Anda di halaman 1dari 31

Pengertian Majas

Pengertian majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam
tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu yang membuat sebuah karya sastra semakin
hidup, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam
menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.

Pengertian Majas Menurut Para Ahli


Berikut ini adalah beberapa ahli yang mendefinisikan pengertian majas, yaitu :

Aminuddin
Aminuddin berpendapat bahwa style atau gaya bahasa adalah cara yang digunakan oleh
pengarang dalam memeparkan gagasannya sesuai dengan tujuan dan efek yang ingin dicapai.

Prof. Dr. H. G. Tarigan


Majas adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan
jiwa dan kepribadian penulis.

Goris Keraf
Goris Keraf mendefinisikan pengertian majas adalah suatu majas dikatakan baik bila
mengandung tiga dasar, yaitu kejujuran, sopan-santun dan menarik.

Luxemburg dkk
Pengertian majas menurut Luxemburg dkk adalah sesuatu yang memberikan ciri khas pada
sebuah teks. Teks pada giliran tertentu dapat berdiri semacam individu yang berbeda dengan
individu yang lain.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) majas adalah cara melukiskan sesuatu
dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain; kiasan.

Baca Juga :  Pengertian P.M dan A.M Pada Penulisan Jam (Waktu) !

Macam-Macam Majas
Majas dibedakan menjadi empat macam, yakni majas perbandingan, pertentangan, sindiran,
dan penegasan. Yang masing-masing dikelompokkan menjadi beberapa macam, yakni :

Majas Perbandingan
Majas perbandingan adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyandingkan atau
membandingkan suatu objek dengan objek lain melalui proses penyamaan, pelebihan,
ataupun penggantian. Berikut ini adalah beberapa jenis dari majas perbandingan, yaitu :

Personifikasi
Gaya bahasa jenis ini seolah-olah menggantikan fungsi benda mati yang bisa bersikap
layaknya seperti manusia.
Contoh : Daun kelapa tersebut seakan melambai kepadaku dan mengajakku untuk segera
bermain di pantai.
Metafora
Metafora adalah meletakkan sebuah objek yang bersifat sama dengan pesan yang ingin
disampaikan dalam bentuk ungkapan.

Contoh: Pegawai tersebut adalah tangan kanan dari komisaris perusahaan tersebut. Tangan
kanan memiliki arti yakni ungkapan untuk orang yang setia dan dipercaya.

Asosiasi
Asosiasi adalah membandingkan dua objek yang berbeda, namun dianggap sama dengan
pemberian kata sambung bagaikan, bak, ataupun seperti.

Contoh: Kakak beradik itu bagaikan pinang dibelah dua.


Pinang dibelah dua memiliki arti jika keduanya memiliki wajah yang mirip.

Hiperbola
Hiperbola adalah majas mengungkapkan sesuatu dengan kesan berlebihan, bahkan hampir
tidak masuk akal.

Contoh: Orang tuanya memeras keringat agar anak tersebut dapat terus bersekolah. Pada kata
memeras keringat memiliki arti yakni bekerja dengan keras.

Eufemisme
Eufemisme merupakan gaya bahasa yang mengganti kata-kata yang dianggap kurang baik
dengan padanan yang lebih halus.

Contoh: Tiap universitas dan perusahaan sekarang diwajibkan menerima difabel.

Kata “difabel” menggantikan frasa “orang cacat”.

Metonimia
Metonimia yakni jenis majas yang menyandingkan merek atau istilah sesuatu untuk merujuk
pada pada benda umum.

Contoh: Supaya haus cepat hilang, lebih baik minum Aqua.

Aqua pada kalimat ini mengarah pada air mineral.

Simile
Simile hampir sama dengan asosiasi yang menggunakan kata hubungan bak, bagaikan,
ataupun seperti. Simile hanya saja bukan membandingkan dua objek yang berbeda, akan
tetapi menyandingkan sebuah kegiatan dengan ungkapan.

Contoh: Kelakuannya bagaikan anak ayam kehilangan induknya.

Alegori
Alegori adalah majas yang menyandingkan suatu objek dengan kata-kata kiasan.

Contoh : Suami adalah nakhoda dalam mengarungi kehidupan berumah tangga.


Nakhoda yang dimaksud dalam kalimat diatas adalah pemimpin keluarga.

Sinekdok
Gaya bahasa dibagi menjadi dua macam, yakni sinekdok pars pro toto dan sinekdok totem
pro parte.

Sinekdok pars pro toto adalah gaya bahasa yang menyebutkan sebagian unsur guna
menampilkan keseluruhan sebuah benda.

Selain itu, sinekdok totem pro parte merupakan kebalikannya. sinekdok totem pro parte
adalah gaya bahasa yang menampilkan keseluruhan untuk merujuk pada sebagian benda atau
situasi.

Contoh:

Pars pro Toto: Hingga bel berbunyi, batang hidung Ina belum juga kelihatan.

Totem pro Parte: Indonesia berhasil menjuarai All England hingga delapan kali berturut-
turut.

Simbolik
Simbolik meruakan majas atau gaya bahasa yang membandingkan manusia dengan sikap
makhluk hidup lainnya dalam ungkapan.

Contoh: Perempuan itu memang jinak-jinak merpati.

Majas Pertentangan
Pembagian majas selanjutnya adalah jenis majas pertentangan. Majas pertentangan adalah
gaya bahasa yang menggunakan kata-kata kias yang bertentangan dengan maksud asli yang
penulis curahkan dalam kalimat tersebut.

Berikut ini adalah beberapa subjenis yang termasuk dalam majas pertentangan, yaitu :

Litotes
Litotes adalah ungkapan yang digunakan untuk merendahkan diri, walaupun kenyataan yang
sebenarnya adalah yang sebaliknya. Litotes berkebalikan dengan hiperbola yang lebih ke arah
perbandingan.

Contoh: Selamat datang ke gubuk kami ini.


Kata gubuk mempunyai arti yakni sebagai rumah.

Paradoks
Paradoks adalah jenis majas yang membandingkan situasi asli atau fakta dengan situasi yang
berkebalikannya.

Contoh: Di tengah ramainya pesta tahun baru, aku merasa kesepian.

Antitesis
Antitesis adalah memadukan pasangan kata yang artinya bertentangan.
Contoh: Film tersebut disukai oleh tua-muda.

Kontradiksi Interminis
Kontradiksi Interminis adalah gaya bahasa yang menyangkal ujaran yang telah dipaparkan
sebelumnya. Biasanya diikuti dengan konjungsi, contohnya, kecuali atau hanya saja.

Contoh: Semua masyarakat semakin sejahtera, kecuali mereka yang berada di perbatasan.

Baca Juga :  Pengertian Remaja | Ciri-Ciri, Tahapan dan Tugas Perkembangan Remaja !

Majas Sindiran
Majas sindiran adalah kata-kata kias yang memang tujuannya untuk menyindir seseorang
ataupun perilaku dan kondisi. Berikut ini adalah jenis majas yang termasuk dalam majas
sindiran, yaitu :

Ironi
Ironi adalah jenis majas yang menggunakan kata-kata yang bertentangan dengan fakta yang
ada.

Contoh: Rapi sekali kamarmu sampai sulit untuk mencari bagian kasur yang bisa ditiduri.

Sinisme
Sinisme adalah menyampaikan sindiran secara langsung.

Contoh: Suaramu keras sekali sampai telingaku berdenging dan sakit.

Sarkasme
Sarkasme adalah menyampaikan sindiran secara kasar.

Contoh: Kamu hanya sampah masyarakat tahu!

Majas Penegasan
Majas penegasan adalah jenis majas yang bertujuan untuk meningkatkan pengaruh kepada
pembacanya guna menyetujui sebuah ujaran ataupun kejadian. Berikut ini adalah beberapa
majas yang tergolong dalam majas penegasan, yaitu :

Pleonasme
Pleonasme adalah jenis majas menggunakan kata-kata yang bermakna sama sehingga
terkesan tidak efektif, tetapi memang sengaja dibuat untuk menegaskan suatu hal.

Contoh: Ia masuk ke dalam ruangan tersebut dengan wajah semringah.

Repetisi
Repetisi adalah gaya bahasa yang mengulang kata-kata dalam sebuah kalimat.

Contoh: Dia pelakunya, dia pencurinya, dia yang mengambil kalungku.

Retorika
Retorika adalah majas yang memberikan penegasan dalam bentuk kalimat tanya yang tidak
perlu dijawab.

Contoh: Kapan pernah terjadi harga barang kebutuhan pokok turun pada saat menjelang hari
raya?

Klimaks
Klimaks adalah majas yang mengurutkan sesuatu dari tingkatan rendah ke tinggi.

Contoh: Bayi, anak kecil, remaja, orang dewasa, hingga orang tua seharusnya memunyai
asuransi kesehatan.

Antiklimaks
Antiklimaks adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menegaskan sesuatu dengan
mengurutkan suatu tingkatan dari tinggi ke rendah. Jenis gaya bahasa ini berkebalikan
dengan majas klimaks.

Contoh: Masyarakat perkotaan, perdesaan, hingga yang tinggi di dusun seharusnya sadar
akan kearifan lokalnya masing-masing.

Pararelisme
Pararelisme adalah gaya bahasa mengulang-ulang sebuah kata dalam berbagai definisi yang
berbeda. Jenis gaya bahasa ini terdapat pada puisi.

Apabila pengulangannya ada di awal disebut anafora. Sedangkan, kata yang diulang ada di
bagian akhir kalimat disebut epifora.

Contoh:

 Kasih itu sabar.


 Kasih itu lemah lembut.
 Kasih itu memaafkan.

Tautologi
Tautologi adalah menggunakan kata-kata bersinonim untuk menegaskan sebuah kondisi atau
ujaran.

Contoh: Hidup akan terasa tenteram, damai, dan bahagia jika semua anggota keluarga saling
menyayangi.

Pengertian majas
Belajar tentang majas, tentu Anda perlu tahu apa maksud dari majas itu sendiri. Banyak
penjelasan atau definisi dari majas itu sendiri. Namun kurang lebih pengertian itu tidak jauh
beda.

Seperti misalnya Wikipedia menulis:
Majas adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh
efek-efek tertentu yang membuat sebuah karya sastra semakin hidup, keseluruhan ciri bahasa
sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik
secara lisan maupun tertulis.
Definisi majas wikipedia tersebut diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga.
2002.

Sementara menurut pakar bahasa Gorys Keraf, dalam buku Diksi dan Gaya Bahasa
(Komposisi Lanjutan I) terbitan PT Gramedia Pustaka Utama tahun 2004, di halaman 113,
mengungkapkan:
gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang
memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis.
Lalu menurut Henry Guntur Tarigan, dalam buku Pengajaran Semantik terbitan Angkasa
tahun 2009 dalam halaman 104, menjelaskan:
Majas adalah bahasa yang dipergunakan secara imajinatif, bukan dalam pengertian
yang benar-benar secara alamiah. Majas, kiasan, atau figurative of speech adalah bahasa kias,
bahasa indah, yang dipergunakan untuk meninggikan dan meningkatkan efek dengan
memperkenalkan serta membandingkan benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain
yang lebih umum. Pendek kata, penggunaan tertentu dapat mengubah serta menimbulkan
nilai rasa atau konotasi tertentu.
Kalau menurut blog Arrazi Ibrahim ini,
majas adalah cara berbahasa sehingga menghasilkan nuansa yang lebih indah, imajinatif, dan
ekspresif.
Ya, benar secara umum, dapat ditarik kesimpulan kalau definisi majas di atas tidak jauh
berbeda. Penggunaan majas memang membuat penggunaan bahasa lebih menarik, tidak kaku,
dan dapat menghasilkan efek yang lebih mengena.

Berikutnya, mari kita kupas apa saja macam-macam majas yang ada.

Jenis-Jenis Majas
Jika dikategorikan, majas secara umum dapat dimasukkan ke dalam kelompok, sebagai
berikut.

1. Majas Perbandingan
2. Majas Pertentangan
3. Majas Sindiran
4. Majas Penegasan
Untuk lebih jelasnya, mari kita telisik satu demi satu jenis dari majas tersebut.

1. Majas Perbandingan
Majas Perbandingan adalah kata-kata berkias yang memunculkan perbandingan untuk
membuat kesan atau pengaruh tertentu bagi pendengar atau pembaca. Ciri dari majas
perbandingan ini adalah adanya hal yang diperbandingkan, baik secara langsung maupun
tidak.

Nah, untuk majas perbandingan ini juga banyak jenisnya. Anda bisa menyimaknya di bawah
ini.

A. Majas Asosiasi
Majas Asosiasi atau ada juga yang menyebutnya sebagai perumpamaan adalah majas yang
membandingkan dua hal yang beda, tapi dianggap sama.

Ciri dari majas asosiasi ini, biasanya terdapat kata-kata berikut ini: laksana, bagai, bak,
seumpama, bagaikan, seperti.

Contoh majas asosiasi ini seperti:

1. Sikapnya sangat keras seperti batu.


2. Cintaku padamu seperti telur diujung tanduk.
3. Dina dan Dian bagaikan pinang dibelah dua.
4. Anggota DPR itu seperti kacang lupa akan kulitnya.
Nah, bisa Anda lihat dari contoh-contoh majas di atas yaitu adanya perbandingan dua hal.
Seperti misalnya pada contoh pertama yang mengibaratkan kerasnya sikap seperti batu.
Meski antara “sikap” dan “batu” itu adalah dua benda yang berbeda, tapi dibandingkan pada
kesamaan sifatnya yang sama-sama kokoh dan keras.

Nah, sudah mengerti kan maksud dari majas asosiasi ini? Yuk lanjut ke jenis majas
perbandingan selanjutnya.

B. Majas Metafora
Majas metafora adalah majas membandingkan secara langsung dalam bentuk
perbandingan analogis. Ciri dari majas metafora adalah tidak terdapat konjungsi (kata
penghubung) pada kalimat. Majas ini sering dipakai pada karya sastra seperti syair, puisi, dan
sejenisnya.

Contoh dari majas metafora bisa dilihat berikut ini:

1. Cristiano Ronaldo adalah bintang sepakbola kelas dunia.


2. Dia merupakan anak emas juragannya.
Bisa Anda pahami kan maksud dari majas metafora ini? Pada contoh pertama yang
menyebutkan Cristiano Ronaldo dibandingkan langsung dengan bintang. Bintang seperti
yang Anda tahu adalah hal yang bersinar di atas angkasa. Dengan begitu, maksudnya
pesepakbola tersebut memiliki prestasi yang berkelas.

C. Majas Personifikasi
Majas personifikasi merupakan majas yang mengungkapkan benda yang tidak bernyawa
seolah memiliki sifat seperti manusia.

Ciri umum dari majas personifikasi ini adalah digunakan pada benda mati atau tidak bergerak
dan kemudian diberikan sifat seperti manusia.

Contoh dari majas personifikasi ini bisa dilihat seperti berikut ini:

1. Matahari sedang bersedih.


2. Ombak laut berlarian ke tepi pantai.
3. Bulan sedang mengintip dibalik awan.
Seperti pada contoh kedua, ombak diberi sifat berlari seperti yang dimiliki manusia.
Begitupun pada contoh pertama, matahari dianggap memiliki rasa bersedih.
D. Majas Alegori
Majas alegori adalah majas yang ingin mengungkapkan sesuatu dengan cara kiasan atau
penggambaran.

Ciri dari majas alegori ini biasanya:

 cukup panjang kalimat yang dibuat


 terdapat beberapa kiasan namun membentuk suatu kesatuan yang jelas dan tersurat.
Contoh majas alegori seperti berikut ini:

1. Agama merupakan kompas dalam mengarungi samudera kehidupan yang penuh badai
serta gelombang.
2. Al Qur’an adalah rambu yang menjadi pedoman dan penerang untuk menunjuk jalan
menuju Allah. Selama kita patuh dan mengikuti rambu dengan baik, maka insya Allah
akan selamat sampai akhir.
E. Majas Simbolik
Majas simbolik adalah majas yang menggunakan benda, hewan atau tumbuhan sebagai
simbol untuk menjelaskan maksud tertentu.

Ciri dari majas simbolik ini bisa dilihat dari :

 adanya penggunaan kata hewan, benda atau hewan pada majas tersebut.
 maksudnya disampaikan secara tersirat.
Contoh majas simbolik misalnya seperti:

1. Dia akan dibawa ke meja hijau. (maksudnya=pengadilan)


2. Dia seperti bunglon. (maksudnya= sering berubah pendirian)
3. Dosenku adalah kamus berjalan. (maksudnya= menguasai banyak perbendaharaan
kata)
F. Majas Metonimia
Majas metonimia adalah majas yang memakai ciri, merk, atau atribut tertentu untuk
menggantikan pengucapan sebuah benda.

Pada majas metonimia ini terselip ciri adanya pemakaian kata tertentu untuk menggantkan
nama general dari benda tersebut.

Contoh majas metonimia bisa disimak sebagai berikut:

1. Setiap malam kakek selalu minum Nescafe. (maksudnya kopi nescafe)


2. Dia datang dengan naik Innova. (maksudnya mobil Toyota Innova)
3. Karena haus, adik minum Aqua. (maksudnya air merk Aqua)
G. Majas Sinekdokhe
Majas sinekdokhe merupakan majas yang menyebutkan sebagian untuk seluruh bagian; atau
sebaliknya menyebut seluruh untuk sebagian. Pada majas sinekdok ini terbagi menjadi dua
jenis sebagai berikut:

1. Majas Pars pro toto


Pars pro toto yaitu majas yang menyebutkan sebagian dengan maksud untuk keseluruhan.
Misalnya, seperti contoh: Sejak minggu kemarin, ia tidak kelihatan batang hidungnya.
Batang hidung tersebut disebutkan dengan maksud untuk menyebut person (orang) tersebut
secara keseluruhan.

2. Majas Totem pro parte


Totem pro parte adalah majas yang menyebut seluruh objek, padahal faktanya adalah
sebagian saja.

Contoh totem pro parte ini seperti: Indonesia bertanding sepakbola melawan Brazil.
Yang dimaksudkan adalah kesebelasan Indonesia melawan kesebelasan Brasil. Namun
disebutkan keseluruhannya yaitu Indonesia.

H. Majas Simile
Majas simile adalah majas yang membandingkan secara jelas dengan memakai kata depan
maupun kata hubung.

Ciri majas simile ini yang paling kentara adalah dengan digunakannya kata seperti ibarat,
umpama, bagai, dan layaknya.

Contoh penggunaan majas simile ini seperti:

1. Parasmu bagai bulan yang bersinar terang di waktu malam.


2. Wanita itu ibarat bunga mawar yang sedang mekar.
Pada contoh pertama, adanya kata “bagai” yang membandingkan secara tegas antara paras
seseorang dengan bulan yang bersinar.

I. Majas Alusio
Majas alusio adalah majas perbandingan yang memakai peribahasa atau kata kiasan yang
sudah sering digunakan. Ciri dari majas alusio adalah penggunaan ungkapan yang tidak di
selesaikan, sebab hal itu sudah umum diketahui.

Contoh dari majas alusio ini seperti:

1. Kamu ini memang tua-tua keladi.


2. Bandung sering disebut sebagai Paris van java
Pada contoh pertama maksud dari tua-tua keladi adalah makin tua makin menjadi. Perkataan
tersebut tidak perlu penjelasan karena sudah jamak diketahui oleh umum.

J. Majas Antropomorfisme
Majas antropomorfisme adalah majas yang memakai kata yang terkait dengan manusia tapi
dipakai pada benda lain.

Contoh majas antropomorfisme seperti:

1. Mulut gua itu sangat sempit.


2. Kancil itu pandai.
K. Majas Sinestesia
Majas Sinestesia adalah majas metafora yang mengungkapkan sesuatu yangterkait dengan
indera. Ciri majas sinestesia yang jelas adalah adanya penggunaan indera dalam kalimat
tersebut.

Contoh majas sinestesia ini seperti:

1. Suaranya merdu sekali.


2. Rio Haryanto mencetak sejarah manis dengan mencatatkan diri sebagai pembalap di
F1.
Pada contoh pertama adalah adanya penggunaaan kata “merdu” yang terkait dengan indera
pendengaran. Sementara pada contoh kedua, terdapat kata “manis” yang terkait dengan
indera perasa.

L. Majas Antonomasia
Majas antonomasia adalah majas yang menyebutkan sesuatu tidak secara langsung,
melainkan dengan menggunakan sifat yang melekat pada obyek tersebut.

Contoh majas antonomasia:

1. Si Gempal
2. Si Pandai
3. Si Keriting
4. Si Rajin
Keempat contoh majas antonomasia di atas adalah dengan menyebutkan sifat yang melekat
pada seseorang. Jelas kan maksudnya?

M. Majas Aptronim
Majas aptronim adalah majas yang melekatkan sifat atau pekerjaan pada bagian nama
seseorang.

Contoh majas aptronim ini misalnya:

1. Sukasah Tukang Suntik


2. Alex Pertanian
Pada contoh pertama majas aptronim di atas karena Sukasah merupakan dokter, sering
kemudian disebut sebagai Sukasah tukang suntik. Begitupun dengan pada contoh kedua,
karena Alex bekerja di Dinas Pertanian, maka sering kemudian disebut sebagai Alex
Pertanian.

N. Majas Hipokorisme
Majas Hipokorisme adalah majas yang menggunakan nama panggilan tertentu yang
menunjukkan dekatnya hubungan. Majas ini juga sering dipakai untuk memperlihatkan
akrabnya hubungan.

Contoh majas hipokorisme ini seperti:

1. Si Ujang suka main bola.


2. Kambing Banu sangat lucu, karena itu Banu sangat suka dan merawatnya setiap hari.
Pada contoh pertama majas hipokorisme ini adanya sebutan Si Ujang, yang menunjukkan
bahwa yang mengucapkan kata ini punya hubungan yang akrab dengan Ujang. Sementara
pada contoh kedua hipokorisme itu ditunjukkan adanya kekraban hubungan antara Banu
dengan kambingnya yang lucu.

O. Majas Litotes
Majas litotes adalah majas yang menurunkan kualitas sesuatu dengan maksud untuk
merendahkan diri. Dengan begitu, ada fakta yang dikecil-kecilkan saat penggunaan majas ini.

Contoh dari majas litotes misalnya:

1. Mari mampir ke gubuk kami.


2. Kalau boleh, saya antar Anda dengan mobil jelek ini.
Pada kedua contoh majas litotes di atas, baik makna “gubuk” atau pun “mobil jelek” adalah
bukan makna sebenarnya. Sebab kenyataannya adalah gubuk itu adalah rumah yang bagus.
Begitupun dengan “mobil jelek” itu faktanya adalah mobil yang bagus.

P. Majas Hiperbola
Majas hiperbola adalah kebalikan dari majas litotes. Dengan begitu majas hiperbola ini bisa
diartikan sebagai pengungkapan dengan maksud untuk melebihkan dari kenyataan yang
sebenarnya. Sehingga kemudian terkesan lebay dan tidak masuk akal.

Contoh dari penggunaan majas hiperbola ini misalnya:

1. Sehari diriku tak bertemu denganmu seperti 10 abad kita tak bertemu.
2. Harga BBM kini meroket ke langit angkasa.
3. Suaranya bagus mengguncang dunia.
Pada tiga contoh majas hiperbola ini terlihat bagaimana pernyataan berlebihan tersebut.
Terdapat unsur melebih-lebihkan yang membuatnya seperti mustahil.

Q. Majas Depersonifikasi
Majas depersonifikasi adalah kebalikan dari majas personafikasi, yaitu mengungkapkan
proses atau kegiatan manusia yang disifatkan kepada hewan atau benda non-manusia.

Contoh dari majas depersonifikasi ini misalnya:

1. Penonton sepakbola tampak menyemut di tribun.


2. Orang itu berdiam diri dan mematung.
Pada contoh majas depersonifikasi yang pertama di atas, kumpulan penonton disebut
menyemut. Nah, kata itulah yang membuat kalimat tersebut termasuk majas depersonifikasi.
Begitupun dengan kalimat kedua yang terdapat kata “mematung” yang menyematkan sifat
patung sebagai benda mati kepada kegiatan manusia.

R. Majas Eufimisme
Majas eufimisme adalah majas yang bermaksud untuk menghaluskan makna. Digunakan kata
tertentu yang lebih halus dari kata lainnya yang terkesan lebih kasar.

Contoh dari majas eufimisme ini misalnya sebagai berikut:


1. Dia adalah siswa tunarungu.
2. Saya mohon ijin untuk pergi ke belakang.
Pada contoh pertama, yang dimaksud “tunarungu” adalah siswa yang tidak bisa mendengar.
Tidak digunakan kata “tuli” yang bermakna lebih kasar dan digantikan dengan “tunarungu”.
Sementara pada contoh kedua, maksudnya adalah hendak buang hajat (kencing/BAB). Agar
lebih halus, maka kemudian dipilihlah untuk menggunakan kata yang “ke belakang” itu.

S. Majas Disfemisme
Majas disfemisme adalah majas yang menggunakan kata-kata kasar dengan sengaja. Majas
disfemisme ini merupakan kebalikan dari eufemisme.

Contoh dari majas disfemisme ini seperti:

1. Saya minta ijin untuk kencing.


2. Apa kabar John? (saat bicara dengan ayahnya sendiir yang bernama John)
Kedua contoh majas disfemisme secara jelas bagaimana kesan kasar yang muncul. Namun
perkataan tersebut sengaja dilakukan supaya mendapat simpati atau sebaliknya mendapat
antipati.

T. Majas Fabel
Majas fabel adalah majas yang menjelaskan perilaku hewan seolah-olah bisa bertindak
seperti manusia. Ciri dari majas fabel ini adalah adanya hewan atau binatang dalam kalimat
tersebut.

Contoh majas fabel ini misalnya:

1. Kucing itu sedang berdiskusi dengan kucing lainnya untuk menjebak tikus yang
lewat.
2. Semut itu sedang bergotong-royong untuk mengangkut makanan yang berserakan itu.
Seperti Anda lihat, pada contoh majas fabel ini ada unsur hewan yang berperilaku seperti
manusia. Pada kalimat di atas terdapat kata “kucing berdiskusi” dan “semut bergotong-
royong”.

U. Majas Parabel
Majas parabel adalah majas yang dalam seluruh ceritanya terdapat nilai atau falasafah hidup
yang mendalam.

Contoh dari majas parabel ini misalnya seperti:

1. Kisah Mahabarata yang mengisahkan bahwa yang benar pasti akan selalu menang.
2. Hikayat Bayan Budiman yang berisi kisah yang mengajarkan tentang teladan dan
kebaikan.
V. Majas Perifrasa
Majas perifrasa adalah majas yang mengungkapkan dengan ungkapan yang lebih panjang
untuk menggantikan ungkapan yang lebih pendek. Ciri dari majas perifrasa ini sering berupa
sebutan atau julukan sesuatu.

Contoh dari majas perifrasa ini misalnya:


1. Andi bekerja di kota Pahlawan. (maksudnya Surabaya)
2. Dia menempuh studi di negeri kincir angin. (yang dimaksud adalah Belanda)
Seperti yang Anda lihat pada kedua contoh majas perifrasa ini, ada penggantian ungkapan
berupa kota pahlawan dan negeri kincir angin. Penggantian ungkapan itu untuk membuat
gaya berbahasa yang lebih dinamis.

W. Majas Eponim
Majas eponim adalah majas dengan menggunakan nama sesuatu untuk dipinjam sifatnya
terkait dnegan konteks kalimat yang diutarakan. Ciri dari amjas eponim ini adalah adanya
nama tokoh atau karakter yang terkenal.

Contoh dari majas eponim ini misalnya:

1. Rakyat sedang menunggu kedatangan Robin Hood untuk menumpas ketidakadilan ini.
2. Negeri ini butuh Gajah Mada agar bisa maju.
Pada kedua contoh majas eponim ini terlihat ada Robin Hood dan Gaah Mada, dua karakter
yang sudah dikenal dan sifatnya terkait dengan kondisi yang sedang terjadi.

Selanjutnya, mari kita simak kategori majas selanjutnya yaitu majas pertentangan

2. Majas Pertentangan
Seperti namanya, majas pertentangan adalah majas yang di dalamnya terdapat pertentangan
dengan maksudnya untuk menciptakan efek yang lebih dahsyat. Majas pertentangan ini pun
banyak jenisnya. Berikut ini macam-macam majas pertentangan itu.

A. Majas Oksimoron
Majas oksimoron adalah majas yang di dalam satu frase itu terdapat sebuah paradoks. Ciri
penting dari majas oksimoron ini adalah hal yang seolah bertentangan itu diungkapkan dalam
satu frase.

Contoh dari majas oksimoron ini seperti:

1. Reuni itu penuh dengan isak tangis bahagia.


2. Cinta dan benci bergolak dalam dadaku.
3. Saat senang dan susah, kita akan jalani bersama.
Seperti Anda lihat ada hal-hal yang bertentangan seperti pada kata “isak tangis bahagia”,
“cinta dan benci”, dan “senang dan susah”. Mengerti kan maksud dari majas oksimoron ini?

B. Majas Paradoks
Majas paradoks adalah majas mengungkapkan dua hal yang berlawanan meski keduanya
benar secara kenyataan. Berbeda dengan oksimoron yang diungkapkan dalam satu frase, pada
paradoks tidak demikian.

Contoh dari majas paradoks ini misalnya:

1. Walau berada di ruangan yang dipenuhi orang, aku merasa kesepian.


2. Meski nakal, tapi murid itu rajin dalam mengerjakan PR.
3. Ketika yang kaya semakin kaya, yang miskin kian miskin.
Pada ketiga contoh majas paradoks ini, Anda bisa lihat terdapat pertentangan yang keduanya
merupakan benar. Anda juga bisa bandingkan dengan majas oksimoron sebelumnya untuk
mengetahui perbedaannya.

C. Majas Antitesis
Majas antitesis adalah majas yang menggunakan kata-kata yang memiliki arti bertentangan
satu dengan yang lain. Ciri dari majas antitesis ini, kata yang bertentangan itu sering
berdekatan.

Biar lebih jelas, mari lihat contoh majas antitesis berikut ini.

1. Dari tua-muda, laki-laki dan perempuan, semuanya datang ke acara itu.


2. Siang malam, pagi sampai petang, lelaki itu bekerja keras untuk keluarganya.
3. Masuk surga atau neraka sangat tergantung perbuatan saat masih hidup.
Bisa Anda lihat kan ada kata “tua-muda”, “siang malam”, dan seterusnya yang bersifat
antitesis.

D. Majas Kontradiksi Interminus


Majas kontradiksi interminus adalah gaya bahasa pengecualian. Sebelumnya disebutkan
sesuatu yang diperbolehkan, dan kemudian diikuti dengan penyangkalan.

Mari lihat contoh majas kontradiksi interminus berikut ini:

1. Semua orang dilarang masuk ruangan ini, kecuali yang berwenang.


2. Keluarga itu pergi ke Surabaya, kecuali si sulung yang masih kuliah.
3. Semua harga BBM naik, kecuali Pertamax.
Nah, seperti yang Anda bisa lihat, ada makna pengecualian pada kalimat kontradiksio
interminus di atas.

E. Majas Anakronisme
Majas anakronisme adalah jenis majas pertentangan yang mengatakan sesuatu di masa lalu,
namun nampak ada yang bertentangan. Ciri dari majas anakronisme adalah dipakai untuk
menceritakan hal yang terjadi di waktu lampau.

Contoh majas anakronisme seperti:

1. Galileo Galilei membawa iPhone saat menunjukkan hasil penemuannya.


2. Tentara Majapahit itu bersiap menggunakan pesawat F-16.
Seperti yang Anda tahu Iphone maupun F-16 belum ada di di zaman Galileo Galilei dan
Majapahit.

3. Majas Sindiran
Lanjut ke kategori selanjutnya yaitu majas sindiran. Majas sindiran adalah majas yang berisi
sindiran untuk membuat kesan tertentu bagi orang yang mendengar. Macam-macam majas
sindiran ini juga banyak. Anda bisa simak di bawah ini.

A. Majas Ironi
Majas ironi adalah majas yang didalamnya terdapat hal yang ironis. Ciri dari majas ironi ini
adalah adanya hal yang seolah meninggikan, tapi setelah itu menjatuhkan orang tersebut.
Contoh dari majas ironi ini bisa Anda lihat di bawah ini:

1. Kamu rajin sekali, selalu telat datang


2. Hebat sekali murid itu, sampai harus tinggal kelas.
Seperti yang Anda lihat, ada dua hal yang bertentangan dalam kalimat majas ironi di atas.
Maksudnya jelas untuk melakukan sindiran.

B. Majas Sarkasme
Majas sarkasame adalah gaya bahasa sindiran namun yang sifatnya kasar, langsung dan
menohok. Berbeda dengan majas ironi yang kesannya halus namun dalem, pada majas
sarkasme ini tanpa tedeng aling-aling langsung menyindir pada sasaran.

Contoh majas sarkasme ini misalnya:

1. Dasar g*blok, ngerjain begini saja tidak bisa.


2. Aku mau muntah kalau ketemu kamu.
Pada gaya sarkasme ini tidak ada sama sekali sopan-santun. Semuanya diucapkan dengan
kasar.

C. Majas Sinisme
Majas sinisme adalah jenis sindiran langsung dan sifatnya lebih kasar dari ironi. Sering
ungkapan ini terlontar dalam percakapan langsung.

Contoh majas sinisme seperti berikut:

1. Kamu kan sudah pandai? Mengapa mesti harus bertanya padaku?


2. Tambah lama aku bisa jadi stres melihat kelakukanmu yang seperti itu.
D. Majas Satire
Majas satire yaitu majas dengan maksud untuk mengecam atau menertawakan ide seseorang.
Pada majas ini kerap digunakan kombinasi antara ironi, sarkasme, atau parodi.

Contoh dari gaya satire ini seperti pada kalimat:

1. Matamu buta atau p*cek? Jalan kok gak lihat.


2. Ya ampun, kerjaan gampang begitu aja kamu nggak bisa kerjain.
E. Majas Innuendo
Majas innuendo adalah majas yang bermaksud untuk mengecilkan keadaan yang sebenarnya.
Misalnya contoh majas innuendo seperti berikut:

1. Dikatain begitu saja kok nangis.


2. Dia ranking satu karena sering menyontek.
4. Majas Penegasan
Majas penegasan adalah jenis majas yang isinya adalah menegaskan sesuatu untuk membuat
efek tertentu bagi yang mendengar maupun membaca. Mengenai macam-macam majas
penegasan ini Anda bisa menyimaknya di bawah ini.

A. Majas Apofasis
Majas apofasis adalah majas yang seolah-olah menyangkal sesuatu, namun justru
menegaskannya. Majas ini sering disebut juga sebagai majas preterisio.
Contoh dari majas apofasis ini misalnya: Jujur saya enggan untuk menjelaskan dalam forum
ini bahwa Anda sudah korupsi uang negara.
Seperti pada contoh apofasis di atas, seolah-alih hendak menyembunyikan sesuatu, namun
justru hal itu menegaskannya.

B. Majas Pleonasme
Majas pleonasme adalah pemberian keterangan tambahan untuk hal yang sudah jelas.
Keterangan itu sebenarnya tidak dibutuhkan.

Contoh dari majas pleonasme ini seperti:

1. Saya maju ke depan.


2. Saya turun ke bawah.
C. Majas Repetisi
Majas repetisi adalah adanya pengulangan kata, frasa, atau klausa dalam sebuah kalimat.
Pengulangan tersebut dimaksudkan untuk menegaskan.

Contoh majas repetisi sebagai berikut:

1. Aku mencintaimu, aku menyayangimu, aku mengasihimu.


2. Inilah dia pahlawan kita, jagoan kita, dan kebanggaan kita semua.
Seperti yang Anda lihat pada majas repetisi tersebut, ada beberapa pengulangan yang
sebetulnya maknanya sama. Namun hal itu sengaja dilakukan untuk menegaskan hal yang
ingin dikatakan.

D. Majas Pararima
Majas pararima adalah majas yang mengulang pada bagian konsonan awal dan akhir dalam
sebuah kata atau pada bagian kata yang berlainan. Contoh majas pararima ini misalnya:

1. Kocar-kacir
2. Bolak-balik
E. Majas Aliterasi
Majas aliterasi adalah majas dengan melakukan pengulangan konsonan di awal kata dengan
berurutan. Jadi pada huruf pada awal kata itu, diulang pada kata berikutnya. Majas ini sering
dipakai dalam karya puisi. Contoh majas aliterasi sebagai berikut:

1. Lintasi laut lewati lembah


2. Susah senang sehidup semati
Seperti yang Anda lihat, pada contoh majas aliterasi tersebut terdapat pengulangan konsonan
secara berurutan.

F. Majas Paralelisme
Majas paralelisme adalah majas yang sering dipakai dalam puisi. Pada majas ini terdapat
penegasan dengan cara mengulang kata, frasa, atau klausa secara sejajar.

Misalnya, Anda bisa lihat contoh majas paralelisme sebagai berikut:


Shalat adalah ibadah
Shalat adalah kewajiban
Shalat adalah kebutuhan
G. Majas Tautologi
Majas tautologi merupakan majas yang mengulang beberapa kali sebuah kata pada kalimat.
Terkadang digunakan kata yang bersinonim.

Contoh dari majas tautologi ini misalnya:

1. Tidak, tidak, tidak, sama sekali bukan itu yang aku inginkan. Aku ke sini hanya ingin
silaturahmi.
2. Tendangan pemain sepakbola itu begitu hebat, dahsyat dan luar biasa.
H. Majas Sigmatisme
Majas sigmatisme adalah majas yang memakai bunyi “s” untuk diulang sehingga
menghasilkan efek tertentu. Majas ini sering kali ditemukan pada sajak maupun puisi.

Contoh dari majas sigmatisme ini seperti:

1. Kutulis surat ini kala gerimis.


2. Kaumeringis saat aku menangis.
I. Majas Antanaklasis
Majas antanaklasis adalah majas yang mengulang kata namun maknanya menjadi berbeda.
Biar lebih jelas, bisa dilihat contoh majas antanaklasis berikut ini.

Ayah membawa buah tangan berupa buah durian.


J. MajasKlimaks
Majas klimaks adalah majas yang menjelaskan secara bertingkat dari yang paling bawah ke
yang lebih atas. Contoh dari majas klimaks ini seperti berikut ini:

Dari masyarakat kecil, masyarakat menengah, sampai masyarakat atas, semuanya berjubel
memborong barang di toko itu.
K. Majas Antiklimaks
Majas antiklimaks adalah kebalikan dari majas klimaks. Mulai dari yang terpenting sampai
yang yang tidak penting. Contoh dari majas ini adalah:

Dari kota, desa sampai pelosok semuanya bersyukur atas keberhasilan pemilu yang lancar
dan aman.
L. Majas Inversi
Majas inversi adalah majas yang susunannya dibalik dengan menyebutkan predikat terlebih
dahulu, baru kemudian diikuti oleh subjeknya.

Contoh dari majas inversi ini misalnya:

Dikejar oleh satpol PP, pedagang kaki lima itu lari tunggang langgang.
Seperti Anda lihat, terdapat penyebutan predikat terlebih dulu sebelum subjek pada majas
inversi tersebut.
M. Majas Retoris
Majas retoris adalah majas berupa pertanyaan yang sebenarnya jawabannya terdapat pada
kalimat tersebut. Dengan begitu, pertanyaan ini tidak perlu dijawab.

Contoh dari majas retoris ini misalnya:

Apakah ini yang disebut merdeka?


N. Majas Elipsis
Majas elipsis adalah majas dengan menghilangkan unsur kalimat tertentu. Misalnya seperti
pada contoh berikut ini:

Saya ke rumah teman.


Pada contoh majas elipsis di atas terdapat penghilangan unsur predikat berupa kata “pergi”.

O. Majas Koreksio
Majas koreksio adalah majas yang menyebutkan sesuatu dan kemudian dikoreksi untuk
menyatakan maksud sesusungguhnya.

Contoh majas koreksio ini seperti:

Silahkan jika saudara-saudara ingin pulang, eh maaf maksudnya silahkan untuk menginap.
P. Majas Polisindenton
Majas polisindenton adalah majas yang memanfaatkan penggunaan kata hubung dalam
sebuah kalimat atau wacana.

Contoh majas polisindenton ini misalnya:

Setelah bangun tidur, aku lalu mandi, setelah itu membantu ibu, dan kemudian berangkat
sekolah.
Pada contoh majas polisindenton tersebut terlihat dipakainya kata hubung dalam kalimat.

Q. Majas Asindeton
Majas asindeton adalah kebalikan dari polisindenton. Artinya, pada majas ini tidak digunakan
kata penghubung dalam sebuah kalimat maupun wacana.

Biar lebih jelas, mari lihat contoh majas asindenton berikut ini.

1. veni, vidi, vici


2. kakek, nenek, ayah, ibu
R. Majas Interupsi
Majas interupsi merupakan majas dengan memberikan sisipan keterangan tambahan pada
unsur kalimat.

Contoh majas interupsi ini seperti berikut:

1. Pak Hasan, Ketua RT-ku, orangnya ramah dan suka menolong.


2. Andi, teman sekolahku, sedang sakit.
Nah seperti yang Anda lihat, ada sematan keterangan tambahan untuk menjelaskan subyek
pada kalimat.

S. Majas Eksklamasio
Majas eksklamasio adalah majas yang memakai kata-kata seru. Contohnya seperti berikut ini:

1. Wah hebat sekali!


2. Luar biasa penampilannya!
T. Majas Enumerasio
Majas enumerasio yaitu majas yang menjelaskan secara detail per bagian sehingga
keseluruhan kondisi atau keadaan bisa dipahami pendengar atau pembaca. Contoh
penggunaan majas enumerasio ini sebagai berikut:

Banjir sedada, listrik mati, anak-anak menangis, kelaparan menunggu pertolongan.


U. Majas Preterito
Majas preterito adalah majas yang seolah-olah ingin menyembunyikan sesuatu untuk
dirahasiakan. Contoh majas ini seperti:

Aku tak akan membuka kedoknya kalau dia adalah preman Tanah Abang.
V. Majas Alonim
Majas alonim adalah majas dengan menggunakan variasi nama tertentu. Penggunaan majas
ini dengan maksud untuk menegaskan.

Contoh dari majas alonim seperti

1. Prof, ada yang perlu saya tanyakan.


2. Dok, dia sudah siuman.
W. Majas Kolokasi
Majas kolokasi adalah penggunaan asosiasi tetap antara sata kata dengan kata lain yang
berdampingan dalam sebuah kalimat.

Contoh dari majas kolokasi ini seperti:

Nasibku, harus berhubungan dengan si bebal itu.


X. Majas Silepsis
Majas silepsis adalah majas yang menggunakan satu kata yang memiliki lebih dari satu
makna dan berfungsi lebih dari satu susunan sintaksis.

Contoh penggunaan majas silepsis ini misalnya:

Sirna sudah segala harkat dan harga diri orang itu.


Y. Majas Zeugma
Majas zeugma yaitu majas yang memakai kata tidak logis dan tidak gramatis pada susunan
konstruksi sintaksis kedua. Efeknya kemudian kalimat itu terasa ada kerancuan.

Contoh majas zeugma ini sebagai berikut:


Perlu saya beritahu, nenek saya itu peramah dan juga pemarah.
Well, banyak kan yang bisa Anda pelajari dari macam-macam majas ini? Semoga bermanfaat
dan bisa menambah perbendaharaan pengetahuan Anda mengenai bahasa dan makna. Jika
ada yang ingin ditanyakan seputar majas, bisa lewat kotak komentar. Kita bisa berdiskusi

bersama ya 

Share this:

Pengertian HAM : Macam dan Pelanggaran HAM


April 28, 2018
In "Hukum"

Kumpulan Contoh Surat Izin Tidak Masuk (Sekolah dan Kuliah)


1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Majas sering dianggap sebagai sinonim dari gaya bahasa, namun sebenarnya majas termasuk
dalam gaya bahasa. Majas menjadi bagian dalam gaya bahasa yang digunakan untuk
mengungkapkan perasaan baik secara lisan maupun tulisan dan dapat menimbulkan reaksi
oleh para pendengar atau pembacanya yang berupa tanggapan. Tetapi dalam kenyataannya
antara majas dan gaya bahasa menjadi sebuah konflik yang memang jarang disinggung
karena anggapan kesamaan antara gaya bahasa dan majas tersebut. Banyak pula orang
menganggap bahwa majas dan gaya bahasa adalah sama, tetapi itu tidak benar. Majas hanya
merupakan salah satu unsur pendukung gaya bahasa. Majas, kiasan, atau figure of speech
adalah bahasa kias, bahasa indah yang dipergunakan untuk meninggikan serta meningkatkan
efek dengan jalan memperkenalkan serta memperbandingkan suatu benda atau hal tertentu
dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Pendek kata, penggunaan majas tertentu dapat
merubah serta menimbulkan nilai rasa atau konotasi tertentu (Dale dalam Tarigan, 1990:
112).
Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui kemampuan siswa dalam menulis terutama
yang berhubungan dengan gaya bahasa yaitu penggunaan majas perbandingan pada puisi
karya siswa. Secara diktis puisi karya siswa kelas VIII SMP N 3 Colomadu sudah bagus.
Ketepatan diksi merupakan salah satu daya tarik puisi. Selain penggunaan kata-kata,
pemilihan kata dalam puisi juga merupakan seni estetikanya, tetapi nilai keindahan unsur
kepuitisan pada puisi berasal dari bahasa yang bermajas.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terutama pada keterampilan menulis yakni menulis
puisi dengan menggunakan majas perbandingan, belum semua siswa menerapkan
penggunaan majas perbandingan dalam karya puisinya. Terlepas dari itu SMP N 3 Colomadu
sering juga mengirimkan siswa untuk turut mengikuti lomba membuat karangan tingkat SMP,
dengan hasil yang baik. Peneliti ingin memanfaatkan hasil karya para siswa untuk melihat
seberapa jauh siswa 2 2
menggunakan majas perbandingan dalam puisi karangannya. Peneliti mengkaji penggunaan
majas perbandingan pada puisi karangan siswa. Peneliti berfokus pada penelitian yang
berjudul “Penggunaan Majas Perbandingan dalam Puisi Karya Siswa Kelas VIII SMPN 3
Colomadu”.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, ada dua masalah yang perlu dibahas.
1. Bagaimana penggunaan majas perbandingan dalam puisi karya siswa kelas VIII SMP N 3
Colomadu?
2. Bagaimana kemampuan siswa menggunakan majas perbandingan dalam puisi karangan
siswa kelas VIII SMP N 3 Colomadu?

C. Tujuan Penelitian

Ada dua tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini.


1. Mendeskripsikan penggunaan majas perbandingan dalam puisi karya siswa kelas VIII SMP
N 3 Colomadu.
2. Mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menggunakan majas perbandingan dalam puisi
karangannya.

D. Manfaat Penelitian

Pada hakikatnya penelitian dilakukan untuk mendapatkan suatu manfaat. Penelitian ini
diharapkan bermanfaat baik teoretis maupun praktis.
1. Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis dalam penelitian ini adalah untuk memberikan informasi dan tambahan ilmu
pengetahuan di bidang linguistik khususnya dalam penggunaan gaya bahasa mengenai
penggunaan majas perbandingan.
2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah hasil penelitian ini dapat menjadi inspirasi
bagi calon peneliti dan memberi tambahan pengetahuan mengenai penggunaan majas
perbandingan dalam puisi.
1. Majas Perumpamaan (Asosiasi) dan Contoh Kalimatnya Majas
perumpamaan atau asosiasi adalah majas yang membandingkan sesuatu
dengan keadaan lainnya di karenakan persamaan sifat. atau
sederhananya majas yang membandingkan dua hal berbeda namun
dianggap sama. Ciri majas Asosiasi ini adalah adanya kata penghubung:
ibarat, bagai, laksana, seumpama, bagaikan, bak dan lain sejenisnya.
Majas yang sering disebut majas asosiasi ini seringkali digunakan dalam
obrolan, maupun dalam penulisan. Berikut contoh kalimat majas
perumpamaan (Asosiasi): 

Source: https://jempolkaki.com/macam-macam-majas/
Disalin dari http://jempolkaki.com/
Semangatnya begitu keras bagaikan batu Tangisan anak itu bagai suara
kaset kusut. Senyumnya manis bagai gula jawa Matamu bagai bintang
kejora Otaknya encer seperti air Biacaranya seperti tong kosong

Source: https://jempolkaki.com/macam-macam-majas/
Disalin dari http://jempolkaki.com/
2. Majas Personifikasi dan Contoh Kalimatnya Majas Personifikasi adalah
majas yang membandingkan benda-benda mati seperti seolah-olah
memiliki sifat manusia. Majas ini membuat benda mati seperti dapat
melakukan sesuatu seperti yang dilakukan makhluk hidup. Berikut
contoh kalimat majas personifikasi Suara sirine ambulan meraung-raung
membangunkan warga yang tengah tertidur Dedaunan melambai-lambai
tertiup angin Peluit sang wasit menjerit panjang pertanda berakhirnya
pertandingan Panas matahari mulai membakar kulit penonton Tanaman
rambat itu melahap habis pagar depan rumah kami Pagar tembok itu
menghalangi lari para pencuri Lampu jalanan mengawasi setiap
langkahku Laptop ini menjadi saksi bisu jalanku menuju kesuksesan
Nyanyian handphone mengagetkanku Rumput sintetis itu masih tetap
bergoyang meski bola yang mengenainya sudah lama lewat. Suasana
senja membawaku ke lamunan masa laluku Terlihat di langit biru
layangan terbang bebas Pepohonan bambu saling berbisik menambah
suasana seram malam itu Sepatu ini selalu menemaniku kemanapun aku
pergi 3. Majas Metafora dan Contoh Kalimatnya Majas metafora ialah
majas ayang mengungkapkan perbandingan analogis antara dua hal
yang berbeda. Bisa juga diartikan sebagai suatu majas yang dibuat
dengan frasa secara Implisit tidak berarti namun secara eksplisit dapat
mewakili suatu maksud lain berdasarkan pada persamaan ataupun
perbandingan. Atau mudahnya majas ini digunakan sebagai bentuk kata
kiasan untuk mengungkapkan sesuatu. Langsung saja berikut contoh
kalimat majas metafora : Perasaanku sejernih embun pagi Dia adalah
lelaki terkutuk Di desa ini bersih dari sampah masyarakat Dewi malam
menunjukkan sinar cerahnya malam ini Doni sedang melihat video Raja
hutan bertarung melawan ular besar Biasanya akhir tahun harga bahan
pokok melambung tinggi Di hari yang sama, dua tahun lalu pasar klewer
dilalap habis si raja merah. Sejak kelas satu dia menjadi bintang kelas
yang tak terkalahkan Dia menjadi anak emas di kelas kami Jangan
sampai kita berurusan dengan para lintah darat Tikus berdasi mulai
kebakaran jenggot karena kroninya ada yang tertangkap Buah hati kami
lahir 2 minggu lalu. Reni bersahabat karib dengan si kutu buku itu
Politikus satu ini menjadi kutu loncat mencari dukungan partai Wahai
para pelajar, jangan pernah sekalipun menyentuh pil setan apalagi
mengkonsumsinya 4. Majas Simbolik dan Contoh Kalimatnya Majas
simbolik berarti majas yang digunakan untuk melukiskan sesuatu
dengan menggunakan binatang, benda atau tumbuhan sebagai simbol.
Umumnya simbol yang dipakai dalam majas ini sudah dengan mudah
dipahami banyak orang. berikut contoh kalimat majas simbolik. contoh-
kalimat-majas-simbolik Pemerintah tidak mau dijadikan kambing hitam
atas aksi demo 4 november kemarin Penyebab utama demo 4 november
tidak dimeja hijaukan oleh pemerintah. Memang kelakuan para hidung
belang yang pandai memelintir kata untuk menipu. Ingatlah, jaga baik
kata katamu! mulutmu adalah harimaumu! Berpura pura meminta maaf
seperti bunglon mencari celah melakukan kamuflase Perkataan dan
perbuatannya menyerupai iblis. Ketika hari H, massa memburunya, tapi
sang tersangka seperti kancil, licik, cerdas dan sulit ditangkap. 5. Majas
Alegori dan Contoh Kalimatnya Majas alegori adalah majas yang
digunakan untuk menjelaskan maksud tertentu secara tidak langsung
(non harfiah) namun masih saling berkaitan. Majas ini menjelaskan
suatu hal secara tersirat menggunakan perbandingan hal lain. Mirip
dengan majas metafora tetapi membandingkan secara keseluruhan /
utuh. berikut majas alegori dan contoh kalimatnya

Source: https://jempolkaki.com/macam-macam-majas/
Disalin dari http://jempolkaki.com/
3. Majas Simile dan Contoh Kalimatnya Majas simile adalah majas yang
membandingkan secara eksplisit (jelas) antara dua hal dengan
menggunakan kata penghubung,layaknya, ibarat, umpama, bak, bagai
dan lain sebagainya. Dilihat sekilas majas ini mirip dengan majas
perumpamaan / asosiasi. Berikut contoh kalimat majas simile.
Senyumanmu sungguh indah bagaikan bunga-bunga yang bermekaran
Wanita itu begitu cantik bak bidadari yang baru turun dari khayangan
Pendengaran anak itu sangat tajam seperti pendengaran kelinci.
Sejuknya perkataan ibu bagaikan embun di pagi hari. Kau dan aku
laksana minyak dan air. kita tak mungkin bisa bersatu Mereka bagaikan
keyboard dan mouse yang tidak bisa dipisahkan Memberi nasihat kepada
anak kecil tak ubahnya seperti mengukir diatas batu, akan selalu di ingat
selamanya. 7. Majas Metonimia dan Contoh Kalimatnya Majas
metonimia yaitu majas yang digunakan untuk menyebutkan satu kata
dengan kata lainnya yang masih berhubungan erat. Penjelasan
mudahnya seperti menggunakan merk atau nama khusus suatu benda
sebagai pengganti benda lain yang lebih umum. Lebih mudahnya kita
lihat contoh kalimat majas metonimia berikut ini. Perjalanan solo ke
jakarta menggunakan garuda akan terasa lebih cepat (pesawat terbang)
Abang OB membawakan 5 gelas aqua untuk para tamu yang sedang
menunggu (air minum) Rojolele makin hari semakin mahal padahal upah
buruh tak kunjung naik (beras) 8. Majas Sinekdoke dan Contoh
Kalimatnya Majas sinekdoke adalah gaya bahasa yang menyebutkan
bagian untuk menggantikan keseluruhan atau sebaliknya menyebutkan
keseluruhan untuk suatu bagian. Terdapat dua jenis majas ini, yaitu
majas sinekdoke pars pro toto dan sinekdoke totem pro parte. berikut
penjelasan dan contoh kalimatnya Majas Sinekdo pars pro toto, atau
diartikan majas yang menyatakan suatu bagian untuk keseluruhan.
contoh kalimatnya yaitu Perkepala diharuskan membayar Rp. 25.000
untuk bisa masuk ke bioskop tersebut Hingga detik ini belum terlihat
batang hidung anak itu. Majas Sinekdoke totem pro parte, kebalikan dari
majas sebelumnya. menggambarkan keseluruhan untuk suatu bagian hal.
berikut contoh kalimatnya. Dalam pertandingan bulutangkis yang
digelar semalam, Indonesia sukses bisa memenangi laga bergengsi
tersebut. Solo akhirnya menjuarai cabang olahraga atletik di PON tahun
ini. Majas Pertentangan Majas pertentangan adalah majas yang biasa
digunakan untuk menyatakan suatu hal yang sebenarnya dengan istilah
yang berlawanan. Penggunaan majas pertentangan ditujukan untuk
mendapatkan kesan yang diterima oleh pembaca atau pendengar tentang
hal yang disampaikan. Berikut ini macam macam majas pertentangan
majas-pertentangan 1. Majas Paradoks dan Contoh Kalimatnya Majas
paradoks yaitu gaya bahasa yang menyajikan pertentangan antara
pernyataan dengan fakta yang ada. Diantara sekian majas, majas
paradoks cukup sering dijumpai dalam sebuah roman atau novel.
Berikut beberapa contoh kalimat majas paradoks. Entahlah, dia selalu
merasa sendirian ditengah kebisingan kota jakarta ini. Ketegangan
membuat semua orang kepanasan di ruang ber AC ini Ditengah
keributan yang ditimbulkan provokator selalu ada orang yang tetap
tenang berkepala dingin. Tubuh tua kakek selalu dipenuhi dengan
semangat jiwa muda yang terus membara. Saking tampannya anak ini,
sampai sampai tidak ada satupun gadis yang menyukainya. Soal ujian ini
terlalu mudah hingga tak ada satu pun yang bisa mengerjakannya 2.
Majas Antitesis dan Contoh Kalimatnya Majas antitesis adalah majas
yang menyajikan pasangan kata berlawanan makna. Pasangan kata ini
disajikan secara berurutan. Berikut contoh kalimat majas antitesis.
contoh-majas-antitesis Malam ini baik tua muda, orang dewasa maupun
anak -anak semuanya larut dalam suasana gembira menyambut 17
Agustus Jaminan masuk surga bukan karena miskin kaya Besar kecil
penghasilan kita jangan lupa untuk tetap bersedekah. 3. Majas Litotes
dan Contoh Kalimatnya Majas litotes adalah gaya bahasa dengan
ungkapan yang dikecilkan atau direndahkan daripada kenyataannya.
Tujuan penggunaan majas ini adalah cara untuk merendahkan diri
dihadapan pembaca atau pendengarnya. berikut ini contoh kalimat
dengan majas litotes. Mengapa kamu bertanya kepada orang dungu
seperti aku ini? Mampirlah sebentar di gubuk kami ini Makanlah
seadanya, sekedar penghilang lapar Tolong terimalah pemberian yang
tidak berharga ini Aku tinggal di sebuah rumah yang hanya beralaskan
tanah dan beratapkan langit Ayahku akan mengadakan perayaan kecil-
kecilan untuk memperingati kelahiran adikku Tubuh renta ini tidak
pantas mendapatkan penghargaan sebagai orang terkuat. Kami hidup
dari usaha kecil kecilan yang dijalankan satu keluarga. Aku hanya peria
kecil dengan impian dan harapan besar. Jika dia memiliki harta yang
melimpah, apalah dayaku yang hanya punya cinta dan kasih sayang. 4.
Majas Hiperbola dan Contoh Kalimatnya Majas Hiperbola adalah gaya
bahasa dengan ungkapan yang melebih-lebihkan dari kenyataan aslinya.
Majas ini membuat akan meninggalkan kesan kuat pada pembaca dan
pendengarnya sehingga dapat menarik perhatian. Berikut ini contoh
kalimat majas hiperbola Ini adalah daftar karya-karya anak negeri yang
mampu mengguncang dunia Suara deru langkah para prajurit
mengalahkan kebisingan suara kereta api ini. Andi berlari pulang secepat
kilat ketika mendengar kabar ayahnya pulang dari Australia. Luasnya
samudera akan ku selami demi mencari keberadaan dirimu Di Dubai
gedung gedung dibangun hingga mencapai langit tertinggi. Perasaanku
teriris-iris oleh sembilu ketika melihat ibuku harus bekerja keras demi
sesuap nasi untuk menghidupi kita. Akhirnya setelah setengah mati
berjuang, soal matematika ini selesai juga Puluhan bahkan ratusan juta
miliar pun tak akan sanggup membeli kebahagiaan sederhana ini. Jeritan
hati ini terdengar hingga langit ke tujuh. Majas Penegasan Majas
Penegasan adalah majas yang digunakan untuk menyatakan suatu hal
secara tegas guna meningkatkan pemahaman dan kesan bagi para
pembaca dan pendengar. berikut macam macam majas penegasan dan
contoh kalimatnya. majas-penegasan 1. Majas Pleonasme dan Contoh
Kalimatnya Majas Pleonasme adalah majas yang digunakan dengan
menyatakan suatu hal yang sudah jelas tetapi tetap di beri tambahan
kata lain untuk mempertegas maksudnya. Contoh kalimat majas
pleonasme Lekas turun ke bawah, jika kau masih ingin mendapatkan
jatah makan (turun ke bawah) Para pelajar yang tengah melakukan
tawuran langsung mundur kebelakang ketika polisi datang (mundur ke
belakang) Mendadak kelas menjadi sunyi senyap, saat mendengar
langkah guru mendekat. Aku menyaksikan kejadian itu dengan mata
kepalaku sendiri Friska riang gembira ketika kekasihnya datang
melamar dirinya. Dewi berkunjung ke tempat wisata di Solo, seperti
Keraton Kasunanan, Pasar Klewer, Kampung batik, Masjid Agung Solo
dan masih banyak lagi. Kakek datang dari desa membawa beraneka
ragam macam buah. 2. Majas Repetisi dan Contoh Kalimatnya Majas
Repetisi adalah majas pengulangan suatu kata dalam beberapa frasa
dengan tujuan menegaskan suatu maksud. Berikut contoh kalimat majas
repetisi. Dialah satu-satunya yang ku nanti, satu-satunya yang ku tunggu,
satu-satunya yang kuharap datang untuk menghiburku Cinta itu seru,
cinta itu asik, cinta itu rumit tapi cinta juga bisa memabukkan jadi
berhati hatilah jika sudah mengenal cinta Main game, main game, main
game hanya itu saja yang kamu lakukan sehari hari. Sana keluar cari
angin biar sehat. Dia, dia dan dia saja yang ada dalam pikiranku saat ini.
Siti terus belajar, belajar dan belajar hanya untuk mengejar beasiswa
untuk siswa berperstasi 3. Majas Tautologi dan Contoh Kalimatnya
Majas Tautologi adalah gaya bahasa dengan mengulang kata dalam
sebuah kalimat untuk beberapa kali dengan tujuan sebagai penegasan
maksud. Berikut contoh kalimat yang menggunkaan majas Tautologi
Hancur-luluh hatiku, ketika enkau putuskan semua jalinan cinta kita
Betapa sepi malam ini, betapa sunyi pengharapan ini. Tetap bersamamu
di dalam suka di dalam duka, waktu bahagia, waktu merana, masa
tertawa masa kecewa Kau memang kuat. Kau memang kekar. Kau
memang kuasa. Betapa sepi malam ini, betapa sunyi pengharapan ini 4.
Majas Retorik dan Contoh Kalimatnya Majas retorika adalah gaya
bahasa yang berupa kalimaat tanya tetapi sebetulnya tak perlu untuk
dijawab. Majas ini berfungsi untuk penegasan sekaligus Sindiran.
Berikut contoh kalimat menggunakan majas retorik contoh kalimat
majas-retorik Sholat jum’at dilakukan hari apa? Apa ini orang yang
selalu kamu sebut sebut itu? Waktu kemarin jatuh dari atap apakah itu
sakit? Siapa yang bilang cita cita bisa digapai cukup dengan sekolah
saja? Benar begitu? kamu tidak perlu uang ini padahal kebutuhanmu
masih banyak? 5. Majas paralelisme dan Contoh Kalimatnya Makas
paralelisme adalah bentuk majas perulangan yang biasanya hanya
digunakan untuk penegasan makna frase dalam sebuah puisi. Berikut ini
contoh kalimat majas paralelisme Sungguh aku mendengar Sungguh aku
melihat Sungguh aku merasakan Sungguh aku merinduimu Sungguh aku
mencintaimu 6. Majas Klimaks dan Contoh Kalimatnya Majas Klimaks
adalah gaya bahasa yang menyatakan lebih dari dua hal secara
berurutan dengan tingkatan semakin lama semakin meningkat. Berikut
ini contoh kalimat menggunakan majas klimaks. Hari itu semua orang
mulai dari bayi, anak anak, remaja, orang dewasa hingga orang tua ikut
turun ke jalan melakukan aksi demo menuntut seorang penista agama
yang notabene seorang gubernur Kepala desa, camat, bupati, walikota,
gubernur, sampai presiden harusnya dipilih berdasar kemampuannya.
Dari mulai rakyat jelata, orang biasa, polisi, tentara, tokoh masyarakat
sampai para ulama memberikan pernyataan atas apa yang dikatakan
sang gubernur. Di toko itu tersedia barang dengan harga bervariasi
mulai dari Rp 25.000 sampai yang harga Rp 2.500.000 7. Majas
Antiklimaks dan Contoh Kalimatnya Majas antiklimaks adalah gaya
bahasa yang menyatakan lebih dari 2 hal secara berturut-turut dengan
tingkatan yang semakin lama semakin menurun. berikut contoh kalimat
majas antiklimaks Setiap senin, kepala sekolah, guru, staf dan para siswa
di SMK N 2 Surakarta rutin melakukan upacara bendera di pagi hari
Tersedia ukuran baju dari mulai XXL, XL, L, M sampai yang terkecil S
Segenap jajaran dari yang paling atas, kepala sekolah, guru, wali murid,
siswa hadir di perpisahan minggu kemarin. Tak peduli kamu tua, muda
atau masih anak-anak, merokok itu tidak baik untuk kesehatan.
Majas Sindiran Majas sindiran adalah majas yang ditujukan untuk
menyatakan sindiran pada pendengar atau pembacanya. Majas ini
bertujuan untuk merubah perilaku seseorang.Majas ini dibagi menjadi
tiga. Berikut ini macam macam majas sindiran beserta contoh
kalimatnya.

Source: https://jempolkaki.com/macam-macam-majas/
Disalin dari http://jempolkaki.com/
4. MACAM-MACAM MAJAS (GAYA BAHASA) Berikut 63 Majas secara
keseluruhan maksud dan contoh untuk memperjelasnya. Klimaks Adalah
semacam gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal yang dituntut
semakin lama semakin meningkat. Contoh : Kesengsaraan membuahkan
kesabaran, kesabaran pengalaman, dan pengalaman harapan.
Antiklimaks Adalah gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal
berurutan semakin lma semakin menurun. Contoh : Ketua pengadilan
negeri itu adalah orang yang kaya, pendiam, dan tidak terkenal namanya
Paralelisme Adalah gaya bahasa penegasan yang berupa pengulangan
kata pada baris  atau kalimat. Contoh : Jika kamu minta, aku akan
datang Antitesis Adalah gaya bahasa yang menggunakan pasangan kata
yang berlawanan maknanya. Contoh : Kaya miskin, tua muda, besar
kecil, smuanya mempunyai kewajiban terhadap keamanan bangsa.
Reptisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat
yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks
yang sesuai Epizeuksis Adalah repetisi yang bersifat langsung, artinya
kata yang dipentingkan diulang beberapa kali berturut-turut. Contoh :
Kita harus bekerja, bekerja, dan bekerja untuk mengajar semua
ketinggalan kita. Tautotes Ada;aj repetisi atas sebuah kata berulang-
ulang dalam sebuah konstruksi. Contoh : kau menunding aku, aku
menunding kau, kau dan aku menjadi seteru Anafora Adalah repetisi
yang berupa perulangan kata pertama pada setiap garis. Contoh :
Apatah tak bersalin rupa, apatah boga sepanjang masa Epistrofora
Adalah repetisi yang berwujud perulangan kata atau frasa pada akhir
kalimat berurutan Contoh : Bumi yang kau diami, laut yang kaulayari
adalah puisi, Udara yang kau hirupi, ari yang kau teguki adalah puisi
Simploke Adalah repetisi pada awal dan akhir beberapa baris atau
kalimat berturut-turut. Contoh : Kau bilang aku ini egois, aku bilang
terserah aku. Kau bilang aku ini judes, aku bilang terserah aku.
Mesodiplosis Adalah repetisi di tengah-tengah baris-baris atau beberapa
kalimat berurutan. Contoh : Para pembesar jangan mencuri bensin. Para
gadis jangan mencari perawannya sendiri. Epanalepsis Adalah
pengulangan yang berwujud kata terakhir dari baris, klausa atau
kalimat, mengulang kata pertama. Contoh : Kita gunakan pikiran dan
perasaan kita. Anadiplosis Adalah kata atau frasa terakhir dari suatu
klausa atau kalimat menjadi kata atau frasa pertama dari klausa
berikutnya. Contoh : Dalam baju ada aku, dalam aku ada hati. Dalam
hati : ah tak apa jua yang ada. Aliterasi Adalah gaya bahasa berupa
perulangan bunyi vokal yang sama. Contoh : Keras-keras kena air
lembut juga Asonansi Adalah gaya bahasa berupa perulangan bunyi
vokal yang sama. Contoh : Ini luka penuh luka siapa yang punya
Anastrof atau Inversi Adalah gaya bahasa yang dalam pengungkapannya
predikat kalimat mendahului subejeknya karena lebih diutamakan.
Contoh : Pergilah ia meninggalkan kami, keheranan kami melihat
peranginya. Apofasis atau Preterisio Adalah gaya bahasa dimana penulis
atau pengarang menegaskan sesuatu, tetapi tampaknya menyangkal.
Contoh : Saya tidak mau mengungkapkan dalam forum ini bahwa
saudara telah menggelapkan ratusan juta rupiah uang negara Apostrof
Adalah gaya bahasa yang berbentuk pengalihan amanat dari para
hadirin kepada sesuatu yang tidak hadir. Contoh : Hai kamu semua yang
telah menumpahkan darahmu untuk tanah air bercinta ini berilah agar
kami dapat mengenyam keadilan dan kemerdekaan seperti yang pernah
kau perjuangkan Asindeton Adalah gaya bahasa yang menyebutkan
secara berturut-turut tanpa menggunakan kata penghubung agar
perhatian pembaca beralih pada hal yang disebutkan. Contoh : Dan
kesesakan kesedihan, kesakitan, seribu derita detik-detik penghabisan
orang melepaskan nyawa. Polisindeton Adalah gaya bahasa yang
menyebutkan secara berturut-turut dengan menggunakan kata
penghubung. Contoh : Kemanakah burung-burung yang gelisah dan tak
berumah dan tak menyerah pada gelap dan dingin yang merontokkan
bulu-bulunya? Kiasmus Adalah gaya bahasa  yang terdiri dari dua
bagian, yang bersifat berimbang, dan dipertentangkan satu sama lain,
tetapi susunan frasa dan klausanya itu terbalik bila dibandingkan dengan
frasa atau klausa lainnya. Contoh : Semua kesabaran kami sudah hilang,
lenyap sudah ketekunan kami untuk melanjutkan usaha itu. Elipsis
Adalah gaya bahasa yang berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat
yang dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca.
Contoh : Risalah derita yang menimpa ini. Eufimisme Adalah gaya
bahasa  penghalus untuk menjaga kesopanan atau menghindari
timbulnya kesan yang tidak menyenangkan. Contoh : Anak ibu lamban
menerima pelajaran Litotes Adalah gaya bahasa yang dipakai untuk
menyatakan sesuatu dengan tujuan merendahkan diri Contoh :
Mampirlah ke gubukku! Histeron Proteron adalah gaya bahasa yang
merupakan kebailikan dari sesuatu yang logis atau kebalikan dari
sesuatu yang wajar. Contoh : Bila ia sudah berhasil mendaki karang
terjal itu, sampailah ia di tepi pantai yang luas dengan pasir putihnya
Pleonasme Adalah gaya bahasa yang memberikan keterangan dengan
kata-kata yang maknanya sudah tercakup dalam kata yang diterangkan
atau mendahului. Contoh : Darah merah membasahi baju dan tubuhnya
Tautologi Adalah gaya bahasa yang mengulang sebuah kata dalam
kalimat atau mempergunakan kata-kata yang diterangkan atau
mendahului. Contoh : Kejadian itu tidak saya inginkan dan tidak saya
harapkan Parifrasis Adalah gaya bahasa yang menggantikan sebuah kata
dengan frase atau serangkaian kata yang sama artinya. Contoh : Kedua
orang itu bersama calon pembunuhnya segera meninggalkan tempat itu
Prolepsis atau Antisipasi Adalah gaya bahasa dimana orang
mempergunakan lebih dahulu kata-kata atau sebuah kata sebelum
peristiwa atau gagasan yang sebenarnya terjadi. Contoh : Keua orang tua
itu bersama calon pembunuhnya segera meninggalkan tempat itu.
Erotesis atau Pertanyaan Retoris Adalah pernyataan yang dipergunakan
dalam pidato atau tulisan dengan tujuan untuk mencapai efek yang lebih
mendalam dan penekanan yang wajar, dan sama sekali tidak
menghendaki adanya suatu jawaban. Contoh : inikah yang kau namai
bekerja? Silepsis dan Zeugma Adalah gaya dimana orang
mempergunakan dua konstruksi rapatan dengan menghubungkan
sebuah kata dengan dua kata yang lain sebenarnya hanya salah satunya
mempunyai hubungan sebuah kata dengan dua kata yang lain
sebenarnya hanya salah satunya mempunyai hubungan dengan kata
pertama. Contoh : ia menundukkan kepala dan badannya untuk
memberi hormat kepada kami. Koreksio atau Epanortosis Adalah gaya
bahasa yang mula-mula menegaskan sesuatu, tetapi kemudian
memperbaikinya. Contoh : Silakan pulang saudara-saudara, eh maaf,
silakan makan. Hiperbola Adalah gaya bahasa yang memberikan
pernyataan yang berlebih-lebihan. Contoh : Kita berjuang sampai titik
darah penghabisan Paradoks Adalah gaya bahasa yang mengemukakan
hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya tidak karena
objek yang dikemukakan berbeda. Contoh : Dia besar tetapi nyalinya
kecil. Oksimoron adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan
dengan mempergunakan kata-kata yang berlawanan dalam frasa yang
sama. Contoh : Keramah-tamahan yang bengis Asosiasi atau Simile
Adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu dengan keadaan lain
yang sesuai dengan keadaan yang dilukiskannya. Contoh : Pikirannya
kusut bagai benang dilanda ayam Metafora Adalah gaya bahasa yang
membandingkan suatu benda tertentu dengan benda lain yang
mempunyai sifat sama. Contoh : Jantung hatinya hilang tiada berita
Alegori adalah gaya bahasa yang membandingkan kehidupan manusia
dengan alam. Contoh : Iman adalah kemudi dalam mengarungi zaman.
Parabel Adalah gaya bahasa parabel yang terkandung dalam seluruh
karangan dengan secara halus tersimpul dalam karangan itu pedoman
hidup, falsafah hidup yang harus ditimba di dalamnya. Contoh : Cerita
Ramayana melukiskan maksud bahwa yang benar tetap benar
Personifikasi Adalah gaya bahasa yang mengumpamakan benda mati
sebagai makhluk hidup. Contoh : Hujan itu menari-nari di atas genting
Alusi Adalah gaya bahasa yang menghubungkan sesuatu dengan orang,
tempat atau peristiwa. Contoh : Pkartini kecil itu turut memperjuangkan
haknya Eponim Adalah gaya dimana seseorang namanya begitu sering
dihubungakan dengan sifat tertentu, sehingga nama itu dipakai untuk
menyatakan suatu sifat tertentu sehingga nama itu dipakai untuk
menyatakan sifat itu. Contoh : Hellen dari Troya untuk menyatakan
kecantikan. Epitet Adalah gaya bahasa yang menyatakan suatu sifat atau
ciri yang khusus dari seseorang atau sesuatu hal. Contoh : Lonceng pagi
untuk ayam jantan. Sinekdoke Pars Pro Tato Adalah gaya bahasa yang
menyebutkan sebagianhal untuk menyatakan keseluruhan. Contoh : Saya
belum melihat batang hidungnya Totem Pro Parte Adalah gaya bahasa
yang menyebutkan seluruh hal untuk menyatakan sebagian. Contoh :
Thailand memboyong piala kemerdekaan setelah menggulung PSSi
Harimau Metonimia Adalah gaya bahasa yang menggunakan nama ciri
tubuh, gelar atau jabatan seseorang sebagai pengganti nama diri.
Contoh : Ia menggunakan Jupiter jika pergi ke sekolah Antonomasia
Adalah gaya bahasa yang menyebutkan sifat atau ciri tubuh, gelar atau
jabatan seseorang sebagai pengganti nama diri. Contoh : Yang Mulia tak
dapat menghadiri pertemuan ini. Hipalase Adalah gaya bahasa sindiran
berupa pernyataan yang berlainan dengan yang dimaksudkan. Contoh :
ia masih menuntut almarhum maskawin dari Kiki puterinya (maksudnya
menuntut maskawin dari almarhum) Ironi Adalah gaya bahasa sindiran
berupa pernyataan yang berlainan dengan yang dimaksudkan. Contoh :
Manis sekali kopi ini, gula mahal ya? Sinisme adalah gaya bahasa
sindiran yang lebih kasar dari ironi atau sindiran tajam Contoh : Harum
bener baumu pagi ini Sarkasme Adalah gaya bahasa yang paling kasar,
bahkan kadang-kadang merupakan kutukan. Contoh : Mampuspun aku
tak peduli, diberi nasihat aku tak peduli, diberi nasihat masuk ketelinga
Satire Adalah ungkapan yang menertawakan atau menolak sesuatu.
Contoh : Ya, Ampun! Soal mudah kayak gini, kau tak bisa
mengerjakannya! Inuendo Adalah gaya bahasa sindiran dengan
mengecilkan kenyataan yang sebenarnya. Contoh : Ia menjadi kaya raya
karena mengadakan kemoersialisasi jabatannya Antifrasis Adalah gaya
bahsa ironi yang berwujud penggunaan sebuah kata dengan makna
sebaliknya, yang bisa saja dianggap sebagai ironi sendiri, atau kata-kata
yang dipakai untuk menangkal kejahatan, roh jahat, dan sebagainya.
Contoh : Engkau memang orang yang mulia dan terhormat Pun atau
Paronomasia Adalah kiasan dengan menggunakan kemiripan bunyi.
Contoh : Tanggal satu gigi saya tinggal satu Simbolik Adalah gaya
bahasa yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda-benda
lain sebagai simbol atau perlambang. Contoh : Keduanya hanya cinta
monyet. Tropen Adalah gaya bahasa yang menggunakan kiasan dengan
kata atau istilah lain terhadap pekerjaan yang dilakukan seseorang.
Contoh : Untuk menghilangkan keruwetan pikirannya, ia menyelam diri
di antara botol minuman. Alusio Adalah gaya bahasa yang menggunakan
pribahasa atau ungkapan. Contoh : Apakah peristiwa Turang Jaya itu
akan terulang lagi? Interupsi adalah gaya bahasa yang menggunakan
kata-kata atau bagian kalimat yang disisipkan di dalam kalimat pokok
untuk lebih menjelaskan sesuatu dalam kalimat. Contoh : Tiba-tiba ia-
suami itu disebut oleh perempuan lain. Eksklmasio Adalah gaya bahasa
yang menggunakan kata-kata seru atau tiruan bunyi. Contoh : Wah, biar
ku peluk, dengan tangan menggigil. Enumerasio Adalah beberapa
peristiwa yang membentuk satu kesatuan, dilukiskan satu persatu agar
tiap peristiwa dalam keseluruhannya tanpak dengan jelas. Contoh : Laut
tenang. Di atas permadani biru itu tanpak satu-satunya perahu nelayan
meluncur perlahan-lahan. Angin berhempus sepoi-sepoi. Bulan bersinar
dengan terangnya. Disana-sini bintang-bintang gemerlapan. Semuanya
berpadu membentuk suatu lukisan yang haromonis. Itulah keindahan
sejati. Kontradiksio Interminis Adalah gaya bahasa yang
memperlihatkan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang telah
dikemukakan sebelumnya. Contoh : semuanya telah diundang, kecuali
Sinta. Anakronisme Adalah gaya bahasa yang menunjukkan adanya
ketidak sesuaian uraian dalam karya sastra dalam sejarah, sedangkan
sesuatu yang disebutkan belum ada saat itu. Contoh : dalam tulisan
Cesar, Shakespeare menuliskan jam berbunyi tiga kali (saat itu jam
belum ada) Okupasi Adalah gaya bahasa yang menyatakan bantahan
atau keberatan terhadap sesuatu yang oleh orang banyak dianggap
benar. Contoh : Minuman keras dapat merusak dapat merusak jaringan
sistem syaraf, tetapi banyak anak yang mengkonsumsinya. Resentia
Adalah gaya bahasa yang melukiskan sesuatu yang tidak mengatakan
tegas pada bagian tertentu dari kalimat yang dihilangkan. Contoh :
“Apakah ibu mau….?”

Source: https://jempolkaki.com/macam-macam-majas/
Disalin dari http://jempolkaki.com/

Anda mungkin juga menyukai