DISUSUN OLEH :
NAMA
: JULITA PANGESTI
KELAS
: XI MIIA 1
GURU PEMBIMBING
NO. ABSEN
: 17
PUISI
Secara etimologis istilah puisi berasal dari bahasa Yunani yaitu poesis, yang berarti
membangun, membentuk, membuat, menciptakan. Menurut Kamus Istilah Sastra, puisi
merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan
larik dan bait. Puisi merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa orang lain kedalam
keadaan hatinya. Sebuah puisi juga merupakan ungkapan perasaan atau pikiran penyairnya
dalam satu bentuk ciptaan yang utuh dan menyatu.
Secara garis besar, sebuah puisi terdiri atas: tema, suasana, imajinasi, amanat, nada,
suasana, dan perasaan. Sedangkan prinsip dasar sebuah puisi adalah berkata sedikit mungkin,
tetapi mempunyai arti sebanyak mungkin. Berikut definisi puisi menurut para ahli:
1. Watt-Dunton mengatakan bahwa puisi adalah ekpresi yang kongkret dan yang bersifat artistik
dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama.
2. Carlyle mengemukakan bahwa puisi adalah pemikiran yang bersifat musikal, kata-katanya
disusun sedemikian rupa, sehingga menonjolkan rangkaian bunyi yang merdu seperti musik.
3. Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam
susunan terindah.
4. Ralph Waldo Emerson mengatakan bahwa puisi mengajarkan sebanyak mungkin dengan
kata-kata sesedikit mungkin.
5. Putu Arya Tirtawirya mengatakan bahwa puisi merupakan ungkapan secara implisit dan
samar, dengan makna yang tersirat, di mana kata-katanya condong pada makna konotatif.
6. Herman J. Waluyo mendefinisikan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang
mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan
mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan
struktur batinnya.
A. PUISI BARU
a. PENGERTIAN PUISI BARU
Puisi baru adalah karya sastra yang lahir setelah puisi lama, puisi ini lahir bersamaan
dengan puisi kontemporer, tidak terikat dengan aturan-aturan dalam puisi. Puisi baru
bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun
rima.
b. CIRI-CIRI PUISI BARU
Ciri-ciri Puisi Baru:
Distikon adalah bentuk puisi yang terdiri atas dua baris dalam tiap bait.
Terzina adalah bentuk puisi baru yang terdiri atas tiga baris dalam tiap bait.
Quatrain adalah bentuk puisi baru yang terdiri dari atas empat baris dalam tiap bait.
Quint adalah bentuk puisi baru yang terdiri atas lima baris dalam tiap bait.
Sektet adalah bentuk puisi baru yang terdiri atas enam baris dalam tiap bait.
Septime adalah bentuk puisi baru yang terdiri atas tujuh baris dalam tiap bait.
Oktaf/Stanza adalah bentuk puisi baru yang terdiri atas delapan baris dalam tiap bait.
Soneta adalah bentuk puisi baru yang terdiri atas empat belas baris dengan susunan dua
kuartrain dan dua sekstet.
h) SONETA
Gembala
Perasaan siapa ta kan nyala ( a )
Melihat anak berelagu dendang ( b )
Seorang saja di tengah padang ( b )
Tiada berbaju buka kepala ( a )
Beginilah nasib anak gembala ( a )
Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )
Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )
Pulang ke rumah di senja kala ( a )
Jauh sedikit sesayup sampai ( a )
Terdengar olehku bunyi serunai ( a )
Melagukan alam nan molek permai ( a )
Wahai gembala di segara hijau ( c )
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c )
Maulah aku menurutkan dikau ( c )
(Muhammad Yamin)
e. KAIDAH KEBAHASAAN PUISI BARU
Dulu, puisi banyak terikat dengan aturan seperti penggunaan rima dan bait.Dalam
perkembangannya, sekarang bahasa puisi terkesan bebas dengan kaidah-kaidah kebahasaan
yang berlaku dalam masyarakat bahasa.
Jika dipandang dengan kaidah bahasa yang berlaku, maka banyak puisi yang
menyimpang dari kaidah tersebut.Hal itu dapat berupa penyimpangan gramatikal, baik
sintaksis maupun morfologis.Penyimpangan ini dapat dikatagorikan sebagai variasi bahasa.
Penggunaan afiks-afiks yang tak semestinya merupakan salah sartu penyimpangan
morfologis.Kata-kata dasar yang biasanya menggunakan prefiks me-N- diganti dengan be-r
atau sebaliknya, seperti bersedih diganti menjadi menyedih, berteduh menjadi meneduh,
berlari menjadi melari, dan lain-lain.
