Kelas: 9A
Jenis jenis majas dan contohnya
Pengertian Majas
Majas adalah gaya bahasa dalam sastra yang digunakan untuk menyampaikan makna atau
perasaan melalui penggunaan bahasa yang indah, imajinatif, dan kreatif atau berupa kiasan.
Ketika mengiaskan sesuatu dengan menggunakan majas, gaya bahasa kita pun menjadi lebih
indah – dan lebih “hidup!” Suasana “hidup” itu membuat pembaca atau pendengar merasakan
emosi yang ingin kita ungkapkan.
Macam-Macam Majas dan Contohnya
Majas perbandingan
1.Personifikasi
Majas personifikasi membandingkan manusia dan benda mati. Gaya bahasa yang digunakan
seolah-olah benda tersebut bersikap selayaknya manusia.
Contoh:
Majas metafora menyamakan dua hal yang tidak sama secara harfiah atau literal. Gaya
bahasa ini sering digunakan dalam sastra, puisi, dan prosa untuk menambah daya tarik atau
memberikan makna yang lebih dalam sehingga teks menjadi lebih indah, memukau, dan
menyentuh perasaan pembacanya.
Contoh:
2. Asosiasi
Gaya bahasa perbandingan dalam majas asosiasi digunakan untuk menyampaikan perasaan
atau emosi dengan suatu objek, simbol, atau situasi yang berbeda.
Contoh:
- Langit yang biru mengingatkan aku pada kenangan indah masa kecil.
3. Hiperbola
Contoh:
- Katanya dia berlatih bernyanyi, tapi suaranya bikin pecah gendang telingaku setiap
hari.
4. Simile
Majas Simile digunakan untuk membandingkan dua hal yang berbeda dengan menggunakan
kata-kata ‘seperti’ atau ‘sebagai.’ Simile digunakan untuk memberikan efek khusus,
meningkatkan deskripsi atau memperkuat perasaan.
Contoh:
5. Alegori
Majas Alegori digunakan untuk menyampaikan pesan moral atau filosofis yang lebih dalam
atau untuk memberikan interpretasi yang lebih kaya atas suatu cerita atau teks. Dalam
alegori, suatu bentuk atau konsep digunakan untuk mewakili atau merepresentasikan suatu
hal yang lain.
Contoh:
6. Antonomasia
Majas antonomasia biasanya digunakan dengan nama atau gelar yang secara umum mewakili
seseorang atau sesuatu yang lebih spesifik. Majas ini sering digunakan untuk menyampaikan
suatu ide atau perasaan secara implisit atau memberikan efek khusus dalam teks.
Contoh:
- “Guru Besar” mengacu pada seseorang yang diakui sebagai ahli dalam bidang
tertentu.
- “Raja Komedi” mengacu pada seseorang yang diakui sebagai ahli dalam komedi.
7. Eufemisme
Majas eufemisme digunakan untuk mengganti kata-kata atau frasa yang kasar atau tidak
sopan dengan kata-kata atau frasa yang lebih halus atau sopan. Eufimisme sering digunakan
untuk menghindari konfrontasi atau menyampaikan pesan yang lebih halus.
Contoh:
- Dia sedang berada dalam masa transisi (artinya dia sedang dalam masa kesulitan atau
mengalami perubahan).
Majas pertentangan
8. Sinekdoke
Contoh:
- Kepala sekolah memuji murid-murid yang rajin (tetapi dia sendiri sering terlambat
datang ke sekolah).
- Politisi itu berbicara tentang korupsi (tapi dia sendiri terlibat dalam skandal korupsi).
- Kapten tim bola berbicara tentang persatuan (tapi dia selalu menyalahkan rekan satu
timnya saat kalah).
9. Litotes
Litotes adalah jenis majas yang menggunakan kata-kata negatif atau kata sifat negatif untuk
menyatakan sesuatu yang positif, dengan harapan memberikan kesan yang lebih kuat. Gaya
bahasa ini digunakan untuk menyatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa atau untuk
menghindari kemunculan ekspresi yang terlalu berlebihan.
Contoh:
- Tidak ada sesuatu yang tidak dia bisa lakukan (berarti dia sangat berkompeten dalam
apa saja).
10. Paradoks
Paradoks adalah pernyataan atau situasi yang muncul kontradiktif atau tidak masuk akal.
Majas paradoks adalah jenis khusus dari paradoks yang muncul dalam karya sastra, terutama
dalam puisi, di mana kalimat atau frasa digunakan secara metaforis atau sarkastis untuk
menyampaikan ide yang kontradiktif.
Contoh:
- Isi kepalanya begitu bising ketika ia duduk sendiri di ruang keluarga yang begitu sepi.
- Semua orang hidup untuk mati, tidak ada yang mati untuk hidup.
11. Antitesis
Ciri khas gaya bahasa ini adalah penggunaan dua konsep, ide, atau pernyataan yang
kontradiktif secara bersamaan dalam satu kalimat atau frasa. Antitesis biasanya digunakan
dalam puisi dan prosa untuk menunjukkan kontras yang kuat.
