Anda di halaman 1dari 19

Pengertian dan

Unsur
Pembangun Puisi
Sajak Kecil Tentang Cinta
Mencintai angin harus menjadi suit
Mencintai air harus menjadi ricik
Mencintai gunung harus menjadi terjal
Mencintai api harus menjadi jilat
Mencintai cakrawala harus menebas jarak
Mencintaimu harus menjelma aku

(Sapardi Djoko Damono)

2
1. Pengertian Puisi
Puisi adalah gubahan dalam bahasa yang
bentuknya dipilih dan ditata secara cermat
sehingga mempertajam kesadaran orang akan
pengalaman hidup dan membangkitkan
tanggapan khusus lewat penataan bunyi,
irama, dan makna khusus. (KBBI, 2016)
Menurut Sumardi dan Zaidan (1997),
kata-kata dalam puisi tidak
semata-mata berfungsi sebagai alat
penyampai gagasan atau pengungkap
rasa, tetapi juga sebagai bahan.
2. Unsur Fisik Pembangun Puisi
a. Majas (Gaya Bahasa)

b. Irama

c. Kata-kata Bermakna Konotasi

d. Kata-kata Berlambang

e. Pengimajinasian dalam Puisi

5
A. Majas (Gaya Bahasa)
Majas adalah bahasa kias yang digunakan untuk
menimbulkan kesan tertentu bagi pembaca atau
pendengarnya. Majas yang sering digunakan dalam
puisi di antaranya berikut ini.

6
> Simile (Perumpamaan)

Simile (perumpamaan) adalah gaya bahasa yang


membandingkan sesuatu dengan yang lain secara
eksplisit, biasanya menggunakan kata pembanding
seperti, bagaikan, laksana, bak, persis, serupa,
seakan, dan seumpama.

7
meteor-meteor berlingkaran
persis mahkota batu di istana
komet terus berputar serupa burung
elang terbang di atap rumah.
 
(“Di Luar Angkasa”, Abinaya Ghina Jamela)

8
> Metafora
Metafora adalah gaya bahasa yang
membandingkan dua hal secara langsung (tidak
menggunakan kata pembanding).

9
Kau patahkan hatiku berkali-kali
dan aku tak mengapa.

Hatiku ekor cicak.

(“Hap!”, Andi Gunawan)

10
> Personifikasi
Personifikasi adalah gaya bahasa yang
menggambarkan benda-benda mati seolah-olah
memiliki sifat-sifat kemanusiaan.

11
Sungai pun lelah
Dan mengangkut
Daun-daun bertabur

(“Bulan”, Taufiq Ismail)

12
> Hiperbola
Hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung
suatu pernyataan yang dilebih-lebihkan.

13
Engkau memiliki sepasang mata yang
sedih.
Linang yang membasahi kelopakmu
jadi telaga untuk peri-peri.

(“Sepasang Mata yang Sedih”, Candra


Malik)

14
> Paralelisme
Paralelisme adalah gaya bahasa yang
menggunakan perulangan susunan kata-kata dalam
baris berbeda.

15
Mencintai angin harus menjadi suit
Mencintai air harus menjadi ricik
Mencintai gunung harus menjadi
terjal
Mencintai api harus menjadi jilat

(“Sajak Kecil Tentang Cinta”, Sapardi


Djoko Damono

16
B. Irama
Irama dalam puisi ialah bunyi teratur yang
berulang. Puisi akan menjadi indah jika susunan
katanya memiliki irama.

17
dalam diriku mengalir sungai panjang,
darah namanya;
dalam diriku mengalir telaga darah,
sukma namanya;
dalam diriku meriak gelombang sukma,
hidup namanya!
dan karena hidup itu indah,
aku menangis sepuas-puasnya

(“Dalam Diriku”, Sapardi Djoko Damono)

18
Terima kasih
19

Anda mungkin juga menyukai