti-pengkhianatan, dia
berteman dengan siapa saja dan tidak memedulikan latar
belakang temannya. Teman-teman Mira juga merasa
bingung sekaligus iri terhadap mereka, bahkan sampai ada
yang berniat untuk membunuh Yang-mi. Tapi yang paling
membuat persahabatan mereka dikenang adalah kejadian
saat mereka berkemah sekelas.
Pada saat itu, Yang-mi sekelas pergi kemah ke sebuah hutan.
Sang pemandu menunjukkan jalannya menuju perkemahan,
saat sampai mereka langsung memilih teman tidur dan
tenda Mira direbut banyak perempuan sekelasnya, tapi ia
tetap memilih Yang-mi. Teman-temannya yang tak dipilih
Mira merasa kesal terhadap Yang-mi, mereka dalam hati
berkata “Yang-mi selalu saja dapat apa yang ia mau,
menyebalkan.”
Pada saat malam hari, semua anak tertidur kecuali Hani, Go-
seong dan EunB. Mereka berniat untuk membunuh Yang-mi.
Rencana mereka adalah membuat Yang-mi pergi ke jurang
dan akan menjatuhkannya disana. Hani langsung memanggil
nama Yang-mi dengan suara-suara menyeramkan
bermaksud untuk menarik perhatian Yang-mi. Yang-mi
langsung terbangun dan pergi keluar untuk mencari asal
suara itu.
“Yang-mi, kamu udah tidur belum?” Tanya Mira, karena
tidak dijawab ia pun menengok, saat menengok ia kaget,
Yang-mi tidak ada.
Mira langsung pergi keluar tenda dan mencari kemana Yang-
mi pergi,
“Yang-mi! Kemana kau pergi!? Jangan main main malam-
malam, Ayo sini Yang-mi!” teriak Mira.
“Mira?” tanya Yang-mi pada dirinya. Tapi Hani tak mau
kalah,
“Yang-mi..ku, Itu bukan Mira. Itu pembunuh. Cepat lari dan
cari asal suara ini, kelak kau akan kulindungi.” ucap Hani
dengan suara seram.
Yang-mi lari secepat mungkin. Ia pun sampai di jurang, ia
bingung akan lari kemana lagi karena buntu.
“Yang-mi!” suara Mira terdengar dekat di telinga Yang-mi.
“Ahhhh!” tidak sengaja ia tersandung dan untung tangannya
masih memegang bebatuan.
“Siapa pun tolong aku! huaaaaa!” teriak Yang-mi kencang.
“YANG-MI!” balas teriak Mira.
EunB dan Go-seong keluar dari persembunyian dan
berusaha untuk menjatuhkan Yang-mi.
“Waktumu habis yang-mi. Inilah yang disebut balas
dendam.” ucap EunB.
Untung Mira langsung sampai di jurang, ia berusaha
menolong Yang-mi tapi terlambat dia sudah jatuh ke dalam
jurang. Ia berubah jadi nuklir.
Dia langsung mengambil kayu dan memukul EunB dan Go-
seong, mereka pun berdarah dan tewas kehabisan darah.
Hani pun keluar dari persembunyian dan ia kaget melihat
teman-temannya sudah tewas ia juga melihat Mira sudah
gila.
“Hani, giliranmu.” ucap Mira pada Hani.
Ia langsung melakukan hal yang sama pada Hani, dia pun
juga tewas. Tinggal tersisa dirinya, ia tiba-tiba merasa
seperti ada yang mencekiknya dan ia pun pingsan.
Keesokan harinya, ia berada di rumah sakit. Ia melihat
sekitar, tak ada siapapun. Hanya ada sebuah surat yang
berisi bahwa EunB, Go-seong, Hani dan Yang-mi telah tewas.
Ia menyesal karena semua yang telah ia lakukan semalam,
lalu ia menulis di belakang surat itu:
“Maafkan aku Yang-mi, aku menyesal tak menolongmu.
Maafkanlah aku, balas surat ini ya, Yang-mi. I miss You.”
Dia Kubenci, Dia Juga Yang Kurindukan
Judul Cerpen Dia Kubenci, Dia Juga Yang Kurindukan
Cerpen Karangan: Indah Subhini Lubis
Kategori: Cerpen Persahabatan
Lolos moderasi pada: 10 April 2017
Kududuk di luar kunikmati angin sore yang menerpa
diriku. Saat itu, kuteringat kisah lamaku, dimana aku
berjumpa dengan seorang teman cewek yang sangat
kubenci. Seakan-akan aku tak mau melihat wajahnya lagi.
