majas (gaya bahasa) adalah pemakaian kata-kata kiasan dan perbandingan yang tepat
untuk melukiskan sesuatu maksud untuk membentuk plastik bahasa. yang dimaksud
dengan plastik bahasa ialah daya cipta pengarang dalam membuat karya cipta sastra
dengan mengemjukakan pemilihan kata yang tepat memungkinkan "tenaga" yang sesuai
dengan buah pikiran dan perasaan yang terkandung dalam karya itu.
1. Metafora
2. Personifikasi
3. Asosiasi
4. Alegori
5. Parabel
6. Tropen
7. Metonimia
8. Litotes
9. Sinekdok (yang terbagi menjadi Pars Prototo dan Tortem Proparte)
10. Eufemisme
11. Hiperbola
12. Alusio
13. Antonomasia
14. Prifrase
15. Simetri
16. Simile
1. Pleonasme
2. Repetisi
3. Paralelisme (Anafora dan Epifora)
4. Tautologi
5. Klimaks
6. Antiklimaks
7. Retoris
8. Koreksio
9. Asindenton
10. Polisidenton
11. Interupsi
12. Praterito
13. Enumerasia
1. Paradok
2. Antitesis
3. Okupasi
4. Kontradiksio Interminis
Gaya bahasa sindiran terbagi atas tiga macam gaya bahasa yaitu:
A. MAJAS PERBANDINGAN
1. METAFORA
Metafora adalah gaya bahasa perbandingan dengan memperbandingkan suatu benda dengan
benda yang lain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama.
contoh:
a. Raja siang telah pergi ke peraduanya (matahari).
b. Dewi malam telah keluar dari balik awan (bulan).
c. kupu-kupu malam itu sudah berterbangan di taman maluku (pelacur).
Simile atau asosisasi adalah majas yang membandingkan sesuatu hal dengan hal yang lainya,
dengan menggunakan kata penghubung atau kata pembanding, misal seperti, bagaikan, bak,
layaknya, laksana, dll.
contoh:
a. Matanya bagaikan bintang timur.
b. Bibirnya laksana bibirnya merekah.
c. Rambutnya bak mayang mengurai.
3. PERSONIFIKASI
Personifikasi adalah gaya bahasa perbandingan yang membandingkan benda mati atau tidak
dapat bergerak seolah - olah bernyawa dan dapat berperilaku seperti manusia.
contoh:
a. Angin berbisik membelai gadis itu.
b. Hatinya berkata bahwa perbuatan itu tidak boleh dilakukannya.
c. Hujan mencerahkan kainya di bumi.
d. Pagi itu pucuk-pucuk teh menggeliat ditimpa cahaya mentari.
4. ALEGORI
Alegori adalah gaya bahasa yang memperlihatkan perbandingan utuh, perbandingan itu
membentuk kesatuan yang menyeluruh.
contoh:
Mendayung bahtera hidup merupakan perbandingan yang utuh dan menyeluruh bagi seseorang
dalam rumah tangga, bahtera merupakan perbandingan dari rumah tangga, sedang pengemudi
dan awaknya merupakan perbandingan dari suami istri.
5. PARABEL
Parabel adalah gaya bahasa perbandingan dengan mempergunakan perumpamaan dalam hidup.
gaya bahasa ini terkandung dalam seluruh isi karangan. dengan halus tersimpul berupa pedoman
hidup.
contoh:
Bhagawat Gita, Mahabharata Bayan Budiman mengandung gaya bahasa ini.
6. TROPEN
Tropen adalah gaya bahasa perbandingan dengan membandingkan suatu pekerjaan atau
perbuatan dengan kata-kata lain yang mengandung pengertian yang sejalan.
contoh:
a. Ia mengubur dirinya saja. Lalu tiada terdengar lagi suaranya.
b. Kemarin dia terbang menuju Timor-Timur.
c. Setiap malam ia menjual suaranya untuh nafkah istrinya.
7. METONIMIA
Metonomia adalah gaya bahasa perbandingan yang mengemukakaan merk dagang atau nama
barang untuk melukskan sesuatu yang dipergunakan atau dikerjakan, sehingga kata itu
berasosiasi dengan benda keseluruhan.
contoh:
a. Ia naik Yamaha setiap hari ke kantornya (maksudnya naik motor merk yamaha).
b. Honda, bukan kijang, daihatsu, dll.
c. Kemarin ia memakai Mercedes benz (maksudnya mobil merk Mercedes Benz).
d. Kami berkodak di tepi pantai (maksudnyaa berfoto tustelnya bermerek kodak).
8. LITOTES
Litotes adalah gaya bahasa perbandingan yang melukiskan keadaan sesuatu dengan kata-kata
yang berlawanan artinya dengan kenyataan yang sebenarnya guna merendahkan diri.
contoh:
a. Datanglah ke gubuk orang tuaku.
b. Perjuangan kami hanya setitik air dalam samudra luas.
9.SINEKDOK
Sinekdok adalah gaya bahasa penegasan yang melukiskan sebagian untuk seluruhnya (pars
prototo) atau melukiskan untuk sebagian (totem proparte) selanjutnya tulisan 2 bahasa itu.
a. Pars Prototo
Pars prototo adalah gaya bahasa yang melukiskan sebagian untuk seluruh tanggapan.
contoh:
1. Berapa kepala yang tidak hadir hari ini?
2. Sejak tadi dia tidak kelihatan batang hidungnya.
totem pro parte adalah gaya bahasa yang melukiskan keseluruhan tanggapan untuk sebagian.
contoh:
1. Indonesia keluar sebagai juara umum dalam ASEAN games.
2. Medan pernah menyelenggarakan FFI 2 kali.
10. EUFEMISME
Eufemisme adalah gaya bahasa perbandingan denan mengganti suatu pengertian dengan kata lain
yang hampir sama artinya dengan maksud untuk menghindarkan pantang atau sopan santun.
contoh:
a. Rupanya anak saudara kurang pandai, sehingga tidak naik tahun ini. (bodoh)
b. Orang itu sudah berubah akal. (gila)
11. HIPERBOLA
Hiperbola adalah gaya bahasa yang dipakai jika seseorang hendak melukiskan peristiwa atau
keadaan dengan cara berlebihan dari pada seseungguhya.
contoh:
a. Hatiku terbakar, Darahku terasa mendidih, mendengar berita itu.
b. Tangisnya menyayat hati orang lain
12. ALUSIO
Alusio adalah gaya bahasa perbandingan dengan mempergunakan ungkapan atau peribahasa
yang sudah lazim digunakan seseorang.
contoh:
a. Dari tadi engkau menggantang asap saja, apa hasilnya?
b. Kakek itu tua-tua keladi semakin tua makin jadi.
13. ANTONOMASIA
Antonomasia adalah gaya bahasa perbandingan dengan menyebutkan nama lain terhadap
seseorang yang sesuai dengan sifat seseorang tersebut.
contoh:
a. Si pincang itu kini telah tiada.
14. PRIFRASE
Prifase adalah gaya bahasa perbandingan dengan mengganti sebuah kata dengan beberapa kata
atau sebuah kalimat.
contoh:
a. Kami baru sampai ke tempat itu sore hari; menjadi kami baru sampai ke tempat itu ketika
matahari akan tenggelam di ufuk barat.
15. SIMETRI
Simetri adalah gaya bahasa yang menyatakan kalimat dengan kalimat yang lain tapi isinya
sebanding.
contoh:
a. Anak itu dididik. Anak itu dituntun dan diajari kearah kebaikan.
B. MAJAS PENEGASAN
1. PLEONASME
Pleonasme adalah gaya bahasa yang mempergunakan sepatah kata yang sebenarnya tidak
perlu dikatakan lagi karena arti kata tersebut sudah terkandung dalam kata yang di
terangkan.
contoh:
a. Lepas dari Selat Malaka, mulailah kami mengarungi samudera luas.
b. Salju putih sudah mulai turun.
c. Ia tidak naik ke atas.
2. REPETISI
Repetisi adalah gaya bahasa penegasan dengan mengulang sepatah kata berkali-kali dalam
kalimat yang lain dan biasanya digunakan oleh ahli pidato.
contoh:
a. Cinta adalah keindahan. Cinta adalah kebahagiaan. Cinta adalah pengorbanan.
b. Kita telah bebas. Kita telah merdeka. Kita telah bebas dari segala belenggu yang mengikat
kemerdekaan kita.
3. PARALELISME
Paralelisme adalah gaya bahasa penegasan yang dipakai dalam puisi dengan mengulang
kata. paralelisme dibagi atas anafora dan epifora.
a. Anafora
Anafora adalah gaya bahasa dari salah satu gaya bahasa paralelisme dengan menempatkan
kata atau kelompok kata (frase) yang sama didepan tiap-tiap larik dalam puisi secara
berulang-ulang.
contoh:
1. Kalau 'lah diam malam yang kelam
Kalau 'lah tenang sawang yang lapang
Kalau 'lah lelap orang dilawang
b. Epifora
Epifora adalah gaya bahasa paralelisme dengan menempatkan kata atau kelompok kata
(frase yang sama pada akhir larik dalam puisi secara berulang-ulang). (bandingkan pula
dengan anafora)
contoh:
1. Kalau kau mau, aku akan datang
Jika kau kehendaki, aku akan datang
Bila kau minta, aku akan datang
4. TAUTOLOGI
Tautologi adalah gaya bahasa penegasan dengan mengulang kata beberapa kali dalam
sebuah kalimat.
contoh:
a. Disuruh aku bersabar, bersabar dan sekali lagi bersabar, tapi kini aku tak tahan lagi.
5. KLIMAKS
Klimaks adalah gaya bahasa penegasan dan menyatakan beberapa hal berturut-turut
makin lama makin memuncak (bandingkan dengan antiklimaks).
contoh:
Sejak menyemai benih, tumbuh, hingga menuainya, aku sendiri yang mengerjakanya.
6. ANTIKLIMAKS
Antiklimaks adalah gaya bahasa penegasan yang bertentangan dengan gaya bahasa anti
klimaks.
pada antiklimaks makna yang tergantung dalam kata-kata diucapkan berturut-turut makin lama
makin lemah (menurun) tingkatanya.
contoh:
a. Jangankan seribu, atau seratus, serupiah pun tak ada.
b. Dasar para pejabat tinggi, menengah, sampai rendah turut merasakan kebersamaan itu.
7. RETORIS
Retoris adalah gaya bahasa penegasan dengan mempergunakan kalimat tanya yang
sebenarnya tidak memerlukan jawaban karena sudah diketahuinya.
contoh:
a. Mana mungkin orang mati bisa hidup kembali?
b. Siapakah yang melarangmu berbuat bijak?
c. O, Tuhan, apakah salahku hingga aku miskin begini?
8. KOREKSIO
Koreksio adalah gaya bahasa penegasan berupa membetulkan (mengoreksi) kembali kata-
kata yang salah satu atau sengaja salah diucapkan sebelumnya.
contoh:
a. Hari ini dia sakit ingatan..... E maaf, Sakit kepala maksudku.
9. ASINDENTON
Asindenton adalah gaya bahasa penegasan dengan menyatakan beberapa benda, hal atau
keadaan secara berturut-turut tanpa memakai kata penghubung.
contoh:
a. Kemeja, sepatu, kaos kaki, dibelinya di toko itu.
10. POLISINDENTON
Polisindenton adalah gaya bahasa penegasan dengan menyebutkan beberapa benda, hal,
atau keadaan secara berturut-turut dengan menggunakan kata penghubung.
contoh:
a. Sebelum naik kerumah, maka ditanggilkanya sepatunya karena takut akan mengotorkan lantai.
11. INTERUPSI
Interupsi adalah gaya bahasa penegasan dengan mempergunakan kata-kata atau bagian
kalimat yang disisipkan diantara kalimat pokok guna lebih menjelaskan dan penekanan
bagian kalimat sebelumnya.
contoh:
a. Aku, orang yang sepuluh tahun bekerja disini, belum pernah dinaikan pangkat.
