Anda di halaman 1dari 7

GAYA BAHASA

1. PERBANDINGAN
 Personifikasi
Personifikasi ialah gaya bahasa yang menggambarkan benda mati
seolah-olah benda hidup atau bernyawa.
Contoh:
a. Buih laut menjilat pantai.
b. Gunung-gunung yang tinggi pada umumnya berselimutkan
salju.
c. Nyiur melambai-lambai memanggil beta untuk mendekat ke
pantai.
 Metafora
Metafora ialah gaya bahasa yang menggunakan kata atau kelompok
kata dengan arti bukan sesungguhnya untuk membandingkan suatu
benda dengan benda lainnya.
Contoh:
a. Si jantung hatinya telah pergi tanpa pesan. (jantung hati =
kekasih)
b. Pada bulan purnama ini sang dewi malam muncul di ufuk
timur. (dewi malam = bulan)
c. Kakaknya menjadi tulang punggung dalam keluarganya.
(tulang punggung = tumpuan harapan)
 Alegori
Alegori ialah gaya bahasa yang membandingkan kehidupan manusia
dengan alam secara utuh.
Contoh:
a. Berhati-hatilah mendayung perahu dan memegang kemudi
dalam mengarungi samudera. (mendayung perahu
diumpamakan pengantin pria, memegang kemudi
diumpamakan pengantin wanita, mengarungi samudera
diumpamakan menempuh kehidupan baru)
b. Keduanya harus seia sekata dalam meluruskan jalannya
perahu. (maksudnya harus bekerja sama antara suami dan istri
dalam menempuh kehidupan)
c. Keduanya selamatlah sampai di pantai yang dituju.
(maksudnya mencapai kehidupan yang bahagia)
 Simile
Simile ialah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata pembanding,
antara lain seperti, bak, umpama, laksana, bagaikan.
Contoh:
a. Watak kedua orang kakak dan adik itu seperti bumi dan langit.
b. Kedua anak itu selalu berkelahi bak anjing dan kucing.
c. Wajah kedua orang itu bagaikan pinang dibelah dua. iklan
tengah
 Alusio
Alusio ialah gaya bahasa yang menggunakan ungkapan, peribahasa,
atau sampiran atau sampiran pantun secara lazim.
Contoh:
a. Petugas itu dijadikan kambing hitam.
b. Petugas ketertiban sedang mengatur pedagang kaki lima.
c. Jangan ada lagi peperangan di antara bangsa-bangsa karena
kalah dan menang sama-sama jadi abu.

2. PERTENTANGAN
 Ironi
Majas ironi adalah salah satu majas yang disukai penggunaan dalam
percakapan. Hal ini dikarenakan majas ironi berfungsi untuk
menyindir seseorang. Pembicara menggunakan kalimat bermuatan
majas ironi untuk menjaga perasaan lawan bicara. Dalam majas
ironi, pembicara akan menggunakan kebalikan dari fakta dan
ditambah dengan frase yang juga bertentangan.
Contoh majas ironi:
a. Suaramu sangat merdu sampai-sampai anakmu menangis saat
kau menyanyi.
b. Menakjubkan sekali nilai-nilai rapormu, aku tidak menemukan
warna hitam di dalamnya.
c. Makananmu sungguh tiada duanya, aku kapok memakannya.

 Sarkasme
Majas sarkasme adalah majas/gaya bahasa yang digunakan untuk
menyinggung dan menyindir seseorang atau sesuatu secara langsung
tanpa menggunakan kiasan maupun kata sebaliknya yang
berlawanan dengan maksud yang ingin disampaikan.
Kata-kata yang digunakan dalam majas sarkasme dapat berupa kata
hinaan yang mengungkapkan rasa marah/kesal dengan
menggunakan kata-kata yang kasar. Majas sarkasme ini merupakan
majas dengan sindiran paling kasar diantara dua jenis majas sindiran
lainnya.
Contoh Majas Sarkasme
a. Dasar otak udang, disuruh melakukan pekerjaan yang sangat
mudah seperti ini saja kau tidak bisa. Lalu apa yang kau bisa?
b. Cepat kesini, dari tadi kupanggil masih saja kau asyik bermain
disitu. Apa kau tak punya telinga? Apa perlu ku seret kau
kesini?
c. Biarkan saja dia bermimpi, karena hanya itu saja yang ia bisa.
Harta dan keahlian saja ia tak punya, bagaimana ia akan
mewujudkan mimpinya.
 Litotes
Majas litotes adalah gaya bahasa yang ditujukan untuk
mengungkapkan kata-kata yang penuh dengan kerendahan hati.
Majas ini kebalikan dengan majas hiperbola. Dengan menggunakan
majas ini, fakta yang ada diturunkan kualitasnya dalam bentuk kata
kiasan. Hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan sisi kesopanan
pembicara.
Contoh majas litotes:
a. Silakan mampir ke gubuk kami walaupun hanya sebentar.
b. Aku sangat senang jika kau berkenan menerima hadiah
kecil ini.
c. Semoga bantuan ini dapat menjadi seberkas cahaya bagi para
korban bencana alam.
 Paradoks
Paradoks mempunyai arti pendapat yang bertentangan. Majas
paradoks adalah majas yang menyatakan dua hal yang saling
bertentangan namun keduanya merupakan suatu kebenaran.
Contoh majas paradoks:
a. Andi merasa kesepian di tengah hiruk pikuknya kota Jakarta.
b. Dibalik keagresifan perilakunya, Rizki hanya membutuhkan
perhatian.
c. Keramahan yang ia tunjukkan mengandung niat yang buruk.
 Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang mengungkapkan suatu keadaan
dengan berlebih-lebihan di luar batas kewajaran. Sesuatu yang
dilebih-lebihkan dapat dari sisi jumlah, ukuran, sifat, dll.
Contoh majas hiperbola:
a. Aku sudah mencarimu sampai keliling dunia, tapi tak juga
bertemu.
b. Akan kukejar dirimu meski sampai ke ujung dunia.
c. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kejadian
mengenaskan itu.
3.
 Majas Eufimisme Berdasarkan tinjauan bahasa, eufemisme berasal
dari kata euphemizein, kata dalam bahasa Yunani yang berarti ‘kata-
kata yang baik. Adapun jika ditinjau dari istilahnya, pengertian majas
eufimisme dapat diartikan sebagai suatu majas atau ungkapan halus
yang digunakan sebagai pengganti ungkapan-ungkapan yang terasa
kasar.
Contoh Majas Eufimisme Untuk memudahkan pemahaman mengenai
pengertian majas eufimisme, ada baiknya Anda memperhatikan
beberapa contoh majas eufimisme dalam kalimat berikut:
a. Banyak orang baru tahu jika Setiawan kini adalah seorang
tunanetra. (tuna netra = buta)
b. Kebanyakan makan obat, kakek kini menjadi seorang tuna
rungu. (tuna rungu = tuli)
c. Bayu baru diketahui tuna wicara setelah usianya menginjak 5
tahun. (tuna wicara = bisu)
 Metonimia adalah sebuah majas yang menggunakan sepatah-dua
patah kata yang merupakan merek, macam atau lainnya yang
merupakan satu kesatuan dari sebuah kata.
Contoh:
a. Rokok diganti Djarum atau Gudang Garam.
b. Mobil diganti dengan Kijang.
c. Pasta gigi diganti dengan Odol.

