B. Jenis-Jenis Majas
1. Majas Perbandingan
a. Personifikasi
Majas yang melukiskan suatu benda dengan memberikan sifat-sifat manusia
kepada benda-benda mati sehingga seolah-olah mempunyai sifat seperti
manusia/benda hidup.
Contoh : Baru tiga km berjalan mobilnya sudah batuk-batuk.
b. Depersonifikasi
Majas yang menampilkan manusia sebagai binatang, benda-benda alam, atau
benda lainnya.
Contoh: Hari, tokoh partai X tidak disukai karena ia sering menjadi bunglon
c. Metafora
Majas ini semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung.
Contoh :
- Raja siang telah pergi ke peraduannya.
- Dewi malam telah keluar dari balik awan.
d. Simile
Perbandingan dua hal yang sengaja dianggap sama. Perbandingan itu secara
eksplisit dijelaskan oleh pemakaian kata seperti, sebagai, ibarat, umpama, bak,
laksana.
Contoh: Wajah ibu dan anak itu bagaikan pinang dibelah dua.
e. Alegori
Majas perbandingan yang memperlihatkan suatu perbandingan utuh.
Perbandingan itu membentuk kesatuan yang menyeluruh.
Contoh: Berhati-hatilah dalam mengemudikan bahtera hidup keluargamu sebab
lautan kehidupan ini penuh badai, topan yang ganas, batu karang, dan gelombang
yang setiap saat dapat menghancurkan. Oleh karena itu, nahkoda dan para
awaknya harus selalu seia sekata dan satu tujuan agar dapat mencapai pantai
bahagia dengan selamat.
2. Majas Pertentangan
a. Hiperbola
Majas yang memperlihatkan sesuatu yang berlebih-lebihan jumlahnya, ukurannya,
atau sifatnya.
Contoh: Tiga tahun telah berlalu sejak meninggalnya kekasihku, namun tak
sedetik pun wajahnya hilang dari ingatanku.
b. Litotes
Majas yang melukiskan keadaan dengan kata-kata yang berlawanan artinya
dengan kenyataan yang sebenarnya guna merendahkan diri.
1
Contoh: Perjuangan kami hanyalah setitik air dalam samudra luas.
c. Antitesis
Majas pertentangan yang melukiskan sesuatu dengan menggunakan kata yang
berlawanan arti.
Contoh: Gadis yang secantik si Ida dipersunting oleh si Dedi yang jelek itu.
d. Paradoks
Majas pertentangan yang melukiskan sesuatu solah-olah bertentangan, padahal
maksud sesungguhnya tidak.
Contoh: Hatinya sunyi tinggal di kota Jakarta yang ramai.
e. Okupasi
Majas pertentangan yang melukiskan sesuatu dengan bantahan. Namun bantahan
tersebut kemudian diberi penjelasan/diakhiri dengan kesimpulan.
Contoh: Merokok itu merusak kesehatan, akan tetapi si perokok tak dapat
menghentikan kebiasaannya. Maka muncullah pabrik-pabrik rokok karena untung
banyak.
f. Kontradiksi Internimis
Majas yang memperlihatkan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang sudah
dikatakan sebelumnya.
Contoh: Semua murid di kelas ini hadir, kecuali Hasan yang sedang ikut jambore.
4. Majas Perulangan
a. Repetisi
Merupakan majas yang melukiskan sesuatu dengan mengulang kata atau
beberapa kata berkali-kali, yang biasanya digunakan dalam pidato.
Contoh: Kita junjung dia sebagai pemimpin, kita junjung dia sebagai pelindung
rakyat, kita junjungdia sebagai pembebas kita.
2
b. Pararelisme
Majas seperti repetisi tetapi dipakai dalam puisi. Pararelisme dibagi menjadi:
1. Anafora
Jika kata yang diulang terletak di awal baris.
Contoh:
Kalaulah diam malam yang kelam
Kalaulah tenang sawang dan lapang
Kalaulah lelap orang di lawang
2. Epifora
Jika kata yang diulang terletak diakhir baris.
Contoh:
Kalau kau mau, aku akan datang
Jika kau kehendaki, aku akan datang
Bila kau minta, aku akan datang
3. Simploke
Jika kata yang diulang terletak di awal dan akhir baris.
Contoh :
Kau bilang aku ini egois, aku bilang terserah aku
Kau bilang aku ini judes, aku bilang terserah aku
4. Mesodiplosis
Jika kata yang diulang terletak di tengah baris.
Contoh:
Pendidik harus meningkatkan kecerdasan bangsa
Para dokter harus meningkatkan kesehatan masyarakat
5. Epanalepsis
Jika kata pertama diulang pada akhir.
Contoh : Kita gunakan pikiran dan perasaan kita.
c. Kiasmus
Gaya bahasa yang berisikan perulangan dan sekaligus merupakan inversi atau
pembalikan susunan antara dua kata dalam satu kalimat.
Contoh: Yang kaya merasa dirinya miskin, sedang yang miskin mengaku dirinya
kaya.
d. Aliterasi
Sejenis majas yang memanfaatkan purwakanti atau pemakaian kata-kata yang
permulaannya sama bunyinya.
Contoh:
- Dara damba daku
- Datang dari danau
e. Antanaklasis
Majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda.
Contoh: Saya selalu membawa buah tangan kepada buah hati saya.
5. Majas Sindiran
a. Ironi
Majas yang menyatakan makna yang bertentangan dengan maksud untuk
menyindir.
Contoh:
- O... kamu baru bangun, baru pukul sepuluh pagi.
- Bersihnya kamar ini, puntung rokok dimana-mana.
b. Sinisme
Majas sindiran yang agak kasar dibandingkan dengan majas ironi.
Contoh: Dengan sifatmu yang malas berusaha semoga kamu mendapatkan
pekerjaan yang bagus.
c. Sarkasme
Majas sindiran yang paling kasar dibandingkan majas ironi dan sinisme.
Contoh: Otakmu itu memang sudah bukan otak manusia lagi. Otakmu itu sudah
menjadi otak udang.
3
6. Majas Penegasan
a. Pleonasme
Majas yang menggunakan kata-kata yang sebenarnya tidak perlu dikatakan lagi
karena arti kata tersebut sudah terkandung dalam kata yang diterangkan.
Contoh: Salju sudah mulai turun ke bawah.
b. Klimaks
Majas yang menyatakan beberapa hal berturt-turut dengan menggunakan urutan
kata-kata yang semakin lama semakin memuncak pengertiannya.
Contoh: Semua usia dari anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua memenuhi
arena pasar malam itu.
c. Antiklimaks
Majas penegasan yang melukiskan sesuatu dengan menyatakan beberapa hal
berturut-turut dengan menggunakan urutan kata-kata yang semakin lama semakin
menurun pengertiannya.
Contoh: Jangankan seribu, seratus, serupiah pun tak ada.
d. Retoris
Majas penegasan dengan menggunakan kalimat tanya yang jawabannya sudah
diketahui.
Contoh: Mana mungkin orang mati hidup kembali?