12. PRATERITO
Praterito adalah gaya bahasa penegasan dengan menyembunyikan sesuatu, serta seolah-
olah menyuruh; pembaca harus menerka apa yang disembunyikanya itu. biasanya
pembaca sudah dianggap memakluminya.
contoh:
a. Kuhirupikukan masyarakat yogyakarta dalam menyambut gerhana matahari total yang langka
ini tidak usah saya ceritakan lagi.
13. ENUMERASIO
Enumerasio adalah gaya bahasa penegasan dengan melukiskan satu peristiwa agar
keseluruhan maksud kalimat lebih jelas dan lugas.
contoh:
a. Angin berhembus, Laut tenang, Bulan memancar lagi.
C. MAJAS PERTENTANGAN
1. MAJAS PARADOKS
Seperti apa gaya penuturan dari majas ini? Sebagai majas pertentangan, majas paradoks
mempertentangkan dua hal yang sebenarnya sama-sama mengandung suatu kebenaran. Berikut ini
contohnya:
2. MAJAS ANTITETIS
Apa yang dimaksud dengan majas antitesis? Majas ini dicirikan oleh gaya bahasa yang
menyatakan sesuatu dengan memakai kata-kata yang mempunyai makna yang berlawanan. Jadi,
terdapat dua kata yang berlawanan dalam majas ini. Berikut ini contohnya:
Banyak sedikitnya hasil yang kita dapat tidak boleh mengurangi rasa syukur kita terhadap
Tuhan.
Baik buruk hidup yang kita tempuh adalah pilihan kita sendiri.
Manis pahitnya jalan takdir akan membuat banyak warna dalam sejarah kehidupan.
Mahal murahnya suatu barang tidak selalu berkaitan dengan kualitas produk tersebut.
Surga neraka selalu menjadi fokus utama manusia dalam beribadah.
Usaha keras tentu saja berpengaruh terhadap sukses gagalnya kita mencapai cita-cita.
Jangan hanya menilai seseorang dari tinggi rendah jabatan pekerjaannya.
Jauh dekat ongkos naik bus Trans Jakarta tetap Rp 3.700
Cepat lambatnya hewan kurban mati tergantung dari tajam tumpulnya golok yang
digunakan.
Produk kosmetik yang kau gunakan akan mempengaruhi kasar halusnya
Baik buruk akhlak seorang anak bergantung kepada siapa yang mengasuhnya dari kecil.
Tinggi rendahnya nilai rapormu tergantung usahamu belajar selama satu semester.
Nyaman tidaknya kau berada di kelas baru tergantung dari proses adapatasimu dengan
lingkungan
Panjang pendek usia bukan kita yang menentukan.
Mulus tidaknya kulit wajahmu tidak berpengaruh terhadap rasa sayangku.
Pelamar perusahaan A memiliki latar belakang yang berbeda-beda dari yang tua-muda,
laki-laki dan perempuan.
Antidiskriminasi adalah perjuangan untuk menghapus perbedaan status antara orang kulit
putih dengan kulit hitam.
Baik anak-anak maupun dewasa semua senang dengan perjalanan itu.
Siang malam, dari pagi sampai petang, ia bekerja mencari uang untuk memenuhi
kebutuhan keluarganya.
Surga atau neraka sangat tergantung pada perbuatan baik atau buruk yang telah dilakukan
semasa hidup.
3. MAJAS OKUPASI
Okupasi adalah majas yang menggambarkan sesuatu dengan bantahan, tetapi setelah diberi
penjelasan atau di akhiri dengan kesimpulan.
Contoh:
Merokok dapat menyebabkan kanker, tetapi si perokok tetap saja tidak meninggalkan
kebiasaannya. Maka bermunculanlah pabrik-pabrik rokok yang baru karena untungnya yang
sangat banyak.
1. Semua barang di toko ini diskon 15%, kecuali perlengkapan bayi dan anak-anak.
2. Warga desa diharap ikut kerja bakti membersihkan selokan, kecuali ibu-ibu dan anak-anak.
3. Kau boleh memakan semua jenis makanan, kecuali yang berbahan dasar udang.
4. Segala jenis kain boleh kau kenakan, kecuali kain sutera.
5. Semua jenis cabai mengalami kenaikan harga yang signifikan, kecuali cabai merah keriting.
C. MAJAS SINDIRAN
1. MAJAS IRONI
Majas ironi merupakan jenis paling halus dari majas sindiran. Penggunaan majas ironi biasanya
adalah untuk mengungkapkan sindiran halus yakni dengan menggunakan kata-kata yang
bertentangan dengan makna sesungguhnya.
Wah, kamu benar-benar orang yang bersih dan rapi, kamarmu lebih mirip seperti kapal
pecah.
Tutur bahasanya sangat sopan, seperti orang yang tidak pernah mengecap dunia
pendidikan.
Kau benar-benar siswa teladan. Tak ada satupun tugas sekolah yang kau kerjakan.
Kau sangat cocok menjadi dokter, tulisanmu benar-benar tak bisa dibaca sama sekali.
Selera fashionmu bagus sekali. Seluruh pakaian yang kau miliki adalah baju yang sudah
ketinggalan zaman.
Otakmu pintar sekali untuk ukuran siswa SMA, soal matematika anak SD saja kau tak
bisa mengerjakan.
Kau orang yang terlalu jujur, hingga kau tak sadar kata-katamu sudah menyakiti hatinya.
Kerjamu cepat sekali. Pekerjaan yang seharusnya kau serahkan kemarin tapi sampai hari
ini belum selesai juga.
Kau santun sekali pada orang tuamu. Tanpa rasa bersalah kau selalu berteriak saat
berbicara dengan mereka.
Makanan ini enak sekali, persis seperti makanan untuk pasien rumah sakit, hambar.
2. MAJAS SINISME
Majas sinisme adalah majas yang mengungkapkan sindiran secara kasar dan umumnya
digunakan untuk mengkritik atau mencemooh sesuatu baik berupa ide/maksud/rencana.
Kau benar-benar kejam dan tak punya hati nurani. Teganya kau menendang anak kucing
yang lemah itu hanya karena dia mendekat untuk meminta makan.
Berhentilah bersikap sombong, apa kau tak sadar bahwa hampir seluruh warga kampung
membencimu, karena cara bicaramu yang terlalu sombong ini.
Kau memang tak punya rasa malu. Setelah kemarin kau mencaci makinya di depan orang
banyak dengan kata-kata yang sangat kasar, sekarang bisa-bisanya kau bersikap sok
manis lagi padanya.
Sudahlah, jangan kau teruskan gengsimu itu. Nanti kau sendiri yang susah karena
kehabisan uang.
Jika aku jadi dirimu, aku sudah lama meninggalkannya. Ucapan dan perlakuan kasarnya
benar-benar tidak bisa dimaafkan.
Sikapmu tadi sungguh tidak sopan, kau tak pantas bersikap seperti itu kepadanya.
Jangan terlalu keras kepala, sekali-kali ikutilah nasehat orang yang lebih tua darimu.
3. MAJAS SARKASME
Majas sarkasme merupakan kelas tertinggi dari jenis majas sindiran karena majas sarkasme
mengungkapkan sindiran secara langsung dengan kata-kata yang kasar dan keras.
Dasar pemalas! Pantas saja setiap hari ibumu marah-marah, tak ada satupun pekerjaan
rumah yang kau kerjakan. Yang kau tau hanyalah bermain dan menonton televisi.
Dasar bodoh! Harus berapa kali menjelaskan cara pengerjaan yang sangat mudah ini
kepadamu.
Dasar sok tau! Gara-gara kecerobohan dan sifat sok taumu itu, hampir saja kita semua
tersesat di dalam hutan rimba ini.
Tidak usah belagu! Jangan bersikap seolah kau yang paling hebat seantero negeri ini
hanya karena nilai 100-mu itu, di luar sana masih banyak orang yang jauh lebih pintar
darimu.
Kau tidak bisa membaca, ya? Sudah jelas ada peringatan lantai licin, kau masih saja
berlari.
Kemana perginya tenagamu? Galon yang ringan ini saja tak bisa kau angkat.
Dasar pikun! Baru lima menit yang lalu aku menunjukkan caranya padamu, sekarang kau
sudah lupa.