0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
15 tayangan3 halaman
Unsur kebahasaan novel meliputi berbagai gaya bahasa seperti perbandingan, perulangan, pertautan, pertentangan, dan penegasan. Gaya-gaya tersebut digunakan pengarang untuk menggambarkan tokoh dan suasana dalam novel. Beberapa contoh gaya bahasa adalah metafora, personifikasi, ironi, hiperbola, dan epitasis.
Unsur kebahasaan novel meliputi berbagai gaya bahasa seperti perbandingan, perulangan, pertautan, pertentangan, dan penegasan. Gaya-gaya tersebut digunakan pengarang untuk menggambarkan tokoh dan suasana dalam novel. Beberapa contoh gaya bahasa adalah metafora, personifikasi, ironi, hiperbola, dan epitasis.
Unsur kebahasaan novel meliputi berbagai gaya bahasa seperti perbandingan, perulangan, pertautan, pertentangan, dan penegasan. Gaya-gaya tersebut digunakan pengarang untuk menggambarkan tokoh dan suasana dalam novel. Beberapa contoh gaya bahasa adalah metafora, personifikasi, ironi, hiperbola, dan epitasis.
Pengarang sering melukiskan sesuatu untuk menggambarkan tokoh, watak tokoh, dan suasana latar belakang cerita. Hal tersebut dapat ditemukan dalam bentuk majas/ gaya bahasa. Gaya bahasa adalah sarana yang digunakan pengarang untuk mencapai keindahan dalam karya sastra, termasuk novel. Gaya bahasa dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu gaya bahasa perbandingan, perulangan, pertautan, pertentangan, dan penegasan. 1. Gaya Bahasa Perbandingan Gaya bahasa perbandingan adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata dalam bentuk perbandingan untuk meningkatkan kesan terhadap pendengar atau pembaca. Macam-macam gaya bahasa perbandingan a. Metonomia Penamaan terhadap suatu benda dengan menggunakan nama yang sudah terkenal atau melekat pada suatu benda tersebut. Contoh: Ayah pergi ke Surabaya naik garuda. b. Personifikasi Gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda mati atau barang-barang yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat kemanusiaan. Contoh: Daun nyiur melambai-lambai. c. Perumpamaan Gaya bahasa yang membandingkan dua hal yang berlainan, tetapi dianggap sama. Contoh: Hari-hariku tanpamu seperti buku tanpa halaman. d. Metafora Gaya bahasa yang membandingkan secara implisit yang tersusun singkat, padat, dan rapi. Contoh: Roni menjadi tulang punggung keluarga. e. Simile Perbandingan bersifat eksplisit atau langsung menyatakan sesuatu sama dengan yang lain. Kepiting batu cocok untuk menggambarkan sifat kikirnya. 2. Gaya Bahasa Perulangan Gaya bahasa perulangan adalah gaya bahasa yang mengulang kata demi kata, baik di bagian depan, tengah, maupun akhir sebuah kalimat. Macam-macam gaya bahasa perulangan a. Aliterasi Gaya bahasa yang mengulang kata pertama yang diulang lagi pada kata berikutnya. Contoh: Malam kelam suram membuat hatiku semakin suram. b. Anafora Repetisi yang berwujud pengulangan kata pertama pada tiap baris atau kalimat berikutnya. Contoh: Kita tidak boleh lengah, kita tidak boleh kalah. Kita harus tetap semangat. 3. Gaya Bahasa Pertautan Gaya bahasa pertautan atau ironi adalah suatu acuan yang ingin mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian karta-katanya. Macam-macam gaya bahasa pertautan a. Sinisme Gaya bahasa sebagai suatu sindiran berbentuk kesangsian yang mengandung ejean terhadap keikhlasan dan ketulusan hati. Contoh: Tidak usah kau perdengarkan suaramu yang merdu dan memecahkan telinga itu. b. Ironi Gaya bahasa yang berupa sindiran halus berupa pernyataan yang maknanya bertentangan dengan makna sebenarnya. Contoh: Anda datang ketika rapat sudah akan berakhir. Jadi, silakan tutup pintunya dari luar. c. Sarkasme Suatu acuan yang lebih kasar dari ironi yang mengandung kepahitan dan celaan getir. Contoh: Mulutmu berbisa bagai mulut ular kobra. d. Satire Gaya bahasa yang berbentuk ungkapan dengan maksud menertawakan atau menolak sesuatu. Contoh: Sekilas tampangnya seperti anak berandal, tetapi kita jangan langsung menuduhnya, jangan melihat dari penampilan luarnya saja. 4. Gaya Bahasa Pertentangan Gaya bahasa pertentangan adalah gaya bahasa yang maknanya bertentangan dengan kata- kata yang ada. Macam-macam gaya bahasa pertentangan a. Hiperbola Gaya bahasa yang mengandung pernyataan berlebihan dari kenyataan. b. Litotes Gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang dikurangi (dikecilkan dari makna sebenarnya). Contoh: Mampirlah ke gubug saya. gubug = rumah c. Paradoks Gaya bahasa yang kata-katanya mengandung pertentangan dengan fakta yang ada. Contoh: Saya tidak akan bahagia jika mendapat hadiah satu miliar d. Antitesis Gaya bahasa yang mengandung gagasan-gagasan yang bertentangan dengan menggunakan kata- kata atau keompok kata yang berlawanan. Contoh: Suka duka akan kita lalui bersama. 5. Gaya Bahasa Penegasan Gaya bahasa penegasan adalah gaya bahasa yang mengulang kata-kata tertentu dalam satu baris kalimat. Macam-macam gaya bahasa penegasan a. Paralelisme Gaya bahasa yang berusaha mengulang kata atau yang menduduki fungsi gramatikal sama untuk mencapai suatu kesejajaran. Contoh: Hidup adalah perjuangan, hidup adalah persaingan, hidup adalah hal yang harus kita jalani. b. Epifora Pengulangan kata pada akhir kalimat atau di tengah kalimat. Contoh: Aku merindu kasihmu. Aku mendamba kasihmu. c. Erotesis Semacam pertanyaan yang digunakan dalam pidato atau tulisan dengan tujuan mencapai efek lebih mendalam, penekanan wajar dan sama sekali tidak menghendaki adanya suatu jawaban. Contoh: Dimana hatimu ketika melihat anak-anak kelaparan dan sengsara? d. Klimaks Gaya bahasa yang mengandung urutan-urutan pikiran. Makna gagasan atau pikiran tersebut semakin meningkat dari gagasan sebelumnya. Contoh: Generasi muda harus menyediakan, mencurahkan, dan mengorbankan jiwa raganya kepada bangsa. e. Repetisi Perulangan bunyi, suku kata, kata, atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang nyata. Contoh: Merdeka, merdeka, sekali merdeka tetap merdeka. f. Antiklimaks Gaya bahasa yang gagasan-gagasannya diurutkan dari terpenting berturut-turut ke gagasan kurang penting. Contoh: Bukan hanya kepala sekolah dan guru yang mengumpulkan dana untuk korban kerusuhan, para siswa pun ikut menyumbang semampu mereka.