Perahu Kertas
Waktu masih kanak-kanak Kau membuat perahu kertas
dan kau
layarkan di tepi kali; alirnya sangat tenang, dan perahumu
bergoyang menuju lautan.
…
Karya Sapardi Djoko Damono
Sumber: Perahu Kertas, 1991
CITRAAN PENDENGARAN
Contoh citraan pendengaran dapat dilihat dari kutipan
puisi berikut.
Penerbangan Terakhir
Maka menangislah ruh bayi itu keras-keras
Kedua tangan yang alit itu seperti kejang-kejang
Kakinya pun menerjang-nerjang
Suaranya melengking lalu menghiba-hiba
…
Karya Taufq Ismail
Sumber: Horison Sastra Indonesia 1 :Kitab Puisi 2002
CITRAAN PERABAAN
Berikut contoh citraan perabaan dalam puisi.
Pemandangan Senjakala
Senja yang basah meredakan hutan terbakar
Kelelawar-kelelawar raksasa datang dari langit kelabu tua
Bau mesiu di udara, Bau mayat. Bau kotoran kuda.
…
Karya W.S. Rendra
Sumber: Horison Sastra Indonesia 1: Kitab Puisi 2002
CITRAAN PENCECAPAN
Berikut contoh larik-larik puisi yang
menimbulkan citraan pencicipan atau
pencecapan.
Pembicaraan
Hari mekar dan bercahaya:
yang ada hanya sorga. Neraka
adalah rasa pahit di mulut
waktu bangun pagi
Karya Subagio Sastrowardojo
CITRAAN GERAK
Berikut contoh citraan gerak dalam puisi.
Mimpi Pulang
…
Di sini aku berdiri, berteman angin
Daun-daun cokelat berguguran
Meninggalkan ranting pohon oak yang meranggas
Dingin mulai mengigit telingaku
Kuperpanjang langkah kakiku
Menyusuri trotoar yang seperti tak berujung
Di antara beton-beton tua yang tidak ramah mengawasiku
Gelap mulai merayap menyusul langkah kakiku
Ah, Gott sei dank! di sana masih ada burung-burung putih
itu
Aku bagaikan pohon oak
Ditemani angin musim gugur yang masih tersisa
…
Karya Nuning Damayanti Sumber: Bunga yang Terserak, 2003
Bait I baris ketiga :
Citraan :
Majas :
Coba sekarang kamu identifikasi potongan puisi atau lagu berikut,
termasuk jenis majas yang mana?
1. Kenangan bersamamu kasih seumpama mimpi di dalam mimpi.
2. Engkau laksana bulan.
3. Persahabatan bagai kepompong.
4. Hanya sekejap saja.
5. Tinggi gunung seribu janji.
6. Seribu tahun tak lama
7. Merambah gunung menyeberangi lautan.
8. Cepat benar kau datang, jemu kumenunggu.
9. Kabut tebal menyelimuti.
10.Kutunggu sampai malam meninggalkanku.
11.Dengarkan angin mengusir batang-batang padi.
12.Angin yang menghiburku.
13.Biarkan rembulan menyapaku.
14.Memandang sendiri sang dewi malam.
15.Kembang desa sepi sendiri.
16.Bunga bangsaku teruslah permai.
17.Apalah artinya diriku tanpa dirimu.
18.Hari yang cerah untuk jiwa yang sepi.
19.Kesepianku di Jakartaku yang ramai.
Simile (1,2,3), Hiperbol (4,5,6,7), Ironi (8),
Personifikasi (9,10,11,12,13), Metafor (14,15,16),
Litotes (17), Paradoks (18,19).
Pena menari-nari diatas kertas.
Dewi malam bersembunyi dibalik awan.
Halilitntar bersahut-sahutan ditengah derasnya hujan.
Harimau mengaung memecahkan keheningan malam.
Kecantikan gadis itu laksana malaikat tanpa sayap.
Putri selalu diantar dengan kijang berwarna merah.
Suaranya menggeledek seperti petir di siang hari.
Tony menyaksikan peristiwa itu dengan mat kepalanya sendiri.
Bel telah memanggil anak-anak masuk ke kelas.
Dewi malam mulai memancarkan sinarnya yang lembut
Gubuk sederhana ini adalah hasil karya kami selama bertahun-tahun.
Teman akrab ada kalanya adalah musuh sejati.
Hujan memandikan halaman di halaman rumah.
Kecantikannya justru yang mencelakakannya
Saya telah mencatat kejadian itu dengan tangan milik saya sendiri.