Anda di halaman 1dari 3

MAJAS

“Majas merupakan unsur-unsur penunjang gaya bahasa” (Ratna 2009, hlm. 164). Gaya
bahasa lebih luas daripada majas. Majas adalah pergantian arti dari pemahaman dari makna
standar menjadi makna lain untuk memperoleh makna baru atau efek tertentu (Abrams dalam
Tjahjono, 2011 hlm. 54). Sejalan dengan hal itu Jassin (dalam Tjahjono 2011, hlm. 56)
menyatakan majas perihal memilih dan menggunakan kata sesuai dengan isi yang mau
disampaikan. Majas juga menyangkut masalah bagaimana menyusun kalimat secara efektif
dan estetis sehingga mampu memberikan gambaran konkret dalam diri pembaca. Muljana
(dalam Waridah, 2014 hlm. 2) menyatakan majas adalah susunan perkataan yang terjadi
karena perasaan yang timbul atau hidup dalam hati penulis yang menimbulkan suatu perasaan
tertentu dalam hati pembaca. Jenis majas yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas
empat kelompok yakni majas penegasan, majas pertentangan, majas perbandingan dan majas
sindiran.

Majas merupakan suatu keindahan dalam penggunaan kata yang diciptakan oleh pengarang
maupun penulisnya. Biasanya majas ditulis dan memiliki makna yang lain di dalamnya.
Majas juga sering digunakan untuk memberikan efek tertentu kepada pembaca. Efek itu bisa
berupa keindahan agar tulisan di dalamnya terlihat semakin hidup. Majas yaitu perihal
memilih dan menggunakan kata sesuai dengan yang ingin disampaikan oleh pengarangnya.

Majas Perbandingan

Majas yang membandingkan sesuatu dengan objek atau sesuatu yang lainnya.

1. Alegori: majas yang mengungkapkan suatu hal melalui kiasan ataupun


penggambaran. Contoh: hidup seperti roda berputar, kadang di atas kadang kita di
bawah. (menggambarkan seolah hidup kita sama seperti roda berputar yang artinya
“kadang hidup di atas (enak), kadang hidup di bawah (terinjak, tidak enak).
2. Personifikasi: majas yang mengumpamakan benda mati sebagai manusia. Seolah
benda mati itu hidup sperti manusia (hidup). Contoh: deburan ombak itu berjalan di
lautan.(berjalan adalah kegiatan manusia. Artinya ombak bergerak mengikuti angin)
3. Metafora: majas yang membandingkan tentang dua benda secara singkat dan padat.
Contoh: kutu buku (yang gemar membaca buku), tikus kantor (koruptor), si jago
merah (api), buaya darat (pemain perempuan).
4. Metonimia: majas yang mengganti kata yang sebenarnya dengan sebuatan mreknya.
Contoh: pagi-pagi bapak selalu meminum kapal api, ayah pergi ke bandung
mengendarai kijang.
5. Asosiasi: perbandingn terhadap dua hal yang berbeda namun dinyatakan sama.
Contoh: matanya bulat bagaikn bulan purnama
6. Hiperbola: majas yang mengungkapkan sesuatu dengan berlebihan. Contoh: anak
perempuan itu menangis hingga membajiri kelas.
7. Simile: majas yang menggunkan penghubung seperti ‘layaknya, ibarat, bagaikan,
seperti, bagai, umpama. Contoh: hubungan kedua adik kakak itu tidak pernah akur
bagaikan anjing dan kucing.
8. Antonomasia: majas yang menggunakan nama gelar, atau julukan seseorang. Contoh:
terima kasih, dokter., dengan gesit, si meong menyambar dendeng ikan mujahir yang
sedang dijemur di halaman rumah.
9. Eufimisme: majas yang menggunakan ungkapan yang lebih halus terhadap ungkapan
yang dirasa kasar dan merugikan. Contoh: nenek berpulang ke rumah rahmatullah.

Majas Penegasan

Ialah majas yang berusaha memberikan penekanan terhadap pengertian suatu kata dan
ungkapan.

1. Pleonasme: majas yang menambahkan kata-kata yng sudah jelas dan tidak perlu ke
dalamnya. Contoh: sekarang aku akan naik ke atas, ayo turun ke bawah.
2. Repetisi: penegasan yang mengulang-ngulang sebuah kata secara berturut-trut dalam
suatu kalimat. Contoh: tuntutan kita memang demikian, dan demikian pula tuntutan
setiap manusia.
3. Retorika: majas yang menggunakan kalimat tanya tetapi tidak membutuhkan
jawabannya. Contoh: siapa yang tidak mau masuk surga?
4. Aliterasi: majas yang menggunakan konsonan di awal kata dengan berurutan. Contoh:
lintasi laut, lewati lembah”
5. Paralelisme: majas yang menggunakan pengulangan kata yang sama dan sejajar.
Contoh: mereka boleh memburu, mereka boleh membakar, mereka boleh menembak.

Majas Pertentangan

Majas pertentangan adalah majas yang berusaha untuk mengekpresikan suatu hal dengan cara
mempertentangkan suatu hal atau keadaan.

1. Litotes: menggunakan kata-kata yang bertujuan untuk merendah. Contoh: terimalah


pemberian kami yang tidak seberapa ini (eh ngasihnya banyak banget), maaf ya
rumahku kayak gubuk reyod (ternyata gedong).
2. Antithesis: majas yang mengungkapkan dua kata yang berlawanan untuk
mengungkapkan suatu pertentangan. Contoh: tua muda boleh ikut meramaikan.
3. Paradoks: majas yang mengungkapkan dua pernyataan yang bertentangan dalam satu
kalimat. Contoh: aku merasa sepi walaupun berada di keramaian.

Majas Sindiran

Majas sindiran digunakan untuk menyindir seseorang, baik itu dari sindiran halus dan
sindiran kasar ataupun biasanya digunakan sebagai gurauan kepada teman. Majas sindiran ini
merupakan majas yang berfungsi untuk mengungkapkan perasaan tidak senang.

1. Ironi: sindiran yang dilontarkan dengan menyembunyikan fakta sebenarnya. Contoh:


ketika ibu melihat kamu bangun tidurnya kesiangan, “kenapa baru bangun? Baru juga
jam segini?”
2. Sarkasme: jenis sindiran yang bersifat kasar. Contoh: itu muka atau papan karambol,
bedak semua isinya?
3. Sinisme: majas yang digunakan untuk mengejek secara langsung tetapi lebih kasar.
Contoh: harum benar baumu, tolong agak menyingkir!.

Anda mungkin juga menyukai