Anda di halaman 1dari 13

BAHASA INDONESIA

GAYA BAHASA (MAJAS) : Figuratif Languange

1. Gaya Bahasa Perbandingan


Gaya bahasa perbandingan adalah bahasa kiasan yang menyamakan satu unsur
dengan unsur lain dengan menggunakan kata-kata pembanding, seperti bagai, sebagai,
bak, seperti, semisal, seumpana, laksana, dan kata-kata pembanding lain. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa gaya bahasa perbandingan adalah gaya bahasa yang mengandung
maksud membandingkan dua unsur dianggap mirip atau mempunyai persamaan sifat
(bentuk) dari dua unsur yang dianggap sama.
Gaya bahasa perbandingan ini meliputi hiperbola, metonomia, personifikasi,
pleonasme, metafora, sinekdoke, alusi, simile, asosiasi, eufemisme, epltet, eponim,
dan hipalase.
a. Hiperbola
Hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan berlebihan dari
kenyataan.
Contoh:
Kemarahanku sudah di pucuk kepala, bisa meledak sekarang juga.
Hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan berlebih-
lebihan, atau membesar-besarkan dengan maksud memberi penekanan.
Contoh:
- Teriakan para pengunjuk rasa itu membelah angkasa.
- Darah korban kerusuhan itu mengalir menganak sungau.
- Air matanya mengalir menganak sungai membasahi pipi.
- Saya terkejut setengah mati mendengar perkataannya.
- Tubuhnya kurus kering setelah ditinggalkan mati kekasihnya.
- Cita-cita anak itu selalu melangit.
- Suaranya menggelegar membelah angkasa.
- Darahnya mendidih mendengar perkataan kakaknya.
- Tubuhnya tinggal tulang dibalut kulit.
- Pekik merdeka berkumandang membelah angkasa.
- Air matanya mengalir membasahi pipi.
- Saya terkejut setengah mati mendengar perkataannya.
- Tubuhnya kurus kering setelah ditinggal kekasihnya.
- Cita-cita anak itu selalu setinggi langit.
- Tubuhnya tinggal tulang dibalut kulit.
- Kulitnya hitam jelaga.
- Mukanya pucat seperti mayat hidup.
- Kurus kering tiada daya kekurangan makan.
- Tabungannya berjuta-juta dan emas berkilo-kilo.
- Keringat bercucuran.
b. Metonomia
Metonomia adalah penamaan terhadap suatu benda dengan menggunakan
nama yang sudah terkenal atau melekat pada suatu benda tersebut.
Contoh:
Ayah pergi ke Surabaya naik garuda.
Contoh:
- Fikri sudah pergi ke Jakarta naik Garuda (pesawat Garuda).
- Paman pulang mengendarai Kijang (kendaraan roda empat).
- Di kebun binatang mereka terus berkodak (berfoto-foto).
- Dia suka menginap gudang garam (rokok).
- Saya membaca puisi Khairil Anwar (karya puisi).
- Tragedi 12 Mei jangan terjadi lagi ....?
- Sang merah putih berkibar degan gagahnya di angkasa (bendera).

c. Personifikasi
Personifikasi adalah gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda
mati atau barang-barang yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat
kemanusiaan.
Contoh:
Angin malam membelai kulitnya seolah-olah berkata hari sudah larut.
Personifikasi adalah menginsankan benda yang tidak bernyawa atau
memperorangkan benda mati atau manghidup-hidupkan benda mati seperti
makhluk bernyawa.
Contoh:
- Hujan titik satu-satu menatap cakrawala malam jauh.
- Ia tangan kabut yang nakal yang telah mencekik lehermu.
- Burung bernyanyi dengan riangnya.
- Sinar pagi membelai dedaunan.
- Angin membelai gadis di taman kota.
- Daun kelapa bertiup melambai-lambai di tepi pantai.
- Dengarlah nyanyian pucuk-pucuk cemara.
- Api membara menjilat rumah-rumah di sekitarnya.

d. Perumpamaan
Gaya bahasa perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang hakikatnya
berlainan dan yang sengaja dianggap sama.
Contoh:
Hari-hatiku tanpamu seperti buku tanpa halaman.
Perumpamaan (semile) adalah perbandingan dua hal yang hakikatnya
berbeda, tetapi sengaja dianggap sama.
Perbandingan ini secara eksplisit diterangkan oleh pemakaian kata
seperti,sebagai,ibarat,umpama,bak,laksana,seakan-akan,dan kata tersebut
letaknya diawal.
Contoh:
- Dua bersaudara ini seperti minyak dan air,tidak pernah rukun.
- Keluarga Hasmanan bagai mendapat durian runtuh,mendapat warisan yang
tidak pernah diduga.
- Mencari sinetron yang bermutu ibarat mencari jarum dalam jerami.
- Bak buih di lautan terombang ambing tak tahu arah tujuannya.
- Laksana api dengan air.
- Seperti bumi dan langit.
- Laksana bulan kesiangan.
- Seperti katak dalam tempurung.

e. Pleonasme
Pleonasme adalah acuan yang menggunakan kata-kata lebih banyak daripada
yang diperlukan untuk menyatakan suatu gagasan atau pikiran.
Contoh:
Ia menyalakan lampu kamar, membuat supaya kamar menjadi terang.
Pleonasme adalah gaya bahasa penegasan atau tumpang tindih.
Contoh:
- Turun ke bawah
- Mata kepala
- Kusepak dengan kaki
- Kuambil dengan tanganku
- Naik ke atas
- Darah merah
- Maju ke depan

f. Metafora
Metafora adalah gaya bahasa yang membandingkan secara implisit yang
tersusun secara singkat, padat, dan rapi.
Contoh :
Pemuda adalah tulang punggung Negara.
Metafora adalah ungkapan secara singkat dan padat yang di dalamnya
mengandung arti secara implisit (tersirat) dan menyatakan sifat. Atau
membandingkan secara implisit tanpa kata pembanding seperti atau sebagai dua
hal yang berbeda.
Contoh :
- Dia yang dianggap anak emas majikannya.
- Perpustakaan adalah gudang ilmu.
- Raja siang keluar dari ufuk timur.
g. Alegori
Alegori adalah gaya bahasa perbandingan yang bertautan satu dengan
lainnya dalam kesatuan utuh.
Contoh :
Hidup bagaikan sebuah pertualangan di hutan. Sebelum berhasil menemukan
jalan keluar, tidak akan ada yang tahu apa yang akan terjadi. Hewan buas
ataupun bahya dari buah beracun dan juga alam yang tak menentu bisa
mengancam kapan saja.
Alegori adalah gaya bahasa yang memperlihatkanperbandingan yang utuh atau
secara bulat sempurna.
Beberapa perbandingan membentuk satu kesatuan. Alegori merupakan metafora
yang diperluas dan berkesinambungan, biasanya mengandung pendidikan dan
ajaran moral.
Contoh :
- Berhati-hatilah dalam mengemudikan bahtera kelangsungan kehidupan
keluargamu, sebab lautan kehidupan ini penuh ranjau , topan yang ganas, batu
karang, dan gelombang yang setiap saat dapat menghancurkan. Oleh karena itu,
nahkoda harus sedia sekata dan satu tujuan agar dapat mencapai pantai bahagia
dengan selamat.
- Di mana ada kumbang di sana ada kembang.
- Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung.
- Iman kemudi zaman.
- Mengarungi bahtera kehidupan rumah tangga.
- Butir-butir pasir kehidupan.
Contoh dalam fabel (cerita singkat) : Kancil dengan buaya.
Contoh dalam farabel (cerita yang banyak mengandung nasehat) : Adam dan
Hawa, Nabi Musa.

h. Sinekdoke
Sinekdoke adalah gaya bahasa yang menggunakan nama sebagian untuk
seluruhnya atau sebaliknya.
Contoh :
Setiap kepala diwajibkan membayar Rp.1.000,00.
Sinekdonce (Sinekdot), terbagi 2 :
-Prasprototo (Menyebutkan sebagian pengganti makna keseluruhan).
Contoh :
-Batang hidungnya. -Mulut.
-Dua ekor. –Kepala.
-Jiwa. –Biji.
-Mata. –Sebatang
- Totempropate (menyebutkan keseluruhan tetapi hanya menyebutkan
sebagian)
Contoh :
- Ibu memperingati hari kartini
- Sinekdote puisi :
Lewat gardu Belanda Berani
Berlindung warna malam
Sendiri masuk kota
Ingin kubur ibunya.
Puisi diatas termasuk dalam totemproparte.

i. Alusio
Alusio adalah acuan yang berusaha menyugestikan kesamaan antarorang, tempat, atau
pristiwa.
Contoh :
Jika engkau memberikan barang atau nasihat seperti itu kepadanya, engkau seperti
memberikan bunga kepada seekor kera.
Alusio / alusio adalah gaya bahasa (majas) yang menunjuk secara tidak langsung ke suatu
peristiwa, tokoh dan tempat yang sudah sangat banyak dikenal atau diketahui bersama-
sama.
Contoh :
- Jangan seperti kura-kura dalam perahu !
- Peristiwa 12 mei itu sangat membekas bagi mereka !
- Banyak korban berjatuhan akibat kekejaman nazi !
- Apakah setiap guru harus bernasib seperti Umar Bakri ?
- Menggantung asap saja kerjamu sejak tadi pagi.
- Peristiwa 27 juli akankah terjadi kembali ?
- Kini banyak Kartini-Kartini baru yang muncul untuk memperjuangkan hak-hak
asasi
perempuan.
- Apakah kamu ingin seperti Malinkundang ?

j. Simile
Simile adalah perbandingan bersifat eksplisit atau langsung menyatakan sesuatu sama
dengan yang lain.
Contoh :
Kepiting batu cocok untuk menggambarkan sifat kikirnya.
- Tubuhnya bagaikan tiang kistrik
- Rumahnya bak istana yang sangat megah
- Wajahnya bening bagaikan embun pagi

k. Asosiasi
Asosiasi adalah gaya bahasa perbandingan yang bersifat membandingkan sesuatu dengan
keadaan lain yang sesuai dengan keadaan yang dilukiskan.
Contoh :
Wajahnya pucat pasi bagai bulan kesiangan.
Asosiasi adalah majas yang ditindai dengan kata bagai, bak, laksana ( tempatnya ditengah).
Contoh :
- Semangatnya keras bagaikan baja.
- Wajahnya bagaikan bulan purnama.
- Tatapannya tajam bagaikan mata elang.
- Hatinya sedih bagai diiris sembilu.
- Mukanya pucat bagaikan mayat.
Catatan :
Untuk membedakan perumpamaan dengan asosiasi hanya terdapat pada makna :
perumpamaan (simile) membandingkan, kalau asosiasi memiliki arti implisit : maka lain
secara tersirat dan secara umum orang tahu hal tersebut maknanya kurang baik (negatif).
l. Eufemisme
Eufemisme adalah acuan berupa ungkapan-ungkapan yang halus untuk menggantikan
acuan-
acuan yang mungkin dirasakan menghina, menyinggung perasaan, atau menyugestikan
sesuatu yang tidak menyenangkan.
Contoh :
Para tunawisma dibina di Dinas Sosial.
Eufimesime adalah gaya bahsa yang berupa ungkapan-ungkapan halus atau penggunaan
kata
yang sama lebih sopan, lebih baik, lebih enak didengar untuk menggantikan ungkapan yang
dirasa kasar, kurang sopan atau kurang menyenangkan.
Contoh :
- Sayang, anak setampan itu hilang akal (bodoh)
- Ia minta izin ke belakang sebentar (kencing, berak, dsb.)
- Putra bapak agak ketinggalan (bodoh)
- Penjahat itu telah diamankan oleh polisi (ditangkap)
- Anak-anak yang tuna netra itu punya kreatif yang pantas untuk ditiru (buta)
- Tuna ; tuna deksa, tuna rungu, tuna netra, tuna susila, tuna wisma, tuna grahita,
tuna karya, tuna wicara, tuna ria.
- Pramu ; pramusaji, pramugari, pramusiswi, pramuniaga, pramuwisata.
- Nara ; narasumber, narapidana, nara ria.

m. Epitet
epitet adalah semacam acuan yang menyatakan suatu sifat atau ciri yang khusus dari
seseorang atau sesuatu. Keterangan itu adalah suatu frasa deskriptif yang menjelaskan atau
menggantikan nama seseorang atau suatu barang.
Contoh :
Raja siang sudah muncul, dia belum bangun juga.
Raja siang = matahari
- Raja dangdut sudah datang = Roma irama
- Hercules yang perkasa di juluki sebagap putra

n. Eponim
Eponim adalah pemakaian nama seseorang yang dibubungkan berdasarkan sifat yang
sudah
melekat padanya.
Contoh :
Kecantikannya bagai Cleopatra.
- Kecantikannya bagaikan putri salju.
- Dilaut papua terdapat berbagai jenis ikan seperti pari, hiu, paus, salmon.
- Dirumah andi terdapat bergabagai jenis kendaraan seperti motor, mobil.