Di dalam puisi juga sering ditemukan padanan kata majemuk yang tak biasa digunakan
masyarakat bahasa, seperti lembayung langit yang berarti lagit kelabu, dinding bisu yang
berarti saksi bisu dan Langit lazuardi yang berarti langit yang biru. Hal ini bisa disebabkan
oleh penggunaan gaya bahasa yang bebas oleh penyair. Bagi penyair, bahasa dapat
diibaratkan cat minyak yang dapat serta merta dicoretkan pada media kanvas.
Penyimpangan-penyimpangan bahasa pada puisi merupakan suatu cara untuk berkreasi
dengan bahasa. Variasi bahasa sangat luas, tinggal bagaimana masyarakat menggunakannya
tepat pada tempatnya.Penyimpangan bahasa pada puisi tidak dapat disalahkan karena pada
puisi berlaku prinsip licentia poetica.Prinsip inilah yang membenarkan penyimpangan bahasa
10
Puisi, Periodisasi Sastra, Struktur Bahasa
puisi dengan tujuan tertentu, seperti menampilkan keindahan, menekankan makna, atau
menarik perhatian pembaca.
B. PUISI LAMA
a. PENGERTIAN PUISI LAMA
Puisi lama adalah puisi yang terikat pada baris, bait, rima dan irama dan belum
mendapatkan pengaruh asing.Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturanaturan itu antara lain :
Persajakan (rima)
Irama
Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata
maupun rima.
11
Puisi, Periodisasi Sastra, Struktur Bahasa
b) Pantun
Ciri ciri :
Setiap bait terdiri 4 baris
Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
Baris 3 dan 4 merupakan isi
Bersajak a b a b
Setiap baris terdiri dari 8 12 suku kata
Berasal dari Melayu (Indonesia)
c) Karmina
Ciri-ciri karmina
Setiap bait merupakan bagian dari keseluruhan.
Bersajak aa-aa, aa-bb
Bersifat epik: mengisahkan seorang pahlawan.
Tidak memiliki sampiran, hanya memiliki isi.
Semua baris diawali huruf capital.
Semua baris diakhiri koma, kecuali baris ke-4 diakhiri tanda titik.
Mengandung dua hal yang bertentangan yaitu rayuan dan perintah.
d) Seloka
Ciri-ciri seloka :
Ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair,
Namun ada seloka yang ditulis lebih dari empat baris.
e) Gurindam
Ciri-ciri gurindam :
Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian
Baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris
pertama
f) Syair
Ciri-ciri syair :
Terdiri dari 4 baris
Berirama aaaa
Keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair
g) Talibun
Ciri-ciri:
Jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan
seterusnya.
Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.
Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi.
Apabila enam baris sajaknya a b c a b c.
12
Puisi, Periodisasi Sastra, Struktur Bahasa
b.) PANTUN
Pantun merupakan puisi lama yang etrdiri atas empat baris. pantun juga bisa merupakan
peribahasa sindiran. Menurut bentuknya, pantun dibedakan menjadi:
Pantun biasa
Pantun jenaka: pantun yang bertujuan untuk menghibur orang yang mendengarnya,
ataupun terkadang sebagai cara untuk saling menyindir dalam suasana penuh
keakraban, supaya tidak mudah tersinggung.
c.) KARMINA
Karmina adalah puisi lama lama yang terdiri dua baris dalam satu bait, baris prtama
berupa sampiran, baris kedua berupa isi, bersajak tengah dan akhir.
d.) SELOKA
Seloka adalah pantun yang antar baitnya saling berikatan yaitu baris kedua bait pertama
menjadi baris pertama bait kedua dan baris keempat bait pertama menjadi baris ketiga bait
kedua.
e.) GURINDAM
Gurindam merupakan sajak dua baris yang mengandung petuah atau nasihat
f.) SYAIR
Syair merupaka puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat baris yang selalu
berakhiran dengan bunyi yang sama
13
Puisi, Periodisasi Sastra, Struktur Bahasa
g.) TALIBUN
Talibun adalah sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai sampiran dan isi,
tetapi lebih dari 4 baris ( mulai dari 6 baris hingga 20 baris). Berirama abc-abc, abcd-abcd,
abcde-abcde, dstnya.
d. CONTOH-CONTOH PUISI LAMA
a.) MANTRA
Assalammualaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
b.) PANTUN
Kalau ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kataku yang salah
Jangan dimasukan ke dalam hati
c.) KARMINA
Dahulu parang, sekarang besi (a)
Dahulu sayang sekarang benci (a)
d.) SELOKA
Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan
e.) GURINDAM
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
Bagai rumah tiada bertiang ( b )
Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )
f.) SYAIR
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
14
Puisi, Periodisasi Sastra, Struktur Bahasa
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
g.) TALIBUN
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu