Anda di halaman 1dari 38

ISTILAH SASTRA

a. Teori Sastra
b. Kritik Sastra
c. Sejarah Sastra
d. Pengkajian Sastra
e. Apresiasi Sastra
f. Ekspresi sastra (tulis dan lisan)
Sastra
 Sastra sebagai ilmu/ studi (teori sastra, sejarah sastra, kritik
sastra)
 Sastra sebagai karya kreatif (prosa, puisi, drama)
HAKIKAT PUISI
 Definisi Puisi?

 Hakikat karya seni: Berada dalam ketegangan antara konvensi


dan inovasi.
DEFINISI PUISI; beberapa pandangan
Perhatikan Puisi Berikut
Burung nuri burung dara
Terbang ke sisi taman khayangan
Cobalah terka wahai saudara
Makin diisi makin ringan

GITA GEMBALA
Mohammad Yamin

Lemah gemulai lembut derana


Bertiuplah angin sepantun ribut
Menuju gunung arah ke sana
Membawa awan bercampur kabut
……
(dari Puisi Baru, Sutan Takdir Alisyabana)
Doa Seorang Pesolek
Joko Pinurbo
Tuhan yang cantik,
temani aku yang sedang menyepi
di rimba kosmetik.

Nyalakan lanskap
pada alisku yang gelap.

Ceburkan bulan
ke lubuk mataku yang dalam

Taburkan hitam
pada rambutku yang suram.

Hangatkan merah
pada bibirku yang resah.
Semoga kecantikanku tak lekas usai
dan cepat luntur seperti pupur.

Semoga masih bisa kunikmati hasrat


yang merambat pelan menghangatkanku

sebelum jari-jari waktu


yang lembut dan nakal
merobek-robek bajuku.

Sebelum Kausenyapkan warna.

Sebelum Kauoleskan lipstik terbaik


Ke bibirku yang mati kata.

(2009)
Monolith
Hebat
Tiang utuh
Menjulang di gigir langit
Suram
Sebuah bukit
Terbentuk dari satu batu
Oleh tangan beku

Sebuah
Monolith
Lingga
God!
(Subagio S.)
DI KEBON BINATANG

Seorang wanita muda berdiri terpikat memandang ular yang


melilit sebatang pohon sambil menjulur-julurkan lidahnya, katanya kepada
suaminya, “Alangkah indahnya kulit ular itu untuk tas dan sepatu!”
Lelaki muda itu seperti teringat sesuatu, cepat-cepat menarik lengan isterinya
meninggalkan tempat terkutuk itu

(Sapardi Djoko Damono)


CIRI_CIRI PUISI
 Penggunaan bahasa
Cenderung menggunakan bahasa yang konotatif, kiasan, simbol-simbol, dan
lambang

 Sifatnya
 Puisi bersifat konsentrif (pemusatan)
Hanya hal-hal yang pokok-pokok saja yang diungkapkan. Akibat sifatnya yang
konsentrif ini, maka kata-kata dalam puisi cenderung padat. Hal ini berbeda
sekali dengan prosa yang menjelaskan peristiwa dengan sejelas-jelasnya. Itulah
sebabnya tulisan atau karangan prosa lebih bersifat pembeberan.
 Puisi bersifat fungsional
Kata-kata yang terdapat dalam puisi benar-benar berfungsi. Yang tidak
befungsi biasanya dihilangkan. Misal; puisi Selamat Tinggal karya Chairil Anwar
(hal 32)
 Berdasar sisi tampilannya, puisi ditandai
Cara penulisannya yang tidak menggunakan ketentuan
yang pasti
Misal; ditulis dengan huruf besar semua atau
tanpa tanda baca
 Unsur terkecil dari puisi adalah baris. Baris
membentuk bait
Namun, ciri ini tidaklah mutlak.ada puisi yang
bentuknya seperti prosa. Meskipun demikian,
ciri puisi yang khas yaitu adanya rima dan irama
JENIS-JENIS PUISI
(Berbagai Perspektif)

I. Berdasar Genre (Ciri-Ciri, Bentuk, Bahasa)

 PUISI LAMA
 2. PUISI BARU
 3. PUISI MODERN
GENRE PUISI

PUISI
PUISI
MODERN

PUISI
PUISI BARU
LAMA
PUISI LAMA
PUISI LAMA
Mantera Talibun

Bidal Seloka

Pantun Gurindam

Karmina Syair
PUISI LAMA
 Bidal (peribahasa, pepatah, perumpamaan, tamzil, ibarat, pameo)
Kalimat singkat yang membayangkan sindiran atau kiasan
Misal: laksana bunga ditimpa panas, tua-tua keladi makin tua makin menjadi, sekali merdeka
tetap merdeka
 Pantun
 Talibun (pantun enam seuntai, delapan seuntai)
 Sya’ir
 Seloka
 Berasal dari bahasa sanskerta cloka, yaitu suatu bentuk puisi Hindu yang terdapat dalam
kitab-kitab kesusastraan India seperti Ramayana dan Mahabarata
Misal; Taman melati di rumah-rumah
Ubur-Ubur sampingan dua
Kalau mati kita bersama
Satu kubur kita berdua
 Gurindam
Gurindam sama dengan kata perhiasan atau bunga dalam arti kiasan. Jenis puisi ini berasal dari
negara asing (Tamil). Gurindam dipakai untuk memberi nasihat.
Misal; Barang siapa tidak sembahyang
Ibarat rumah tidak bertiang
Mantera
Jenis Puisi Baru:
1) Distichon (puisi 2 seuntai)
2) Terzina (puisi 3 seuntai)
3) Quatrain (puisi 4 seuntai)
4) Quint (puisi 5 seuntai)
5) Sextet (puisi 6 seuntai)
6) Septima (puisi 7 seuntai)
7) Stanza/Octav (puisi 8 seuntai)
8) Soneta (puisi 14 seuntai)
SRI SUHITA-2017 7
• Berasal dari bahasa Italia Sonetto yang berarti bunyi
atau irama
• M. Yamin pelopor soneta Indonesia
• Jumlah larik ada 14, dulu terdiri atas:
2 quatrain dan 2 terzina (2x4 dan 2x3 larik)
• Octav berisi lukisan alam yang bersifat objektif
• Sextet berisi curahan hati/jawaban/simpulan dari yang
telah dilukiskan pada stanza/octav dan bersifat
subjektif
SONETA
PUISI MODERN
berdasarkan cara pengungkapannya

1
• Puisi Epik

2
• Puisi Lirik

3
• Puisi Dramatik
II. Berdasar isinya

a. Puisi ide
Puisi yang didalamnya terkandung gagasan, ide
penyair (ide; kritikan, anjuran)
Misal puisi Aku karya Chairil Anwar .
Dalam puisi tersebut terkandung gagasan chairil
anwar
b. Puisi lanskap
Puisi yang hanya melukiskan keadaan
(pemandangan).
III. Berdasar Keterbacaannya/ Tngkat kemudahan
memahami

 Puisi Prismatis: Puisi yang banyak menggunakan kiasan,


imaji, lambang.
 Puisi Diaphan (puisi prosais): Puisi yang kata-katanyaa

sangat terbuka, tidak mengandung kiasan atau


perlambang.
 Puisi Gelap: kata kias serta bahasa yang bersifat

individual sehingga lebih cenderung sulit untuk


dipahami.
DEWA TELAH MATI
Tak ada dewa di rawa-rawa ini
Hanya gagak yang mengakak malam hari
Hanya siang terbang mengitari bangkai
Pertapa yang terbunuh dekat kuil

Dewa telah mati di tepi-tepi ini


Hanya ular yang mendesir dekat sumber
Lalu minum dari mulut
Pelacur yang tersenyum dengan bayang sendiri

Bumi ini perempuan jalang


Yang menarik laki-laki jantan dan pertapa
Ke rawa-rawa mesum ini
Dan membunuhnya pagi hari

(Subagio Sastrowardojo)
DO’A

Tuhan. Beri aku kekuatan


Menguasai diri sendiri, kesunyian dan keserakahan
Beri aku petunjuk selalu untuk memilih jalanMU, keridloanMu
Amin.

Ajip Rosidi
IV. Berdasar Cara Pengungkapannya

1. Puisi Konvensional
Puisi yang mengikuti kaidah yang telah ditetapkan dan
disepakati bersama. Puisi
konvensional mengikuti ciri bentuk puisi pada umumnya
2. Puisi Kontemporer
berbeda dengan bentuk konvensional yang biasa
terjadi, karena lebih banyak mengungkapkan unsur-unsur
eksperimental.
a. Puisi Mantra
b. Puisi Mbeling
c. Puisi Konkret
V. Berdasar Cara Pembacaan

1. Puisi Kamar
2. Puisi Auditorium
VI. Berdasar Penyampaian

1. Deklamasi
2. Dibacakan
3. Dipertunjukkan
BANGUN STRUTUR PUISI

I BUNYI

Bahasa Kata Bunyi


 BUNYI DAN ASPEK PUITIKNYA

Memperindah bacaan puisi


menciptakan gambaran dalam angan-angan pembaca
“menciptakan suasana
Paman-paman tani utun

Paman-paman tani utun


Ingatlah
Musim labuh sawah basah
Duilah

musim labuh kurang tidur ya paman


kerja berjemur dalam lumpur tak makan
Sawah-sawah menggempur hancur
merpatinya wok-wok ketekur

(Piek ardijanto Supriyadi)


PUJANGGA BARU

Bukan tidak saya letakkan


Buah delima di atas dulang
Untuk berbuka bulan puasa

Bukan tidak saya katakan


Saya hina dari orang
tuan katakan tidak mengapa

Pohon cempedak saya tanamkan


Pohon nanas kutanam juga
batang mengkudu pemagarnya

Bukan tidak saya katakan


Tuan emas, saya tembaga
Tidak sejodo keduanya
(M.I Nasution)
Rima atau Persajakan
 Berdasar jenisnya

Asonansi: persamaan bunyi vokal


Aliterasi: Persamaan bunyi konsonan

 Berdasar letaknya
Rima horisontal
Rima vertikal
Rima awal
Rima tengah
Rima akhir
MALAM LAUT

Karena laut tak pernah takluk, lautkah aku


Karena laut tak pernah dusta, lautkah aku
Terlalu hampir tetapi terlalu sepi
Terlepas sekali terlepas kembali

Ah, malam, gumpalan cahaya yang selalu berubah warna


Beginilah bila mimpi menimpa harapan benci
Tak kusangka serupa dara
Sehabis mencium bisa mendera

Karena laut tak pernah takluk. Mereka tak tahu aku dimana
Karena laut tak pernah dusta, ‘ku tak tahu cintaku dimana
Terlalu hamir tetapi terlalu sepi
Terlepas sekali terlepas kembali
(Toto Sudarto Bahtiar)
Peran Kata dalam Puisi
 Peran bunyi kata
a. Peniru bunyi (onomatope)
misal: suara kucing
b. lambang rasa (klanksymboliek)
c. Kiasan Suara (klankmetaphoor)
 Denotasi dan konotasi
 Bahasa Kias (metafora-simile, metonimi-sinekdoski,
personifikasi
Simbol atau Lambang
 Simbol Universal
 Simbol perjanjian (kesepakatan)
 Simbol pribadi (personal)
Jenis-jenis lambang
 Lambang Benda
 Lambang Warna
 Lambang Bunyi
 Lambang Suasana
CITRAAN
Gambaran yang timbul dalam khayal atau angan-angan
pembaca

a. Citraan penglihatan (visual imagery)


b. Citraan pendengaran (auditory imagery)
c. Citraan perabaan
d. Citraan penciuman
e. Citraan pencecapan
f. Citraan gerak
SARANA RETORIKA
 Repetisi atau perulangan
 Paralelisme atau persejajaran
 Retoris
 Ironi
 Hiperbola
TIPOGRAFI
Ukiran bentuk; cara penyair menuliskan puisinya

Manfaat tipografi
a. Keindahan visual
b. Mengintensifkan makna
ENJAMBEMEN
Tujuan: Sarana mengedepankan atau menonjolkan maksud dari
bagian-bagian tertentu pada
CARA
1. Memanfaatkan bunyi-bunyi bahasa
2. Memanfaatkan pemisahan dan penempatan kata pada baris-
baris puisi

Anda mungkin juga menyukai