Anda di halaman 1dari 4

MAJAS// GAYA BAHASA

A. Pengertian  Majas/ Gaya Bahasa


Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam
tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok
penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun
tertulis. Majas adalah cara menampilkan diri dalam bahasa.
         Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, gaya bahasa atau majas adalah
pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek
tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam
menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.[3]Dengan kata
lain, gaya bahasa atau majas adalah cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan
dalam bentuk tulisan atau lisan. Kekhasan dari gaya bahasa ini terletak pada pemilihan
kata-katanya yang tidak secara langsung menyatakan makna yang sebenarnya.
Sedangkan menurut Prof.Dr.H.G.Tarigan bahwa majas adalah cara mengungkapkan
pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis.

B. Jenis-Jenis Majas
1. Majas Perbandingan
a.   Personifikasi
Majas yang melukiskan suatu benda dengan memberikan sifat-sifat manusia
kepada benda-benda mati sehingga seolah-olah mempunyai sifat seperti
manusia/benda hidup.
Contoh : Baru tiga km berjalan mobilnya sudah batuk-batuk.
b.   Depersonifikasi
Majas yang menampilkan manusia sebagai binatang, benda-benda alam, atau
benda lainnya.
Contoh: Hari, tokoh partai X tidak disukai karena ia sering  menjadi bunglon
c.   Metafora
Majas ini semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung.
Contoh :
-  Raja siang telah pergi ke peraduannya.
-  Dewi malam telah keluar dari balik awan.
d.   Simile
Perbandingan dua hal yang sengaja dianggap sama. Perbandingan itu secara
eksplisit dijelaskan oleh pemakaian kata seperti, sebagai, ibarat, umpama, bak,
laksana.
Contoh: Wajah ibu dan anak itu bagaikan pinang dibelah dua.
e.    Alegori
Majas perbandingan yang memperlihatkan suatu perbandingan utuh.
Perbandingan itu membentuk kesatuan yang menyeluruh.
Contoh: Berhati-hatilah dalam mengemudikan bahtera hidup keluargamu sebab
lautan kehidupan ini penuh badai, topan yang ganas, batu karang, dan gelombang
yang setiap saat dapat menghancurkan. Oleh karena itu, nahkoda dan para
awaknya harus selalu seia sekata dan satu tujuan agar dapat mencapai pantai
bahagia dengan selamat.

2. Majas Pertentangan
a.   Hiperbola
Majas yang memperlihatkan sesuatu yang berlebih-lebihan jumlahnya, ukurannya,
atau sifatnya.
Contoh: Tiga tahun telah berlalu sejak meninggalnya kekasihku, namun tak
sedetik pun wajahnya hilang dari ingatanku.
b.   Litotes
Majas yang melukiskan keadaan dengan kata-kata yang berlawanan artinya
dengan kenyataan yang sebenarnya guna merendahkan diri.

1
Contoh: Perjuangan kami hanyalah setitik air dalam samudra luas.
c.   Antitesis
Majas pertentangan yang melukiskan sesuatu dengan menggunakan kata yang
berlawanan arti.
Contoh: Gadis yang secantik  si Ida dipersunting oleh si Dedi yang  jelek itu.
d.   Paradoks
Majas pertentangan yang melukiskan sesuatu solah-olah bertentangan, padahal
maksud sesungguhnya tidak.
Contoh: Hatinya sunyi tinggal di kota Jakarta yang ramai.
e.   Okupasi
Majas pertentangan yang melukiskan sesuatu dengan bantahan. Namun bantahan
tersebut kemudian diberi penjelasan/diakhiri dengan kesimpulan.
Contoh: Merokok itu merusak kesehatan, akan tetapi si perokok tak dapat
menghentikan kebiasaannya. Maka muncullah pabrik-pabrik rokok karena untung
banyak.
f.    Kontradiksi Internimis
Majas yang memperlihatkan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang sudah
dikatakan sebelumnya. 
Contoh: Semua murid di kelas ini hadir, kecuali Hasan yang sedang ikut jambore.

 3. Majas Pertautan


a.   Metonimia
Gaya bahasa yang menggunakan nama barang/merk dagang sebagai pengganti
barang itu sendiri.
Contoh: Kemarin ia memakai Xenia
b.   Sinekdoke
Dapat dibedakan atas:
   1. Pars Pro Toto
Majas sinekdoke yang melukiskan sebagian tetapi yang dimaksud seluruhnya.
Contoh : Dia mempunyai lima ekor kuda.
   2. Totem Pro Parte
Majas sinekdoke yang melukiskan keseluruhan tetapi yang dimaksud sebagian.
Contoh : Kaum wanita memperingati hari Kartini.
c.   Eufinisme (ungkapan pelembut)
Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata
lain yang lebih pantas atau dianggap halus.
Contoh: Para tuna karya perlu perhatian yang serius dari pemerintah
d.   Alusi
Gaya bahasa yang  menunjuk secara tidak langsung ke suatu peristiwa atau tokoh
yang telah umum dikenal/diketahui orang.
Contoh: Tugu ini mengenangkan kita kembali ke peristiwa Bandung Selatan. 
e.   Elipsis
Gaya bahasa yang di dalamnya terdapat penanggalan atau penghilangan salah satu
atau beberapa unsur penting dari suatu konstruksi sintaksis.
Contoh: Dia dan istrinya ke Jakarta minggu lalu.
f.   Autonomasia
Majas perbandingan dengan menyebutkan nama lain terhadap seseorang
berdasarkan ciri atau sifat menonjol yang dimilikinnya.
Contoh: Si pincang itu ternyata adalah seorang pengusaha kuliner.

4. Majas Perulangan
a.   Repetisi
Merupakan majas yang melukiskan sesuatu dengan mengulang kata  atau
beberapa kata berkali-kali, yang biasanya digunakan dalam pidato.
Contoh: Kita junjung dia sebagai pemimpin, kita junjung dia sebagai pelindung
rakyat, kita junjungdia sebagai pembebas kita.

2
b.   Pararelisme
Majas seperti repetisi tetapi dipakai dalam puisi. Pararelisme dibagi menjadi:
   1. Anafora
Jika  kata yang diulang terletak di awal baris.
Contoh:
Kalaulah diam malam yang kelam
Kalaulah tenang sawang dan lapang
Kalaulah lelap orang di lawang
   2. Epifora
Jika kata yang diulang terletak diakhir baris.
Contoh:
Kalau kau mau, aku akan datang
Jika kau kehendaki, aku akan datang
Bila kau minta, aku akan datang
   3. Simploke
Jika kata yang diulang terletak di awal dan akhir baris.
Contoh :
Kau  bilang aku ini egois, aku bilang terserah aku
Kau bilang aku ini judes, aku bilang terserah aku
   4. Mesodiplosis
Jika kata yang diulang terletak di tengah baris.
Contoh:
Pendidik harus meningkatkan kecerdasan bangsa
Para dokter harus meningkatkan kesehatan masyarakat
   5. Epanalepsis
Jika kata pertama diulang pada akhir.
Contoh : Kita gunakan pikiran dan perasaan kita.
c.   Kiasmus
Gaya bahasa yang berisikan perulangan dan sekaligus merupakan inversi atau
pembalikan susunan antara dua kata dalam satu kalimat.
Contoh: Yang kaya merasa dirinya miskin, sedang yang miskin mengaku dirinya
kaya.
d.   Aliterasi
Sejenis majas yang memanfaatkan purwakanti atau pemakaian kata-kata yang
permulaannya sama bunyinya.
Contoh:
  -  Dara damba daku
-  Datang dari danau
e.   Antanaklasis
Majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda.
Contoh: Saya selalu membawa buah  tangan kepada buah hati saya.

5. Majas Sindiran
a.   Ironi
Majas yang menyatakan makna yang bertentangan dengan maksud untuk
menyindir.
Contoh:
  -  O... kamu baru bangun, baru pukul sepuluh pagi.
  -  Bersihnya kamar ini, puntung rokok dimana-mana.
b.   Sinisme
Majas  sindiran yang agak kasar dibandingkan dengan majas ironi.
Contoh: Dengan sifatmu yang malas berusaha semoga kamu mendapatkan
pekerjaan yang bagus.
c.   Sarkasme
Majas sindiran yang paling kasar dibandingkan majas ironi dan sinisme.
Contoh: Otakmu itu memang sudah bukan otak manusia lagi. Otakmu itu sudah
menjadi otak udang.

3
6. Majas Penegasan
a.   Pleonasme
Majas yang menggunakan kata-kata yang sebenarnya tidak perlu dikatakan lagi
karena arti kata tersebut sudah terkandung dalam kata yang diterangkan.
Contoh: Salju sudah mulai turun ke bawah.
b.   Klimaks
Majas yang menyatakan beberapa hal berturt-turut dengan menggunakan urutan
kata-kata yang semakin lama semakin memuncak pengertiannya.
Contoh: Semua usia dari anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua memenuhi
arena pasar malam itu.
c.   Antiklimaks
Majas penegasan yang melukiskan sesuatu dengan menyatakan beberapa hal
berturut-turut dengan menggunakan urutan kata-kata yang semakin lama semakin
menurun pengertiannya.
Contoh: Jangankan seribu, seratus, serupiah pun tak ada.
d.   Retoris
Majas penegasan dengan menggunakan kalimat tanya yang jawabannya sudah
diketahui.
Contoh: Mana mungkin orang mati hidup kembali?

Anda mungkin juga menyukai