o. Hlpalase
Hlpalase adalah semacam gaya bahasa yang menggunakan sebuah kata tertentu untuk
menerangkan sebuah kata yang seharusnya dikenakan pada sebuah kata yang lain.
Contoh :
Dia berenang di atas ombak yang gelisah.
- Aku duduk di bangku yang gelisah.

p. Pars pro toto


pars pro toto adalah gaya bahasa yang melukiskan sebagian untuk keseluruhan.
Contoh :
Sudah beberapa bari ia tidak tampak batang hidungnya.
Para prototo adalah gaya bahasa yang menyebutkan sebagian, tetapi dimaksudkan
keseluruhan atau gaya bahasa yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama
keseluruhan.
Contoh :
- Batang hidungnya. - Jiwa.
- Dua ekor. - Sebatang.
- Sudah lama ia tidak menampakkan batang hidungnya.
- Setiap kepala dikenai sumbangan sebesar Rp.1.500,-
- Saya membeli makan 5 mulut di rumah ini.
- Saya membeli 3 ekor ayam.
- Saya menjual sebatang rokok.

q. Totem pro parte


Totem pro parte adalah gaya bahasa yang menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.
Contoh :
Indonesia mengalahkan Singapura dalam kejuaraan bulu tangkis tingkat Asia.
Totem pro parte gaya bahasa yang menyebutkan keseluruhan, tetapi yang dimaksud
sebagian.
Contoh:
- Indonesia menang dalam pertandingan bulu tangkis.
- Sekolah kami sudah dua kali mendapatkan juara pertama dalam lomba cerdas
cermat Bahasa Inggris.
- Kaum ibu memperingati hari kartini.
- Sinekdote puisi :
Lewat gardu Belanda berani
Berlindung warna malam
Sendiri masuk kota
Ingin kubur ibunya.
Puisi diatas termasuk Totem proparte.

2. Gaya Bahasa Perulangan


Gaya bahasa perulangan adalah gaya bahasa yang mengulang kata demi kata, entah di
bagian depan, tengah, atau akhir sebuah kalimat. Gaya bahasa perulangan ini meliputi
aliterasi, anadiplosis, epanalipsis, epizeukis, mesodiposis, dan anafora.
a. Aliterasi
Aliterasi adalah gaya bahasa yang mengulang kata pertama yang diulang lagi pada kata
berikut nya
Contoh:
-Malam kelam suram membuat hatiku semakin suram .

Aliterasi adalah sejenis gaya bahasa yang memanfaatkan pemakaian kata-kata permulaan
yang sama bunyi.
Contoh :
- Dara dambak daku datang dari danau.
- Duga dua duka diam didiriku .
- Inilah indahnya impian, insan ingat ingkar.
- Dengarlah dendang durjana lelaki tua putra madura .
- Keras hari keras kepala sekaligus keras adat.

b. Anadiplosis
Anadiplosis adalah gaya bahasa yang mengulang kata petama dari suatu kalimat menjadi kata
terakhir.
Contoh :
- Dalam hati ada rasa , dalam rasa ada cinta , dalam cinta ada apa?.
- Dalam laut ada tiram, dalam tiram ada mutiara , dalam mutiara tak ada apa-apa.

c. Epanalipsis
Epanalipsis adalah pengulangan yang berwujud kata terakhir baris, klausa, atau kalimat
mengulang kata pertama.
Contoh :
- Kita akan mengerahkan seluruh tenaga dan pikiran kita.
- Saya akan berusaha meraih cita-cita saya.

d. Epizeukis
Epizeukis adalah repitisi/pengulangan yang bersifat langsung . Artinya, kata-kata yang
dipentingkan diulang beberapa kali berturut turut.
Contoh :
- Kita harus terus semangat ,semangat , dan terus semangat untuk menghadapi kehidupan ini
.
- Kita harus bekerja , bekerja, dan bekerja untuk mengejar semua ketinggalan kita .

e. Mesodiplosis
Mesediplosis adalah repetisi di tengah tengah baris atau beberapa kalimat berurutan.
Contoh :
- Hidup bagaikan neraka kalau dianggap neraka .Namun, yang penting hidup bagai sandiwara
sementara.
- Jasamu yang tak kenal pamrih itu .
- Ketulusanmu yang tak kasat mata itu.

f. Anafora
anafora adalah repetisi yang berwujud pengulangan kata pertama pada tiap baris atau kalimat
berikutnya.
Contoh :
- kita tidak boleh lengah kita tidak boleh kalah kita harus tetap semangat
Anafora
- sungai itu duka sunyi itu Kudus sunyi itu lupa sunyi itu lampus.
-Baik kaum pria maupun kaum perempuan mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam
hukum.
-Lupakan engkau bahwa merekalah yang membesarkanmu dan mengasuhmu?
-Lupakan engkau bahwa merekalah yang mengawinkanmu dengan istrimu?

3. Gaya Bahasa Pertautan.


Gaya bahasa pertautan atau ironi adalah suatu acuan yang ingin mengatakan sesuatu dengan
makna atau maksud berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian kata-katanya. Gaya
bahasa sindiran ini meliputi melosis ,sinisme , ironi ,innuendo, antifrasis ,sarkasme, dan satire
.
a. Melosis
Melosis adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan merendah dengan tujuan
menekankan atau mementingkan sesuatu yang dimaksud agar lebih berkesan dan bersifat
ironis .
Contoh :
- Tampaknya dia sudah lelah diatas sehingga harus lengser .
- Kamu ingin membunuh kami secara perlahan dengan ide gilamu itu.
- Ide bodohmu itu bisa saja menjerumuskan kita ke penjara dalam waktu sekejap .

b. Sinisme
sinisme adalah gaya bahasa sebagai suatu sindiran berbentuk kesangsian yang mengandung
ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati .
Contoh :
- Tak usah kuperdengarkan suaramu yang merdu dan memecahkan telinga itu.
Sinisme adalah suatu sindiran atau ejekan kepada suatu keadaan atau peristiwa ,yang
biasanya dinyatakan secara kasar dan tajam .
Contoh :
- Bisa-bisa aku jadi gila melihat kelakuanmu itu .
- Sungguh merdu suarmu hampir pecah gendang telingaku mendengarnya.
- Ilmumu sudah setinggi langit untuk itu tak perlu nasehat lagi.

Sinisme (majas sindiran yang agak menyakitkan)


Contoh :
- Sangat menyebalkan kata-katamu yang tak pantas.
- Bisa jadi gila , aku melihat tingkahmu.
- Sungguh merdu suaramu , serasa pecah gendang telingaku.
- Ilmu sudah tinggi langit, oleh karena itu tak perlu nasehat lagi.

c. Ironi
Ironi adalah gaya bahasa yang berupa sindiran halus berupa pernyataan yang maknanya
bertentangan dengan makna sebenarnya.
Contoh :
- Anda datang ketika rapat sudah akan berakhir. jadi, silahkan tutup pintunya dari luar.

Ironi (majas yang digunakan untuk sindiran halus )


Contoh :
- Pagi benar engkau datang , baru pukul 09.00.
- Wajahnya sangat tampan , hampir semu orang takut padanya.
- Lho , baru pukul 12.00 sudah bangun.
- Manis benar teh ini , seperti gula murah .
- Saya percaya kamu, kau tak tepat janji.
d. Innuendo
Innuendo adalah semacam sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.
Contoh :
- Dia berhasil naik pangkat dengan sedikit menyuap.
- Engkau memang orang yang mulia dan terhormat.
e. Antifrasis
Antifrasis adalah semacam ironi yang berwujud penggunaan sebuah kata dengan makna
kebalikannya , yang bisa saja dianggap ironi sendiri , atau kata-kata yang dipakai untuk
menangkal kejahatan , ruh jahat, dan sebagainya.
Contoh :
- Si raksasa terlihat berjalan dari kejauhan (si cebol).
- Kamu seperti perempuan saja , takut dengan binatang kecoa
- Dia cantik karena dia melakukan operasi plastik pada wajahnya.

f. Sarkasme
Sarkasme adalah suatu acuan yang lebih kasar dari ironi yang mengandung kepahitan dan
celaan getir .
Contoh :
- Mulutmu berbisa bagaikan ular kubra

Sarkasme adalah sindiran paling kasar .