Seandainya saja itu terjadi… itulah harapanku.
Waktu pun berlalu begitu cepat, saat itu kami libur sekolah
selama sebulan. Ketika itu aku sangat senang sekali karena
akhirnya aku tidak bertemu dengannya. Namun harapan itu
berubah begitu saja…
Hari demi hari berlalu, tiba-tiba ada yang aneh pada
sikapku, saat itu aku sangat merindukannya. Aku terus
bertanya-tanya, “ada apa dengan diriku? Padahal kan aku
sangat membencinya”.
Hari berlalu secepat roda berputar, gejolak perasaan ini
tidak tertahankan. Seakan-akan aku ingin cepat bertemu
dengannya. Lamanya waktu itu dan aku semakin tidak
sabar. Saat itu juga kukirim pesan padanya yang berisikan
semua perasaan yang aku rasakan. Ketika itu, aku sangat
senang meskipun perasaan itu kuungkapkan melalui pesan
saja.
Libur pun berakhir, aku tak sabar ke sekolah.
Pagi itu pagi yang cerah, kugendong tas merahku, kupamit
pada orangtuaku dan aku segera bergegas ke sekolah.
Lamanya perjalanan saat itu, membuatku semakin tak
sabar.
Akhirnya aku pun sudah sampai di sekolah.
Kulangkahkan kakiku langkah demi langkah, kulihat ke
kiri dan ke kananku, namun aku tidak juga
menemukannya, aku terus mencarinya, dan akhirnya aku
melihatnya dari kejauhan. Kuberlari dengan cepat dan
akhirnya aku sampai kepadanya. Saat itu, kami terus
berbicara, bercanda-canda seakan dunia itu milik kami
berdua.
Hari demi hari berlalu, kami pun semakin akrab dan kami
pun menjadi sahabat. Harapan kami “Semoga kami terus
menjadi sahabat dan tak terpisahkan”
Terima Kasih
Cobaan Dalam Persahabatan
Judul Cerpen Cobaan Dalam Persahabatan
Cerpen Karangan: Khoirotunnisa
Kategori: Cerpen Persahabatan
Lolos moderasi pada: 5 April 2017
Hari ini adalah hari pertemananku dengan Hasna. Kami
berteman pada hari ini, pada detik ini aku mengenalnya,
mengenal teman baruku ini. Aku sangat bahagia bisa
berteman dengannya dan harapanku dia bisa jadi sosok
sahabat yang benar benar aku inginkan seperti khayalanku,
yaitu sahabat yang mengerti sifatku.
Hari berlalu begitu cepat, kami selalu bersama hingga kami
mendapat berita akan ada murid baru, dan murid baru ini
bernama Asma yaitu temanku saat duduk di SD. Aku
mengenalnya jadi aku tidak seperti yang lainnya ribut saat
kedatangan murid baru.
Selang beberapa hari Asma datang dengan 2 orang
perempuan, Asma mengenalkannya kepadaku dan yang
lainnya, dia bernama Dina dan Dini, mereka berdua kembar
aku jadi sulit untuk membedakan keduanya karena
memang wajahnya sangat mirip.
Waktu silih berganti hubunganku dan Hasna berjalan
begitu baik, karenanya aku jadi seseorang yang berbeda, dia
mengajarkanku bagaimana caranya agar tidak selalu
memendam saat suka pada seseorang dan lambat laun aku
cerita kepadanya kalau aku mencintai seseorang namun ada
juga yang menyukai seseorang itu yaitu temanku sekaligus
saudara Hasna. Dia bernama Amel.
Entah apa dan kenapa tiba tiba saja Aku, Hasna, Amel,
Asma, Dina dan Dini jadi dekat, kami jadi sering ke kantin
bersama dan menghabiskan waktu bersama dengan tanpa
sadar aku kehilangan sahabatku, sahabat yang membuatku
belajar agar mencurahkan isi hatiku kini menghilang dan
mempunyai sahabat baru yang juga adalah teman yang kini
selalu bersama. Aku tak tau harus bagaimana? karena yang
aku tau aku sakit kehilangan sahabat tanpa tau apa salahku
ata apa yang salah di antara kita.
