Anda di halaman 1dari 10

Majas (gaya bahasa)

PENGERTIAN MAJAS (Gaya Bahasa)

majas (gaya bahasa) adalah pemakaian kata-kata kiasan dan perbandingan yang tepat
untuk melukiskan sesuatu maksud untuk membentuk plastik bahasa. yang dimaksud
dengan plastik bahasa ialah daya cipta pengarang dalam membuat karya cipta sastra
dengan mengemjukakan pemilihan kata yang tepat memungkinkan "tenaga" yang sesuai
dengan buah pikiran dan perasaan yang terkandung dalam karya itu.

Pada dasarnya, gaya bahasa dibagi atas 4 bagian:

1. Gaya bahasa perbandingan

Gaya bahasa perbandingan di bagi 16 macam, yaitu:

1. Metafora
2. Personifikasi
3. Asosiasi
4. Alegori
5. Parabel
6. Tropen
7. Metonimia
8. Litotes
9. Sinekdok (yang terbagi menjadi Pars Prototo dan Tortem Proparte)
10. Eufemisme
11. Hiperbola
12. Alusio
13. Antonomasia
14. Prifrase
15. Simetri
16. Simile

2. Gaya bahasa penegasan

gaya bahasa penegasan terbagi atas 13 bagian gaya bahasa yaitu:

1. Pleonasme
2. Repetisi
3. Paralelisme (Anafora dan Epifora)
4. Tautologi
5. Klimaks
6. Antiklimaks
7. Retoris
8. Koreksio
9. Asindenton
10. Polisidenton
11. Interupsi
12. Praterito
13. Enumerasia

3. Gaya bahasa pertentangan


Gaya bahasa pertentangan terbagi atas gaya bahasa yaitu:

1. Paradok
2. Antitesis
3. Okupasi
4. Kontradiksio Interminis

4. Gaya bahasa sindiran

Gaya bahasa sindiran terbagi atas tiga macam gaya bahasa yaitu:

1. Gaya bahasa ironi


2. Sinisme
3. Sarkasme

A. MAJAS PERBANDINGAN

1. METAFORA

Metafora adalah gaya bahasa perbandingan dengan memperbandingkan suatu benda dengan
benda yang lain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama.
contoh:
a. Raja siang telah pergi ke peraduanya (matahari).
b. Dewi malam telah keluar dari balik awan (bulan).
c. kupu-kupu malam itu sudah berterbangan di taman maluku (pelacur).

2. SIMILE atau ASOSIASI

Simile atau asosisasi adalah majas yang membandingkan sesuatu hal dengan hal yang lainya,
dengan menggunakan kata penghubung atau kata pembanding, misal seperti, bagaikan, bak,
layaknya, laksana, dll.
contoh:
a. Matanya bagaikan bintang timur.
b. Bibirnya laksana bibirnya merekah.
c. Rambutnya bak mayang mengurai.

3. PERSONIFIKASI

Personifikasi adalah gaya bahasa perbandingan yang membandingkan benda mati atau tidak
dapat bergerak seolah - olah bernyawa dan dapat berperilaku seperti manusia.
contoh:
a. Angin berbisik membelai gadis itu.
b. Hatinya berkata bahwa perbuatan itu tidak boleh dilakukannya.
c. Hujan mencerahkan kainya di bumi.
d. Pagi itu pucuk-pucuk teh menggeliat ditimpa cahaya mentari.
4. ALEGORI

Alegori adalah gaya bahasa yang memperlihatkan perbandingan utuh, perbandingan itu
membentuk kesatuan yang menyeluruh.
contoh:
Mendayung bahtera hidup merupakan perbandingan yang utuh dan menyeluruh bagi seseorang
dalam rumah tangga, bahtera merupakan perbandingan dari rumah tangga, sedang pengemudi
dan awaknya merupakan perbandingan dari suami istri.

5. PARABEL

Parabel adalah gaya bahasa perbandingan dengan mempergunakan perumpamaan dalam hidup.
gaya bahasa ini terkandung dalam seluruh isi karangan. dengan halus tersimpul berupa pedoman
hidup.
contoh:
Bhagawat Gita, Mahabharata Bayan Budiman mengandung gaya bahasa ini.

6. TROPEN

Tropen adalah gaya bahasa perbandingan dengan membandingkan suatu pekerjaan atau
perbuatan dengan kata-kata lain yang mengandung pengertian yang sejalan.
contoh:
a. Ia mengubur dirinya saja. Lalu tiada terdengar lagi suaranya.
b. Kemarin dia terbang menuju Timor-Timur.
c. Setiap malam ia menjual suaranya untuh nafkah istrinya.

7. METONIMIA

Metonomia adalah gaya bahasa perbandingan yang mengemukakaan merk dagang atau nama
barang untuk melukskan sesuatu yang dipergunakan atau dikerjakan, sehingga kata itu
berasosiasi dengan benda keseluruhan.
contoh:
a. Ia naik Yamaha setiap hari ke kantornya (maksudnya naik motor merk yamaha).
b. Honda, bukan kijang, daihatsu, dll.
c. Kemarin ia memakai Mercedes benz (maksudnya mobil merk Mercedes Benz).
d. Kami berkodak di tepi pantai (maksudnyaa berfoto tustelnya bermerek kodak).

8. LITOTES

Litotes adalah gaya bahasa perbandingan yang melukiskan keadaan sesuatu dengan kata-kata
yang berlawanan artinya dengan kenyataan yang sebenarnya guna merendahkan diri.
contoh:
a. Datanglah ke gubuk orang tuaku.
b. Perjuangan kami hanya setitik air dalam samudra luas.

9.SINEKDOK

Sinekdok adalah gaya bahasa penegasan yang melukiskan sebagian untuk seluruhnya (pars
prototo) atau melukiskan untuk sebagian (totem proparte) selanjutnya tulisan 2 bahasa itu.
a. Pars Prototo

Pars prototo adalah gaya bahasa yang melukiskan sebagian untuk seluruh tanggapan.
contoh:
1. Berapa kepala yang tidak hadir hari ini?
2. Sejak tadi dia tidak kelihatan batang hidungnya.

b. Totem pro parte

totem pro parte adalah gaya bahasa yang melukiskan keseluruhan tanggapan untuk sebagian.
contoh:
1. Indonesia keluar sebagai juara umum dalam ASEAN games.
2. Medan pernah menyelenggarakan FFI 2 kali.

10. EUFEMISME

Eufemisme adalah gaya bahasa perbandingan denan mengganti suatu pengertian dengan kata lain
yang hampir sama artinya dengan maksud untuk menghindarkan pantang atau sopan santun.
contoh:
a. Rupanya anak saudara kurang pandai, sehingga tidak naik tahun ini. (bodoh)
b. Orang itu sudah berubah akal. (gila)

11. HIPERBOLA

Hiperbola adalah gaya bahasa yang dipakai jika seseorang hendak melukiskan peristiwa atau
keadaan dengan cara berlebihan dari pada seseungguhya.
contoh:
a. Hatiku terbakar, Darahku terasa mendidih, mendengar berita itu.
b. Tangisnya menyayat hati orang lain

12. ALUSIO

Alusio adalah gaya bahasa perbandingan dengan mempergunakan ungkapan atau peribahasa
yang sudah lazim digunakan seseorang.
contoh:
a. Dari tadi engkau menggantang asap saja, apa hasilnya?
b. Kakek itu tua-tua keladi semakin tua makin jadi.

13. ANTONOMASIA

Antonomasia adalah gaya bahasa perbandingan dengan menyebutkan nama lain terhadap
seseorang yang sesuai dengan sifat seseorang tersebut.
contoh:
a. Si pincang itu kini telah tiada.

14. PRIFRASE

Prifase adalah gaya bahasa perbandingan dengan mengganti sebuah kata dengan beberapa kata
atau sebuah kalimat.
contoh:
a. Kami baru sampai ke tempat itu sore hari; menjadi kami baru sampai ke tempat itu ketika
matahari akan tenggelam di ufuk barat.

15. SIMETRI

Simetri adalah gaya bahasa yang menyatakan kalimat dengan kalimat yang lain tapi isinya
sebanding.
contoh:
a. Anak itu dididik. Anak itu dituntun dan diajari kearah kebaikan.

B. MAJAS PENEGASAN

1. PLEONASME

Pleonasme adalah gaya bahasa yang mempergunakan sepatah kata yang sebenarnya tidak
perlu dikatakan lagi karena arti kata tersebut sudah terkandung dalam kata yang di
terangkan.

contoh:
a. Lepas dari Selat Malaka, mulailah kami mengarungi samudera luas.
b. Salju putih sudah mulai turun.
c. Ia tidak naik ke atas.

2. REPETISI

Repetisi adalah gaya bahasa penegasan dengan mengulang sepatah kata berkali-kali dalam
kalimat yang lain dan biasanya digunakan oleh ahli pidato.

contoh:
a. Cinta adalah keindahan. Cinta adalah kebahagiaan. Cinta adalah pengorbanan.
b. Kita telah bebas. Kita telah merdeka. Kita telah bebas dari segala belenggu yang mengikat
kemerdekaan kita.

3. PARALELISME

Paralelisme adalah gaya bahasa penegasan yang dipakai dalam puisi dengan mengulang
kata. paralelisme dibagi atas anafora dan epifora.

a. Anafora

Anafora adalah gaya bahasa dari salah satu gaya bahasa paralelisme dengan menempatkan
kata atau kelompok kata (frase) yang sama didepan tiap-tiap larik dalam puisi secara
berulang-ulang.

contoh:
1. Kalau 'lah diam malam yang kelam
Kalau 'lah tenang sawang yang lapang
Kalau 'lah lelap orang dilawang

b. Epifora
Epifora adalah gaya bahasa paralelisme dengan menempatkan kata atau kelompok kata
(frase yang sama pada akhir larik dalam puisi secara berulang-ulang). (bandingkan pula
dengan anafora)

contoh:
1. Kalau kau mau, aku akan datang
Jika kau kehendaki, aku akan datang
Bila kau minta, aku akan datang

4. TAUTOLOGI

Tautologi adalah gaya bahasa penegasan dengan mengulang kata beberapa kali dalam
sebuah kalimat.

contoh:
a. Disuruh aku bersabar, bersabar dan sekali lagi bersabar, tapi kini aku tak tahan lagi.

5. KLIMAKS

Klimaks adalah gaya bahasa penegasan dan menyatakan beberapa hal berturut-turut
makin lama makin memuncak (bandingkan dengan antiklimaks).

contoh:
Sejak menyemai benih, tumbuh, hingga menuainya, aku sendiri yang mengerjakanya.

6. ANTIKLIMAKS

Antiklimaks adalah gaya bahasa penegasan yang bertentangan dengan gaya bahasa anti
klimaks.

pada antiklimaks makna yang tergantung dalam kata-kata diucapkan berturut-turut makin lama
makin lemah (menurun) tingkatanya.
contoh:
a. Jangankan seribu, atau seratus, serupiah pun tak ada.
b. Dasar para pejabat tinggi, menengah, sampai rendah turut merasakan kebersamaan itu.

7. RETORIS

Retoris adalah gaya bahasa penegasan dengan mempergunakan kalimat tanya yang
sebenarnya tidak memerlukan jawaban karena sudah diketahuinya.

contoh:
a. Mana mungkin orang mati bisa hidup kembali?
b. Siapakah yang melarangmu berbuat bijak?
c. O, Tuhan, apakah salahku hingga aku miskin begini?

8. KOREKSIO

Koreksio adalah gaya bahasa penegasan berupa membetulkan (mengoreksi) kembali kata-
kata yang salah satu atau sengaja salah diucapkan sebelumnya.

contoh:
a. Hari ini dia sakit ingatan..... E maaf, Sakit kepala maksudku.

9. ASINDENTON

Asindenton adalah gaya bahasa penegasan dengan menyatakan beberapa benda, hal atau
keadaan secara berturut-turut tanpa memakai kata penghubung.
contoh:
a. Kemeja, sepatu, kaos kaki, dibelinya di toko itu.

10. POLISINDENTON

Polisindenton adalah gaya bahasa penegasan dengan menyebutkan beberapa benda, hal,
atau keadaan secara berturut-turut dengan menggunakan kata penghubung.

contoh:
a. Sebelum naik kerumah, maka ditanggilkanya sepatunya karena takut akan mengotorkan lantai.

11. INTERUPSI

Interupsi adalah gaya bahasa penegasan dengan mempergunakan kata-kata atau bagian
kalimat yang disisipkan diantara kalimat pokok guna lebih menjelaskan dan penekanan
bagian kalimat sebelumnya.

contoh:
a. Aku, orang yang sepuluh tahun bekerja disini, belum pernah dinaikan pangkat.

12. PRATERITO

Praterito adalah gaya bahasa penegasan dengan menyembunyikan sesuatu, serta seolah-
olah menyuruh; pembaca harus menerka apa yang disembunyikanya itu. biasanya
pembaca sudah dianggap memakluminya.

contoh:
a. Kuhirupikukan masyarakat yogyakarta dalam menyambut gerhana matahari total yang langka
ini tidak usah saya ceritakan lagi.

13. ENUMERASIO

Enumerasio adalah gaya bahasa penegasan dengan melukiskan satu peristiwa agar
keseluruhan maksud kalimat lebih jelas dan lugas.

contoh:
a. Angin berhembus, Laut tenang, Bulan memancar lagi.

C. MAJAS PERTENTANGAN

1. MAJAS PARADOKS

Seperti apa gaya penuturan dari majas ini? Sebagai majas pertentangan, majas paradoks
mempertentangkan dua hal yang sebenarnya sama-sama mengandung suatu kebenaran. Berikut ini
contohnya:

 Hidup Pak Bahrir berlimpah kekayaan, tetapi hatinya kosong.


 Kemajuan teknologi justru menyebabkan kemunduran kepedulian sosial masyarakat.
 Mukanya memang garang tetapi hatinya sangat lembut dan tutur katanya sangat
 Meski dikeramaian, aku masih merasa kesepian
 Dalam kemarahannya tersimpan sejuta kasih sayang untuk muris-muridnya.
 Anak-anak kelas itu sangat bandel namun tetap peduli akan tugas-tugasnya.
 Kemiskinan semakin menggerogoti kaum lemah dikala para pemimpin itu sibuk dengan
kekayaannya.
 Walaupun rokok tidak baik untuk kesehatan ia tetap diminati oleh sebagian besar kaum
pria
 Rokok tetap diminati sebagian besar warga walaupun berdampak buruk untuk kesehatan.
 Anak-anak kelas C sangat bandel dan susah diatur, tetapi nilai ulangannya selalu di atas
rata-rata.
 Meskipun seharian ini aku belum mengisi perutku, malam ini aku tidak merasakan lapar
sedikit pun.
 Usianya boleh renta tetapi semangatnya melebihi semangan para pemuda.
 Andi merasa kesepian di tengah hiruk pikuknya kota Jakarta.
 Dibalik keagresifan perilakunya, Wati hanya membutuhkan perhatian.
 Keramahan yang ia tunjukkan mengandung niat yang buruk.
 Bagaimana bisa harga barang ini malah turun ketika harga Listrik naik.
 Di balik kemarahan Ibu, ada kasih sayang dan perhatian yang luar biasa.
 Dewi selalu menaruh perhatian ekstra di balik sikap cueknya terhadap Bakri.
 Hidup dalam kemiskinan tidak menghalanginya terus bersyukur kepada Allah.
 Kecantikan dan kemapanan justru tak membuatnya cepat menemukan jodoh

2. MAJAS ANTITETIS

Apa yang dimaksud dengan majas antitesis? Majas ini dicirikan oleh gaya bahasa yang
menyatakan sesuatu dengan memakai kata-kata yang mempunyai makna yang berlawanan. Jadi,
terdapat dua kata yang berlawanan dalam majas ini. Berikut ini contohnya:

 Banyak sedikitnya hasil yang kita dapat tidak boleh mengurangi rasa syukur kita terhadap
Tuhan.
 Baik buruk hidup yang kita tempuh adalah pilihan kita sendiri.
 Manis pahitnya jalan takdir akan membuat banyak warna dalam sejarah kehidupan.
 Mahal murahnya suatu barang tidak selalu berkaitan dengan kualitas produk tersebut.
 Surga neraka selalu menjadi fokus utama manusia dalam beribadah.
 Usaha keras tentu saja berpengaruh terhadap sukses gagalnya kita mencapai cita-cita.
 Jangan hanya menilai seseorang dari tinggi rendah jabatan pekerjaannya.
 Jauh dekat ongkos naik bus Trans Jakarta tetap Rp 3.700
 Cepat lambatnya hewan kurban mati tergantung dari tajam tumpulnya golok yang
digunakan.
 Produk kosmetik yang kau gunakan akan mempengaruhi kasar halusnya
 Baik buruk akhlak seorang anak bergantung kepada siapa yang mengasuhnya dari kecil.
 Tinggi rendahnya nilai rapormu tergantung usahamu belajar selama satu semester.
 Nyaman tidaknya kau berada di kelas baru tergantung dari proses adapatasimu dengan
lingkungan
 Panjang pendek usia bukan kita yang menentukan.
 Mulus tidaknya kulit wajahmu tidak berpengaruh terhadap rasa sayangku.
 Pelamar perusahaan A memiliki latar belakang yang berbeda-beda dari yang tua-muda,
laki-laki dan perempuan.
 Antidiskriminasi adalah perjuangan untuk menghapus perbedaan status antara orang kulit
putih dengan kulit hitam.
 Baik anak-anak maupun dewasa semua senang dengan perjalanan itu.
 Siang malam, dari pagi sampai petang, ia bekerja mencari uang untuk memenuhi
kebutuhan keluarganya.
 Surga atau neraka sangat tergantung pada perbuatan baik atau buruk yang telah dilakukan
semasa hidup.

3. MAJAS OKUPASI

Okupasi adalah majas yang menggambarkan sesuatu dengan bantahan, tetapi setelah diberi
penjelasan atau di akhiri dengan kesimpulan.

Contoh:

 Merokok dapat menyebabkan kanker, tetapi si perokok tetap saja tidak meninggalkan
kebiasaannya. Maka bermunculanlah pabrik-pabrik rokok yang baru karena untungnya yang
sangat banyak.

4. MAJAS KONTRADIKSI INTERMINUS


Majas ini dapat dikenali dengan melihat adanya sesuatu yang dinyatakan bertentangan dengan
hal yang telah disebutkan terlebih dahulu. Penggunaan majas ini adalah pada kalimat
pengecualian atau penyangkalan.

Contoh majas kontradiksi interminus:

1. Semua barang di toko ini diskon 15%, kecuali perlengkapan bayi dan anak-anak.
2. Warga desa diharap ikut kerja bakti membersihkan selokan, kecuali ibu-ibu dan anak-anak.
3. Kau boleh memakan semua jenis makanan, kecuali yang berbahan dasar udang.
4. Segala jenis kain boleh kau kenakan, kecuali kain sutera.
5. Semua jenis cabai mengalami kenaikan harga yang signifikan, kecuali cabai merah keriting.

C. MAJAS SINDIRAN

1. MAJAS IRONI

Majas ironi merupakan jenis paling halus dari majas sindiran. Penggunaan majas ironi biasanya
adalah untuk mengungkapkan sindiran halus yakni dengan menggunakan kata-kata yang
bertentangan dengan makna sesungguhnya.

Contoh Majas Ironi:

 Wah, kamu benar-benar orang yang bersih dan rapi, kamarmu lebih mirip seperti kapal
pecah.
 Tutur bahasanya sangat sopan, seperti orang yang tidak pernah mengecap dunia
pendidikan.
 Kau benar-benar siswa teladan. Tak ada satupun tugas sekolah yang kau kerjakan.
 Kau sangat cocok menjadi dokter, tulisanmu benar-benar tak bisa dibaca sama sekali.
 Selera fashionmu bagus sekali. Seluruh pakaian yang kau miliki adalah baju yang sudah
ketinggalan zaman.
 Otakmu pintar sekali untuk ukuran siswa SMA, soal matematika anak SD saja kau tak
bisa mengerjakan.
 Kau orang yang terlalu jujur, hingga kau tak sadar kata-katamu sudah menyakiti hatinya.
 Kerjamu cepat sekali. Pekerjaan yang seharusnya kau serahkan kemarin tapi sampai hari
ini belum selesai juga.
 Kau santun sekali pada orang tuamu. Tanpa rasa bersalah kau selalu berteriak saat
berbicara dengan mereka.
 Makanan ini enak sekali, persis seperti makanan untuk pasien rumah sakit, hambar.

2. MAJAS SINISME

Majas sinisme adalah majas yang mengungkapkan sindiran secara kasar dan umumnya
digunakan untuk mengkritik atau mencemooh sesuatu baik berupa ide/maksud/rencana.

Contoh Majas Sinisme:

 Kau benar-benar kejam dan tak punya hati nurani. Teganya kau menendang anak kucing
yang lemah itu hanya karena dia mendekat untuk meminta makan.
 Berhentilah bersikap sombong, apa kau tak sadar bahwa hampir seluruh warga kampung
membencimu, karena cara bicaramu yang terlalu sombong ini.
 Kau memang tak punya rasa malu. Setelah kemarin kau mencaci makinya di depan orang
banyak dengan kata-kata yang sangat kasar, sekarang bisa-bisanya kau bersikap sok
manis lagi padanya.
 Sudahlah, jangan kau teruskan gengsimu itu. Nanti kau sendiri yang susah karena
kehabisan uang.
 Jika aku jadi dirimu, aku sudah lama meninggalkannya. Ucapan dan perlakuan kasarnya
benar-benar tidak bisa dimaafkan.
 Sikapmu tadi sungguh tidak sopan, kau tak pantas bersikap seperti itu kepadanya.
 Jangan terlalu keras kepala, sekali-kali ikutilah nasehat orang yang lebih tua darimu.

3. MAJAS SARKASME

Majas sarkasme merupakan kelas tertinggi dari jenis majas sindiran karena majas sarkasme
mengungkapkan sindiran secara langsung dengan kata-kata yang kasar dan keras.

Contoh Majas sarkasme:

 Dasar pemalas! Pantas saja setiap hari ibumu marah-marah, tak ada satupun pekerjaan
rumah yang kau kerjakan. Yang kau tau hanyalah bermain dan menonton televisi.
 Dasar bodoh! Harus berapa kali menjelaskan cara pengerjaan yang sangat mudah ini
kepadamu.
 Dasar sok tau! Gara-gara kecerobohan dan sifat sok taumu itu, hampir saja kita semua
tersesat di dalam hutan rimba ini.
 Tidak usah belagu! Jangan bersikap seolah kau yang paling hebat seantero negeri ini
hanya karena nilai 100-mu itu, di luar sana masih banyak orang yang jauh lebih pintar
darimu.
 Kau tidak bisa membaca, ya? Sudah jelas ada peringatan lantai licin, kau masih saja
berlari.
 Kemana perginya tenagamu? Galon yang ringan ini saja tak bisa kau angkat.
 Dasar pikun! Baru lima menit yang lalu aku menunjukkan caranya padamu, sekarang kau
sudah lupa.

Anda mungkin juga menyukai