Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kliping ini bisa
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
Penulis
Reza Kurniawan
A. Pengertian Gaya Bahasa (Majas)
Majas adalah pemakaian kata-kata kiasan dan perbandian yang tepat untuk
melukiskan sesuatu maksud untuk membentuk plastik bahasa.yang di maksud plastic
bahasa adalah daya cipta pengarang dalam membuat karya cipa sastra dengan
mengemukakan pemilihan kata yang tepat memungkinkan “tenaga” yang sesuai degan
buah pikiran dan perasaan yang terkandung dalam karya itu.
e. Parabel
Parable adalah gaya bahasa dengan mempergunakan perumpamaan
dalam hidup. Gaya bahasa ini terkandung dalam seluruh isi karangan. Dengan
halus tersimpul beupa pedoman hidup.
Contoh:
Bhagawat Gita, Mahabharata Bayan Budiman mengandung gaya
bahasa ini.
f. Tropen
Tropen adalah gaya bahasa perbandingan dengan membandingkan
suatu pekerjaan atau perbuatan dengan kata-kata lain yang mengandung
pengertian yang sejalan.
Contoh:
Ia mengubur dirinya saja. Lalu tiada terdengar lagi suaranya.
Kemarin dia terbang menuju Timor-Timur.
Setiap malam ia menjual suaranya untuh nafkah istrinya.
g. Metonimia
Metonomia adalah gaya bahasa perbandingan yang mengemukakaan
merk dagang atau nama barang untuk melukskan sesuatu yang dipergunakan
atau dikerjakan, sehingga kata itu berasosiasi dengan benda keseluruhan.
Contoh:
Ia naik Yamaha setiap hari ke kantornya (maksudnya naik motor
merk yamaha).
Honda, bukan kijang, daihatsu, dll.
Kemarin ia memakai Mercedes benz (maksudnya mobil merk
Mercedes Benz).
Kami berkodak di tepi pantai (maksudnyaa berfoto tustelnya
bermerek kodak).
h. Litotes
Litotes adalah gaya bahasa perbandingan yang melukiskan keadaan
sesuatu dengan kata-kata yang berlawanan artinya dengan kenyataan yang
sebenarnya guna merendahkan diri.
Contoh:
Datanglah ke gubuk orang tuaku.
Perjuangan kami hanya setitik air dalam samudra luas.
i. Sinekdok
Sinekdok adalah gaya bahasa penegasan yang melukiskan sebagian
untuk seluruhnya (pars prototo) atau melukiskan untuk sebagian (totem
proparte) selanjutnya tulisan 2 bahasa itu.
1) Pars Prototo
Pars prototo adalah gaya bahasa yang melukiskan sebagian
untuk seluruh tanggapan.
contoh:
j. Eufemisme
Eufemisme adalah gaya bahasa perbandingan denan mengganti
suatu pengertian dengan kata lain yang hampir sama artinya dengan
maksud untuk menghindarkan pantang atau sopan santun.
Contoh:
Rupanya anak saudara kurang pandai, sehingga tidak naik tahun ini.
(bodoh)
Orang itu sudah berubah akal. (gila)
k. Hiperbola
Hiperbola adalah gaya bahasa yang dipakai jika seseorang hendak
melukiskan peristiwa atau keadaan dengan cara berlebihan dari pada
seseungguhya.
Contoh:
Hatiku terbakar, Darahku terasa mendidih, mendengar berita itu.
Tangisnya menyayat hati orang lain
l. Alusio
Alusio adalah gaya bahasa perbandingan dengan mempergunakan
ungkapan atau peribahasa yang sudah lazim digunakan seseorang.
Contoh:
Dari tadi engkau menggantang asap saja, apa hasilnya?
Kakek itu tua-tua keladi semakin tua makin jadi
m. Antonomasia
Antonomasia adalah gaya bahasa perbandingan dengan
menyebutkan nama lain terhadap seseorang yang sesuai dengan sifat
seseorang tersebut.
Contoh:
Si pincang itu kini telah tiada
n. Prifrase
Prifase adalah gaya bahasa perbandingan dengan mengganti
sebuah kata dengan beberapa kata atau sebuah kalimat.
Contoh:
Kami baru sampai ke tempat itu sore hari; menjadi kami baru
sampai ke tempat itu ketika matahari akan tenggelam di ufuk barat
o. Simetri
Simetri adalah gaya bahasa yang menyatakan kalimat dengan
kalimat yang lain tapi isinya sebanding.
Contoh:
Anak itu dididik. Anak itu dituntun dan diajari kearah kebaikan.
p. Simile
Kata simile berasal daripada perkataan Latin yang bermakna
seperti. Dalam bahasa Melayu, kata ini lebih dikenali sebagai
perumpamaan, yaitu perbandingan dua hal yang tidak sama. Oleh sebab
itu, majas simile dapat diberikan pengertian sebagai majas yang dalam
kalimatnya membandingkan dua hal yang secara hakiki berbeda, tetapi
dianggap mengandung segi yang serupa. Keserupaan ini dinyatakan secara
eksplisit. Yang dimaksudkan dengan keserupaan eksplisit ialah bahwa ia
langsung, yaitu yang secara jelas menunjukkan antara kedua hal yang
dianggap serupa. Hal ini dilakukan dengan cara menggunakan kata
"seperti", "bagai", "bak", "laksana", dan sebagainya.
Contoh :
Parasmu bagai rembulan yang bersinar di malam hari
2. Majas Sindiran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian dari majas
adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk
memperoleh efek-efek tertentu yang membuat sebuah karya sastra semakin hidup,
keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam
menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.
a. Majas Ironi
b. Majas Sinisme
Kau benar-benar kejam dan tak punya hati nurani. Teganya kau
menendang anak kucing yang lemah itu hanya karena dia
mendekat untuk meminta makan.
c. Majas Sarkasme
d. Majas Satire
Apa saat ini harga gula terlalu mahal? Kopi ini benar-benar tak ada
rasa manis sama sekali.
Percuma saja aku memiliki adik yang bertubuh besar, bahkan
untuk mengangkat pot bunga ini saja kau tak bisa diharapkan
e. Majas Innuendo
3. Majas Penegasan
a. Majas Pleonasme
Majas pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata secara
berlebihan yang memiliki maksud sama untuk menegaskan arti suatu kata.
Kata yang sudah disebutkan sudah jelas, namun tetap menambah kata-kata
yang semakin memperjelas dan sebenarnya tidak diperlukan.
Contoh :
Bapak naik ke atas genting rumah.
Siswa-siswi masuk ke dalam kelas pagi ha.
Semua penonton mendongak ke atas melihat atraksi terjun payung.
.
b. Majas Repetisi
Majas repetisi adalah majas pengulangan kata, frasa, atau klausa dalam
kalimat yang diantaranya masih terdapat hubungan keterkaitan satu sama
lainnya.
Contoh :
Mereka yang ku sayang, mereka yang ku cinta, mereka yang rindu.
Dirimu yang kutunggu, dirimu yang kunanti, dirimu yang kuharap.
Sayur lagi, sayur lagi, sayur lagi aku bosan dengan sayur.
Dia hanya bisa komentar salah ini, salah itu, salah semua tetapi
tidak bisa memperbaiki
c. Majas Tautologi
Majas tautologi adalah majas dengan ciri-ciri mengulang beberapa kali
sebuah kata dalam sebuah kalimat. Bertujuan untuk menegaskan dengan kata-
kata yangsudah diterangkan lerbih dahulua dan biasanya gunakan kata
bersinonim.
Contoh :
Jadilah anak yang berbakti, taat, patuh, dan penurut kepada kedua
orang tua.
Dalam kehidupan bermasyarakat, hendaknya hidup bersama
dengan rukun, akur dan berasudara.
Jangan pernah membatah, mengelak, menghilang pergi dari setiap
masalahmu.
d. Majas Paralelisme
Majas paralelisme adalah majas pengulangan kata-kata, dan biasanya
ada di dalam puisi. Pengulangan dilakukan dalam kata pada baris ataupun
dalam kalimat.
Contoh :
Cinta adalah kasih sayang. Cinta adalah kesetiaan. Cinta adalah
pengorbanan.
Rindu itu tak dapat dibendung. Rindu tak dapat ditunda. Rindu tak
dapat dimusnahkan.
Aku mendengar. Aku melihat. Aku mencium. Aku merasakan.
.
e. Majas Retorik
Majas retorik adalah majas dalam bentuk sebuah kalimat tanya tetapi
sebenarnya tidak memerlukan jawaban lagi. Karena hanya bermaksud untuk
menegaskan, sindiran, atau untuk menggugah kesadaran.
Apakah dengan malas-malasan bisa membuat masa depanmu
cerah?
Kata siapa jodoh akan datang dengan sendiri tanpa berusaha?
Apakah bisa rezeki datang bila kamu tetap malas bekerja?
f. Majas Kilmaks
Majas klimaks adalah gaya bahasa dalam kalimat yang menyatakan
beberapa hal secara berurutan. Urutan yang disebutkan semakin meningkat
berbentuk hierarki atau memuncak dari sederhana menjadi lebih kompleks.
Contoh :
Acara ulang tahun Universitas dihadiri oleh mahasiswa,
karyawan, dosen dan dihadiri oleh rektor.
Lomba diselenggarakan dari tingkat kabupaten, kota, provinsi,
bahkan tingkat nasional.
Pendidikan formal dimulai dari Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah Permama, Sekolah Menengah Atas hingga Perguruan
Tinggi.
g. Majas Antiklimaks
Majas antiklimaks berlawanan dengan majas klimaks majas yang
menyatakan beberapa hal secara berurutan yang semakin lama semakin turun.
Dari hierarki yang tinggi, menengah hingga ke yang rendah.
Contoh :
Upacara diikuti oleh kepalas sekolah, guru, karyawan, dan semua
siswa-siswi.
Mulai dari Presiden, Para Menteri, Gubenur, Walikota, Bupati,
Kepalas Desa, Ketua RW sampai Ketua RT ikut merayakan
kemerdekaan Republik Indonesia
.
h. Koreksio
Koreksio Adalah Gaya Bahasa Penegasan Berupa Membetulkan
(Mengoreksi) Kembali Kata-Kata Yang Salah Satu Atau Sengaja Salah
Diucapkan Sebelumnya.
Contoh:
i. Asindenton
Asindenton Adalah Gaya Bahasa Penegasan Dengan Menyatakan
Beberapa Benda, Hal Atau Keadaan Secara Berturut-Turut Tanpa Memakai
Kata Penghubung.
Contoh:
j. Polisindenton
Polisindenton Adalah Gaya Bahasa Penegasan Dengan Menyebutkan
Beberapa Benda, Hal, Atau Keadaan Secara Berturut-Turut Dengan
Menggunakan Kata Penghubung.
Contoh:
k. Interupsi
Interupsi Adalah Gaya Bahasa Penegasan Dengan Mempergunakan
Kata-Kata Atau Bagian Kalimat Yang Disisipkan Diantara Kalimat Pokok
Guna Lebih Menjelaskan Dan Penekanan Bagian Kalimat Sebelumnya.
Contoh:
l. Praterito
Praterito Adalah Gaya Bahasa Penegasan Dengan Menyembunyikan
Sesuatu, Serta Seolah-Olah Menyuruh; Pembaca Harus Menerka Apa Yang
Disembunyikanya Itu. Biasanya Pembaca Sudah Dianggap Memakluminya.
Contoh:
m. Enumerasio
Enumerasio adalah gaya bahasa penegasan dengan melukiskan satu
peristiwa agar keseluruhan maksud kalimat lebih jelas dan lugas.
Contoh:
Angin berhembus, Laut tenang, Bulan memancar lagi
4. Majas Pertentangan
Majas pertentangan ialah kelompok majas yang memiliki ciri khas dengan
gaya penuturan yang mengungkapkan sesuatu yang bertentangan dengan makna yang
sesungguhnya.
a. Majas paradoks
Kata paradoks berasal dari bahasa yunani, paradoxos, yang tersusun
dari kata para berarti bertentangan dan doxa yang berarti pendapat atau
pemikiran. Majas paradoks mengungkapkan dua hal yang bertentangan, saling
berlawanan, namun keduanya menyatakan suatu kebenaran.
Contoh:
Meski dikeramaian, aku masih merasa kesepian.
Dalam kemarahannya tersimpan sejuta kasih sayang untuk muris-
muridnya.
Anak-anak kelas itu sangat bandel namun tetap peduli akan
tugas-tugasnya.
b. Majas oksimoron
Majas oksimoron merupakan perluasan dari paradoks. Karakteristik
yang membedakannya dengan majas paradoks ialah pada oksimoron
pertentangan diucapakan dalam satu frase yang sama.
Contoh:
Ada cinta dalam benci yang kau sematkan padaku.
Pertemuan itu diwarnai dengan isak tangis bahagia.
Selalu ada kemudahan dalam kesulitan akan suatu perjuangan.
c. Majas antithesis
Majas antitesis merupakan gaya bahasa yang mengungkapkan sesuatu
denganmenggunakan kata-kata yang memiliki makna yang berlawanan.
Antitesis berasal dari bahasa Yunani, Anti berarti bertentanganberarti
menempatkan.
Contoh:
Contoh:
Pasukan-pasukan kerajaan majapahit memacu kuda besinya menuju
peperangan. (pada kala itu belum ada kuda besi /motor)
Para musafir dari mekah mengandalkan kompas untuk menunjukan
arah kiblat.
Kemenanngan pasukan kerajaan Mughal disambut dengan orkestra
musik dangdut.
. Penari-penari balet itu diundang oleh Julius Caesar untuk
meramaikan pertandingan.