Majas atau gaya bahasa adalah cara mengarang atau seseorang yang mempergunakan bahasa sebagai alat mengekspresikan
perasaan dan buah pikiran yang terpendam di dalam jiwanya.
Macam macam majas:
Majas Pertentangan
1. Antitesis adalah majas pertentangan yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan paduan kata yang berlawanan arti.
Contoh: - Hidup matinya manusia di tangan Tuhan.
- Cantik atau tidak kaya atau miskin, bukanlah suatu ukuran nilai seorang wanita.
2. Paradoks adalah majas pertentangan yang melukiskan sesuatu seolah-olah bertentangan, padahal maksud sesungguhnya
tidak karena objeknya yang berlainan.
Contoh: - Hatinya sunyi tinggal di kota Jakarta yang ramai.
- Dia kaya tetapi miskin.
3. Okupasi adalah majas pertentangan yang melukiskan sesuatu dengan bantahan, tetapi kemudian diberi penjelasan atau
diakhiri dengan kesimpulan.
Contoh: - Merokok itu merusak kesehatan, akan tetapi si perokok tak dapat menghentikan kebiasaannya.
Maka muncullah pabrik-pabrik rokok karena untungnya banyak.
4. Kontradiksio Inteminis adalah majas pertentangan yang memperlihatkan pertentangan dengan penjelasan semula.
Contoh: - Semua murid kelas ini hadar, kecuali si Hasan yang sedang ikut Jambore.
- Kamar itu hening, tak ada suara apapun, kecuali terdengar detak jam dinding.
Majas Perbandingan
Adalah majas yang membandingkan antara dua hal yang mempunyai persamaan sifat. Majas perbandingan dibagi
menjadi empat, yaitu sebagai berikut:
1. Majas litotes adalah majas perbandingan yang menggunakan kata yang berlawanan maksudnya, dengan tujuan untuk
merendahkan diri.
Contoh: - Adanya hanya air putih, minumlah!
- Silahkan mampir ke gubuk kami!
- Perjuangan kami hanyalah setitik air dalam samudra luas.
2. Majas Hiperbola adalah majas perbandingan yang menggunakan sesuatu secara berlebih-lebihan dengan tujuan untuk
menyangatkan.
Contoh: - Badannya kurus kering tinggi tinggal kulit pembalut tulang.
- Harga gula naik setinggi langit.
3. Majas perumpamaan adalah majas perbandingan yang menggunakan kata-kata: seperti, sebagai, bak, ibarat, laksana, dan
sebagainya.
Contoh: - Persahabatannya seperti api dengan asap (dua orang yang telah sependapat dalam banyak hal).
- Nasibmu bagai mendapat durian runtuh (seseorang yang menjadi jutawan secara mendadak karena
memenangkan undian).
4. Majas metafora adalah majas perbandingan yang pemakaian kata atau kalimat bukan dengan arti sebenarnya, melainkan
sebagai lukisan yang berdasarkan perbandingan atau persamaan langsung.
Contoh: - Leher beton (Mike Tyson)
- Gudang ilmu (perpustakaan)
- Kutu buku (pecandu bacaan)
- Ratu malam (bulan)
5. Majas alegori adalah majas perbandingan yang memperlihatkan suatu perbandingan utuh, perbandingan yang berbentuk
kesatuan yang menyeluruh.
Contoh: Hati-hatilah kamu mendayung bahtera hidupmu mengarungi lautan yang penuh bahaya, batu karang,
gelombang, topan dan badai. Apabila nahkoda dan juru mudi senantiasa seia sekata dalam bahteranya, niscaya
akan tercapai tanah tepi yang menjadi idaman.
6. Majas personifikasi adalah majas yang menggambarkan benda mati seolah-olah mempunyai sifat-sifat sebagai manusia.
Benda itu dapat bertindak, berbuat, berbicara seperti manusia.
Contoh: - Anginya meraung di tengah malam itu menambah ketakutan kami.
- Nyiur melambai-lambai di pantai.
- Ombak berkejar-kejaran dengan riangnya.
7. Eufemisme (ungkapan pelembut) adalah majas perbandingan yang melukiskan suatu benda dengan kata-kata yang lebih
lembut untuk menggantikan kata-kata lain untuk sopan santun atau tabu-bahasa (pantang).
Contoh: - Para tuna karya perlu perhatian yang serius dari pemerintah.
- Pramuwisma bukan pekerjaan hina.
- Orang itu berubah akal.
8. Sinekdokhe dapat dibedakan atas:
a) Pras pro toto, yaitu majas sinekdokhe yang melukiskan sebagian tetapi yang dimaksud adalah seluruhnya.
Contoh: - Sudah lima hari dia tak kelihatan batang hidungnya.
- Dia mempunyai lima ekor kuda.
b) Totem pro parte, ialah majas sinekdokhe yang melukiskan keseluruhan tetapi yang dimaksud sebagian.
Contoh: - Indonesia mengalahkan Bima dengan 3 2 dalam SEA GAMES.
- Kaum wanita memperingati Hari Kartini.
9. Simbolik adalah majas perbandingan yang melukiskan sesuatu deangan perbandingan benda-benda lain sebagai simbol
atau perlambangan.
Contoh: - Dari dulu tetap saja ia menjadi lintah darat (lintah darat: lambang pemeras, pemakai riba).
- Seperti melati untuk lambang kesucian, buaya untuk lambang orang hidung belang, dan sebagainya.
10. Alusio adalah majas perbandingan dengan menggunakan ungkapan peribahasa atau kata-kata yang artinya diketahui
umum.
11.
12.
13.
14.
15.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Klimaks adalah majas penegasan dengan menyatakan beberapa hal berturut-turut dengan menggunkan urutan kata-kata
yang makin lama memuncak pengertiannya.
Contoh: - Menyemi benih, tumbuh hingga menuainya, aku sendiri yang mengerjakannya.
- Anak, remaja, dewasa datang menyaksikan film saur sepuh.
8. Antiklimaks adalah majas penegasan dengan beberapa hal berturut turut dengan menggunkan urutan kata-kata yang
makin lemah pengertiannya.
Contoh: Jangankan seribu atau seratus serupiah pun tak ada.
9. Retorik adalah majas penegasan dengan mempergunakan kalimat tanya yang sebenarnya tidak memerlukan jawaban
karena sudah diketahuinya.
Contoh: - Mana mungkin orang mati hidup kembali?
- Siapakah yang melarangmu berbuat bijak?
10. Koreksio adalah majas penegasan berupa membetulkan (mengoreksi) kembali kata-kata yang salah diucapkan, baik
disengaja maupun tidak.
Contoh: - Hari ini sakit ingatan, ehmaaf, sakit kepala maksudku.
- Dia memang, eh tidak, dia yang membawanya.
11. Asidenton adalah majas penegasan yang menyebutkan beberapa benda, hal atau keadaan secara berturut-turut tanpa
memakai kata penghubung.
Contoh: - Kemeja, sepatu, kaos kaki, dibelinya di toko itu.
- Meja, kursi, tikar, bantal berserakan di kamarnya.
12. Polisidenton adalah majas penegasan yang menyatakan beberapa benda, orang, hal atau keadaan secara berturut-turut
dengan memakai kata penghubung.
Contoh: - Dia tak tahu, tetapi tetap saja ditanyai, akibatnya dia marah-marah.
- Pemuda-pemuda berkumpul, lalu berbaris rapi, serta berseragam biru, kemudian menuju lapangan upacara.
13. Eksklamasio adalah majas penegasan yang memakai kata-kata seru sabagai penegas.
Contoh: - Amboi, indahnya pemandangan ini!
- Aduhai, ramainya pertunjukan ini!
14. Praetereto adalah majas penegasan yang melukiskan sesuatu dengan menyembunyikan atau merahasiakan sesuatu dan
pembaca harus menerka apa yang disembunyikan itu.
Contoh: - Kehirupikukan masyarakat Yogyakarta dalam menyambut gerhana matahari total yang langka ini tidak usah
saya ceritakan lagi.
- Tidak usah kau sebut namanya, aku sudah tahu siapa penyebab kegaduhan ini.
15. Interupsi adalah majas penegasan yang mempergunakan kata-kata atau bagian kalimat yang disisipkan diantara kalimat
pokok guna lebih menjelaskan dan menekankan bagian kalimat sebelumnya.
Contoh: Aku, orang yang sepuluh tahun bekerja di sini, belum pernah dinaikkan pangkatku.
Pepatah: sejenis peribahasa yang berisi nasihat atau ajaran dari orang tua.
Contoh: - Air tenang menghanyutkan (orang pendiam tetapi banyak ilmu).
- Tak ada gading yang tak retak (semua orang pasti ada kurangnya).
Ungkapan/idiom: ungkapan bahasa berupa gabungan kata (frase) yang maknanya sudah menyatu dan tidak dapat ditafsirkan
dengan makna unsur yang membentuknya.
Contoh: - Jatuh hati (menjadi cinta)
- Naik darah (marah)
Peribahasa: bahasa berkias berupa kalimat atau kelompok kata yang tetap susunannya.
Contoh: - Bahasa menunjukkan bangsa.
- Habis manis sepah di buang.
Pameo: sejenis peribahasa yang dijadikan semboyan.
Contoh: - Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.
- Patah tumbuh, hilang berganti.
Perumpamaan: sejenis peribahasa yang berisi perbandingan. Biasanya menggunakan kata: seperti, sebagai, bagai, bak,
laksana, dan sebagainya.
Contoh: - Bagai air di daun talas (orang yang tak teguh pendiriannya).
- Seperti ayam kehilangan induknya.