Anda di halaman 1dari 17

PUISI DAN PROSA

A. PUISI LAMA
1. MANTRA
Mantra adalah merupakan puisi tua, keberadaannya dalam masyarakat Melayu pada mulanya bukan
sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat dan kepercayaan.

Contoh:

Assalammu’alaikum putri satulung besar


Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu

2.GURINDAM
Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (India)

CIRI-CIRI GURINDAM:

a. Sajak akhir berirama a – a ; b – b; c – c dst.


b. Berasal dari Tamil (India)
c. Isinya merupakan nasihat yang cukup jelas yakni menjelaskan atau menampilkan suatui sebab
akibat.

Contoh :
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)

Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )


Bagai rumah tiada bertiang ( b )

Jika suami tiada berhati lurus ( c )


Istri pun kelak menjadi kurus ( c )

3. SYAIR
Syair adalah puisi lama yang berasal dari Arab.

CIRI – CIRI SYAIR :


a. Setiap bait terdiri dari 4 baris
b. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
c. Bersajak a – a – a – a
d. Isi semua tidak ada sampiran
e. Berasal dari Arab

Contoh :

Pada zaman dahulu kala (a)


Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)

4.PANTUN
Pantun adalah puisi Melayu asli yang cukup mengakar dan membudaya dalam masyarakat.

CIRI – CIRI PANTUN :

1. Setiap bait terdiri 4 baris


2. Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
3. Baris 3 dan 4 merupakan isi
4. Bersajak a – b – a – b
5. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
6. Berasal dari Melayu (Indonesia)

Contoh :

Ada  pepaya ada mentimun (a)


Ada mangga ada salak (b)
Daripada duduk melamun (a)
Mari kita membaca sajak (b)

MACAM-MACAM PANTUN

1. DILIHAT DARI BENTUKNYA

a. PANTUN BIASA
Pantun biasa sering juga disebut pantun saja ataupun pantun yang biasa digunakan sehari hari
CIRI-CIRI PANTUN BIASA :
1. Bersajak a-b-a-b
2. Tiap bait terdapat 4 baris
3. Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
4. Baris 3 dan 4 merupakan isi

Contoh :
Kalau ada jarum patah (a)
Jangan dimasukkan ke dalam peti (b)
Kalau ada kataku yang salah (a)
Jangan dimasukan ke dalam hati (b)

2. SELOKA (PANTUN BERKAIT)


Seloka adalah pantun berkait yang tidak cukup dengan satu bait saja sebab pantun berkait
merupakan jalinan atas beberapa bait.

CIRI-CIRI SELOKA:

a. Baris kedua dan keempat pada bait pertama dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait
kedua.
b. Baris kedua dan keempat pada bait kedua dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait ketiga
c. Dan seterusnya

Contoh :
Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan

Kayu jati bertimbal jalan,


Turun angin patahlah dahan
Ibu mati bapak berjalan,
Ke mana untung diserahkan

3. TALIBUN
Talibun adalah pantun jumlah barisnya lebih dari empat baris,

CIRI-CIRI TALIBUN :

a. Baris harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.


b. Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.
c. Jika satiu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi.
Jadi :
Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c.
Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d – a – b – c – d

Contoh :
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu

4. PANTUN KILAT ( KARMINA )


CIRI-CIRINYA :

a. Setiap bait terdiri dari 2 baris


b. Baris pertama merupakan sampiran
c. Baris kedua merupakan isi
d. Bersajak a – a
e. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata

Contoh :

Dahulu parang, sekarang besi (a)


Dahulu sayang sekarang benci (a)

2. DILIHAT DARI ISINYA

2.1. PANTUN ANAK-ANAK


Contoh :

Elok rupanya si kumbang jati


Dibawa itik pulang petang
Tidak terkata besar hati
Melihat ibu sudah datang

2.2. PANTUN ORANG MUDA


Contoh :

Tanam melati di rama-rama


Ubur-ubur sampingan dua
Sehidup semati kita bersama
Satu kubur kelak berdua

2.3. PANTUN ORANG TUA


Contoh :

Asam kandis asam gelugur


Kedua asam riang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang

2.4. PANTUN JENAKA


Contoh :
Elok rupanya pohon belimbing
Tumbuh dekat pohon mangga
Elok rupanya berbini sumbing
Biar marah tertawa juga

2.5. PANTUN TEKA-TEKI


Contoh :

Kalau puan, puan cemara


Ambil gelas di dalam peti
Kalau tuan bijak laksana
Binatang apa tanduk di kaki

Dari catatan sekolah…. terima kasih teman-teman dan bu Guru.

B. PUISI BARU
1. BALADA
CIRI-CIRI BALADA :
Puisi atau sajak yang berbentuk cerita.

CONTOH BALADA :
Balada Terbunuhnya Atmo Karpo

Karya: W.S. Rendra

Dengan kuku-kuku besi kuda menebah perut bumi


Bulan berkhianat gosok-gosokkan tubuhnya di pucuk-pucuk para
Mengepit kuat-kuat lutut menunggang perampok yang diburu
Surai bau keringat basah, jenawi pun telanjang

Segenap warga desa mengepung hutan itu


Dalam satu pusaran pulang balik Atmo Karpo
Mengutuki bulan betina dan nasibnya yang malang
Berpancaran bunga api, anak panah di bahu kiri

Satu demi satu yang maju terhadap darahnya


Penunggang baja dan kuda mengangkat kaki muka.

Nyawamu barang pasar, hai orang-orang bebal!


Tombakmu pucuk daun dan matiku jauh orang papa.
Majulah Joko Pandan! Di mana ia?
Majulah ia kerna padanya seorang kukandung dosa.

Anak panah empat arah dan musuh tiga silang


Atmo Karpo tegak, luka tujuh liang.

Joko Pandan! Di mana ia!


Hanya padanya seorang kukandung dosa.

Bedah perutnya atapi masih setan ia


Menggertak kuda, di tiap ayun menungging kepala

Joko Pandan! Di manakah ia!


Hanya padanya seorang kukandung dosa.

Berberita ringkik kuda muncullah Joko Pandan


Segala menyibak bagi reapnya kuda hitam
Ridla dada bagi derinya dendam yang tiba.
Pada langkah pertama keduanya sama baja.
Pada langkah ketiga rubuhlah Atmo Karpo
Panas luka-luka, terbuka daging kelopak-kelopak angsoka.
Malam bagai kedok hutan bopeng oleh luka
Pesta abulan, sorak sorai, anggur darah

Joko Pandan menegak, menjilat darah di pedang


Ia telah membunuh bapaknya.

2. DISTIKON
CIRI-CIRI DISTIKON :
Puisi yg setiap baitnya terdiri atas dua baris, biasanya berima akhir.

CONTOH DISTIKON :
Berkali kita gagal
Ulangi lagi dan cari akal
Berkali-kali kita jatuh
Kembali berdiri jangan mengeluh
(Or. Mandank)

3. ELIGI
CIRI-CIRI ELIGI :
Syair atau nyanyian yg mengandung ratapan dan ungkapan dukacita (khususnya pada peristiwa
kematian).

CONTOH ELIGI :
Senja Di Pelabuhan Kecil

Ini kali tidak ada yang mencari cinta


di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang


menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap

(Chairil Anwar)

4. HIMNE
CIRI-CIRI HIMNE :
Nyanyian pujaan untuk  Tuhan Yang Maha Kuasa. Himne disebut juga sajak ketuhanan. Namun
juga bisa untuk pujian terhadap pahlawan, tanah air, dan sebagainya.

CONTOH HIMNE :
Bahkan batu-batu yang keras dan bisu
Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri
Menggeliat derita pada lekuk dan liku
bawah sayatan khianat dan dusta.
Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu
menitikkan darah dari tangan dan kaki
dari mahkota duri dan membulan paku
Yang dikarati oleh dosa manusia.
Tanpa luka-luka yang lebar terbuka
dunia kehilangan sumber kasih
Besarlah mereka yang dalam nestapa
mengenal-Mu tersalib di datam hati.
(Saini S.K)

5. QUARTRAIN
CIRI CIRI QUARTRAIN :
Sajak yang terdiri atas empat dalam satu bait.

CONTOH QUARTRAIN :
Mendatang-datang jua
Kenangan masa lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau silau
Membayang rupa jua
Adi kanda lama lalu
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu
(A.M. Daeng Myala)

6. ODE
CIRI-CIRI ODE :
Sajak yang berisikan tentang puji-pujian kepada seseorang, bangsa, atau kepada sesuatu yang
dianggap mulia.

CONTOH ODE :
Generasi Sekarang
Di atas puncak gunung fantasi
Berdiri aku, dan dari sana
Mandang ke bawah, ke tempat berjuang
Generasi sekarang di panjang masa
Menciptakan kemegahan baru
Pantoen keindahan Indonesia
Yang jadi kenang-kenangan
Pada zaman dalam dunia
(Asmara Hadi)

7. OKTAV
CIRI-CIRI OKTAV :
Sajak yang terdiri atas delapan larik dalam satu bait. Oktav juga biasa disebut Stanza.

CONTOH OKTAV :
Awan
Awan datang melayang perlahan
Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa di diri
Bertambah halus akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam langit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehidupan teguh tenang
(Sanusi Pane)

8. QUINT
CIRI-CIRI QUINT :
Sajak yang terdiri atas lima larik dalam satu bait.

CONTOH QUINT :
Hanya Kepada Tuan
Satu-satu perasaan
Hanya dapat saya katakan
Kepada tuan
Yang pernah merasakan
Satu-satu kegelisahan
Yang saya serahkan
Hanya dapat saya kisahkan
Kepada tuan
Yang pernah diresah gelisahkan
Satu-satu kenyataan
Yang bisa dirasakan
Hanya dapat saya nyatakan
Kepada tuan
Yang enggan menerima kenyataan
(Dr. Madank)
9. RELIGI
CIRI-CIRI RELIGI :
Sajak yang berisi tentang adanya kepercayaan kepada Tuhan.

CONTOH RELIGI :
Contoh puisi ini mirip dengan Eligi..

Ini kali tidak ada yang mencari cinta


di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang


menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap

(Chairil Anwar)

10. ROMANSA
CIRI-CIRI ROMANSA :
Sajak atau puisi yang berisikan cerita tentang cinta kasih, baik cinta kasih kepada lain jenis
kelamin, kepada bangsa dan negara, kedamaian, dan sebagainya.

CONTOH ROMANSA :
Anakku
Ya, kekasihku……
Engkau datang mengintai hidup,
Engkau datang menunjukkan muka,
Tetapi sekejap matamu kau tutup,
Melihat terang ananda tak suka.
Mulut kecil tiada kau buka,
Tangis teriakmu tak diperdengarkan,
Alamat hidup wartakan suka,
Kau diam anakku, kami kau tinggalkan.
Sedikitpun matamu tak mengerling,
memandang ibumu sakit berguling,
Air matamu tak bercucuran.
Kau diam, diam kekasihku,
Tak kau katakan barang pesanan,
Akan menghibur duka di dadaku,
Kekasihku, anakku, mengapa diam?
(JE. Tatengkeng)

11. SATIRE
CIRI-CIRI SATIRE :
Sajak atau puisi yang isinya sindiran mengancam, mengejek secara kasar terhadap kepincangan
sosial atau ketidakadilan yang terjadi dalam masyarakat.

CONTOH SATIRE :
Aku bertanya
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur jidad penyair-penyair salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
sementara ketidakadilan terjadi
di sampingnya,
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
termangu-mangu dl kaki dewi kesenian.

(W.S. Rendra)

12. SEKTET
CIRI-CIRI SEKTET :
Sajak yang terdiri atas enam larik dalam satu bait.

CONTOH SEKTET :
Merindu Bagia
Jika hari’lah tengah malam
Angin berhenti dari bernafas
Sukma jiwaku rasa tenggelam
Dalam laut tidak terwatas
Menangis hati diiris sedih
(Ipih)

13. SEPTIMA
CIRI-CIRI SEPTIMA :
Sajak yang terdiri atas tujuh larik dalam satu bait.

CONTOH SEPTIMA :
Indonesia Tumpah Darahku
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung gemunung bagus rupanya
Ditimpah air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya
(Muhammad Yamin)

14. SONETA
CIRI-CIRI SONETA :
Sajak yg terdiri atas empat bait biasanya 2 bait pertama masing-masing terdiri atas 4 baris dan 2
bait terakhir masing-masing terdiri atas 3 baris. Intinya soneta yang asli terdiri atas 14 baris,
namun yang ada diIndonesia terkadang jumlah barisnya lebih dari 14 baris. Tambahan baris
tersebut dinamakan koda atau ekor soneta.

CONTOH SONETA :
Gembala
Perasaan siapa ta ‘kan nyala ( a )
Melihat anak berelagu dendang ( b )
Seorang saja di tengah padang ( b )
Tiada berbaju buka kepala ( a )
Beginilah nasib anak gembala ( a )
Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )
Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )
Pulang ke rumah di senja kala ( a )
Jauh sedikit sesayup sampai ( a )
Terdengar olehku bunyi serunai ( a )
Melagukan alam nan molek permai ( a )
Wahai gembala di segara hijau ( c )
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c )
Maulah aku menurutkan dikau ( c )
(Muhammad Yamin)