 Majas Sinekdoke
Majas sinekdoke adalah gaya bahasa yang menyebutkan suatu
bagian untuk menggantikan keseluruhan atau menyebutkan
keseluruhan untuk suatu bagian. Majas sinekdoke ada 2 jenis, yaitu
sinekdoke pars pro toto dan sinekdoke totem proparte.
Majas sinekdoke pars pro toto adalah majas yang menyebutkan suatu
bagian untuk keseluruhan.
Contohnya yaitu:
a. Hingga detik ini, belum juga kelihatan batang hidung anak itu.
b. Per kepala harus membayar Rp. 300.000 untuk masuk ke
bioskop itu.
Majas sinekdoke totem pro parte adalah majas yang menyebutkan
keseluruhan untuk suatu bagian.
Contohnya yaitu:
a. Dalam pertandingan final bulu tangkis semalam, Indonesia
akhirnya bisa memenangi laga.
b. Lampung akhirnya menjuarai cabang olahraga atletik di PON
tahun ini.
 Majas Inversi
Majas Inversi – Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan
kekayaan bahasa, menggunakan ragam tertentu untuk
memperolehkan efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa serta cara
dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik lisan maupun
tertulis. Majas inversi termasuk ke dalam majas jenis penegasan,
majas inversi yang di dalamnya terdapat perubahan susunan kalimat.
Yaitu dengan menyebutkan terlebih dahulu predikat dalam suatu
kalimat sebelum seubjeknya. Padahal dalam susunan kalimat yang
berpola subjek disebut terlebih dahulu.
Contoh :

1. Ibu menyiram bunga di taman :


– Bunga itu disiram oleh ibu di taman.
– Bunga itu disiramnya di taman.
– Disiramnya bunga itu di taman.

2. Ibnu menulis puisi untuk Rani :


– Puisi itu ditulis Ibnu untuk Rani.
– Puisi itu ditulis oleh Ibnu untuk Rani.
– Ditulisnya puisi itu untuk Rani.

4. PERULANGAN
 Majas Aliterasi
Majas aliterasi merupakan gaya bahasa yang mempunyai kata-kata
dengan penggalan kata yang sama pada suku kata yang pertama.
Penggunaan gaya bahasa ini biasanya pada puisi atau karya sastra
lainnya yang mempunyai tuntutan dalam hal irama. Pengulangan
suku kata pertama pada penggunaan majas aliterasi biasanya terjadi
minimal dua kali, dan tentunya bisa lebih. Contoh:

 Dalam mencapai tujuannya, Riko


berpedoman rawe rawe rantas malang malang putung.
 Perjalanannya
laksana seorang pengelana susuri sungai seberangi samudera.
 Mari kita budayakan senyum sopan salam sapa
terhadap sesama.

Perhatikan pada suku kata yang dicetak tebal pada masing-


masing kalimat di atas, semua itu menunjukkan adanya
kesamaan pada awal suku kata. Dan hal tersebut merupakan
ciri dari penggunaan majas aliterasi.

 Majas repetisi- adalah majas pengulangan kata sebagai penegasan


yang diruntut dalam baris yang sama.
Contoh majas repetisi:
a. Selamat tinggal cintaku
b. Selamat tinggal airmataku
c. Selamat tinggal sedihku.
 Majas Antanaklasis- adalah majas yang mengandung ulangan kata
yang sama dengan makna yang berbeda.
Contoh majas antanaklasis:
a. Randi menjadi bintang di sekolahnya, itu karena
kepintarannya.
b. Saat keadaan menjadi genting karena isu tsunami, Pak Wiroto
justru naik ke atas genting rumah
c. Tepat tanggal dua puluh lima Maret kemarin, gigi
Yuyun tanggal untuk yang pertama kalinya.
d. Hati-hati terhadap ular kobra, bisa
ular tersebut bisa mengakibatkan kematian.

Anda mungkin juga menyukai