1. Personifikasi
Majas personifikasi membandingkan manusia dan benda mati. Gaya bahasa yang digunakan
seolah-olah benda tersebut bersikap selayaknya manusia.
Contoh:
2. Metafora
Majas metafora menyamakan dua hal yang tidak sama secara harfiah atau literal.
Contoh:
3. Asosiasi
Gaya bahasa perbandingan dalam majas asosiasi digunakan untuk menyampaikan perasaan
atau emosi dengan suatu objek, simbol, atau situasi yang berbeda.
Contoh:
- Langit yang biru mengingatkan aku pada kenangan indah masa kecil.
4. Hiperbola
Hiperbola merupakan majas yang mengandung unsur exaggerasi atau pembesaran. Gaya
bahasa ini digunakan saat kita membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain dan tak
masuk akal untuk disandingkan sebagai perbandingan.
Contoh:
- Katanya dia berlatih bernyanyi, tapi suaranya bikin pecah gendang telingaku setiap hari.
5. Simile
Majas Simile digunakan untuk membandingkan dua hal yang berbeda dengan menggunakan
kata-kata 'seperti' atau 'sebagai.'
Contoh:
6. Alegori
Dalam alegori, suatu bentuk atau konsep digunakan untuk mewakili atau merepresentasikan
suatu hal yang lain.
Contoh:
7. Antonomasia
Majas antonomasia biasanya digunakan dengan nama atau gelar yang secara umum mewakili
seseorang atau sesuatu yang lebih spesifik.
Contoh:
- "Bapak Proklamator" mengacu pada Bung Karno sebagai proklamator kemerdekaan
Indonesia.
- "Guru Besar" mengacu pada seseorang yang diakui sebagai ahli dalam bidang tertentu.
- "Raja Komedi" mengacu pada seseorang yang diakui sebagai ahli dalam komedi.
8. Eufemisme
Majas eufemisme digunakan untuk mengganti kata-kata atau frasa yang kasar atau tidak
sopan dengan kata-kata atau frasa yang lebih halus atau sopan. Eufimisme sering digunakan
untuk menghindari konfrontasi atau menyampaikan pesan yang lebih halus.
Contoh:
- Dia sedang berada dalam masa transisi (artinya dia sedang dalam masa kesulitan atau
mengalami perubahan).
Pertentangan
Dalam majas perbandingan, kata kiasan yang digunakan memiliki makna yang berkebalikan
atau bertentangan dengan maksud yang sesungguhnya. Berikut ini beberapa majas dan
contohnya.
9. Sinekdoke
Contoh:
- Kepala sekolah memuji murid-murid yang rajin (tetapi dia sendiri sering terlambat datang
ke sekolah).
- Politisi itu berbicara tentang korupsi (tapi dia sendiri terlibat dalam skandal korupsi).
- Kapten tim bola berbicara tentang persatuan (tapi dia selalu menyalahkan rekan satu timnya
saat kalah).
10. Litotes
Litotes adalah jenis majas yang menggunakan kata-kata negatif atau kata sifat negatif untuk
menyatakan sesuatu yang positif, dengan harapan memberikan kesan yang lebih kuat. Gaya
bahasa ini digunakan untuk menyatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa atau untuk
menghindari kemunculan ekspresi yang terlalu berlebihan.
Contoh:
- Dia tidak terlalu buruk dalam bermain musik (berarti sangat hebat dalam bermain musik).
- Tidak ada sesuatu yang tidak dia bisa lakukan (berarti dia sangat berkompeten dalam apa
saja).
11. Paradoks
Paradoks adalah pernyataan atau situasi yang muncul kontradiktif atau tidak masuk akal.
Majas paradoks adalah jenis khusus dari paradoks yang muncul dalam karya sastra, terutama
dalam puisi, di mana kalimat atau frasa digunakan secara metaforis atau sarkastis untuk
menyampaikan ide yang kontradiktif.
Contoh:
- Isi kepalanya begitu bising ketika ia duduk sendiri di ruang keluarga yang begitu sepi.
- Semua orang hidup untuk mati, tidak ada yang mati untuk hidup.
12. Antitesis
Ciri khas gaya bahasa ini adalah penggunaan dua konsep, ide, atau pernyataan yang
kontradiktif secara bersamaan dalam satu kalimat atau frasa. Antitesis biasanya digunakan
dalam puisi dan prosa untuk menunjukkan kontras yang kuat.
Contoh:
- Dia adalah cahaya dalam kegelapan, dia juga adalah bayangan dalam cahaya.
- Hidup miskin dengan hati yang kaya, lebih baik daripada hidup kaya dengan hati yang
miskin.
Sindiran
Gaya bahasa bermajas sindiran bertujuan menyindir perilaku, seseorang, maupun kondisi
tertentu. Untuk tujuan tersebut, kita menggunakan kata kiasan. Di bawah ini ragam sindiran
majas dan contohnya, Sobat.
13. Ironi
Kita menggunakan majas ironi untuk mengejek atau mengejutkan dengan mengungkapkan
sesuatu yang sebenarnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan atau diinginkan.
