Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

MAJAS
NAMA : Raysman S. Bu'ulolo
KELAS : XI MULTIMEDIA
MAPEL : B.Indonesia

1. Majas Penegasan
a. Aliterasi
Aliterasi ialah sejenis gaya bahasa yang
berwujud perulangan konsonan pada suatu
kata atau beberapa kata, biasanya terjadi pada
puisi. Contoh:
1) Kau keraskan kalbunya.
2) Bagai batu membesi benar.
3) Timbul telangkai bertongkat urat.
4) Ditunjang pengacara petah fasih.

b. Asonansi
Asonansi ialah sejenis gaya bahasa repetisi yang
berjudul perulangan vokal, pada suatu kata
atau beberapa kata. Biasanya dipergunakan
dalam puisi untuk mendapatkan efek
penekanan.
Contoh: Segala ada menekan dada.

c. Antanaklasis
Antanaklasis ialah sejenis gaya bahasa yang
mengandung perulangan kata dengan makna
berbeda.
Contoh: Karena buah penanya itu menjadi buah
bibir orang.

d. Kiasmus
Kiasmus ialah gaya bahasa yang berisikan
perulangan dan sekaligus merupakan inversi
atau pembalikan susunan antara dua kata
dalam satu kalimat.
Contoh: Ia menyalahkan yang benar dan
membenarkan yang salah.

e. Epizeukis
Epizeukis ialah gaya bahasa perulangan yang
bersifat langsung. Maksudnya kata yang
dipentingkan diulang beberapa kali berturut-
turut.
Contoh: Ingat kami harus bertobat, bertobat,
sekali lagi bertobat.

f. Tautotes
Tautotes ialah gaya bahasa perulangan yang
berupa pengulangan sebuah kata berkali-kali
dalam sebuah konstruksi.
Contoh: Aku adalah kau, kau adalah aku, kau
dan aku sama saja.

g. Anafora
Anafora ialah gaya bahasa repetisi yang
merupakan perulangan kata pertama pada
setiap baris atau kalimat.
Contoh: Kucari kau dalam toko-toko.

h. Epistrofa (Efifora)
Epistrofa ialah gaya bahasa repetisi yang
berupa perulangan kata pada akhir baris atau
kalimat berurutan.
Contoh: Ibumu sedang memasak di dapur
ketika kau tidur.

i. Simploke
Simploke ialah gaya bahasa repetisi yang
berupa perulangan awal dan akhir beberapa
baris (kalimat secara berturut-turut).
Contoh: Ada selusin gelas ditumpuk ke atas. Tak
pecah.

j. Mesodiplosis
Mesodiplosis ialah gaya bahasa repetisi yang
berupa pengulangan kata atau frase di tengah-
tengah baris atau kalimat secara berturut-turut.
Contoh: Para dokter harus meningkatkan
kesehatan masyarakat.

k. Epanalepsis
Epanalepsis ialah gaya bahasa repetisi yang
berupa perulangan kata pertama pada akhir
baris, klausa, atau kalimat.
Contoh: Saya akan berusaha meraih cita-cita
saya.
l. Anadiplosis
Anadiplosis ialah gaya bahasa repetisi yang kata
atau frase terakhir dari suatu kalimat atau
klausa menjadi kata atau frase pertama pada
klausa atau kalimat berikutnya.
Contoh: Dalam raga ada darah.

2. Majas Perbandingan
a. Perumpamaan
Perumpamaan ialah padanan kata atau simile
yang berarti seperti. Secara eksplisit jenis gaya
bahasa ini ditandai oleh pemakaian kata:
seperti, sebagai, ibarat, umpama, bak, laksana,
serupa.
Contoh: Seperti air dengan minyak.

b. Metafora
Metafora ialah gaya bahasa yang
membandingkan dua hal secara implisit.
Contoh: Aku adalah angin yang kembara.

c. Personifikasi
Personifikasi ialah gaya bahasa yang
melekatkan sifat-sifat insani pada barang atau
benda yang tidak bernyawa ataupun pada ide
yang abstrak.
Contoh: Bunga ros menjaga dirinya dengan
duri.

