Anda di halaman 1dari 4

Alegori

Gaya bahasa yang memperlihatkan perbandingan utuh: perbandingan itu membentuk kesatuan yang menyeluruh.
Misal      :     
mendayung bahtera hidup merupakan perbandingan yang utuh dan
menyeluruh bagi seseorang dalam rumah tangga. Bahtera merupakan perbandingan dari rumah
tangga, sedang pengemudi dan awaknya merupakan perbandingan dari suami – istri.
Alusio
Gaya bahasa perbandingan dengan mempergunakan ungkapan atau peribahasa yang sudah lazim dipergunakan orang.
Misal      :     
Kakek itu tua – tua keladi, sudah tua makin menjadi.
Bergaul dengannya cukup makan hati.
 Anapora
Salah satu dari gaya bahasa paralelisme dengan menempatkan kata atau kelompok kata (frase) yang sama di depan tiap – tiap
larik dalam puisi secara berulang – ulang.
Misal      :
Kalau ‘lah diam malam yang kelam
Kalau ‘lah tenang sawang yang lapang
Kalau ‘lah lelap orang di lawang
 
Antiklimaks
Gaya bahasa penegasan yang bertentangan dengan gaya bahasa antiklimaks. Pada antiklimaks makna yang tergantung dalam kata
– kata diucapkan berturut – turut makin lama makin melemah (menurun) tingkatannya.
Misal      :       
 Jangankan seribu, atau seratus, serupiah pun tak ada. 
Antitesis
Gaya bahasa bertentangan dengan mempergunakan kata – kata yang berlawanan artinya.
Misal    :     
Cantik atau tidak, kaya atau miskin bukanlah suatu ukuran nilai seorang wanita. 
Antonomasia
Gaya bahasa perbandingan dengan menyebutkan nama lain terhadap seseorang yang sesuai dengan sifat orang tersebut.
Misal      :      
Si pincang itu kini telah tiada.
Asindenton
Gaya bahasa penegasan dengan menyatakan beberapa benda, hal atau keadaan secara berturut – turut tanpa memakai kata
penghubung.
Misal      : 
Kemeja, sepatu, kaus kaki,dibelinya di took itu. 
Asosiasi
Gaya bahasa perbandingan dengan memperbandingkan sesuatu dengan keadaan lain yang sesuai dengan keadaan / gambaran dan
sifatnya.
Misal      :       
Wajahnya muram bagai bulan kesiangan.
Enumerasio 
Gaya bahasa penegasan dengan melukiskan satu peristiwa agar keseluruhan maksud kalimat lebih jelas dan tegas.
Misal      : 
Angin berhembus, laut tenang, bulan memancar lagi.
 Epipora
Gaya bahasa paralelisme dengan menempatkan kata atau kelompok kata (frase yang sama pada akhir larik dalam puisi secara
berulang - ulang).
(Bandingkan pula dengan anpora !)
Misal      :    
Kalau kau mau, aku akan datang
Jika kau kehendaki, aku akan datang
Bila kau minta, aku akan dating
Eufemisme
Gaya bahasa perbandingan yang mengganti satu pengertian dengan kata lain yang hampir sama artinya dengan maksud untuk
menghindarkan pantang atau sopan santun.
Misal      : 
Rupanya anak Saudara kurang pandai, sehingga tidak naik tahun ini. (= bodoh)
Hiperbola
Gaya bahasa yang dipakai jika seseorang hendak melukiskan peristiwa atau keadaan dengan cara berlebih – lebihan daripada
sesungguhnya.
Misal      : 
Hatiku terbakar, darahku terasa mendidih, mendengar berita itu.
Interupsi
Gaya bahasa penegasan dengan mempergunakan kata – kata atau bagian kalimat yang disisipkan di antara kalimat pokok guna
lebih menjelaskan dan penekanan bagian kalimat sebelumnya.
Misal      :
Aku, orang yang sepuluh tahun bekerja di sini, belum pernah dinaikkan pangkat. 
Ironi
Gaya bahasa sindiran yang menyatakan sebaliknya dengan maksud menyindir.
Misal      :     
Merdu benar suaramu, hingga terbangun aku.
Pagi benar kau datang, padahal orang lain sudah lama menunggu.
Klimaks
Gaya bahasa penegasan dengan menyatakan beberapa hal berturut – turut makin lama makin memuncak (bandingkan dengan
antiklimaks).
Misal      : 
Sejak menyemai benih, tumbuh, hingga menuainya, aku sendiri yang mengerjakannya.
Kontrakdisio Interminis
Gaya bahasa pertentangan yang memperlihatkan pertentangan dengan penjelasan semula.
Misal      : 
Semua murid kelas ini hadir, kecuali si Hasan yang sedang ikut jambore.
Semua anak – anakku tak pernah tinggal kelas, kecuali yang ketiga yang sudah dua kali tak lulus
ujian akhir.
Koreksio
Gaya bahasa penegasan berupa membetulkan (mengoreksi) kembali kata – kata yang salah atau sengaja salah diucapkan
sebelumnya.
Misal      :      
Hari ini dia sakit ingatan, . . . e maaf, sakit kepala maksudku.
Litotes
Gaya bahasa perbandingan yang melukiskan keadaan sesuatu dengan kata – kata yang berlawanan artinya dengan kenyataan yang
sebenarnya guna merendahkan diri.
Misal      :       
Datanglah ke gubuk orang tuaku.
Metafora
Gaya bahasa perbandingan dengan memperbandingkan suatu benda dengan benda yang lain karena mempunyai sifat yang sama
atau hampir sama.
Misal      :
Raja siang telah pergi ke peraduannya. (= matahari)
Metanomia
Gaya bahasa perbandingan yang mengemukakan merk dagang atau nama barang untuk melukiskan sesuatu yang dipergunakan
atau dikerjakan, sehingga kata itu berasosiasi dengan benda keseluruhan.
Misal      : 
Ia naik Honda setiap hari ke kantornya. (maksudnya naik motor merk Honda, bukan Kijang,
Daihatsu dll).
Okupasi
Gaya bahasa pertentangan yang mengandung bantahan, tetapi kemudian diberi penjelasannya.
Misal      : 
Candu merusak kehidupan, itu sebabnya Pemerintah mengawasi dengan keras. Tetapi si pecandu
tetap tidak dapat menghentikan kebiasaannya.
Parabel
Gaya bahasa perbandingan dengan mempergunakan perumpamaan dalam hidup. Gaya bahasa ini terkandung dalam seluruh isi
karangan. Dengan halus tersimpul berupa pedoman hidup.
Misal      : 
Shagawat Gita, Mahabrata, Bayan Budiman mengandung gaya bahasa ini.
Paradoks
Gaya bahasa pertentangan yang hanya kelihatan pada arti kata yang berlawanan, padahal maksud sesungguhnya tidak karena
obyeknya berlainan.
Misal      :
Hatinya sunyi tinggal di kota Jakarta yang ramai ini.
Pars Pro Toto
Gaya bahasa sineckdoche yang melukiskan sebagian untuk seluruh tanggapan.
Misal      :       
Berapa kepala yang hadir hari ini ?
Personifikasi
Gaya bahasa perbandingan yang membandingkan benda mati atau tidak dapat bergerak seolah – olah bernyawa dan dapat
berprilaku seperti manusia.
Misal      :    
Angin berbisik, membelai gadis itu.

 Pleonasme
Gaya bahasa penegasan yang mempergunakan sepatah kata yang sebenarnya tidak perlu dikatakan lagi karena arti kata tersebut
sudah terkandung dalam kata yang diterangkannya.
Misal      :
Lepas dari Selat Malaka, mulailah kami mengarungi samudera luas.
Polisindenton
Gaya bahasa penegasan dengan menyebutkan beberapa benda, hal, atau keadaan secara berturut – turut dengan mempergunakan
kata sambung.
(Bandingkan dengan gb. Asindenton !)
Misal      : 
Sebelum naik ke rumah, maka ditanggalkannya sepatunya karena takut akan mengotorkan lantai.
Praterito
Gaya bahasa penegasan dengan menyembunyikan sesuatu, serta seolah – olah menyeluruh; pembaca harus menerka apa yang
disembunyikannya itu. Biasanya pembaca sudah dianggap memakluminya.
Misal      : 
Kehiruk pikukan masyarakat Yogyakarta dalam menyambut Gerhana matahari total yang langka ini
tidak usah saya ceritakan lagi.
Prifrase
Gaya bahasa perbandingan dengan mengganti sebuah kata dengan beberapa kata atau sebuah kalimat.
Misal      :        
Kami baru sampai ke tempat itu sore hari; menjadi
Kami baru sampai ke tempat itu ketika matahari akan tenggelam di ufuk barat.
Repetisi
Gaya bahasa penegasan dengan mengulang sepatah kata berkali – kali dalam kalimat yang lain dan biasanya dipergunakan oleh
ahli pidato.
Misal      : 
Kita telah bebas. Kita telah merdeka. Kita telah bebas dari segala belenggu yang mengikat
kemerdekaan kita.
Retoris
Gaya bahasa penegasan dengan mempergunakan kalimat tanya yang sebenarnya tidak memerlukan jawaban karena suadah
diketahuinya.
Misal      : 
Mana mungkin orang mati hidup kembali ?
Sarkasme
Gaya bahasa sindiran yang paling kasar dengan mempergunakan kata – kata yang dianggap tidak sopan. (Coba Saudara pelajari
dan bandingkan dengan ironi dan sinisme).
Misal      :       
Cih, mukamu seperti monyet, jijik aku melihatmu.
Simetri
Gaya bahasa yang menyatakan kalimat yang lain tetapi isinya sebanding.
Misal      : 
Anak itu dididik. Anak itu dituntun dan diajari ke arah kebaikan.
Sinisme
Gaya bahasa sindiran dengan kata – kata yang mempergunakan kata – kata sebaliknya seperti ironi tetapi lebih kasar.
Misal      :       
Muntah aku melihat mukamu.
Tautologi
Gaya bahasa penegasan dengan mengulang kata beberapa kali dalam sebuah kalimat.
Misal      : 
Disuruhnya aku bersabar, bersabar, dan sekali lagi bersabar, tetapi kini aku tak tahan lagi.
Totem Pro Parte
Gaya bahasa sineckdoche yang melukiskan keseluruhan tanggapan untuk sebagian.
Misal      :       
Indonesia keluar sebagai juara umum dalam Asean Games.
Medan pernah menyelenggarakan FFI dua kali.
Tropen
Gaya bahasa perbandingan dengan membandingkan suatu pekerjaan atau perbuatan dengan kata – kata lain yang mengandung
pengertian yang sejalan.
Misal      :       
Ia mengubur dirinya saja, lalu tiada terdengar lagi suaranya.
                             

Anda mungkin juga menyukai