15. TERZINA
CIRI-CIRI TERZINA :
Sajak yg terdiri atas tiga baris seuntai dng bagan rima a-b-a, b-c-b, c-d-c, d-c-d.

CONTOH TERZINA :
Dalam ribaan bahagia datang
Tersenyum bagai kencana
Mengharum bagai cendana
Dalam bah’gia cinta tiba melayang
Bersinar bagai matahari
Mewarna bagaikan sari
(Dari :  Madah Kelana)
(Karya : Sanusi Pane)

C. PROSA LAMA
Prosa lama cenderung bersifat imajinatif, istanasentris, didaktif, anonim, dan bentuk serta isinya
statis, sedangkan prosa baru bersifar realistis (melukiskan kenyataan sehari-hari), dinamis atau mengalami
perubahan terus-menerus sesuai dengan pembahan masa, dan tidak anonim.
Yang termasuk prosa lama ialah :

A. DONGENG
Yaitu bentuk prosa lama yang semata-mata berdasarkan khayal dan disampaikan secara lisan. Selanjutnya
dongeng dibedakan lagi atas:
1. FABEL
CIRI-CIRI FABEL :
Fabel adalah dongeng tentang binatang

CONTOH FABEL :
Kancil Yang Cerdik
Bayan Budiman

2.LEGENDA
CIRI-CIRI LEGENDA :
Fabel adalah dongeng yang isinya dikaitkan dengan keunikan atau keajaiban alam

CONTOH LEGENDA :
Asal-usul Kota Banyuwangi
Sangkuriang

3. SAGE
CIRI-CIRI SAGE :
Sage adalah dongeng yang mengandung unsur-unsur sejarah
CONTOH SAGE :
Darmawulan
Terjadinya Kota Majapahit

4. MITE
CIRI-CIRI MITE :
Mite adalah dongeng lentang dewa-dewa atau makhluk lain yang dianggap mempunyai sijat kedewaan,
dan sacral

CONTOH MITE :
Cerita Gerhana
Nyi Loro Kidul
Hikayat Sang Boma
Odysee

5. EPOS
CIRI-CIRI EPOS :
Epos adalah wiracarita/dongeng kepahlawanan

CONTOH EPOS :
Ramayana
Mahabarata

6. DONGENG JENAKA
CIRI-CIRI DONGENG JENAKA
Dongeng jenaka adalah dongeng yang menceritakan kebodohan atau perilaku seseorang yang penuh
kejenakaan atau lelucon

CONTOH DONGENG JENAKA :


Pak Pandir
Pak Belalang
Si Lebai Malang
Abu Nawas

B. HIKAYAT
CIRI-CIRI HIKAYAT
Hikayat yaitu prosa lama yang isinya mengenai kejadian-kejadian di lingkungan istana, tentang keluarga
raja.

CONTOH HIKAYAT
Hikayat Hang Tuah
Hikayat Si Miskin
Hikayal Panca Tantra
Hikayat Panji Semirang
Hikayat Dalang Indra Kusuma
Hikayat Amir Hamzah

C. SILSILAH ATAU TAMBO


CIRI-CIRI SILSILAH ATAU TAMBO :
Silsilah atau Tambo yaitu semacam sejarah, tetapi isinya sudah bercampur dengan khayalan sehingga
banyak cerita yang tidak tercerna oleh pikiran sehat.

CONTOH SILSILAH ATAU TAMBO :


Sejarah Melayu
Hikayat Raja-raja Pasai
Sejarah Melayu-Bugis

D. PROSA BARU
Yang tergolong prosa baru adalah roman, novel, cerpen, biografi, drama, kritik, dan esai.

A.    ROMAN
à Bentuk prosa baru yang mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan segala suka dukanya. Dalam
roman, pelaku utamanya sering diceritakan mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa atau meninggal
dunia. Berdasarkan kandungan isinya, roman dibedakan atas beberapa macam, antara lain sebagai berikut:

1. ROMAN BERTENDENS
CIRI-CIRI ROMAN BERTENDENS :
Roman Bertendens yaitu roman yang di dalamnya terselip maksud tertentu, atau yang mengandung
pandangan hidup yang dapat dipetik oleh pembaca untuk kebaikan.

CONTOH ROMAN BERTENDENS :


Layar Terkembang oleh : Sutan Takdir Alisyahbana.
Salah Asuhan oleh : Abdul Muis.
Darah Muda oleh : Adinegoro.

2. ROMAN SOSIAL
CIRI-CIRI ROMAN SOSIAL :
Memberikan gambaran tentang keadaan masyarakat. Biasanya yang dilukiskan mengenai keburukan-
keburukan masyarakat yang bersangkutan.