d. Depersonifikasi
Depersonifikasi ialah gaya bahasa yang
melekatkan sifat-sifat suatu benda tak
bernyawa pada manusia atau insan. Biasanya
memanfaatkan kata-kata: kalau, sekiranya,
jikalau, misalkan, bila, seandainya, seumpama.
Contoh: Kalau engkau jadi bunga, aku jadi
tangkainya.

e. Alegori
Alegori ialah gaya bahasa yang menggunakan
lambang-lambang yang termasuk dalam alegon
antara lain:
1) Fabel, contoh: Kancil dan Buaya
2) Parabel, contoh: Cerita Adam dan Hawa

f. Antitesis
Antitesis ialah gaya bahasa yang mengandung
gagasan-gagasan yang bertentangan.
Contoh: Dia gembira atas kegagalanku dalam
ujian.

g. Pleonasme
Pleonasme adalah penggunaan kata yang
mubazir yang sebesarnya tidak perlu.
Contoh: Capek mulut saya berbicara.

h. Tautologi
Tautologi adalah gaya bahasa yang
menggunakan kata atau frase yang searti
dengan kata yang telah disebutkan terdahulu.
Contoh: Apa maksud dan tujuannya datang ke
mari?

i. Perifrasis
Perifrasis ialah gaya bahasa yang dalam
pernyataannya sengaja menggunakan frase
yang sebenarnya dapat diganti dengan sebuah
kata saja.
Contoh: Wita telah menyelesaikan sekolahnya
tahun 1988 (lulus).

j. Antisipasi (prolepsis)
Antisipasi ialah gaya bahasa yang dalam
pernyataannya menggunakan frase
pendahuluan yang isinya sebenarnya masih
akan dikerjakan atau akan terjadi.
Contoh: Aku melonjak kegirangan karena aku
mendapatkan piala kemenangan.

k. Koreksio (epanortosis)
Koreksio ialah gaya bahasa yang dalam
pernyataannya mula-mula ingin menegaskan
sesuatu. Namun, kemudian memeriksa dan
memperbaiki yang mana yang salah.
Contoh: Silakan Riki maju, bukan, maksud saya
Rini!

3. Majas Pertentangan
a. Hiperbola
Hiperbola ialah gaya bahasa yang mengandung
pernyataan yang berlebih-lebihan baik jumlah,
ukuran, ataupun sifatnya dengan tujuan untuk
menekan, memperhebat, meningkatkan kesan
dan pengaruhnya.
Contoh: Pemikiran-pemikirannya tersebar ke
seluruh dunia.

b. Litotes
Litotes ialah majas yang berupa pernyataan
yang bersifat mengecilkan kenyataan yang
sebenarnya.
Contoh: Apa yang kami berikan ini memang tak
berarti buatmu.

c. Ironi
Ironi ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan
yang isinya bertentangan dengan kenyataan
yang sebenarnya.
Contoh: Bagus benar rapormu Bar, banyak
merahnya.
d. Oksimoron
Oksimoron ialah gaya bahasa yang berupa
pernyataan yang di dalamnya mengandung
pertentangan dengan menggunakan kata-kata
yang berlawanan dalam frase atau dalam
kalimat yang sama.
Contoh: Olahraga mendaki gunung memang
menarik walaupun sangat membahayakan.

e. Paronomosia
Paronomasia ialah gaya bahasa yang berupa
pernyataan yang berisi penjajaran kata-kata
yang sama bunyinya, tetapi berlainan
maknanya.
Contoh: Bisa ular itu bisa masuk ke sel-sel
darah.

f. Zeugma
Zeugma ialah gaya bahasa yang menggunakan
dua konstruksi rapatan dengan cara
menghubungkan sebuah kata dengan dua atau
lebih kata lain. Dalam zeugma kata yang dipakai
untuk membawahkan kedua kata berikutnya
sebenarnya hanya cocok untuk salah satu dari
padanya.
Contoh: Kami sudah mendengar berita itu dari
radio dan surat kabar.

g. Silepsis
Silepsis kata yang dipergunakannya itu secara
gramatikal benar, tetapi kata tadi diterapkan
pada kata lain yang sebenarnya mempunyai
makna lain.
Contoh: Ia sudah kehilangan topi dan
semangatnya.

h. Satire
Satire ialah gaya bahasa sejenis argumen atau
puisi atau karangan yang berisi kritik sosial baik
secara terang-terangan maupun terselubung.
Contoh: Jemu aku dengan bicaramu.

i. Inuendo
Inuendo ialah gaya bahasa yang berupa
sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang
sebenarnya.
Contoh: Dia memang baik, cuma agak kurang
jujur.

j. Antifrasis
Antifrasis ialah gaya bahasa yang berupa
pernyataan yang menggunakan sebuah kata
dengan makna kebalikannya. Berbeda dengan
ironi, yang berupa rangkaian kata yang
mengungkapkan sindiran dengan menyatakan
kebalikan dari kenyataan, sedangkan pada
antifrasis hanya sebuah kata saja yang
menyatakan kebalikan itu.
1) Contoh Antifrasis: Lihatlah sang raksasa telah
tiba (maksudnya si cebol).
2) Contoh ironi: Kami tahu bahwa kau memang
orang yang jujur sehingga tak ada satu orang
pun yang percaya padamu.

k. Paradoks
Paradoks ialah gaya bahasa yang mengandung
pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta
yang ada.
Contoh: Teman akrab adakalanya merupakan
musuh sejati.

l. Klimaks
Klimaks ialah gaya bahasa yang berupa susunan
ungkapan yang makin lama makin mengandung
penekanan atau makin meningkat
kepentingannya dari gagasan atau ungkapan
sebelumnya.
Contoh: Hidup kita diharapkan berguna bagi
saudara, orang tua, nusa bangsa, dan negara.

m. Anti klimaks
Anti klimaks ialah suatu pernyataan yang berisi
gagasan-gagasan yang disusun dengan urutan
dari yang penting hingga yang kurang penting.
Contoh: Bahasa Indonesia diajarkan kepada
mahasiswa, siswa SMA, SMP, dan SD.

n. Apostrof
Apostrof ialah gaya bahasa yang berupa
pengalihan amanat dari yang hadir kepada yang
tidak hadir.
Contoh: Wahai dewa yang agung, datanglah
dan lepaskan kami dari cengkeraman durjana.
o. Anastrof atau inversi
Anastrof ialah gaya bahasa retoris yang
diperoleh dengan membalikkan susunan kata
dalam kalimat atau mengubah urutan unsur-
unsur konstruksi sintaksis.
Contoh: Diceraikannya istrinya tanpa setahu
saudara-saudaranya.

p. Apofasis
Apofasis ialah gaya bahasa yang berupa
pernyataan yang tampaknya menolak sesuatu,
tetapi sebenarnya justru menegaskannya.
Contoh: Sebenarnya saya tidak sampai hati
mengatakan bahwa anakmu kurang ajar.

q. Histeron proteran
Histeron proteran ialah gaya bahasa yang isinya
merupakan kebalikan dari suatu yang logis atau
kebalikan dari sesuatu yang wajar.
Contoh: Jika kau memenangkan pertandingan
itu berarti kematian akan kau alami.

r. Hipalase
Hipalase ialah gaya bahasa yang berupa sebuah
pernyataan yang menggunakan kata untuk
menerangkan suatu kata yang seharusnya lebih
tepat dikarenakan kata yang lain.
Contoh: Ia duduk pada bangku yang gelisah.

s. Sinisme
Sinisme ialah gaya bahasa yang merupakan
sindiran yang berbentuk kesangsian yang
mengandung ejekan terhadap keikhlasan atau
ketulusan hati.
Contoh: Anda benar-benar hebat sehingga pasir
di gurun sahara pun dapat Anda hitung.

t. Sarkasme
Sarkasme ialah gaya bahasa yang mengandung
sindiran atau olok-olok yang pedas atau kasar.
Contoh: Kau memang benar-benar bajingan.

4. Majas Pertautan
a. Metonimia
Metonimia ialah gaya bahasa yang
menggunakan nama barang, orang, hal, atau
ciri sebagai pengganti barang itu sendiri.
Contoh: Parker jauh lebih mahal daripada pilot.

b. Sinekdoke
Sinekdoke ialah gaya bahasa yang
menyebutkan nama sebagian sebagai nama
pengganti barang sendiri.
Contoh: Lima ekor kambing telah dipotong
pada acara itu.
c. Alusio
Alusia ialah gaya bahasa yang menunjuk secara
tidak langsung ke suatu peristiwa atau tokoh
yang telah umum dikenal/diketahui orang.
Contoh: Apakah peristiwa Madiun akan terjadi
lagi di sini?

d. Eufimisme
Eufimisme ialah ungkapan yang lebih halus
sebagai pengganti ungkapan yang dirasa lebih
kasar yang dianggap merugikan atau yang tidak
menyenangkan.
Contoh: Tunasusila sebagai pengganti pelacur.

e. Eponim
Eponim ialah gaya bahasa yang menyebut
nama seseorang yang begitu sering
dihubungkan dengan sifat tertentu sehingga
nama itu dipakai untuk menyatakan sifat itu.
Contoh: Dengan latihan yang sungguh saya
yakin Anda akan menjadi Mike Tyson.

f. Antonomasia
Antonomasia ialah gaya bahasa yang berupa
pernyataan yang menggunakan gelar resmi
atau jabatan sebagai pengganti nama diri.
Contoh: Kepala sekolah mengundang para
orang tua murid.

g. Epitet
Epitet ialah gaya bahasa yang berupa
keterangan yang menyatakan sesuatu sifat atau
ciri yang khas dari seseorang atau suatu hal.
Contoh: Putri malam menyambut kedatangan
remaja yang sedang mabuk asmara.

h. Erotesis
Erotesis ialah gaya bahasa yang berupa
pertanyaan yang tidak menuntut jawaban sama
sekali.
Contoh: Tegakah membiarkan anak-anak dalam
kesengsaraan?

i. Paralelisme
Paralelisme ialah gaya bahasa yang berusaha
menyejajarkan pemakaian kata-kata atau frase-
frase yang menduduki fungsi yang sama dan
memiliki bentuk gramatikal yang sama.
Contoh: Bukan saja perbuatan itu harus
dikutuk, tetapi juga harus diberantas.

j. Elipsis
Elipsis ialah gaya bahasa yang di dalamnya
terdapat penanggalan atau penghilangan salah
satu atau beberapa unsur penting dari suatu
konstruksi sintaksis.
Contoh: Mereka ke Jakarta minggu lalu
(perhitungan prediksi).

k. Gradasi
Gradasi ialah gaya bahasa yang mengandung
beberapa kata (sedikitnya tiga kata) yang
diulang dalam konstruksi itu.
Contoh: Kita harus membangun, membangun
jasmani dan rohani, rohani yang kuat dan
tangguh, dengan ketangguhan itu kita maju.

l. Asindeton
Asindenton ialah gaya bahasa yang berupa
sebuah kalimat atau suatu konstruksi yang
mengandung kata-kata yang sejajar, tetapi
tidak dihubungkan dengan kata-kata
penghubung.
Contoh: Ayah, ibu, anak merupakan inti dari
sebuah keluarga.
m. Polisindeton
Polisindenton ialah gaya bahasa yang berupa
sebuah kalimat atau sebuah konstruksi yang
mengandung kata-kata yang sejajar dan
dihubungkan dengan kata-kata penghubung.
Contoh: Pembangunan memerlukan sarana dan
prasarana juga dana serta kemampuan
pelaksana.

Anda mungkin juga menyukai