Anda di halaman 1dari 6

Nama : Kadek Lia Pramita

NIM : 1809511093

Kelas : C

BAKTERIOLOGI DAN MIKOLOGI

Resume materi kuliah Bacillus dan Clostridium.

Secara umum bakteri memiliki morfologi dan struktur sel bakteri, dibagi secara;

I. Morfologi
 Mikroskopis : morfologi yang bisa dilihat melalui mikroskop seperti, bentuk (shape),
ukuran (size) dan susunan (arrangement).
1. Bentuk : Batang (bacillus) dan Clostridium
Bulat (coccus)
Spiral (spirilla/spirillum)
Pleoformik
 Makroskopis : morfologi koloni yang bisa dilihat melalui media pertumbuhan bakteri
1. Bentuk koloni : halus, kasar,mucoid
2. Isolat : koloni bakteri yang tumbugh.
3. Tepi : rata-rata tidak rata.
4. Permukaan : cembung/flat
5. Warna, diameter : 1-3/>5m

II Uji Biokimia

1. Media Triple Sugar Iron Agar (TSIA)


2. Media Sulfide Indol Motility (SIM)
3. Media Methyl Red Voges Proskauer (MRVP).
4. Media Simon Citrate Agar (SCA)
5. Uji Gula-Gula
III. Uji Biologis
BACILLUS

I. Bacillus Anthracis
1. Mikroskopis :
 Berbentuk batang

Gambar : Bacillus Anthracis

 Gram (+), berwarna ungu


 Aerob
 Memiliki kapsul
 Memiliki spora
 Membentuk rantai, susunan rantai : pendek (2-3 sel)-panjang

2. Makroskopis
 Diameter : 5 m (besar)
 Bagian tepi tidak teratur => ada caput medusae / rambut setan
 Warna : putih keabuan
 Menghidrolisis darah

3. Uji Biokimia

TSIA adalah uji yang dirancang untuk membedakan beberapa jenis bakteri yang
termasuk kelompok yang bersifat gram negatif dan memfermentasikan glukosa
membentuk asam sehingga dapat dibedakan dengan bakteri gram negatif intestinal lain.
Perbedaan ini didasarkan pada pola fermentasi karbohidrat dan produksi H2S .
Perubahan warna menjadi kuning menandakan asam, sedangkan warna menjadi lebih
merah menendakan media menjadi basa
Uji katalase diakukan untuk melihat pengaruh enzin katalase terhadap bakteri
Bacillus sp.Kebanyakan bakteri menggunakan enzim katalase untuk memecahkan H2O2
menjadi H2O dan O2. Enzim katalase penting untuk pertumbuhan bakteri aerobik karena
H2O2 yang dihasilkan dengan bantuan berbagai enzim pernafasan bersifat racun/toksik
bagi bakteri. Mekanisme enzim katalase memecah H2O2yaitu saat melakukan respirasi,
bakteri menghasilkan berbagai macam komponen salah satunya H2O2. Bakteri yang
memiliki kemampuan memecah H2O2 dengan enzim katalase maka segera membentuk
suatu sistem pertahanan dari toksik H2O2 yang dihasilkannya sendiri. Bakteri katalase
positif akan memecah H2O2 menjadi H2O dan O2 dimana parameter yang menunjukkan
adanya aktivitas katalase tersebut adalah adanya gelembung-gelembung oksigen
sedangkan pada bakteri katalase negatif tidak menghasilkan gelembung-gelembung. Hal
ini berarti H2O2yang diberikan tidak dipecah oleh bakteri tersebut sehingga tidak
menghasilkan oksigen. Berdasarkan hasil pengamatan bakteri Bacilus sp. mampu
menghasilkan gelembung-gelembung oksigen.
Uji biokimia selanjtnya adalah Uji Nitrat, nitrat dapat berfungsi sebagai akseptor
hydrogen terminal untuk proses transport elektron yang menghasilkan energi.Reaksi nitrit
dapat tertimbun dalam larutan biak dan tidak terjadi pembentukan N2. Uji positif
ditandai dengan terbentuknya warna merah atau merah muda setelah penambahan reagen
uji, yang menunjukkan nitrat telah tereduksi menjadi nitrit. Dan jika terbentuk gelembung
gas, hal ini menunjukkan nitrit tereduksi menjadi gas nitrogen. Sedangkan uji negative
memberikan hasil uji yang sebaliknya yakni tidak terjadi perubahan warna dan tidak
terbentuk gas.
EPIDEMIOLOGI
Bacillus anthracis terutama menginveksi herbivora dengan manusia sebagai
hospes yang kebetulan Jarang terisolasi di negara-negara majunamun sangat popular di
daerah miskin, dimana vaksinasi binatang tidak dipraktekkan. Yang kini terancam ialah
orang-orang yang ada di daerah endemis yang bersentuhan dengan binatang terinveksi
atau tanah yang terkontaminasi maupun orang-orang yang bekerja dengan bahan-bahan
binatang yang diimpor dari daerah endemik. Selain itu ada kekhawatiran yang sangat
signifikan bahwa spora akan digunakan dalam bioterorisme. B.anthracis bisa menyebar
dengan cara menghirup atau inhalasi, ini merupakan bentuk yang paling mematikan.
CLOSTRIDIUM
I. Clostridium Tetani
Secara mikroskopis, ciri-ciri Cl.tetani memiliki bentuk seperti batang korek,
dalam suasana non aerob (anaerob), berspora, Gram (+).

Gambar : Clostridium Tetani


Bakteri Clostridium tetani ditemukan di seluruh dunia, di tanah, pada
benda mati, dikotoran hewan, dan terkadang dalam kotoran manusia. Salah satu contoh
penyakitnya ialah tetanus. Tetanus merupakan p e n ya k i t a k u t ya n g m e n g e n a i
s i s t e m s a r a f , ya n g d i s e b a b k a n o l e h eksotoksin yang dihasilkan oleh bakteri
Clostridium tetani. Ditandai dengan kekakuan dan kejang otot rangka, kekakuan
otot biasanya melibatkan rahang (Lockjaw), leher dan kemudian ke seluruh
tubuh. Gejala klinis tetanus hampir selalu berhubungan dengan kerja eksotoksin
(tetanospasmin) pada sinaps ganglion sambungan sumsum tulang belakang,sambungan
neuromuskular (neuro muscular junction) dan saraf otonom.

Bakteri yang menghasilkan toksin adalah Clostridium tetani, dengan ciri-ciri;

 Basil Gram (+) dengan spora pada salah satu ujungnya sehingga membentuk gambaran
pemukul gendering
 Obligat anaerob (berbentuk vegetative bila berada di lingkungan anaerob) dan dapat
bergerak dengan flagella
 Menghasilkan eksotoksin 2 yang kuat yakni, tetanolisin dan tetanospasmin
 Mampu membentuk spora yang bertahan dalam suhu tinggi 249,80 F (1210 C) selama 10-
15 menit, kekeringan dan desinfektan.
Reaksi biokimia Tidak meragikan gula apapun dan sedikit proteolotik.
Membentuk indol. Pencairan gelatin berlangsung lambat. Terjadinya pelunakan gumpalan
serum.
II. Clostridium Botulinum
Morfologi
Bersifat gram positif, berukuran 5 µ x 1 µ, tidak bersimpai, bergerak dengan flagel
peririkh, membuat spora lonjong subterminal dan membengkak melebihi besar badan
kuman. Bersifat pleomorfik & terlihat sendiri-sendiri/ tersusun dalam bentuk rantai.
Botulismus adalah penyakit yang berpotensi menyebabkan kematian pada hewan
maupun manusia, bersifat neuroparalitik yang disebabkan oleh toksin dari Clostridium
botulinum. Clostridium botulinum tersebar secara luas dalam tanah dan tanaman, isi usus
dari hewan mamalia, burung dan ikan.
Penyebab
Penyebab botulismus adalah neurotoksin dari Clostridium botulinum yang
merupakan bakteria berspora, berbentuk batang, Gram positif dan bersifat anaerobik. Spora
dari C. botulinum tersebar dalam tanah, tumbuh-tumbuhan, isi usus hewan mamalia,
unggas dan ikan. Dalam kondisi tertentu, spora dapat bergerminasi menjadi sel vegetatif
yang dapat menghasilkan toksin. Hal ini yang menyebabkan C. botulinum dapat tumbuh
dan menghasilkan neurotoksin dalam kondisi anaerobik seperti pada bangkai hewan
ataupun dalam makanan kalengan.
III. Clostridium Perfringens
Morfologi
Batang gemuk garam positif, berbentuk lurus, sisinya sejajar, ujung-ujungnya
membulat/bercabang & berukuran 4 – 6 µ x 1 µ, sendiri-sendiri / tersusun bentuk rantai.
Bersifat pleomorfik, sering tampak bentuk- bentuk involusi dan & filament. Bersimpai dan
tidak bergerak. Sporanya sentral subterminal.
C. perfringens dapat ditemukan pada makanan mentah, terutama daging dan ayam
karena kontaminasi tanah atau tinja. Bakteri ini dapat hidup pada suhu 15-55 °C, dengan
suhu optimum antara 43-47 °C.
Reaksi biokimia : Meragikan glukosa, maltose, laktosa, dan sukrosa dengan
membentuk asam dan gas. Pada susu lakmus, timbul asam dan gas.

Anda mungkin juga menyukai