Anda di halaman 1dari 8

Nama : Thessa Anabel Sianipar

NIM : 180904062
Jurusan : Ilmu Komunikasi 2018
Tugas : Keterampilan Berbicara dan Menulis II

Pengertian majas adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyampaikan pesan
dengan cara yang imajinatif atau berupa kiasan. Sifat majas secara umum tidak pada
makna yang sebenarnya atau kiasan bermakna konotasi.

Penggunaan majas dalam gaya bahasa ini bertujuan untuk membuat pembaca bisa
merasakan efek emosional tertentu dari gaya bahasa tersebut. Berbagai jenis majas
sering digunakan sesuai dengan arah pembicaraan atau efek gaya bahasa yang
diinginkan.

Secara umum majas dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu :

1. Majas Perbandingan
Pada bentuk jenis majas ini merupakan pemanfaatan kekayaan gaya bahasa yang
berfungsi sebagai untuk menyandingkan atau membandingkan pada suatu objek
dengan objek lainnya. Gaya Bahasa pada Majas Perbandingan ini terbentuk dengan
proses Melebihkan, Menyamakan, atau Menggantikan. Berikut ini merupakan
jenis-jenis bentuknya :

a. Majas Personifikasi

Majas ini menggunakan gaya bahasa seakan fungsi benda mati dapat bersikap
layaknya manusia.

Contoh majas : Penanya menari-nari di atas kertas. Menari-menari merupakan


ungkapan bahwa pena itu sedang digunakan untuk menulis, tapi seolah-olah
menari layaknya manusia

b. Majas Metafora

Majas ini menggunakan sebuah objek yang bersifat sama dengan pesan yang
ingin disampaikan, melalui suatu ungkapan. Jadi, satu objek dibandingkan
dengan objek lain yang serupa sifatnya, tetapi bukan manusia.

Contoh majas : Pegawai tersebut adalah tangan kanan dari komisaris perusahaan
tersebut. Tangan kanan merupakan ungkapan bagi orang yang setia dan sangat
yang dipercaya.
c. Majas Asosiasi

Majas ini menggunakan ungkapan dengan membandingkan dua objek berbeda,


namun dianggap sama, yang dilakukan dengan pemberian kata sambung bagaikan,
bak, atau seperti.

Contoh majas : Hidup tanpa ujian bagaikan sayur tanpa garam. Maksudnya
adalah jika di hidup kita tidak ada tantangan yang kita lewati maka rasa hidup
kita hambar, sama seperti sayuran tanpa diberi garam.

d. Majas Hiperbola

Majas ini mengungkapkan sesuatu secara berlebihan, bahkan terkesan tidak


masuk akal.

Contoh majas : Suara petir sore itu keras sekali, membuat jantungku hampir
copot rasanya. Maksudnya adalah, karena begitu keras suara petir membuat dia
sangat terkejut dengan suaranya, tapi mengatakan “terkejut” nya dilebih-lebihkan.

e. Majas Eufemisme

Majas Eufemisme menggunakan gaya bahasa yang menggantikan kata-kata yang


dianggap kurang baik atau kurang etis, dengan padanan kata yang lebih halus dan
bermakna sepadan.

Contoh majas : Bapak sudah berpulang minggu lalu karena serangan jantung.
Kata berpulang dalam kalimat itu sama dengan meninggal, tapi diperhalus.

f. Majas Metonimia

Majas ini menyandingkan merek atau istilah sesuatu untuk merujuk pada benda
umum.

Contoh majas : Rinsoku sudah habis. Kata “rinso” merujuk kepada deterjen

g. Majas Simile

Majas Simile ini bisa dikatakan menyerupai majas asosiasi yang menggunakan
kata hubung berupa : bak, bagaikan, atau seperti. Hanya bedanya, pada majas
simile ini tidak membandingkan dua objek yang berbeda, melainkan
membandingkan kegiatan dengan menggunakan ungkapan yang maknanya
serupa.
Contoh majas : Gema dan Nina sangat dekat bagaikan lem dan kertas. Ungkapan
lem dan kertas tersebut menunjukan begitu eratnya hubungan antara dua orang
tersebut

h. Majas Alegori

Majas alegori merupakan majas atau gaya bahasa yang mengungkapkan satu hal
melalui kiasan atau gambaran.

Contoh majas : Otak manusia bagaikan mata pisau, semakin diasah semakin
tajamlah bilahnya. Disini digambarkan otak manusia itu seperti pisau, jika
semakin rajin kita mempelajari sesuatu, maka semakin banyak wawasan yang kita
ketahui

i. Majas Sinekdok

Majas sinekdode merupakan majas atau gaya bahasa yang menyebutkan


sebagian, tapi yang di maksud adalah sseluruh bagian atau bahkan sebaliknya.
Majas sinekdode di bagi menjadi dua, yaitu pars pro toto (sebagian untuk seluruh)
dan totem pro parte (seluruh untuk sebagian).

Contoh majas :
 Pars pro toto : Dari kemarin aku tidak tampak batang hidungnya. Batang
hidung adalah hanya sebagian dari tubuh manusia, padahal yang dimaksud adalah
seluruh tubuhnya.
 Totem pro parte : Indonesia berhasil menjuarai All England hingga delapan kali
berturut-turut. Yang dimaksud adalah atlet yang menjuarai All England, bukan
seluruh rakyat Indonesia

j. Majas Simbolik

Majas ini menggunakan gaya bahasa yang membandingkan manusia dengan


sikap makhluk hidup lainnya dalam ungkapan.

Contoh majas : Maria seperti ratu lebah saja, dipuja banyak orang.

2. Majas Pertentangan

Majas pertentangan merupakan suatu bentuk gaya bahasa dengan kata-kata kiasan
yang bertentangan dengan yang dimaksudkan sesungguhnya. Jenis majas
pertentangan dapat dibagi ke dalam beberapa subjenis, meliputi :
a. Majas Litotes

Berkebalikan dengan hiperbola yang lebih ke arah perbandingan, litotes


merupakan ungkapan untuk merendahkan diri, meskipun kenyataan yang
sebenarnya adalah yang sebaliknya.

Contoh majas : Terimalah sumbangan yang tidak seberapa ini. Pada kenyataanya
sumbangan yang diberikan orang tersebut sangatlah besar.

b. Majas Paradoks

Majas paradoks merupakan gaya bahasa yang mengandung pertentangan antara


pernyataan dan fakta yang ada.

Contoh majas : Umur boleh sudah tua tetapi jiwa harus tetap muda.

c. Majas Anthithesis

Majas Anthithesis merupakan majas atau gaya bahasa yang mengungkapkan


suatu maksud dengan menggunakan kata- kata yang saling berlawanan.

Contoh majas : Miskin kaya, cantik buruk, itu semua sama saja di mata Tuhan.

d. Majas Kontradiksi Interminus

Majas ini menggunakan gaya bahasa yang menyangkal pernyataan yang


disebutkan sebelumnya. Umumnya majas ini disertai dengan konjungsi,
misalnya hanya saja atau kecuali.

Contoh majas : Semua mahasiswa boleh mengikuti UAS, kecuali mahasiswa


yang tidak hadir empat kali.

e. Majas Oksimoron

Adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan dengan mempergunakan


kata-kata yang berlawanan dalam frasa yang sama.

Contoh majas : Sumbangan wajib. Padahal sumbangan adalah kegiatan sukarela,


tapi banyak juga yang menerapkan untuk melakukan sumbangan wajib yang
artinya kita harus memberikan sumbangan.

f. Majas Okupasi

Adalah gaya bahasa yang menyatakan bantahan atau keberatan terhadap sesuatu
yang oleh orang banyak dianggap benar.
Contoh majas : Rokok dapat mengganggu kesehatan, tetapi masih banyak juga
yang mengkonsumsinya.

3. Majas Sindiran

Pengertian majas sindiran adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata


kiasan dengan tujuan untuk memberikan sindiran kepada seseorang, perilaku, dan
suatu kondisi. Beberapa yang termasuk dalam jenis majas sindiran adalah :

a. Majas Ironi

Majas Ironi merupakan majas atau gaya bahasa untuk menyatakan suatu maksud
menggunakan kata- kata yang berlainan atau bertolak dengan maksud tersebut.

Contoh majas : Wah dingin sekali ruangan ini, sampai-sampai aku bermandi
keringat.

b. Majas Sinisme

Gaya bahasa dimana seseorang memberikan sindiran secara langsung kepada


orang lain.

Contoh majas : Pikiranmu kotor sekali? Apakah kau pernah membersihkannya?.

c. Majas Sarkasme

Gaya bahasa yang digunakan untuk menyindir orang lain dengan konotasi yang
kasar. Biasanya gaya bahasa ini diucapkan seseorang ketika ia sangat marah.

Contoh majas : Kamu hanya sampah masyarakat tahu!

d. Majas Satire

Majas Satire hampir sama dengan majas sarkasme yaitu dengan mengungkapkan
sindiran dengan keras bahkan bisa juga dengan keras, akan tetapi untuk bisa
membedakan adalah majas satire ini yang bisa digunakan dengan kata-kata
ungkapan dalam menyatakan sindiran.

Contoh majas : Kami semua tidak akan menyangka kau mempunyai kepribadian
seburuk itu. Bahkan dia sudah begitu baik dan peduli padamu tapi kau malah
menganggap dirinya sebagai pengganggu dalam hidupmu.

e. Majas Inuendo
Adalah gaya bahasa sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.

Comtoh majas : Berhentilah bersikap seperti kau ingin mati, kau hanya mungkin
gagal menang, bukan berarti kau kehilangan separuh nyawamu

4. Majas Penegasan

Majas penegasan merupakan jenis gaya bahasa yang bertujuan meningkatkan


pengaruh kepada pembacanya agar menyetujui sebuah ujaran ataupun kejadian. Jenis
ini dapat dibagi menjadi tujuh subjenis, yaitu sebagai berikut.

a. Majas Pleonasme

Gaya bahasa yang menggunakan kata-kata dengan makna sama, terkesan tidak
efektif tapi disengaja untuk menegaskan sesuatu.

Contoh majas : Mereka mendongakkan kepala ke atas melihat pesawat terbang di


langit

b. Majas Repetisi

Gaya bahasa repetisi dilakukan dengan mengulang kata-kata yang ada dalam
sebuah kalimat.

Contoh majas : Kota ini adalah tempat kelahiranku, kota ini tempatku dibesarkan,
dan di kota ini pula aku akan mati.

c. Majas Retorika

Majas retorika dilakukan dengan memberikan penegasan dalam bentuk kalimat


tanya, yang sesungguhnya tidak perlu dijawab.

Contoh majas : Siapa yang mau dikhianati sahabatnya sendiri?

d. Majas Klimaks

Gaya bahasa yang menjelaskan lebih dari dua hal secara berurutan dimana
tingkatannya semakin lama semakin tinggi.

Contoh majas : Baik kalang ekonomi bawah, menengah, maupun atas semuanya
mendapatkan perlakuan yang sama.

e. Majas Antiklimaks
Gaya bahasa yang menjelaskan lebih dari dua hal secara berurutan untuk
menegaskan sesuatu dengan mengurutkan dari tingkatan tertinggi ke tingkatan
terendah.

Contoh majas : Kepala sekolah, guru, dan siswa memiliki tanggung jawab yang
sama dalam menjaga keamanan dan kebersihan sekolah.

f. Majas Paralelisme

Majas pararelisme merupakan majas atau gaya bahasa yang memakai kata, frase,
atau klausa yang mempunyai kedudukan sama atau sejajar.

Contoh majas : Sungguh aku membutuhkanmu


Sungguh aku memujamu
Sungguh aku membencimu
Sungguh aku memikirkanmu selalu

g. Majas Tautologi

Yaitu menggunakan kata-kata bersinonim untuk menegaskan sebuah kondisi atau


ujaran.

Contoh majas : Kenapa kau tampak cemas dan gelisah begitu?.

h. Majas Asindenton

Adalah gaya bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut tanpa menggunakan


kata penghubung agar perhatian pembaca beralih pada hal yang disebutkan.

Contoh majas : Dan kesesakan kesedihan, kesakitan, seribu derita detik-detik


penghabisan orang melepaskan nyawa.

i. Majas Polisideton

Adalah gaya bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut dengan


menggunakan kata penghubung.

Contoh majas : Kemanakah burung-burung yang gelisah dan tak berumah dan
tak menyerah pada gelap dan dingin yang merontokkan bulu-bulunya?

Anda mungkin juga menyukai