Singkat cerita, kami selalu bersama berenam, kemanapun
kita pergi kita pasti bersama, semuanya solid dan tak
pernah ada kata bertengkar.
Hingga perpisahan tiba dan kami menduduki kelas yang
baru yaitu kelas 8 SMP. Hubungan kami masih sangat
terjaga namun ada sedikit kelonggaran yang membuat
pertengkaran dalam sebuah persahabatan muncul.
Pertengkaran ini antara Dina dan Amel, awalnya mereka
selalu bersama meskipun kami selalu berenam tetap saja
kami hanya dekat kepada satu orang, Dina dan Amel.
Mereka bertengkar besar besaran, meskipun mereka yang
bertengkar tetap saja yang tidak tau apapun jadi tertular,
kami berenam jadi ikut bertengkar.
Hingga pada suatu hari kami bermain di rumah Asma,
tanpa sengaja di sana kami mencurahkan isi hati masing
masing dan mengakui semua kesalahan yang pernah
diperbuat. Kami menangis, saling minta maaf dan
berpelukan, saat itu juga kami janji akan memulai
hubungan kami dari nol.
Keeseokannya seperti biasa, selang beberapa hari dari itu
kami bermain di rumahku dan kami melakukan hal negatif
dan tidak bisa dikatakan, aku samarkan menjadi *tetot*
Kami tak sadar kalau kami melakukan hal yang sangat
buruk dalam usia seperti kami, dan kami melakukannya
karena kami punya beban yang tidak bisa dikatakan oleh
kata kata, pertama tama aku nyalakan tetot itu dengan api
lalu hisap perlahan rasanya pahit tapi entahlah.
Selang beberapa hari, kami dipanggil ke ruang BP, kami
dimarahi habis habisan, terutama aku, aku menangis
mengingat ayah dan ibu yang telah mencari uang untuk
sekolah batinku tertekan.
Dari sejak itu kami berenam selalu jadi topik pembicaraan
yang dibicarakan oleh kakak kelas. Dan dari sejak itu juga
masalah selalu datang menghampiri seakan masalah itu
ingin selalu singgah di antara kami. Kami selalu bertengkar
dan tidak seperti dulu yang sangat akrab, solid dan juga
terjaga. Kini semuanya mulai menghilang Amel sedikit
menjaga jarak antara kami. Aku hanya terdiam tidak tau
harus bagaimana. Orang lain menganggap kami itu buruk.
Satu tahun berlalu, kami sudah ada di puncak kelas dan
akan kami buktikan pada semua orang bahwa kami ini
tidak seburuk apa yang mereka pikirkan. Saat UN tiba kami
belajar bersama meskipun kami telah tidak bersama Amel
karena kita hanya jadi 5 orang saja.
Saat UN tiba dan hasilnya diumumkan kami mendapat nilai
yang lumayan bagus karena diatas rata rata.
Perpisahan tiba rasanya sangat berat sekali aku tidak ingin
berpisah dengan sahabat sahabatku ini banyak kenangan
yang takkan pernah kukupakan semuanya dari mulai
perkenalan, bersama dan pertengkaran semuanya bersatu
dalam kata persahabatan.
Beberapa taun kemudian kami dipertemukan kembali
dalam sebuah profesi yang tak pernah terbayang. Aku
menjadi seorang penulis, Amel mempunyai bisnis, Asma
menjadi guru, Dina dan Dini menjadi perawat dan Hasna
yang menjadi dokter kami dipertemukan kembali karena
kasih sayang dan kenagan yang ada di masa lalu.
Sahabat sejati akan kembali jika kamu memang benar
benar menyayanginya. Susah senang kita bersama, sahabat.
Bergetar Untuk Siapakah Hati ini
Judul Cerpen Bergetar Untuk Siapakah Hati ini
Cerpen Karangan: Nur Aini
Kategori: Cerpen Cinta Dalam Hati (Terpendam), Cerpen Galau
Lolos moderasi pada: 1 April 2017
Tanpa disadari penghias malam itu mampu membuatku
tersenyum lebar. Walau wajah ini tampak bahagia, namun hati
ini diselimuti rasa bimbang yang berpadu dengan rasa bingung.
Enah ke mana hati ini akan berlabu. Hanya ada dua tempat yang
menjadi pilihannya.
Dua pilihan itu adalah keputusan hati yang sangat sulit
ditentukan. Dua pilihan itu adalah juga kesalahan hati.
Bagaimana bisa kesalahan hati? Tentu, untuk apa hati memilih
dua tempat berlabuh. Sedangkan ia hanya punya satu tempat
untuk hati yang lain. Tak masuk akal, mungkin itu kata yang
pantas untuk mewakilinya. Tempat juga menjadi peran penting
dalam perdebatan hati ini. Dua pilihan ini ditemukannya dalam
satu tempat, tetapi tinggal di tempat yang berbeda.
Mungkin aku gila. Menyukai dua pria yang aku sendiri pun tak
pernah tau apa anggapan mereka tentangku. Tak mungkin jika
aku menyatakan dahulu. Biarlah mereka hilang, asal harga diri
tak ternodai oleh rasa malu. Entah sampai kapan rasa ini akan
tetap terkunci rapi di ruang hati. Entah sampai kapan juga
mereka menyadari hal ini.
Sedikit memalukan saat aku mengejarnya sepulang sekolah. Dan
itu hal yang sering aku lakukan. Tapi apa, aku tak pernah
mendapatkannya. Apakah caraku untuk menangkapnya salah?
Apakah aku harus cari cara lain? Ya, pertanyaan konyol itu
selalu muncul saat aku mulai menyerah untuk mengejarnya.
Bukan aku tak pandai menangkap, hanya saja sulit memasuki
ruang hatinya. Berbeda dengan tempat kedua. Dirinya memang
sudah dekat denganku. Hanya saja aku bingung. Apakah aku
benar menyukainya? Hati ini sedikit menolak, entah apa
penyebabnya. Yang pasti saat diriku dihadapkan oleh mereka.
Hati ini bergetar hebat seakan ingin mati saja kurasakan. Tapi
itu sudah ketentuan dan tak dapat kuhindari.
Wahai hati. Janganlah bersandar di sembarang tempa
Bangsaku Merdeka, Aku Masih Berjuang
Judul Cerpen Bangsaku Merdeka, Aku Masih Berjuang
Cerpen Karangan: EH Sucipto
Kategori: Cerpen Kisah Nyata
Lolos moderasi pada: 10 December 2016
17 Agustus adalah hari bangsaku bahagia. Merah dan putih
serentak dikibarkan oleh barisan indah bak pasukan suci
yang sangat terlatih. Lagu ciptaan WR. Supratman,
membuatku selalu hanyut akan kenangan pahlawan-
pahlawan bangsaku dulu. Darah yang mereka cucurkan
dengan penuh ikhlas hanya demi membela bangsa Indonesia
tercinta ini. Terima kasih pahlawan-pahlawanku, jasa tak
bisa terbayarkan oleh apapun.
Dihari bahagia itu, hatiku merasa runtuh, bagaimana tidak
jika yang lain bisa menyaksikan dengan langsung Merah
Putih dikibarkan, namun aku hanya bisa terbaring lemas
dibantu selang yang tersambung di tanganku di sebuah yang
asing bagiku.
Yaaa, KLINIK begitu disini disebutnya. Sudah 2 hari ini
aku merasakan tidur di tempat yang asing. Lelah rasanya
tangan ini menahan selang cairan.
Kata “cepat sembuh” membuat air mataku serasa deras
mengalir. Baru kali ini aku merasakan infus. Dari dulu aku
selalu ceria, tak pernah merasakan sakit sampai berhari-
hari bahkan terkena infus seperti ini.
Begitu susahnya hidup di pedalaman, hanya mengandalkan
cairan yang mengalir melalui selang menyakitkan ini.
Darahku yang rendah inilah penyebabnya. Tak tahu kenapa
semenjak seminggu yang lalu hingga sekarang tak pernah
ada perubahan, tetap berhenti di 90/60. Membuatku terasa
pusing dan lemas.
Berbagai macam vitamin, obat, makanan telah aku jabanin.
Namun semua terasa sia-sia. Mungkin ini perjuanganku
untuk dibulan merdeka ini.
Untung saja, aku memiliki partner kerja yang selalu
membuatku tersenyum. Yaa, aku bangga mengenalnya.
Meskipun kita beda keyakinan agama, dia selalu membuat
hari-hariku berwarna. Terima kasih kawan telah menemani
aku berjuang, doakan aku agar cepat keluar dari sini dan
bisa tertawa ceria bersamamu
KATA PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai