DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV
NABILA AGUSTIAWAN
INDANA
MASTARI
NASRULLAH
JORDI MULIYADI
MAN 3 SUMBAWA
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
MAJAS, UNGKAPAN, DAN PERIBAHASA
Majas
Majas atau gaya bahasa adalah cara pengarang atau seseorang yang mempergunakan bahasa sebagai
alat mengekspresikan perasaan dan buah pikiran yang terpendam di dalam jiwanya.
Secara umum majas dibagi menjadi empat bagian yaitu perbandingan, sindiran, penegasan
dan, pertentangan. Keterangan lebih lanjut bisa dibaca di bawah ini.
A. Macam-macam Majas Penegasan
1. Majas Klimaks : Adalah semacam gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal yang dituntut
semakin lama semakin meningkat. Contoh : Kesengsaraan membuahkan kesabaran, kesabaran
pengalaman, dan pengalaman harapan.
2. Majas Antiklimaks: Adalah gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berurutan semakin lma
semakin menurun. Contoh : Ketua pengadilan negeri itu adalah orang yang kaya, pendiam, dan
tidak terkenal namany
3. Majas Koreksio: Adalah gaya bahasa yang mula-mula menegaskan sesuatu, tetapi kemudian
memperbaikinya. Contoh : Silakan pulang saudara-saudara, eh maaf, silakan makan.
4. Majas Asindeton : Adalah gaya bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut tanpa
menggunakan kata penghubung agar perhatian pembaca beralih pada hal yang
disebutkan. Contoh : Dan kesesakan kesedihan, kesakitan, seribu derita detik-detik
penghabisan orang melepaskan nyawa.
5. Majas Interupsi adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata atau bagian kalimat yang
disisipkan di dalam kalimat pokok untuk lebih menjelaskan sesuatu dalam kalimat. Contoh :
Tiba-tiba ia-suami itu disebut oleh perempuan lain.
6. Majas Eksklmasio : Adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata seru atau tiruan
bunyi. Contoh : Wah, biar ku peluk, dengan tangan menggigil.
7. Majas Enumerasio : Adalah beberapa peristiwa yang membentuk satu kesatuan, dilukiskan
satu persatu agar tiap peristiwa dalam keseluruhannya tanpak dengan jelas. Contoh : Laut
tenang. Di atas permadani biru itu tanpak satu-satunya perahu nelayan meluncur perlahan-
lahan. Angin berhempus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan terangnya. Disana-sini bintang-
bintang gemerlapan. Semuanya berpadu membentuk suatu lukisan yang haromonis. Itulah
keindahan sejati.
8. Majas Silepsis dan Zeugma : Adalah gaya dimana orang mempergunakan dua konstruksi
rapatan dengan menghubungkan sebuah kata dengan dua kata yang lain sebenarnya hanya
salah satunya mempunyai hubungan sebuah kata dengan dua kata yang lain sebenarnya hanya
salah satunya mempunyai hubungan dengan kata pertama. Contoh : ia menundukkan kepala
dan badannya untuk memberi hormat kepada kami.
9. Majas Apofasis atau Preterisio : Adalah gaya bahasa dimana penulis atau pengarang
menegaskan sesuatu, tetapi tampaknya menyangkal. Contoh : Saya tidak mau mengungkapkan
dalam forum ini bahwa saudara telah menggelapkan ratusan juta rupiah uang negara
10. Majas Pleonasme: Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau
menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan. Contoh: Saya naik tangga ke
atas.
11. Majas Aliterasi: Adalah gaya bahasa berupa perulangan bunyi vokal yang sama. Contoh :
Keras-keras kena air lembut juga
12. Majas Paralelisme: Adalah gaya bahasa penegasan yang berupa pengulangan kata pada baris
atau kalimat. Contoh : Jika kamu minta, aku akan datang
13. Majas Tautologi: Adalah gaya bahasa yang mengulang sebuah kata dalam kalimat atau
mempergunakan kata-kata yang diterangkan atau mendahului. Contoh : Kejadian itu tidak saya
inginkan dan tidak saya harapkan
14. Majas Antanaklasis adalah yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang
berbeda. Contoh : Ibu membawa buah tangan, yaitu buah apel merah
15. Majas Anastrof atau Inversi : Adalah gaya bahasa yang dalam pengungkapannya predikat
kalimat mendahului subejeknya karena lebih diutamakan. Contoh : Pergilah ia meninggalkan
kami, keheranan kami melihat peranginya.
16. Majas Retoris : Adalah pernyataan yang dipergunakan dalam pidato atau tulisan dengan tujuan
untuk mencapai efek yang lebih mendalam dan penekanan yang wajar, dan sama sekali tidak
menghendaki adanya suatu jawaban. Contoh : Siapakah yang tidak ingin hidup ?
17. Majas Elipsis: Adalah gaya bahasa yang berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yang
dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca. Contoh : Kami ke rumah
nenek ( penghilangan predikat pergi )
18. Majas Alonim: Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.
19. Majas Kolokasi: Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam
kalimat.
20. Majas Pararima: Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang
berlainan.
21. Majas Preterito: Ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang
sebenarnya.
22. Majas Sigmatisme: Pengulangan bunyi “s” untuk efek tertentu.
23. Majas Polisindenton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan dengan kata
penghubung.
1. Majas Litotes: Ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan
diri. Contoh: Terimalah kado yang tidak berharga ini sebagai tanda terima kasihku
atau Mampirlah ke gubuk saya ( Padahal rumahnya besar dan mewah )
2. Majas Hiperbola: Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan
tersebut menjadi tidak masuk akal.ah mencapai langit. Contoh: Kita berjuang sampai titik
darah penghabisan
3. Majas Personifikasi: Pengungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang diberikan
kepada sesuatu yang bukan manusia. Atau yang mengumpamakan benda mati sebagai
makhluk hidup. Contoh: Hujan itu menari-nari di atas genting
4. Majas Simile : Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata
depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, ” umpama”, “ibarat”,”bak”, bagai”.
Membandingkan suatu dengan keadaan lain yang sesuai dengan keadaan yang
dilukiskannya. contoh: Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang
dimabuk cinta berkorban apa saja.
5. Majas Metafora: Gaya Bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain karena
mempunyai sifat yang sama atau hampir sama. contoh: Cuaca mendung karena
sang raja siang enggan menampakkan diri.
6. Majas Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang
berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.
7. Majas Sinestesia: yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan lewat
ungkapan rasa indra lainnya.
8. Majas Alegori: Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran. Contoh:
Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-
kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada
akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.
9. Majas Totum pro parte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya
sebagian. contoh:Indonesia bertanding volly melawan Thailand.
10. Majas Eufimisme: Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan
kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus. contoh:Dimana saya bisa menemukan
kamar kecilnya?
11. Majas Disfemisme: Pengungkapan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas
sebagaimana adanya.
12. Majas Fabel: Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur
kata. contoh:Perilakunya seperti ular yang menggeliat.
13. Majas Parabel: Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam cerita.
14. Majas Perifrasa: Ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek.
15. Majas Eponim: Menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata. contoh:Kita bermain ke
rumah Ina.
16. Majas Simbolik: Melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk
menyatakan maksud.
17. Majas Asosiasi: perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, namun dinyatakan
sama. Contoh: Masalahnya rumit, susah mencari jalan keluarnya seperti benang kusut.
18. Majas Alusio: Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal. Contoh:
Sudah dua hari ia tidak terlihat batang hidungnya
19. Majas Antonomasia: Adalah yang menyebutkan sifat atau ciri tubuh, gelar atau jabatan
seseorang sebagai pengganti nama diri. Contoh : Yang Mulia tak dapat menghadiri pertemuan
ini.
20. Majas Aptronim: Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.
21. Majas Metonimia: Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi
merek, ciri khas, atau atribut. Contoh:Ia menggunakan Jupiter jika pergi ke sekolah (Motor
merk Jupiter)
22. Majas Hipokorisme: Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan
hubungan karib.
23. Majas Depersonifikasi: Pengungkapan dengan tidak menjadikan benda-benda mati atau tidak
bernyawa.
24. Majas Pars pro toto: Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan
objek. contoh:Sejak kemarin dia tidak kelihatan batang hidungnya.
Ungkapan (Idiom)
Idiom (dari bahasa Belanda: idioom; bahasa Latin: idioma, "properti khusus"; bahasa Yunani: ἰδίωμα -
"ungkapan khusus"). Ungkapan atau idiom adalah kelompok kata untuk menyatakan sesuatu maksud
dalam arti kias.
Contoh:
Peribahasa
Peribahasa adalah ayat atau kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung
pengertian tertentu, bidal, pepatah. Sebuah pepatah yang menjelaskan aturan dasar perilaku mungkin
juga dikenal sebagai sebuah pepatah. Jika peribahasa dibedakan dengan ungkapan yang sangat baik,
mungkin akan dikenal sebagai sebuah aforisme.
Beberapa peribahasa merupakan perumpamaan yaitu perbandingan makna yang sangat jelas karena
didahului oleh perkataan "seolah-olah", "ibarat", "bak", "seperti", "laksana", "macam", "bagai", dan
"umpama".