Anda di halaman 1dari 17

JENIS-JENIS MAJAS :

 Majas Metafora adalah majas yang


membandingkan suatu benda dengan benda lain
secara langsung tanpa memakai kata seperti,
bagai, umpama .
Contoh : Raja siang telah pergi ke
peraduannya.
Si jago merah membakar perkampungan nelayan.
Lintah darat
Kembang desa
Buah hati
 Majas Personifikasi adalah Majas yang melukiskan
suatu benda dengan memberikan sifat – sifat manusia
kepada benda, sehingga benda mati seolah-olah
hidup.
Contoh :
Awan menari – nari di angkasa,
Baru saja berjalan 8 km mobilnya sudah batuk – batuk.
Banjir menelan
Matahari merangkak
menyelimuti
 Majas Hiperbola adalah Suatu gaya bahasa yang
bersifat melebih – lebihkan. Contoh : Ibu terkejut
setengah mati, ketika mendengar anaknya kecelakaan
 Majas Ironi adalah Gaya bahasa yang bersifat
menyindir dengan halus. Contoh : Bagus sekali
tulisanmu, sampai – sampai tidak bisa dibaca
 Majas Litotes adalah Majas yang digunakan untuk
mengecilkan kenyataan dengan tujuan untuk
merendahkan hati. Contoh : Mampirlah ke gubuk
saya ( Padahal rumahnya besar dan mewah )
 Majas Metonimia adalah Majas yang memakai
merek suatu barang. Contoh : Kami ke rumah
nenek naik kijang
 Majas Eufemisme adalah Majas yang menggunakan
kata – kata / ungkapan halus / sopan. Contoh : Para
tunakarya itu perlu diperhatikan
 Majas Pleonasme adalah Majas yang menggunakan
kata – kata secara berlebihan dengan maksud untuk
menegaskan arti suatu kata. Contoh : Mari naik ke
atas agar dapat melihat pemandangan
 Majas Antiklimaks adalah Majas yang menyatakan
sesuatu hal berturut – turut yang makin lama makin
menurun. Contoh : Para bupati, para camat, dan para
kepala desa berkumpul di lapangan upacara
 Majas Klimaks adalah Majas yang menyatakan
beberapa hal berturut – turut yang makin lama
makin menhebat. Contoh : Semua anak – anak,
remaja, dewasa, orang tua dan kakek
 Majas Retoris adalah Majas yang berupa kalimat
tanya yang jawabanya sudah diketahui. Contoh :
Siapakah yang tidak ingin hidup mewah?
 Majas Repetisi adalah Majas perulangan kata – kata
sebagai penegasan. Contoh : Selamat tinggal
pacarku, selamat tinggal kekasihku
 Majas Paralelisme adalah Majas perulangan
sebagaimana halnya repetisi, disusun dalam baris
yang berbeda.
Contoh : Hati ini biru
Hati ini lagu
Hati ini debu
 Majas Paradoks adalah majas yang mengungkapkan
sesuatu yang seolah-olah berlawanan dengan
pendapat umum.
Contoh : Ia merasa kesepian di tengah keramaian kota.
 Majas totem pro parte adalah majas yang
mengungkapkan keseluruhan, tetapi yang
dimaksudkan sebagian.
contoh : Indonesia menjuarai sea games.
 Majas pars pro toto adalah majas yang
mengungkapkan sebagian , tetapi yang
dimaksudkan keseluruhan.
Contoh : Hari ini aku belum melihat batang
hidungnya.
Majas asosiasi adalah majas perumpamaan yang
menggunakan kata laksana, bagai, umpama, dan ibarat.
Contoh : Wajahnya berseri-seri laksana bulan purnama.
CITRAAN PENGLIHATAN
 1). Citraan Penglihatan dalam puisi
 Contoh citraan penglihatan dapat dilihat dari kutipan
puisi berikut.

Perahu Kertas
Waktu masih kanak-kanak Kau membuat perahu kertas
dan kau
layarkan di tepi kali; alirnya sangat tenang, dan perahumu
bergoyang menuju lautan.

Karya Sapardi Djoko Damono
Sumber: Perahu Kertas, 1991
CITRAAN PENDENGARAN
 Contoh citraan pendengaran dapat dilihat dari kutipan
puisi berikut.

Penerbangan Terakhir
Maka menangislah ruh bayi itu keras-keras
Kedua tangan yang alit itu seperti kejang-kejang
Kakinya pun menerjang-nerjang
Suaranya melengking lalu menghiba-hiba

Karya Taufq Ismail
Sumber: Horison Sastra Indonesia 1 :Kitab Puisi 2002
CITRAAN PERABAAN
 Berikut contoh citraan perabaan dalam puisi.

Blues untuk Bonie



sembari jari-jari galak di gitarnya
mencakar dan mencakar
menggaruki rasa gatal di sukmanya
Karya W.S. Rendra
Sumber: Horison Sastra Indonesia 1 : Kitab Puisi 2002
CITRAAN PENCIUMAN
 Perhatikan kutipan puisi berikut yang
menggunakan citraan penciuman.

Pemandangan Senjakala
Senja yang basah meredakan hutan terbakar
Kelelawar-kelelawar raksasa datang dari langit kelabu tua
Bau mesiu di udara, Bau mayat. Bau kotoran kuda.

Karya W.S. Rendra
Sumber: Horison Sastra Indonesia 1: Kitab Puisi 2002
CITRAAN PENCECAPAN
 Berikut contoh larik-larik puisi yang
menimbulkan citraan pencicipan atau
pencecapan.

Pembicaraan
Hari mekar dan bercahaya:
yang ada hanya sorga. Neraka
adalah rasa pahit di mulut
waktu bangun pagi
Karya Subagio Sastrowardojo
CITRAAN GERAK
 Berikut contoh citraan gerak dalam puisi.

Mimpi Pulang

Di sini aku berdiri, berteman angin
Daun-daun cokelat berguguran
Meninggalkan ranting pohon oak yang meranggas
Dingin mulai mengigit telingaku
Kuperpanjang langkah kakiku
Menyusuri trotoar yang seperti tak berujung
Di antara beton-beton tua yang tidak ramah mengawasiku
Gelap mulai merayap menyusul langkah kakiku
Ah, Gott sei dank! di sana masih ada burung-burung putih
itu
Aku bagaikan pohon oak
Ditemani angin musim gugur yang masih tersisa

Karya Nuning Damayanti Sumber: Bunga yang Terserak, 2003
 Bait I baris ketiga :
Citraan :
Majas :
 Coba sekarang kamu identifikasi potongan puisi atau lagu berikut,
termasuk jenis majas yang mana?
1. Kenangan bersamamu kasih seumpama mimpi di dalam mimpi.
2. Engkau laksana bulan.
3. Persahabatan bagai kepompong.
4. Hanya sekejap saja.
5. Tinggi gunung seribu janji.
6. Seribu tahun tak lama
7. Merambah gunung menyeberangi lautan.
8. Cepat benar kau datang, jemu kumenunggu.
9. Kabut tebal menyelimuti.
10.Kutunggu sampai malam meninggalkanku.
11.Dengarkan angin mengusir batang-batang padi.
12.Angin yang menghiburku.
13.Biarkan rembulan menyapaku.
14.Memandang sendiri sang dewi malam.
15.Kembang desa sepi sendiri.
16.Bunga bangsaku teruslah permai.
17.Apalah artinya diriku tanpa dirimu.
18.Hari yang cerah untuk jiwa yang sepi.
19.Kesepianku di Jakartaku yang ramai.
 Simile (1,2,3), Hiperbol (4,5,6,7), Ironi (8),
Personifikasi (9,10,11,12,13), Metafor (14,15,16),
Litotes (17), Paradoks (18,19).
 Pena menari-nari diatas kertas.
 Dewi malam bersembunyi dibalik awan.
 Halilitntar bersahut-sahutan ditengah derasnya hujan. 
 Harimau mengaung memecahkan keheningan malam. 
 Kecantikan gadis itu laksana malaikat tanpa sayap.
 Putri selalu diantar dengan kijang berwarna merah. 
 Suaranya menggeledek seperti petir di siang hari.
 Tony menyaksikan peristiwa itu dengan mat kepalanya sendiri. 
 Bel telah memanggil anak-anak masuk ke kelas.
 Dewi malam mulai memancarkan sinarnya yang lembut
 Gubuk sederhana ini adalah hasil karya kami selama bertahun-tahun. 
 Teman akrab ada kalanya adalah musuh sejati. 
 Hujan memandikan halaman di halaman rumah.
 Kecantikannya justru yang mencelakakannya
 Saya telah mencatat kejadian itu dengan tangan milik saya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai