Disusun Oleh
Javier Ahmad
12 IPA 3
1. Pengertian majas
Pengertian majas adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyampaikan pesan
dengan cara yang imajinatif atau berupa kiasan. Sifat majas secara umum adalah
tidak pada makna yang sebenarnya atau kiasan atau bermakna konotasi.
Penggunaan majas dalam gaya bahasa ini bertujuan untuk membuat pembaca bisa
merasakan efek emosional tertentu dari gaya bahasa tersebut. Berbagai jenis majas
sering digunakan sesuai dengan arah pembicaraan atau efek gaya bahasa yang
diinginkan.
Ada berbagai jenis majas yang biasa kita gunakan. Secara garis besar, macam
macam majas ini dapat dibagi ke dalam empat kelompok besar, meliputi : majas
perbandingan, pertentangan, sindiran, dan penegasan. Pembagian ini didasarkan
pada cara mengungkapkan makna kiasan dalam gaya bahasa yang digunakan.
Majas perbandingan
Jenis majas perbandingan meliputi majas yang menggunakan gaya
bahasa ungkapan dengan cara menyandingkan atau membandingkan
suatu objek dengan objek yang lainnya, yakni melalui proses
penyamaan, pelebihan, atau penggantian. Di dalam majas perbandingan
ini pun masih dapat dibagi ke dalam beberapa sub jenis, seperti :
1. Majas Personifikasi
Keterangan: pensil adalah benda mati yang sudah pasti tidak bisa
menari, tapi digambarkan benda mati tersebut bisa menari
layaknya manusia.
2. Majas Metafora
3. Majas Asosiasi
4. Majas Hiperbola
5. Majas Metonimia
Majas Pertentangan
Majas pertentangan merupakan suatu bentuk gaya bahasa dengan kata-
kata kiasan yang bertentangan dengan yang dimaksudkan
sesungguhnya. Jenis majas pertentangan dapat dibagi ke dalam
beberapa subjenis, meliputi :
1. Majas Litotes
Majas litotes adalah majas yang berkebalikan dengan majas hiperbola,
tetapi lebih sempit pada ungkapan yang bertujuan untuk merendahkan
diri, dan pada kenyataannya yang dimaksud tidak seperti yang
dikatakan.
Contoh: Jika ada waktu, sudilah kiranya mampir ke gubuk kami.
Keterangan: gubuk yang dimaksud adalah rumah, sekali pun
sebetulnya bukan berbentuk gubuk melainkan rumah yang sudah
memiliki bangunan kokoh.
2. Majas Paradoks
Majas paradoks adalah majas dengan ungkapan membandingkan
situasi asli atau fakta dengan situasi yang berkebalikan.
Contoh: Aku merasa sepi di tengah – tengah pesta yang ramai ini.
Keterangan: sepi dan ramai adalah sesuatu yang bertentangan.
3. Majas Antitesis
Majas antitesis adalah majas yang memadukan pasangan kata yang
memiliki arti bertentangan.
Contoh: Baik buruk semua ada balasan yang setimpal.
Keterangan: kata baik dan buruk adalah dua makna yang bertentangan
dan saling disandingkan
Majas Sindiran
Majas sindiran adalah kelompok macam majas yang menggunakan
kata-kata kiasan yang tujuannya adalah untuk menyindir seseorang atau
perilaku dan kondisi tertentu. Jenis majas sindiran terbagi ke dalam tiga
subjenis, meliputi :
1. Majas Ironi
Majas ironi adalah majas yang menggunakan kata-kata bertentangan
dengan fakta yang ada dengan maksud menyindir. Jadi, seperti memuji
di awal, tapi menunjukkan maksud sebenarnya (yakni menyindir) di
akhir kalimat.
Contoh Majas Ironi:
1. Bersih sekali tempat ini, sampai –sampai bisa jadi sarang tikus.
2. Wangi sekali bajumu, sampai banyak lalat yang mengerubuti.
3. Besar sekali kadomu, sampai bisa dimasukkan dalam kantong celana.
4. Sepertinya dietmu sukses, berat badanmu naik hingga 10 kg.
5. Kakaknya baik sekali, mengantarkan adik ke sekolah saja enggan.
2. Majas Sinisme
Majas sinisme ini menggunakan gaya bahasa yang menyampaikan
sindiran secara langsung pada hal yang disindir. Sinisme tidak
menggunakan ungkapan untuk memperhalus sindiran seperti ironi,
namun sindiran juga tidak disampaikan secara kasar.
Contoh Majas Sinisme:
1. Kotor sekali kamarmu sampai debu debu bertebaran di mana -mana.
2. Apek sekali bantal ini seperti tidak pernah dicuci.
3. Kurus sekali kamu seperti orang yang sudah tidak makan setahun.
4. Kamu memang sangat malas, tidak pernah mau membersihkan rumah.
5. Dia itu sangat pelit, tidak pernah mau berbagi.
3. Majas Sarkasme
Majas ini menyampaikan sindiran secara langsung dan sifatnya kasar,
sehingga cenderung seperti hujatan.
Contoh Majas Sarkasme:
1. Dia hanyalah sampah masyarakat yang tak berguna!
2. Dia itu sangat dungu dan tidak tahu apa-apa.
3. Anak itu sangat tolol sehingga membuatku muak.
4. Masakan ini rasanya sungguh membuatku ingin muntah.
5. Pestanya sungguh kacau sehingga aku tidak bisa menikmatinya.
Majas Penegasan
Majas penegasan adalah jenis gaya bahasa yang dibuat dengan tujuan
untuk meningkatkan pengaruh kepada para pembaca atau
pendengarnya agar menyetujui ujaran atau kejadian yang diungkapkan.
Majas penegasan dapat dibagi ke dalam tujuh subjenis, yang meliputi :
1. Majas Pleonasme
Majas ini menggunakan kata-kata yang maknanya sama, sehingga
terkesan tidak efektif, namun hal ini sengaja dilakukan untuk
menegaskan suatu hal.
Contoh: Kita harus maju ke depan agar bisa menjelaskan pada teman
sekelas.
Keterangan: maju pasti ke depan.
Contoh Majas Pleonasme:
1. Silahkan angkat tangan ke atas bagi yang setuju.
2. Bagi yang merasa mampu mengerjakan soal ini boleh maju ke depan.
3. Kita harus selalu mengingat sejarah di masa lalu.
4. Kita tidak boleh mundur ke belakang meninggalkan dia sendiria.
5. Bagi yang merasa sudah lengkap berkasnya, bisa masuk ke dalam.
2. Majas Repetisi
Gaya bahasa repetisi dilakukan dengan mengulang kata-kata yang ada
dalam sebuah kalimat.
Contoh Majas Repetisi:
1. Dia adalah pelakunya, dia si pencuri itu, dialah yang mengambil jam tangan
milikmu.
2. Saya ingin berubah, saya ingin rajin belajar, saya ingin pintar, saya ingin
menjadi orang sukses.
3. Lili adalah gadis cantik, Lili adalah gadis baik, Lili adalah gadis yang
sempurna.
4. Siti begitu baik, Siti begitu mulia, Siti-lah yang selalu menolongku setiap kali
aku ada masalah.
5. Buku ini buku yang bagus, buku ini sangat istimewa, buku inilah yang
mampu merubah sudut pandangku