CONTOH ROMAN SOSIAL :


Sengsara Membawa Nikmat oleh : Tulis St. Sati.
Neraka Dunia oleh : Adinegoro.

3.ROMAN SEJARAH
CIRI-CIRI ROMAN SEJARAH :
Yaitu roman yang isinya dijalin berdasarkan fakta historis, peristiwa-peristiwa sejarah, atau kehidupan
seorang tokoh dalam sejarah.

CONTOH ROMAN SEJARAH :


Hulubalang Raja oleh: Nur St. Iskandar.
Tambera oleh: Utuy Tatang Sontani.
Surapati oleh: Abdul Muis.

4. ROMAN PSIKOLOGIS
CIRI-CIRI ROMAN PSIKOLOGIS :
Yaitu roman yang lebih menekankan gambaran kejiwaan yang mendasari segala tindak dan perilaku
tokoh utamanya.

CONTOH ROMAN PSIKOLOGIS :


Atheis oleh: Achdiat Kartamiharja.
Katak Hendak Menjadi Lembu oleh: Nur St. Iskandar.
Belenggu oleh: Armijn Pane.

5. ROMAN DETEKTIF
CIRI-CIRI ROMAN DETEKTIF :
Yaitu roman yang isinya berkaitan dengan kriminalitas. Dalam roman ini yang sering menjadi pelaku
utamanya seorang agen polisi yang tugasnya membongkar berbagai kasus kejahatan.

CONTOH ROMAN DETEKTIF :


Mencari Pencuri Anak Perawan oleh: Suman HS.
Percobaan Seria oleh: Suman HS.
Kasih Tak Terlerai oleh: Suman HS.

B.    NOVEL
CIRI-CIRI NOVEL :
Berasal dari Italia yaitu novella 'berita' . Bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku
utamanya yang terpenting, paling menarik, dan yang mengandung konflik. Konflik atau pergulatan jiwa
tersebut mengakibatkan perobahan nasib pelaku. lika roman condong pada idealisme, novel pada
realisme. Biasanya novel lebih pendek daripada roman dan lebih panjang dari cerpen.

CONTOH NOVEL :
Ave Maria oleh: Idrus
Keluarga Gerilya oleh: Pramoedya Ananta Toer.
Perburuan oleh: Pramoedya Ananta Toer.
Ziarah oleh: Iwan Simatupang.
Surabaya oleh: Idrus

C.    CERPEN
CIRI-CIRI CERPEN :
Yaitu bentuk prosa baru yang menceritakam sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan
paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, akan telapi hat itu tidak menyebabkan
perubahannasib pelakunya. Contoh:
Radio Masyarakat oleh : Rosihan anwar
Bola Lampu oleh : Asrul Sani
Teman Duduk oleh : Moh. Kosim
Wajah yang Bembah oleh : Trisno Sumarjo
Robohnya Surau Kami oleh : A.A. Navis

D.    BIOGRAFI
CIRI-CIRI BIOGRAFI :
Bentuk prosa yang menceritakan riwayat hidup seseorang. Biografi yang menceritakan kehidupan
pengarangnya sendiri disebut autobiografi.

CONTOH BIOGRAFI
Hikayat Abdullah oleh: Abdullah bin Abdul kadir Munsi.
Pengalaman Masa Kecil oleh: Nur St Iskandar.

E.    DRAMA
CIRI-CIRI DRAMA :
(Yunani: drama 'Tindakan, perbuatan'); karya sastra yang ditulis untuk dipanggungkan, dan bercorak
dramatik. Sebuah drama terbagi atas beberapa bagian yang disebut babak dan babak dibagi atas beberapa
adegan.Diawali oleh prolog, yaitu kata pendahuluan yang menarik perhatian penonton ke dalam suasana
yang dikehendaki, dan diakhiri oleh epilog, yakni kata-kata yang mengandung iktisarseluruh cerita.
Sedang percakapan antara dua pelaku disebut dialog.

CONTOH DRAMA :
Nyai Dasimah oleh: Rustandi
Bebasari oleh: Rustam Effendi
Kertajaya oleh: Sanusi Pane
Lukisan Masa oleh: Armijn Pane
Manusia Baru oleh: Sanusi Pane
Sandyangkalaning Majapahit oleh Sanusi Pane
Ken Arok Ken Dedes oleh: Mohamad Yamin
Sedih dan Gembira oleh:Usmar Ismail
Taufan Atas Asia oleh: El Hakim
Bulan Bujur Sangkar oleh: Iwan Simatupang

Anda mungkin juga menyukai