Contoh:
- Kemarau panjang, hujan yang sangat dibutuhkan.
- Dia adalah cahaya dalam kegelapan, dia juga adalah bayangan dalam cahaya.
- Hidup miskin dengan hati yang kaya, lebih baik daripada hidup kaya dengan hati yang
miskin.
SINDIRAN
12. Ironi
Kita menggunakan majas ironi untuk mengejek atau mengejutkan dengan mengungkapkan
sesuatu yang sebenarnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan atau diinginkan.
Pernyataan yang dibuat kelihatannya sesuai dengan konteks, tetapi sebenarnya bertolak
belakang dengan apa yang dimaksudkan atau diharapkan.
Contoh:
13. Sinisme
Dalam majas sinisme, kita menyindir secara langsung. Meskipun tanpa memperhalus seperti
pada majas ironi, gaya bahasa sinisme tidak dapat serta-merta disebut kasar.
Contoh:
- Semua orang berbicara tentang persatuan, tapi tindakan mereka justru menunjukkan
sebaliknya.
14. Sarkasme
Kata-kata sindiran dalam sarkasme disampaikan secara langsung dan cenderung pedas. Majas
ini digunakan untuk mengejek, mengecilkan, atau mengolok-olok sesuatu atau seseorang
dengan menggunakan bahasa yang tidak langsung dan seringkali bertentangan dengan apa
yang sebenarnya dikatakan. Biasanya sarkasme digunakan untuk menyampaikan kritik atau
komentar yang tidak serius atau untuk menimbulkan humor dalam percakapan atau tulisan.
Contoh:
- Oh, terima kasih banyak untuk bantuanmu. Tanpa bantuanmu, pasti aku tidak akan
bisa menyelesaikannya
- Ya, benar sekali. Kenapa tidak kita pikirkan hal yang benar-benar penting seperti ini
selama ini?
- Ah, ini pasti cara yang paling efektif untuk menyelesaikan masalah.
- Senang sekali bisa bertemu dengan seseorang yang begitu cerdas dan bijaksana.
PENEGASAN
15. Pleonasme
Majas pleonasme menggunakan kata-kata dengan makna yang sama. Dengan adanya
penambahan kata atau frasa yang tidak diperlukan memberi kesan kalimat menjadi kurang
efektif, tapi memang sengaja dilakukan agar kita mendapatkan efek penegasan yang
diinginkan. Di sisi lain, pleonasme juga bisa digunakan untuk mengejek atau mengolok-olok
sesuatu yang dianggap sudah jelas, atau menekankan satu kata atau frasa dengan memberikan
kata atau frasa yang sama atau berarti sama sehingga bisa menimbulkan efek komik dalam
kalimat yang digunakan
Contoh:
16. Repetisi
Gaya bahasa ini tampak pada pengulangan suatu kata, frasa, atau kalimat. Tujuan majas
repetisi masih sama, yaitu pengulangan yang dilakukan untuk menegaskan, meningkatkan
ritme, memperkuat pesan atau perasaan, ataupun menciptakan efek dendangan.
Contoh:
- Rumah adalah tempat yang paling nyaman, rumah juga menjadi tempat bernaung dari
panas dan hujan.
17. Retorika
Majas retorika berbentuk kalimat tanya. Sobat tentu sudah tahu bahwa kalimat tanya retorika
tak memerlukan jawaban. Iya, tujuan kalimat tanya tersebut memang untuk membuat
penegasan.
Contoh:
- Siapa yang akan menjaga negara ini jika tidak kita semua?
- Bagaimana kita bisa berharap masa depan yang baik jika kita tidak bekerja untuk itu
sekarang?
- Siapakah yang akan membela hak-hak kita jika tidak kita sendiri?
- Bagaimana kita bisa mencapai kesuksesan jika kita tidak berusaha?
18. Aliterasi
Majas aliterasi digunakan untuk meningkatkan ritme, memperkuat perasaan, atau untuk
memberikan efek khusus lainnya. Ciri khas yang tampak dalam majas aliterasi adalah
pengulangan kata atau kalimat yang sama atau serupa dengan kata atau kalimat yang
berdekatan.
Contoh:
Majas simbolik menggunakan simbol atau lambang untuk mewakili suatu konsep, perasaan,
atau ide. Simbol tersebut dapat berupa kata, frasa, gambar, atau benda yang dapat
memberikan kesan mendalam dalam teks dan membantu dalam menyampaikan pesan.
Contoh:
22. Paralelisme
Lumrah digunakan dalam puisi, majas paralelisme ditunjukkan oleh pengulangan kata.
Meskipun diulang-ilang, definisi kata tersebut tak sama antara satu dengan lainnya. Anafora
adalah pengulangan di bagian awal kalimat, sedangkan epifora adalah pengulangan di bagian
akhir kalimat.
Contoh: