Anda di halaman 1dari 4

MAJAS/GAYA BAHASA

(Oleh: SRI WIDIASTUTI)

Majas adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyampaikan pikiran dan
perasaan baik secara lisan maupun tertulis. Secara garis besar majas dapat
dikelompokkan menjadi 4 yaitu majas perbandingan/pertautan, majas penegasan,
majas pertentangan, dan majas sindiran.

A. Majas Perbandingan/Pertautan
1. Metafora adalah gaya bahasa yang memperbandingkan suatu benda dengan
benda lain. Benda yang diperbandingkan itu mempunyai sifat yang sama.
Contoh: Raja siang bersinar di ufuk timur.
2. Personifikasi adalah gaya bahasa yang memperbandingkan benda mati dengan
makluk hidup
Contoh: Pulpenku menari-nari di atas kertas.
3. Simile adalah gaya bahasa yang membandingkan sesuatu hal dengan hal yang
lainnya dengan menggunakan kata penghubung atau kata pembanding seperti,
bagai, bagaikan, laksana, semisal, seumpama, dan lain-lain.
Contoh: Jalannya pelan seperti putri solo.
4. Simbolik adalah gaya bahasa kiasan melukiskan sesuatu dengan benda lain
sebagai lambang atau simbol.
Contoh: Orang yang kaya itu dikenal sebagai lintah darat.
5. Metonimia adalah gaya bahasa yang menggunakan sebuah kata atau nama yang
dipersamakan dengan suatu benda, dipakai untuk menggantikan benda yang
dimaksud. (memakai merk dagang)
Contoh: Saya pergi ke kampung halaman memakai garuda.
6. Litotes adalah gaya bahasa yang menggunakan kata yang berlawanan arti
dengan maksud untuk merendahkan arti.
Contoh: Maukah Anda mengunjungi gubuk saya?
7. Eufimisme adalah gaya bahasa dengan maksud untuk melembutkan arti supaya
terdengar sopan atau terhindar dari tabu.
Contoh: Orang itu sudah berubah akal semenjak diputuskan pacarnya.
(Orang gila disebut berubah akal)

Materi Kelas X/ Gaya Bahasa/ Sri Widiastuti/2019 1


8. Antonomasi adalah gaya bahasa untuk panggilan kepada seseorang dengan
menggunakan sifat atau ciri tubuhnya.
Contoh: Si Gendut itu sedang makan di kantin.
(Orang gemuk disebut si gendut)
9. Sinekdoke dibagi dua yaitu pars prototo dan totem proparte.
*Pars prototo adalah gaya bahasa yang melukiskan sebagian untuk seluruh.
Contoh: Sejak kemarin ia tidak kelihatan batang hidungnya.
*Totem proparte adalah gaya bahasa yang menyatakan keseluruhan untuk
sebagian.
Contoh: Indonesia menang telak 5-0 atas Vietnam dalam pertandingan
sepakbola malam tadi.

B. Majas Penegasan
1. Pleonasme adalah gaya bahasa yang mempergunakan kata/kata-kata yang
sebenarnya takperlu lagi dipakai lagi sebab yang dinyatakan oleh kata/kata-kata
itu sudah terkandung artinya pada kata yang mendahuluinya.
Contoh: Semua siswa di atas agar turun ke bawah.
2. Repetisi adalah gaya bahasa perulangan kata-kata sebagai penegasan dalam
beberapa kalimat.
Contoh: Mari kita semangat belajar. Mari kita ubah cara belajar kita. Mari kita
raih kesuksesan ini.
3. Tautologi adalah gaya penegasan dengan mengulang kata yang sama atau
sinonimnya dalam sebuah kalimat.
Contoh: -Tugas utama seorang siswa adalah belajar, belajar, dan belajar.
-Saya mencintai, menyayangi, dan mengasihi adik.
4. Paralelisme adalah gaya perulangan yang biasanya ada di dalam puisi.
Contoh:
Cinta adalah pengertian
Cinta adalah kesetiaan
Cinta adalah rela berkorban
5. Klimaks adalah gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berturut-turt dan
makin lama meningkat.
Contoh: teman-teman yang hadir di pesta ulang tahunku mulai dari teman TK,
SD, SMP sampai SMA.
Materi Kelas X/ Gaya Bahasa/ Sri Widiastuti/2019 2
6. Antiklimaks adalah gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berturut-turut
yang makin lama makin turun.
Contoh: Acara syukuran di rumahku dihadiri kepala sekolah, guru, dan siswa
Moonzher.
7. Retoris adalah gaya bahasa yang berupa kalimat tanya namun tidak
memerlukan jawaban karena jawabannya sudah terjawab dari pertanyaan itu.
Contoh: Mungkinkah manusia hidup 1000 tahun?
8. Asindenton adalah gaya bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut tanpa
menggunakan kata penghubung.
Contoh: Saya datang, saya lihat, saya menang adalah motto untuk para atlet
yang ingin bertanding.
9. Polisendenton adalah gaya bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut
dengan menggunakan kata penghubung.
Contoh: saya pergi ke bioskop lalu membeli tiket setelah itu masuk ke dalam
untuk menonton film.
10. Elipsis adalah gaya bahasa yang berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat
yang dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca.
Contoh: kami ke rumah nenek. (menghilangkan unsur predikat pergi).
11. Koreksio adalah majas yang mula-mula menegaskan sesuatu, tetapi kemudian
memperbaikinya.
Contoh: Silakan ribut anak-anak, eh maaf, silakan tenang.

C. Majas Pertentangan
1. Paradoks adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan antara
pernyataan dan fakta yang ada.
Contoh: saya merasa sepi di tengah pesta ulang tahun Ani yang ramai ini
2. Antitesis adalah gaya bahasa yang mempergunakan pasangan kata yang
berlawanan artinya.
Contoh: Tua muda, besar kecil, kita harus tetap menghargai pendapatnya.
3. Oksimoron adalah gaya bahasa yang mengandung pendirian/pendapat terhadap
sesuatu yang mengandung hal-hal yang bertentangan.
Contoh: -Olahraga mendaki gunung memang menarik, namun sangat berbahaya.

Materi Kelas X/ Gaya Bahasa/ Sri Widiastuti/2019 3


-Siaran radio dapat dipakai sarana persatuan dan kesatuan, tetapi juga
dapat dipakai untuk memecah belah kelompok atau masyarakat.
4. Kontradiksio adalah gaya bahasa yang memperlihatkan pertentangan dengan
yang sudah dikatakan lebih dulu sebagai pengecualian.
Contoh: Sebenarnya saudara saya pintar, hanya dia yang bodoh karena malas
belajar.

D. Majas Sindiran
1. Ironi adalah gaya bahasa yang menyatakan hal yang bertentangan dengan
maksud menyindir.
Contoh: Bagus sekali tulisanmu sampai tidak bisa dibaca.
2. Sinisme adalah gaya bahasa yang menyatakan sindiran secara langsung
Contoh: Lama-lama aku bisa jadi gila melihat tingkah lakumu itu!
3. Sarkasme adalah gaya bahasa sindiran yang paling kasar. Majas ini biasanya
diucapkan oleh orang yang sedang marah.
Contoh: Dasar Kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus!

Materi Kelas X/ Gaya Bahasa/ Sri Widiastuti/2019 4

Anda mungkin juga menyukai