Contoh :
- Mampus engkau.
- Meminang anak gadis itu memang mudah tetapia memelihaaranya setengah mati .

Sarkasme ( majas yang digunakan untuk sindiran kasar ) .


Contoh :
- Hai ,, Anjing ,,pergi kau.
- Mulutmu harimaumu
- Dasar mulut ular kubra .

g. Satire
Satire adalah gaya bahasa yang berbentuk ungkapan dengan maksud menertawakan atau
menolak sesuatu.
Contoh :
-Sekilas tampangnya seperti anak berandal, tetapi kita jangan langsung menuduhnya , jangan
melihat dari penampilan luarnya saja.
- Apa kamu hanya punya satu sepatu? Sampai-sampai ke pesta pun kamu memakai sepatu
yang sama.

4. Gaya Bahasa Pertentangan


Gaya bahasa pertentangan adalah gaya bahasa yang maknanya bertentangan dengan kata-
kata yang ada. Gaya bahasa pertentangan menjadi litotes, paradoks, histeron prosteron,
antithesis, oksimoron, dan okupasi.
a. Litotes
Litotes adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang dikurangi (dikecilkan
dari makna sebenarnya).
Contoh : Mampir ke gubug saya
Gubug = rumah
Litotes adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang dikecil-kecilkan, dikurangi
dari kenyataan yang sebenarnya, tujuannya untuk merendahkan diri.
Contoh :
- Terimalah pemberianku yang tidak berharga ini sebagai hadiah ulang tahunmu.
- Pertolongan apakah yang Anda harapkan dari saya yang hina dan bodoh ini.
- Gajiku tidak seberapa hanya cukup untuk makan anak dan istriku.

b. Paradoks
Paradoks adalah gaya bahasa yang kata-katanya mengandung pertentangan dengan
fakta-fakta yang ada
Contoh : Saya tidak akan bahagia jika mendapat warisan satu miliar.
Paradoks adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta
yang ada.
Contoh :
- Dia merasa kesepian di kelas ini.
- Dia menangis karena hatinya bahagia.
- Hidupnya mewah tetapi tidak bahagia
- Gajinya besar tetapi hidupnya melarat.

c. Histeron Prosteron
Histeron Prosteron adalah gaya bahasa yang menyatakan makna terbalik dari hal logis
atau kenyataan. Gaya bahasa ini juga disebut "hiperbaton".
Contoh :
- Kereta melaju dengan cepat di depan kuda yang menariknya.
- Bila ia sudah berhasil mendaki karang terjal itu, sampailah ia di tepi pantai yang luas
dengan pasir putih.

d. Antitesis
Antitesis adalah gaya bahasa yang mengandung gagasan-gagasan yang bertentangan
dengan menggunakan kata-kata atau kelompok kata yang berlawanan.
Contoh : Suka duka kita selalu bersama.
Antitesis adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata yang berlawanan atau
bertentangan, artinya majas ini bertujuan apa yang dipertentangkan itu mendapat perhatian
dari pembaca dan pendengar.
Contoh :
- Maju mundurnya negara ini berada di tangan kaum muada.
- Suka duka, susah gembira kita hadapi bersama.
- Dia bergembira ria di atas kegagalanku dalam ujian itu.
- Kecantikanya justru mencelakakannya.
- Bahasa dapat menunjukkan tinggi rendahnya bangsa.

e. Oksimoron
Oksimoron adalah suatu acuan yang berusaha menggabungkan kata-kata untuk
mencapai efek yang bertentangan.
Contoh : Kekalahan adalah kemenangan yang tertunda.
Oksimoron (majas yang antarbagian menyatakan saling bertentangan).
Contoh :
- Pemusnah masal mensehjaterakan.
- Yang tetap di dalam dunia ini adalah perubahan.
- Olahraga mendaki gunung sangat menarik hati walaupun berbahaya.
- Untuk mencinta ada kalanya membenci.

f. Okupasi
Okupasi adalah gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan bertahan, tetapi
kemudian diberi tambahan penjelasan atau diakhiri dengan kesimpulan.
Contoh :
- Narkoba merusak generasi muda. Oleh karena itu, pemerintah mengawasi dengan ketat
perdagangan narkoba. Namun pecandu narkoba umunya tidak dapat menghentikan
kecanduan tersebut.
- Minuman keras dapat merusak jaringan sistem saraf, tetapi banyak yang mengonsumsinya.

5. Gaya Bahasa Penegasan


Gaya bahasa penegasan adalah gaya bahasa yang mengulang kata-kata tertentu dalam
satu baris kalimat. Gaya bahasa penegasan meliputi paralelisme, erotesis, klimaks, repetisi,
dan antiklimaks.
a. Paralelisme
Paralelisme adalah salah satu gaya bahasa yang berusaha mengulang kata atau yang
menduduki fungsi gramatikal sama untuk mencapai suatu kesejajaran.
Contoh : Hidup adalah perjuangan, hidup adalah persaingan, hidup adalah kesia-siaan.
Paralelisme (gaya bahasa yang berusaha mencapai kesejajaran pemakaian kata-kata atau frasa
yang menduduki fungsi yang sama).

b. Epifora
Epifora adalah pengulangan kata pada akhir kalimat atau di tengah kalimat.
Contoh :
Aku merindu kasihmu. Aku mendamba kasihmu.
Epifora :
Oh ibu yang kurindu adalah kasihmu dan yang ku damba adalah kasihmu.

c. Erotesis
Erotesis adalah semacam pertanyaan yang digunakan dalam pidato atau tulisan dengan
tujuan mencapai efek lebih dalam, penekanan wajar, dan sama sekali tidak menghendaki
adanya suatu jawaban.
Contoh :
- Di mana hatimu ketika melihat anak-anak kelaparan dan sengsara?
- Tega kamu mengusir anakku?

d. Klimaks
Klimaks adalah semacam gaya bahasa yang mengandung urutan-urutan pikiran.
Makna gagasan atau pikiran tersebut semakin meningkat dari gagasan sebelumnya.
Contoh :
- Generasi muda harus menyediakan, mencurahkan, dan mengorbankan jiwa raganya kepada
bangsa.
Klimaks adalah gaya bahasa berupan susunan ungkapan yang makin lama makin
mengandung penekanan atau kebalikan dari antiklimaks, maksudnya dari kecil kebesar atau
dari sedikit ke banyak, dari jelek ke yang lebih baik, dan seterusnya.
Contoh :
- Dua hari yang lalu korban kerusuhan berjumlah lima belas orang kemarin bertambah
menjadi dua puluh, sekarang terhitung sejumlah tiga puluh orang.
- mula-mula Anita berdiri lalu berjalan perlahan-lahan,lama-lama semakin cepat jalannya dan
berlarilah ia meninggalkan teman-temannya yang terpana memandang kepergian Anita.
Klimaks (menyebutkan dari yang kecil ke yang besar)
Contoh :
- Jangankan Rp10.000.000,00,- , Rp100.000.000,00,- pun aku ada.
- Mulai dari baju hingga topi ada di lemariku.
- Setiap guru yang ada di depan kelas hendaknya menguasai bahasa.

e. Repetisi
Repetisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata, atau bagian kalimat yang dianggap
penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks nyata.
Contoh :
Kita junjung ia sebagai pemempin, kita junjung ia sebagai panutan.
Repetisi adalah pengulangan penegasan yang disusun dalam makna yang sama.
Contoh :
- Sekali merdeka tetap merdeka.
- Selamat datang pahlawanku selamat datang bunga-bunga bangsaku.

f. Antiklimaks
Antiklimaks adalah gaya bahasa yang gagasan-gagasannya diurutkan dari terpenting
berturut-turut ke gagasan kurang penting.
Contoh :
Bukan hanya kepala sekolah dan guru yang mengumpulkan dana untuk korban kerusuhan,
para murid pun ikut menyumbang semampu mereka.
Antiklimaks adalah gaya bahasa kebalikan dari klimaks.
Contoh :
- Hai, jangankan satu juta, lima ratus ribu saja aku tidak punya, apa yang kau harapkan
dariku.
- Bukan hanya kepala sekolah dan guru yang mengumpulkan dana untuk korban kerusuhan,
para murid pun ikut menyumbang semampu mereka.
- Bantuan itu di sampaikan lewat bupati, lalu diserahkan kepada camat yang segera
menyerahkan bantuan itu ke kepala desa, di desa-desa yang mengalami bencana.
- Mulai dari kepala sekolah, guru, TU semua kerja bakti.

Anda mungkin juga menyukai