Pernyataan yang dibuat kelihatannya sesuai dengan konteks, tetapi sebenarnya bertolak
belakang dengan apa yang dimaksudkan atau diharapkan.
Contoh:
- Ibu bilang tidak boleh makan es krim, tapi dia yang pertama yang menyentuh es krim itu.
14. Sinisme
Dalam majas sinisme, kita menyindir secara langsung. Meskipun tanpa memperhalus seperti
pada majas ironi, gaya bahasa sinisme tidak dapat serta-merta disebut kasar.
Contoh:
- Keberuntungan? Itu hanyalah istilah yang digunakan orang-orang untuk menutupi kesalahan
mereka.
- Semua orang berbicara tentang persatuan, tapi tindakan mereka justru menunjukkan
sebaliknya.
15. Sarkasme
Kata-kata sindiran dalam sarkasme disampaikan secara langsung dan cenderung pedas. Majas
ini digunakan untuk mengejek, mengecilkan, atau mengolok-olok sesuatu atau seseorang
dengan menggunakan bahasa yang tidak langsung dan seringkali bertentangan dengan apa
yang sebenarnya dikatakan. Biasanya sarkasme digunakan untuk menyampaikan kritik atau
komentar yang tidak serius atau untuk menimbulkan humor dalam percakapan atau tulisan.
Contoh:
- Oh, terima kasih banyak untuk bantuanmu. Tanpa bantuanmu, pasti aku tidak akan bisa
menyelesaikannya
- Ya, benar sekali. Kenapa tidak kita pikirkan hal yang benar-benar penting seperti ini selama
ini?
- Ah, ini pasti cara yang paling efektif untuk menyelesaikan masalah.
- Senang sekali bisa bertemu dengan seseorang yang begitu cerdas dan bijaksana.
Penegasan
16. Pleonasme
Majas pleonasme menggunakan kata-kata dengan makna yang sama. Dengan adanya
penambahan kata atau frasa yang tidak diperlukan memberi kesan kalimat menjadi kurang
efektif, tapi memang sengaja dilakukan agar kita mendapatkan efek penegasan yang
diinginkan. Di sisi lain, pleonasme juga bisa digunakan untuk mengejek atau mengolok-olok
sesuatu yang dianggap sudah jelas, atau menekankan satu kata atau frasa dengan memberikan
kata atau frasa yang sama atau berarti sama sehingga bisa menimbulkan efek komik dalam
kalimat yang digunakan
Contoh:
17. Repetisi
Gaya bahasa ini tampak pada pengulangan suatu kata, frasa, atau kalimat. Tujuan majas
repetisi masih sama, yaitu pengulangan yang dilakukan untuk menegaskan, meningkatkan
ritme, memperkuat pesan atau perasaan, ataupun menciptakan efek dendangan.
Contoh:
- Rumah adalah tempat yang paling nyaman, rumah juga menjadi tempat bernaung dari panas
dan hujan.
- Tepat, tepat waktu, tepat pada waktunya.
18. Retorika
Majas retorika berbentuk kalimat tanya. Sobat tentu sudah tahu bahwa kalimat tanya retorika
tak memerlukan jawaban. Iya, tujuan kalimat tanya tersebut memang untuk membuat
penegasan.
Contoh:
- Siapa yang akan menjaga negara ini jika tidak kita semua?
- Bagaimana kita bisa berharap masa depan yang baik jika kita tidak bekerja untuk itu
sekarang?
- Siapakah yang akan membela hak-hak kita jika tidak kita sendiri?
19. Aliterasi
Majas aliterasi digunakan untuk meningkatkan ritme, memperkuat perasaan, atau untuk
memberikan efek khusus lainnya. Ciri khas yang tampak dalam majas aliterasi adalah
pengulangan kata atau kalimat yang sama atau serupa dengan kata atau kalimat yang
berdekatan.
Contoh:
20. Metonimia
Majas metonimia digunakan untuk menyampaikan suatu ide atau perasaan secara implisit
atau memberikan efek khusus dalam teks. Caranya adalah dengan menggunakan suatu kata
atau frasa untuk mewakili suatu hal yang lain.
Contoh:
- "Kursi kepresidenan" tidak diartikan sebagai kursi yang digunakan oleh presiden, tetapi
lebih mengarah pada posisi dan kekuasaan presiden.
- "Tangan industri" bukanlah tangan fisik, melainkan sebuah organisasi di sektor ekonomi.
- "Langkah kebijakan" bukanlah langkah fisik, melainkan keputusan atau tindakan yang
diambil oleh pemerintah atau organisasi.
21. Simbolik
Majas simbolik menggunakan simbol atau lambang untuk mewakili suatu konsep, perasaan,
atau ide. Simbol tersebut dapat berupa kata, frasa, gambar, atau benda yang dapat
memberikan kesan mendalam dalam teks dan membantu dalam menyampaikan pesan.
Contoh:
22. Paralelisme
Lumrah digunakan dalam puisi, majas paralelisme ditunjukkan oleh pengulangan kata.
Meskipun diulang-ilang, definisi kata tersebut tak sama antara satu dengan lainnya. Anafora
adalah pengulangan di bagian awal kalimat, sedangkan epifora adalah pengulangan di bagian
akhir kalimat.
Contoh: