Pengertian Majas
Gaya bahasa atau Majas merupakan bahasa indah yang digunakan untuk
meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu
benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Atau
secara singkat Majas merupakan gaya bahasa untuk mempercantik atau
memperindah bahasa.
2. Macam-macam Majas
Majas terdiri atas :
A. Majas Perbandingan
Majas Perbandingan gaya bahasa berkias yang menyatakan perbandingan
untuk meninggalkan kesan dan juga pengaruh tertentu terhadap pendengar
ataupun pembaca. Jika kita tinjau dari cara mengungkapkan perbandingannya,
Majas Perbandingan terbagi atas :
2) Majas Metafora
Metafora adalah gaya bahasa yang mengungkapkan ungkapan secara langsung
berupa perbandingan analogis. Kata atau kelompok kata yang dipakai bukan
dalam arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan
persamaan atau perbandingan, seperti kata bunga desa dalam kalimat “ Zahro
adalah bunga desa yang diidamkan oleh banyak pria”. Contoh lainnya sebagai
berikut:
Contoh:
3) Majas Alegori
Majas Alegori adalah majas yang menyatakan sebuah perihal dengan
mengunakan kiasan atau penggambaran.
Alegori biasanya berbentuk cerita yang penuh dengan simbol-simbol bermuatan
moral.
Contoh:
Menjalani kehidupan rumah tangga sama halnya seperti kita mengarungi
lautan dengan sebuah bahtera. Terkadang kita akan dibawa menyaksikan
keindahan samudra yang begitu menakjubkan. Namun tak jarang kuatnya
ombak akan mengombang-ambing tubuh kita.
Dunia ibarat tumbuhan hijau yang menyihir setiap mata yang
memandang. Indah dan begitu menakjubkan. Namun lambat laun ia akan
menguning, kering dan pada akhirnya musnah
Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-
tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela
menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika
bertemu dengan laut.
4) Majas Personifikasi
Personifikasi adalah majas atau gaya bahasa yang membandingkan benda-
benda tak bernyawa seakan-akan memiliki sifat seperti manusia.
Contoh:
5) Majas Simbolik
Simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan
benda, binatang, atau tumbuhan sebagai simbol atau lambang tertentu yang
dapat menggantikan kata yang ingin diutarakan.
Contoh:
Contoh:
B. Majas Pertentangan
1) Majas Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud
untuk menyindir seseorang. Maka tidak heran jika sebagian ahli bahasa ada
yang mengelompokkan majas ini ke dalam majas pertentangan.
Contoh:
Ini baru namana siswa teladan, setiap hari selalu datang jam 10.
Bagus sekali tulisanmu, sampai aku susah membacanya.
Wangi sekali parfum yang kamu pakai, sampai seisi kelas merasa mual.
2) Majas Antitesis
Antitesis adalah majas yang mempergunakan pasangan kata yang berantonim
atau berlawanan arti dalam satu kalimat.
Contoh:
3) Majas Paradoks
Pengungkapan dengan menyatakan dua hal atau dua situasi yang seolah-olah
bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar. Paradoks juga merupakan
opini yang besebangan dengan kebiasaan yang ada sehingga terkesan aneh dan
dapat mencuri perhatian si pendengar atau pembaca.
Contoh:
4) Majas Hiperbola
Majas hiperbola adalah pernyataan yang berlebihan yang melampaui kenyataan
sebenarnya dengan maksud memberikan kesan mendalam atau mencuri
perhatian.
Contoh:
5) Majas Litotes
Litotes adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan cara merendah dibawah
dari kenyataan yang sesungguhnya. Litotes biasa digunakan sebagai bentuk
basa-basi dengan tujuan merendah atau menghormati lawan bicara.
Contoh:
6) Majas Oksimoron
Majas oksimoron merupakan perluasan dari paradoks. Karakteristik yang
membedakannya dengan majas paradoks ialah pada oksimoron pertentangan
diucapakan dalam satu frase yang sama.
Contoh:
a. Ada cinta dalam benci yang kau sematkan padaku.
b. Pertemuan itu diwarnai dengan isak tangis bahagia.
c. Selalu ada kemudahan dalam kesulitan akan suatu perjuangan.
d. Dalam hidup dan matiku hanya Kau sajalah yang aku puja.
e. Dikala senang ataupun susah kita kan menghadapi hidup bersama-sama.
Contoh:
8) Majas anakronisme
Merupakan majas yang mengungkapkan sesuatu yang bertentangan dengan
waktu kejadian yang dibicarakan. (anakronisme, ana= mundur; chronos=
waktu). Biasanya majas ini digunakan untuk menceritakan sesuatu yang telah
terjadi (masa lalu atau sejarah) dan menambahkan unsur-unsur yang belum ada
kala itu dalam menyatakan sesuatu.
Contoh:
C. Majas Pertautan
Majas pertautan ialah majas yang menggunakan kata-kata khias yang
berhubungan atau bertautan terhadap suatu hal yang ingin disampaikan.
1) Majas Metonimia
Metonimia adalah majas yang memakai ciri atau lebel dari sebuah benda untuk
menggantikan benda tersebut. Pengungkapan tersebut berupa penggunaan nama
untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
Contoh:
2) Majas Sinekdok
Sinekdok adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda
secara keseluruhan atau sebaliknya seluruhnya untuk sebagian. Majas
sinekdokhe terdiri atas dua bentuk berikut.
1. Sinekdok Pars pro toto, yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.
Contoh:
Untuk bisa masuk ke pasar malam, perkepala hanya ditarif biaya sekitar
Rp. 10.000 saja.
Ayah membeli satu ekor kambing untuk disembelih dan dijadikan gulai.
3) Majas Eufemisme
Eufemisme adalah majas yang mengungkapkan kata-kata secara halus untuk
suatu kata yang dianggap tabu dan kasar yang sangat sensitive dan dapat
menyinggung serta menyakiti perasaan yang bersangkutan.
Contoh:
Nasib para tuna wisma patut untuk kita perjuangkan bersama.
Dia tidak bisa berkomunikasi dengan baik karena ia penyandang tuna
wicara.
Turunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar membuat kesejahteraan rakyat
menurun.
Arsinah merantau ke Jakarta untuk bekerja sebagai pembantu rumah
tangga.
4) Majas Elipsis
Elipsis yaitu majas yang menggunakan penghilang pola unsur kalimat sehingga
menjadi tidak lengkap. Dalam majas ini penting untuk memperhatikan konteks
yang melatar belakangi kata-kata yang diutarakan.
Contoh:
Sudirman ke pasar pagi ini (tidak ada predikat)
Ramah sekali (tidak ada subjek)
Perampok itu membantai dengan sadis (tidak ada objek)
Luis tampan sekali memakai baju itu (tidak ada keterangan tempat)
D. Majas Penegasan
Majas Penegasan ialah gaya bahasa yang mengandung kata kiasan yang
dipergunakan untuk memberikan penegasan. Hal ini diakaukan guna
meningkatkan kesan serta pengaruh terhadap pendengar atau pembaca”.Majas
penegasan terdiri atas tujuh bentuk berikut.
1) Majas Pleonasme
Contoh:
2) Majas Repetisi
Repetisi adalah majas menggunakan perulangan kata-kata sebagai penegasan.
Gaya bahasa seperti ini banyak kita temukan dalam sajak maupun pidato-pidato
motifasi.
Contoh:
Hidup adalah perjuangan, hidup adalah pilihan, hidup adalah realita yang
harus kita hadapi.
Dunia ini adalah fana, dunia ini hanya tempat bersinggah, dunia ini
hanya sementara.
Dialah yang kurindu, dialah yang kutunggu, dialah belahan hatiku.
Cinta adalah misteri, Cinta adalah kesetiaan,Cinta adalah pengorbanan.
Hiduplah dengan visi, hiduplah dengan misi, hiduplah untuk menggapai
prestasi
3) Majas Paralelisme
4) Majas Tautologi
Bukan, bukan, bukan itu yang aku inginkan (menngulang kata; bukan)
Seharusnya sebagai sahabat kita hidup rukun, akur, dan bersaudara.
(mengulang sinonim rukun)
5) Majas Klimaks
Klimaks adalah jenis majas penegasan yang menyatakan beberapa hal secara
bertingkat dari yang terkecil/terendah hingga yang terbesar/tinggi.
Contoh:
Semua pihak mulai dari anak-anak, remaja, sampai orang tua merasa
bahagia dengan dibangunnya Masjid Nurul Amal.
Ketua RT, RW, Kepala Desa, Gubernur, bahkan Presiden harus sejajar di
mata hukum.
6) Majas Antiklimaks
Antiklimaks adalah adalah kebalikan majas klimaks. Majas ini menyatakan
beberapa hal secara berturut-turut yang makin lama semakin menurun.
Contoh:
Kepala sekolah, guru, staff sekolah, dan semua siswa SMP N 2 Bangun
Rejo mengikuti upacara bendera.
Produk kami telah tersebar di seluruh daerah mulai provinsi, kota,
kecamatan bahkan desa.
7) Majas Retorik
Retorik adalah majas penegasah yang berupa kalimat tanya namun tak
memerlukan jawaban. Tujuan pertanyaan yang dilontarkan tidak lain hanya
untuk memberikan penegasan, sindiran, atau menggugah.
Contoh: