Anda di halaman 1dari 3

A.

Gaya bahasa pertentangan


a. Hiperbola
Hiperbola yaitu gaya bahasa yang berupa suatu pernyataan yang terlalu berlebihan dari kenyataan yang ada
dengan maksud untuk memberikan kesan yang mendalam atau meminta perhatian. Seperti contohnya: Dia
berteriak sampai suaranya menembus langit ke-7.
b. Litotes
Litotes yaitu gaya bahasa yang menyatakan sesuatu dengan cara-cara yang berlawanan dengan kenyataan,
dengan cara mengecilkan ataupun menguranginya. Seperti contohnya: Aku tidaklah Pintar itulah mengapa
aku selalu bekerja keras.
c. Paradoks
Paradoks yaitu gaya bahasa yang bertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada atau 2 (dua)
pengertian yang bertentangan sehingga seperti tidak masuk akal. Contohnya: Aku merasa kesepian di kota
yang ramai ini.
d. Antitesis
Antitesis yaitu gaya bahasa yang pengungkapannya berhubungan dengan situasi, benda ataupun sifat yang
keadaannya saling bertentangan dan juga memakai kata-kata yang berlawanan arti. Seperti contohnya: Tua
muda, laki-laki perempuan banyak yang menonton film tersebut.

B. Gaya bahasa sindiran


a. Ironi atau sindiran halus
Ironi yaitu gaya bahasa yang menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud yang digunakan untuk
menyindir seseorang tapi dengan cara yang halus. Seperti contohnya: Rajin sekali kau masuk sekolah,
sampai keterangan tidak hadirmu banyak sekali di absensi.
b. Sinisme
Sinisme yaitu gaya bahasa sindiran lebih kasar dari Ironi, dengan cara menyindir secara langsung kepada
orang lain. Seperti contohnya: Kelakuanmu tadi sangat tidak pantas dilakukan oleh seorang siswa / Badanmu
sangat bau sekali pasti kamu belum mandi.
c. Sarkasme
Serkasme yaitu gaya bahasa sindiran yang sangat kasar, terkadang dapat menyakitkan hati. Seperti
contohnya: Bisa kerja ga sih kamu? Yang begini juga tidak becus mengerjakan!

C. Gaya bahasa penegasan


a. Inversi
Inversi yaitu gaya bahasa yang kalimat predikatnya berada di depan subjek kalimat tersebut. Seperti
contohnya: Besar sekali kolamnya.
b. Retoris
Retoris yaitu gaya bahasa yang kalimat tanya tidak bertanya, yang dimana menyatakan kesangsian ataupun
bersifat mengejek. Seperti contohnya: Apa itu bukti dari janji yang kau ucapkan tadi?
c. Paralelisme
Paralelisme yaitu gaya bahasa yang pengulangan kata-katanya digunakan untuk penegasan didalam bahasa
puisi.
d. Enumerasio
Enumerasio yaitu gaya bahasa yang digunakan untuk melukiskan suatu keadaan atau peristiwa dengan cara
menguraikan satu demi satu keadaan tersebut, sehingga merupakan suatu keseluruhan.
e. Koreksio
Koreksio yaitu gara bahasa yang membetulkan kembali ucapan yang tidak benar atau salah, baik itu secara
sengaja ataupun tidak disengaja. Seperti contohnya: Tadi dia baru saja pulang, oh… bukan di baru saja
berangkat lagi.
f. Repertis
Repetisi yaitu gara bahasa yang pengulangan kata-katanya dalam bahasa prosa. Seperti contohnya: Kita
sudah berusaha, kita sudah menang, kita sudah berhasil.
g. Klimaks
Klimaks yaitu gaya bahasa yang menguraikan suatu peristiwa secara berturut-turut dan semakin lama maka
ceritanya akan semakin memuncak atau meningkat. Seperti contohnya: Semua kalangan dari anak-anak
sampai orang dewasa beramai-ramai mengikuti kompotisi sepak bola.
h. Anti klimaks
Anti klimaks yaitu gaya bahasa yang dimana penguraian suatu peristiwa secara berturut-turut tapi makin lama
maka ceritanya akan semakin menurun, ini adalah kebalikan dari Klimaks. Seperti contohnya: Di seluruh
pelosok desa dan kota merayakan hari kemerdekaan Indonesia yang ke-70 / Guru-guru dan seluruh orang tua
siswa menghadiri acara kelulusan.
i. Pleonasme
Pleonasme yaitu gaya bahasa yang menggunakan kata-kata atau sepatah kata secara berlebihan dengan
maksud untuk menegaskan arti dari suatu kata. Seperti contohnya: Seluruh pelajar yang berada di bawah
segera naik ke atas / Mereka menerobos ke dalam stadion untuk menyaksikan pertandingan tersebut.
j. Ekslamasio
Ekslamasio yaitu gaya bahasa yang didalam kalimatnya memakai kata seru. Seperti contohnya: Wah…, keren
sekali orang itu!
k. Tautologi
Tautologi yaitu gaya bahasa yang mengulang beberapa kali sepatah kata didalam suatu kalimat. Seperti
contohnya: Mungkin, mungkin dia bisa berhasil dalam melaksanakan tugasnya.
Baca juga: Pengertian novel dan unsur-unsurnya.

D. Gaya bahasa perbandingan


a. Asosiasi atau perumpamaan
Asosiasi yaitu gaya bahasa yang perbandingan terhadap 2 (dua) hal yang maksudnya berbeda, akan tetapi
sengaja dianggap sama. Seperti contohnya: Wajahnya cantik bagaikan rembulan / Semangatnya seperti api
yang berkobar.
b. Metafora
Metafora yaitu gaya bahasa yang cara dalam menungkapkan ungkapan kalimatnya dilakukan secara
langsung berupa suatu perbandingan analogis. Pemakaian kata atau kelompok kata dalam kalimat bukanlah
arti yang sesungguhnya, tapi sebagai lukisan yang berdasarkan perbandingan atau persamaan saja. Seperti
contohnya: Si jago merah sudah menbumi hanguskan komplek perumahan itu hanya dalam 2 jam / Kembang
desa yang sedang mencari pasangan.
c. Personifikasi
Personifikasi yaitu gaya bahasa yang memberikan karakteristik atau sifat-sifat manusia kepada benda yang
tidak hidup. Jadi benda yang tidak hidup seolah-olah bernyawa dan mempunyai sifat seperti manusia. Seperti
contohnya: Sore hari ini awan meneteskan air mata / Angin seperti berbisik kepadaku.
d. Alegori
Alegori yaitu gaya bahasa yang menyatakan dengan menggunakan cara lain lewat kiasan ataupun
penggambaran. Alegori merupakan perbandingan yang berkaitan antara satu dan yang lainnya didalam
kesatuan yang utuh. Alegori biasanya berbentuk suatu cerita yang penuh dengan simbol-simbol bermuatan
banyak moral.
e. Simile
Simile yaitu gaya bahasa yang membandingkan suatu hal dengan hal lainnya dengan memakai kata
penghubung atau pembanding pada kalimatnya yang dimana 2 (dua) hal tersebut berbeda akan tetapi
mempunyai karakteristik yang sama. Biasanya kata penghubungnya: seperti, bagaikan, semisal, seumpama,
ibarat dan lain-lain. Seperti contohnya: Kau “bagaikan” cahaya dalam kegelapan / Mereka “seperti” sepasang
kekasih.
f. Sinekdoke
Sinekdoke yaitu gaya bahasa yang memakai kata dengan arti yang menunjukan hal lain di luar kata yang
diungkapkan. Sindekdoke terbagi menjadi 2 (dua) macam yang diantaranya:
 Yang pertama Sinekdoke pars pro tato merupakan gaya bahasa yang menyebutkan sebagian kecil
kata dari sesuatu untuk menyatakan secara keseluruhan. Contohnya: Hari ini akau tidak melihat Muka
si Toni (kata “pintu” ke “pintu” mewakili banyak rumah para konsumen dan kata “muka” mewakili sosok
Toni).
 Lalu yang kedua Sinekdoke totem pro parte menyebutkan keeluruhan untuk menyatakan sebagian
kecil, ini adalah kebalikan darisinekdoke pars pro tato. Contohnya: Penyanyi perempuan itu sangat
terkenal maka tidak heran jika banyak di idolakan oleh para “pemuda” yang ada di penjuru dunia. (kata
“pemuda” merupakan semua orang yang masih berusia muda, meskipun pada kenyataanya penyanyi
itu tidak di idolakan oleh semua pemuda).
g. Simbolik
Simbolik yaitu merupakan gaya bahasa yang menggambarkan sesuatu dengan memakai benda, binatang dan
juga tumbuh-tumbuhan sebagai simbol.
h. Metonimia
Metonimia yaitu gaya bahasa yang memakai ciri, atribut ataupun merk untuk menggambarkan suatu benda.
Seperti contohnya: Dia sedang membuat secangkir kopi kapal api (merk) untuk ayahnya.

Anda mungkin juga menyukai