Anda di halaman 1dari 14

Nama: Muhammad Yusuf Iskandar

Kelas: 9A
Jenis jenis majas dan contohnya
Pengertian Majas
Majas adalah gaya bahasa dalam sastra yang digunakan untuk menyampaikan makna atau
perasaan melalui penggunaan bahasa yang indah, imajinatif, dan kreatif atau berupa kiasan.
Ketika mengiaskan sesuatu dengan menggunakan majas, gaya bahasa kita pun menjadi lebih
indah – dan lebih “hidup!” Suasana “hidup” itu membuat pembaca atau pendengar merasakan
emosi yang ingin kita ungkapkan.
Macam-Macam Majas dan Contohnya
Majas perbandingan
1.Personifikasi
Majas personifikasi membandingkan manusia dan benda mati. Gaya bahasa yang digunakan
seolah-olah benda tersebut bersikap selayaknya manusia.

Contoh:

- Laut yang biru seakan menatapku dalam keheningan.

- Angin berbisik di telingaku.

- Matahari tersenyum di langit.

- Hujan menangis di atas atap.

- Bulan mengejar awan.

- Pohon-pohon menari dengan indah di taman.


1. Metafora

Majas metafora menyamakan dua hal yang tidak sama secara harfiah atau literal. Gaya
bahasa ini sering digunakan dalam sastra, puisi, dan prosa untuk menambah daya tarik atau
memberikan makna yang lebih dalam sehingga teks menjadi lebih indah, memukau, dan
menyentuh perasaan pembacanya.

Contoh:

- Sang raja siang bersinar dan membawa kehangatan.

- Dia adalah pelita dalam kegelapan.

- Dia adalah musik dalam hidupku.

2. Asosiasi

Gaya bahasa perbandingan dalam majas asosiasi digunakan untuk menyampaikan perasaan
atau emosi dengan suatu objek, simbol, atau situasi yang berbeda.

Contoh:

- Langit yang biru mengingatkan aku pada kenangan indah masa kecil.

- Bunga mawar merah mengingatkan aku pada cinta yang dahulu.

- Hangatnya api unggun mengingatkan aku pada kedamaian dan kebahagiaan.

- Suara gemericik air mengingatkan aku pada kesegaran dan kebebasan.


- Suasana malam yang gelap mengingatkan aku pada ketakutan dan ketidakpastian.

3. Hiperbola

Mengekspresikan sesuatu dengan sedemikian rupa sehingga meninggalkan kesan berlebihan


itu... lebay. Eh, bukan, Sobat. Itulah majas hiperbola. Hiperbola merupakan majas yang
mengandung unsur exaggerasi atau pembesaran. Gaya bahasa ini digunakan saat kita
membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain dan tak masuk akal untuk disandingkan
sebagai perbandingan.

Contoh:

- Katanya dia berlatih bernyanyi, tapi suaranya bikin pecah gendang telingaku setiap
hari.

- Sudah kubilang berjuta kali.

- Kamu bikin aku gila.

4. Simile

Majas Simile digunakan untuk membandingkan dua hal yang berbeda dengan menggunakan
kata-kata ‘seperti’ atau ‘sebagai.’ Simile digunakan untuk memberikan efek khusus,
meningkatkan deskripsi atau memperkuat perasaan.

Contoh:

- Dia berbicara seperti air yang mengalir.

- Wajahnya segar seperti buah delima.


- Dia berlari sekuat lembu.

- Wajahnya sebening kristal.

- Ia berlari secepat kilat.

5. Alegori

Majas Alegori digunakan untuk menyampaikan pesan moral atau filosofis yang lebih dalam
atau untuk memberikan interpretasi yang lebih kaya atas suatu cerita atau teks. Dalam
alegori, suatu bentuk atau konsep digunakan untuk mewakili atau merepresentasikan suatu
hal yang lain.

Contoh:

- Kupu-kupu yang melintas mewakili kebebasan dan transformasi.

- Lumbung padi yang penuh mewakili kesuksesan dan kekayaan.

- Cahaya mentari yang menembus awan mewakili harapan di tengah kesulitan.

- Kapal yang terdampar di tepi pantai mewakili kesendirian dan keputusasaan.

6. Antonomasia
Majas antonomasia biasanya digunakan dengan nama atau gelar yang secara umum mewakili
seseorang atau sesuatu yang lebih spesifik. Majas ini sering digunakan untuk menyampaikan
suatu ide atau perasaan secara implisit atau memberikan efek khusus dalam teks.

Contoh:

- “Bapak Proklamator” mengacu pada Bung Karno sebagai proklamator kemerdekaan


Indonesia.

- “Guru Besar” mengacu pada seseorang yang diakui sebagai ahli dalam bidang
tertentu.

- “Raja Komedi” mengacu pada seseorang yang diakui sebagai ahli dalam komedi.

7. Eufemisme

Majas eufemisme digunakan untuk mengganti kata-kata atau frasa yang kasar atau tidak
sopan dengan kata-kata atau frasa yang lebih halus atau sopan. Eufimisme sering digunakan
untuk menghindari konfrontasi atau menyampaikan pesan yang lebih halus.

Contoh:

- Dia telah pergi ke alam sana (artinya dia meninggal).

- Dia sedang mengalami kesulitan finansial (artinya dia miskin).

- Dia sedang berada dalam masa transisi (artinya dia sedang dalam masa kesulitan atau
mengalami perubahan).
Majas pertentangan

8. Sinekdoke

Majas sinekdoke digunakan untuk menyamakan atau menyamarkan maksud sebenarnya


dengan menggunakan kata atau frasa yang tidak sesuai dengan arti sesungguhnya atau dengan
menyebut sesuatu yang sebenarnya bukan inti dari masalah yang dibicarakan. Digunakan
untuk menyampaikan ide atau perasaan secara implisit atau memberikan efek khusus dalam
teks. Ciri khas majas sinekdoke adalah pada kata atau frasa dengan makna sebenarnya yang
berbeda dari yang dimaksud.

Contoh:

- Kepala sekolah memuji murid-murid yang rajin (tetapi dia sendiri sering terlambat
datang ke sekolah).

- Politisi itu berbicara tentang korupsi (tapi dia sendiri terlibat dalam skandal korupsi).

- Kapten tim bola berbicara tentang persatuan (tapi dia selalu menyalahkan rekan satu
timnya saat kalah).

9. Litotes

Litotes adalah jenis majas yang menggunakan kata-kata negatif atau kata sifat negatif untuk
menyatakan sesuatu yang positif, dengan harapan memberikan kesan yang lebih kuat. Gaya
bahasa ini digunakan untuk menyatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa atau untuk
menghindari kemunculan ekspresi yang terlalu berlebihan.

Contoh:

- Ini bukan hal yang mudah (berarti sangat sulit).


- Dia tidak terlalu buruk dalam bermain musik (berarti sangat hebat dalam bermain
musik).

- Tidak ada sesuatu yang tidak dia bisa lakukan (berarti dia sangat berkompeten dalam
apa saja).

10. Paradoks

Paradoks adalah pernyataan atau situasi yang muncul kontradiktif atau tidak masuk akal.
Majas paradoks adalah jenis khusus dari paradoks yang muncul dalam karya sastra, terutama
dalam puisi, di mana kalimat atau frasa digunakan secara metaforis atau sarkastis untuk
menyampaikan ide yang kontradiktif.

Contoh:

- Isi kepalanya begitu bising ketika ia duduk sendiri di ruang keluarga yang begitu sepi.

- Semua orang hidup untuk mati, tidak ada yang mati untuk hidup.

- Kedatangannya adalah kebahagiaan yang menyedihkan.

11. Antitesis

Ciri khas gaya bahasa ini adalah penggunaan dua konsep, ide, atau pernyataan yang
kontradiktif secara bersamaan dalam satu kalimat atau frasa. Antitesis biasanya digunakan
dalam puisi dan prosa untuk menunjukkan kontras yang kuat.

Contoh:
- Kemarau panjang, hujan yang sangat dibutuhkan.

- Dia adalah cahaya dalam kegelapan, dia juga adalah bayangan dalam cahaya.

- Hidup miskin dengan hati yang kaya, lebih baik daripada hidup kaya dengan hati yang
miskin.

- Dia pandai bicara tapi tidak pandai bertindak.

- Kau bicara dari mulut, tapi aku bicara dari hati.

SINDIRAN

12. Ironi

Kita menggunakan majas ironi untuk mengejek atau mengejutkan dengan mengungkapkan
sesuatu yang sebenarnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan atau diinginkan.
Pernyataan yang dibuat kelihatannya sesuai dengan konteks, tetapi sebenarnya bertolak
belakang dengan apa yang dimaksudkan atau diharapkan.

Contoh:

- Santun sekali perilakunya, bertanya saja pakai teriak-teriak.

- Hari ini hujan deras sekali, benar-benar cocok untuk berenang.


- Ibu bilang tidak boleh makan es krim, tapi dia yang pertama yang menyentuh es krim
itu.

13. Sinisme

Dalam majas sinisme, kita menyindir secara langsung. Meskipun tanpa memperhalus seperti
pada majas ironi, gaya bahasa sinisme tidak dapat serta-merta disebut kasar.

Contoh:

- Kakakku pelit sekali, tak mau berbagi penganannya denganku.

- Keberuntungan? Itu hanyalah istilah yang digunakan orang-orang untuk menutupi


kesalahan mereka.

- Semua orang berbicara tentang persatuan, tapi tindakan mereka justru menunjukkan
sebaliknya.

14. Sarkasme

Kata-kata sindiran dalam sarkasme disampaikan secara langsung dan cenderung pedas. Majas
ini digunakan untuk mengejek, mengecilkan, atau mengolok-olok sesuatu atau seseorang
dengan menggunakan bahasa yang tidak langsung dan seringkali bertentangan dengan apa
yang sebenarnya dikatakan. Biasanya sarkasme digunakan untuk menyampaikan kritik atau
komentar yang tidak serius atau untuk menimbulkan humor dalam percakapan atau tulisan.

Contoh:

- Oh, terima kasih banyak untuk bantuanmu. Tanpa bantuanmu, pasti aku tidak akan
bisa menyelesaikannya
- Ya, benar sekali. Kenapa tidak kita pikirkan hal yang benar-benar penting seperti ini
selama ini?

- Ah, ini pasti cara yang paling efektif untuk menyelesaikan masalah.

- Senang sekali bisa bertemu dengan seseorang yang begitu cerdas dan bijaksana.

PENEGASAN

15. Pleonasme

Majas pleonasme menggunakan kata-kata dengan makna yang sama. Dengan adanya
penambahan kata atau frasa yang tidak diperlukan memberi kesan kalimat menjadi kurang
efektif, tapi memang sengaja dilakukan agar kita mendapatkan efek penegasan yang
diinginkan. Di sisi lain, pleonasme juga bisa digunakan untuk mengejek atau mengolok-olok
sesuatu yang dianggap sudah jelas, atau menekankan satu kata atau frasa dengan memberikan
kata atau frasa yang sama atau berarti sama sehingga bisa menimbulkan efek komik dalam
kalimat yang digunakan

Contoh:

- Berusahalah berhenti terus mengingat sejarah masa lalu.

- Kita harus berkumpul bersama-sama.

- Dia selalu bangun pagi-pagi sekali.

16. Repetisi
Gaya bahasa ini tampak pada pengulangan suatu kata, frasa, atau kalimat. Tujuan majas
repetisi masih sama, yaitu pengulangan yang dilakukan untuk menegaskan, meningkatkan
ritme, memperkuat pesan atau perasaan, ataupun menciptakan efek dendangan.

Contoh:

- Rumah adalah tempat yang paling nyaman, rumah juga menjadi tempat bernaung dari
panas dan hujan.

- Tepat, tepat waktu, tepat pada waktunya.

- Sendiri, sendiri, terus-menerus sendiri.

17. Retorika

Majas retorika berbentuk kalimat tanya. Sobat tentu sudah tahu bahwa kalimat tanya retorika
tak memerlukan jawaban. Iya, tujuan kalimat tanya tersebut memang untuk membuat
penegasan.

Contoh:

- Siapa yang tak ingin kuliah di kampus terbaik?

- Siapa yang akan menjaga negara ini jika tidak kita semua?

- Bagaimana kita bisa berharap masa depan yang baik jika kita tidak bekerja untuk itu
sekarang?

- Siapakah yang akan membela hak-hak kita jika tidak kita sendiri?
- Bagaimana kita bisa mencapai kesuksesan jika kita tidak berusaha?

- Apakah kita akan terus diam saat keadilan diinjak-injak?

18. Aliterasi

Majas aliterasi digunakan untuk meningkatkan ritme, memperkuat perasaan, atau untuk
memberikan efek khusus lainnya. Ciri khas yang tampak dalam majas aliterasi adalah
pengulangan kata atau kalimat yang sama atau serupa dengan kata atau kalimat yang
berdekatan.

Contoh:

- Si Siti tidur di atas selimut sutra yang sama.

- Bunga berguguran di bumi yang basah.

- Sudah sangat lama sejak sang surya terbenam.

- Mendung mengambang di atas muka air laut yang merah.

- Keras keringat mengalir dari kening ke kening


21. Simbolik

Majas simbolik menggunakan simbol atau lambang untuk mewakili suatu konsep, perasaan,
atau ide. Simbol tersebut dapat berupa kata, frasa, gambar, atau benda yang dapat
memberikan kesan mendalam dalam teks dan membantu dalam menyampaikan pesan.

Contoh:

- Mawar merah simbol dari cinta yang romantis.

- Gerbang simbol dari kesempatan baru.

- Burung hantu simbol dari kebijaksanaan.

22. Paralelisme

Lumrah digunakan dalam puisi, majas paralelisme ditunjukkan oleh pengulangan kata.
Meskipun diulang-ilang, definisi kata tersebut tak sama antara satu dengan lainnya. Anafora
adalah pengulangan di bagian awal kalimat, sedangkan epifora adalah pengulangan di bagian
akhir kalimat.

Contoh:

Cinta itu sabar.

Cinta itu lemah lembut.

Cinta itu memaafkan.

Anda mungkin juga menyukai