Anda di halaman 1dari 2

RAGAM JENIS MAJAS

Majas Perbandingan
Majas perbandingan adalah jenis majas dengan gaya bahasa yang digunakan untuk menyandingkan atau membandingkan
suatu objek, dengan objek yang lainnya dengan melalui proses penyamaan, pelebihan, atau penggantian. Di dalam majas
perbandingan ada beberapa subjenisnya. Diantaranya yaitu :
Personifikasi
Yaitu gaya bahasa yang akan menggantikan fungsi benda mati, yang bisa bersikap selayaknya manusia. Contohnya : Daun
kelapa itu seolah-olah sedang melambai kepadaku dan mengajakku bermain di tepi pantai.
Metafora
Adalah salah satu majas yang meletakkan sebuah objek, yang sifatnya sama dengan pesan yang ingin disampaikan.
Contohnya : Pegawai itu merupakan tangan kanan dari komisaris perusahaan tersebut. tangan kanan adalah ungkapan
untuk orang yang setia, dan sangat dipercaya.
Eufimisme
Adalah gaya bahasa yang digantikan dengan kata-kata yang menganggap kurang baik, dengan padanan kata yang lebih
halus lagi. Contohnya : Di setiap kampus atau perusahaan sekarang ini wajib untuk menerima difabel. Difabel adalah kata
yang menggantikan frasa untuk orang cacat.
Metonimia
Adalah salah satu majas yang menyandingkan merk atau istilah pada sesuatu yang merajuk pada benda yang umum.
Contohnya : Agar laparnya cepat hilang lebih baik makan sate dahulu. Maksud kata sate adalah merujuk pada jenis
makanan yang sehat.
Simile
Adalah salah satu majas yang hampir sama dengan asosiasi yang akan menggunakan kata hubung seperti bak, bagaikan,
ataupun, seperti. Tetapi simile tidak membandingkan dua objek yang berbeda, namun untuk menyandingkan kegiatan
sebagai ungkapan. Contohnya : Sifatnya seperti anak ayam yang kehilangan induknya.
Alegori
Merupakan majas yang menyandingkan objek dengan kata kiasan. Contohnya : Suami adalah nakhoda dalam mengarungi
kehidupan rumah tangga. Maksud kata nakhoda adalah pemimpin di dalam keluarga.
Sinekdok
Merupakan gaya bahasa yang terbagi menjadi dua bagian, misalnya sinekdok pars pro toto dan sinekdok totem pro parte.
Sinekdok pars pro toto adalah sebuah gaya bahasa yang menyebutkan sebagian unsur, hanya untuk menampilkan
keseluruhan dari sebuah benda. Contohnya : Sampai bel berbunyi pun, belum juga terlihat batang hidung Dahlia.
Sedangkan sinekdok totem pro parte adalah kebalikannya, yaitu gaya bahasa yang menampilkan secara keseluruhan untuk
merajuk pada sebagian benda dan situasi. Contohnya : Indonesia berhasil menjuarai All England sampai 8 kali berturut-
turut.
Simbolik
Adalah gaya bahasa yang membandingkan dengan manusia melalui sikap makhluk hidup yang lainnya, dalam sebuah
ungkapan. Contoh : Wanita itu memang jinak-jinak merpati.
Majas Pertentangan
Adalah kelompok majas yang memiliki ciri khas dengan gaya penuturan, dan akan mengungkapkan sesuatu yang
bertentangan dengan makna yang sebenarnya. Penuturan dengan majas pertentangan yang dapat dibilang, dengan
memperkuat salah satu makna dari sesuatu yang diutarakan. Majas ini dibedakan menjadi empat bagian. Diantaranya yaitu
:
Litotes
Adalah majas kebalikan dari hiperbola, yang mengarah ke perbandingan. Litotes adalah salah satu ungkapan untuk
merendahkan diri, padahal dalam kenyataannya adalah sebaliknya. Contohnya : Selamat datang di Aula kami. Arti kata
aula adalah rumah.
Paradoks
Adalah salah satu majas yang dapat membandingkan situasi asli dengan fakta, atau situasi yang kebalikannya.
Contohnya : Di tengah keramaian pesta tahun baru, aku merasa kesepian.
Antitesis
Adalah majas yang dapat memadukan dengan pasangan kata, yang artinya bertentangan. Contohnya : Drama itu disukai
oleh anak-anak kecil dan para pemuda.
Kontradiksi Interminis
Adalah salah satu gaya bahasa yang menyangkal ujaran yang telah dijelaskan, dengan yang sebelumnya. Kadang hal itu
dapat diikuti dengan konjungsi, seperti kecuali atau hanya saja. Contohnya : Semua masyarakat semakin sejahtera, kecuali
orang-orang yang tinggal di perbatasan.
Majas Sindiran
Adalah gaya bahasa yang dapat mengungkapkan sindiran pada seseorang. Penggunaan majas ini bertujuan untuk
meningkatkan makna dan kesan pada seseorang, yang membaca atau mendengar. Majas sindiran dibagi menjadi 5 jenis,
diantaranya yaitu :
Majas Ironi
Adalah jenis majas yang paling halus, dari majas sindiran. Penggunaan majas ironi juga dapat mengungkapkan sindiran
yang halus, yaitu dengan kata-kata yang bertentangan dengan makna yang sesungguhnya. Contohnya : Rapi sekali tempat
tidurmu sampai tidak ada tempat untuk ditiduri.
Majas Sinisme
Adalah jenis majas yang dapat mengungkapkan kata sindiran yang kasar, dan pada umumnya akan digunakan untuk
mengkritik atau mencemooh sesuatu baik berupa ide, maksud atau rencana. Contohnya : Suaramu keras sekali sampai
telingaku berdenging dan sakit.
Majas Sarkasme
Adalah majas dengan kelas tertinggi di dalam majas sindiran, karena majas ini mengungkapkan sindiran secara langsung
dengan kata-kata yang keras dan kasar. Contohnya : Kamu hanyalah seorang sampah masyarakat!
Majas Satire
Adalah majas yang hampir sama dengan majas sarkasme, yaitu majas yang menggunakan sindiran yang keras bahkan bisa
lebih keras. Contohnya : Apakah orang tuamu tidak pernah memberi makanan yang enak? Sampai-sampai makanmu
rakus sekali.
Majas Innuendo
Merupakan majas sindiran yang sangat sedikit berbeda dengan jenis majas lainnya. Majas ini dapat mengungkapkan
sindiran dengan mengecilkan fakta yang sebenarnya terjadi. Contohnya : Lepaskan saja, dan jangan terlalu berlebihan! Itu
hanya cacing yang ukurannya besar, kau tak perlu ketakutang setengah mati seperti itu!
Majas Penegasan
Adalah salah satu majas atau gaya bahasa yang diulang dengan satu kata, yang tujuannya adalah untuk menegaskan
sesuatu. Penegasan itu akan diungkapkan melalui pengulangan kata yang sama, tetapi sangat berbeda dengan kata yang
tak sama. Namun maknanya masih saling berkaitan. Majas penegasan disebut juga dengan majas pengulangan. Majas
penegasan adalah jenis gaya bahasa yang tujuannya adalah untuk meningkatkan pengaruh pada pembacanya, supaya
menyetujui sebuah ujaran atau kejadian.
Majas penegasan dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
Majas Pleonasme
Yaitu jenis majas yang digunakan dengan kata yang berlebihan untuk menegaskan makna dari kata, yang sebenarnya tak
diperlukan. Atau bisa juga dengan menggunakan kata-kata yang bermakna sama, sehingga terkesan tidak efektif.
Contohnya : Beliau akan masuk ke ruangan itu dengan wajah yang sumringah.
Majas Repetisi
Adalah majas yang akan digunakan dengan kata, frasa, dan klausa yang sama secara berulang-ulang. Di dalam satu
kalimat. Contohnya : Dialah pelakunya, dia pencurinya. Dia yang mengambil gelangku!
Majas Retorika
Adalah jenis majas yang berupa pertanyaan tetapi sebenarnya tidak membutuhkan jawaban, karena pertanyaan itu sifatnya
hanya menegaskan. Atau bisa juga memberi penegasan dengan bentuk kalimat tanya, yang tidak perlu dijawab ya.
Contohnya : Kenapa kita semua harus berdebat, bukankah ini hanyalah sebuah perbedaan pendapat yang biasa saja?
Majas Antiklimaks
Adalah majas yang dapat mengungkapkan sesuatu hal dengan cara berurutan, dari yang kompleks atau yang sudah
menurun ke hal-hal yang sederhana. Kebalikan dengan gaya klimaks, gaya bahasa pada antiklimaks menegaskan sesuatu
dengan mengurutkan tingkatan dari yang tinggi ke yang rendah. Contohnya : Masyarakat perkotaan, pedesaan, sampai
yang tertinggi di dusun harusnya sadar mengenai kearifan lokal di daerahnya masing-masing.
Majas Paralelisme
Adalah jenis majas yang biasa ada di dalam puisi, yaitu yang hanya mengulang-ulang sebuah kata di dalam definisi yang
sangat berbeda. Jika pengulangannya ada di bagian pertama, maka bisa juga disebut dengan anafora. Tetapi jika kata yang
diulang ada di bagian akhir kalimat, maka disebut dengan epifora. Contohnya : Kasih itu sabar. Kasih itu lemah lembut.
Dan kasih itu memaafkan.
Majas Tautologi
Adalah salah satu majas yang sudah digunakan dengan kata-kata yang bersinonim, untuk menegaskan kondisi atau ujaran.
Contohnya : Hidup ini akan terasa damai, tentram dan juga bahagia jika semua anggota keluarga saling menyayangi.

Anda mungkin juga menyukai