Anda di halaman 1dari 7

TUGAS BAHASA INDONESIA RAGAM PUISI

SMAN 2 PALANGKARAYA 2011

NAMA : ROSANNA SOEKANTO KELAS : X-3

TUGAS BAHASA INDONESIA

Ragam Puisi : 1. Bahasa :

- Diafan, puisi polos adalah puisi yang kurang sekali menggunakan pengimajian, kata konkret dan bahasa figuratif (bersifat kiasan), sehingga puisinya mirip dengan bahasa sehari-hari. Contoh Puisi Diafan : DIKAKIMU Aku mengembara Badan lemah berdaya tiada Tinggi gunung yang kudaki Lepas mega menghadap wala Berapa kali aku terhenti Meebah diri melepas lelah Sekali aku meninjau ke bawah Takjub melihat permai permata Mana rumahku mana halaman Mata mencari kelihatan tiada Sekalian menyatu indah semata Terpaku diri memandang taman Tuhanku, hati hasratkan Engkau! Pimpin umat-Mu naik memuncak Tempat mega tiada menutup - Prismatis,

Dalam Puisi Prismatis penyair mampu menyelaraskan kemampuan menciptakan majas, versifikasi, diksi, dan pengimajian sedemikian rupa sehingga pembaca tidak terlalu mudah menafsirkan makna puisinya, namun tidak terlalu gelap. Pembaca tetap dapat menelusuri makna puisi itu. Contoh Puisi Prismatis : SAJAK PUTIH Beribu saat dalam kenangan Surut perlahan Kita dengarkan bumi menrima tanpa mengaduh Sewaktu etik pun jauh Kita dengar bumi yang tua dalam setia Kasih tanpa suara Sewaktu bayang-bayang kita memanjang Mengaburkan batas ruang Kita pun bisu tersekat dalam pesona Sewaktu ia pun memanggil-manggil Sewaktu kata membuat kita begitu terpencil Di luar cuaca 2. Isi Menurut isinya, puisi dibedakan atas :

a) Balada adalah puisi berisi kisah/cerita b) Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan c) Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa d) Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup e) Roman adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih f) Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan g) Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik

Contoh-contoh : a) BALADA Puisi karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul Balada Matinya Aeorang Pemberontak. b) HIMNE Bahkan batu-batu yang keras dan bisu Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri Menggeliat derita pada lekuk dan liku bawah sayatan khianat dan dusta.

Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu menitikkan darah dari tangan dan kaki dari mahkota duri dan membulan paku Yang dikarati oleh dosa manusia. Tanpa luka-luka yang lebar terbuka dunia kehilangan sumber kasih Besarlah mereka yang dalam nestapa mengenal-Mu tersalib di datam hati. c) ODE Generasi Sekarang Di atas puncak gunung fantasi Berdiri aku, dan dari sana Mandang ke bawah, ke tempat berjuang Generasi sekarang di panjang masa Menciptakan kemegahan baru Pantoen keindahan Indonesia Yang jadi kenang-kenangan Pada zaman dalam dunia (Asmara Hadi) d) EPIGRAM Hari ini tak ada tempat berdiri Sikap lamban berarti mati Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas.

e) ELEGI Senja di Pelabuhan Kecil Ini kali tidak ada yang mencari cinta di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak dan kini tanah dan air tidur hilang ombak. Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan menyisir semenanjung, masih pengap harap sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap f) SATIRE Aku bertanya tetapi pertanyaan-pertanyaanku membentur jidad penyair-penyair salon, yang bersajak tentang anggur dan rembulan, sementara ketidakadilan terjadi di sampingnya, dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan, termangu-mangu dl kaki dewi kesenian.

Anda mungkin juga menyukai