1. Majas perbandingan
Majas asosiasi atau perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda,
tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini ditandai oleh penggunaan kata bagai, bagaikan,
2.) laksana melintas titian serambut terbelah tujuh di atas neraka yang berkobar-kobar. Halaman 5
3.) "Kalau salah arah, kita akan terdampar di Teluk Hauraki, Selandia Baru, mati kering seperti ikan
asin." Halaman 7
b. Metafora
Majas metafora adalah majas yang mengungkapkan perbandingan analogis antara dua hal yang berbeda.
d. Metonimia
Metonimia adalah majas yang menggunakan ciri lebel/merk dari sebuah benda untuk
1.) Mulut kami ternganga melihat kaca bulat penutup Swiss Military itu berguling-guling, berputar
mengelilingi kaki meja, makin lama putarannya makin lemah lalu terbaring menyedihkan seiring
luruhnya semangat Arai ( Swiss Military = merk arloji ) Halaman aman 215
2. Majas sindiran
a. Sarkasme
Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas ini biasanya diucapkan oleh orang yang
sedang marah.
a. Retorik
Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya namun tak memerlukan jawaban. Tujuannya
b. Pleonasme
Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud
1.) Dua puluh empat Oktober adalah hari berdirinya Persyarekatan Bangsa-Bangsa, PBB! Halaman
16
c. Repetisi
Repetisi adalah majas perulangan kata-kata atau frasa sebagai penegasan. Kata atau frasa tersebut
6.) Wak Haji pindah ke langit-langit dan beduk bertalu-talu bukan jam shalat Halaman 18
4. Majas Pertentangan
a. Antitesis
Antitesis adalah majas yang mempergunakan pasangan kata yang berlawan artinya.
1.) Ia gadis muda yang luar biasa cantik, gorgeous. Aku seakan menatap cover majalah Vogue. .
Halaman 53
b. Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang berupa pernyataan berlebihan dan kenyataanya dengan maksud
1.) Burut terkutuk yang meniup skrotum dan kelaki-lakianya,bengkak seperti balon Halaman 2
5.) Sambaran api Mars dan arus dingin Pluto akan menjebakmu Halaman aman 10
Sudut pandang
Sudut pandang pengarang dalam novel ini yaitu sebagai orang pertama atau tokoh pertama yang
berperan sebagai aku (Ikal). Si penulis berperan menjadi karakter dalam tulisannya. Baik berperan dalam
satu karakter dari awal sampai akhir cerita, maupun berpindah-pindah peran dari satu karakter ke
karakter lain.
Amanat :
Kita dapat mengambil banyak pelajarandari novel yang berjudul Edensor ini. Dalam novel
ini ditulis bahwa jika kita ingin menggapai cinta atau mempunyai mimpi, maka kita harus
memperjuangkan mimipi tersebut dan berusaha pantang menyerah untuk meraihnya.
Novel ini mengingatkan kita bahwa menerima kehidupan berarti menerima kenyataan
bahwa tidak ada hal yang sekecil apa pun terjadi karena kebetulan. Mengingatkan pula bahwa
kenakalan-kenakalan masa kecil kita, pada suatu saat akan menimpa kita kembali atau kita akan
menuai karma.
Dan bermimpilah setinggi-tingginya karena Tuhan akan mendengar dan kelak pasti
dikabulkan.
Ekstrinsik :
A.Agama
a. Mesjid seperti oase bagi semua anak melayu udik. Bukan sekadar tempat shalat dan mengaji.
b. Adzan magrib mengalir ke dalam rumah-rumah panggung orang Melayu, umat berduyun-
B.Adat
a. ”Namun bagi orang Melayu pedalaman seperti kami, nama amat penting, nama berurusan
b. “Boleh jadi ia salah satu pasangan yang menikah dan hidup bersama tapi tak berminat punya
a.”Ayahku dengan ketulusannya yang tak terukur, dengan pension Rp.87.300,- masih