Personifikasi
Majas personifikasi membandingkan manusia dan benda mati. Gaya bahasa yang digunakan seolah-
olah benda tersebut bersikap selayaknya manusia.
Contoh:
2. Metafora
Majas metafora menyamakan dua hal yang tidak sama secara harfiah atau literal. Gaya bahasa ini
sering digunakan dalam sastra, puisi, dan prosa untuk menambah daya tarik atau memberikan
makna yang lebih dalam sehingga teks menjadi lebih indah, memukau, dan menyentuh perasaan
pembacanya.
Contoh:
3. Asosiasi
Gaya bahasa perbandingan dalam majas asosiasi digunakan untuk menyampaikan perasaan atau
emosi dengan suatu objek, simbol, atau situasi yang berbeda.
Contoh:
- Langit yang biru mengingatkan aku pada kenangan indah masa kecil.
- Bunga mawar merah mengingatkan aku pada cinta yang dahulu.
- Hangatnya api unggun mengingatkan aku pada kedamaian dan kebahagiaan.
4. Hiperbola
Mengekspresikan sesuatu dengan sedemikian rupa sehingga meninggalkan kesan berlebihan itu...
lebay. Eh, bukan, Sobat. Itulah majas hiperbola. Hiperbola merupakan majas yang mengandung
unsur exaggerasi atau pembesaran. Gaya bahasa ini digunakan saat kita membandingkan sesuatu
dengan sesuatu yang lain dan tak masuk akal untuk disandingkan sebagai perbandingan.
Contoh:
- Katanya dia berlatih bernyanyi, tapi suaranya bikin pecah gendang telingaku setiap hari.
- Sudah kubilang berjuta kali.
- Kamu bikin aku gila.
5. Simile
Majas Simile digunakan untuk membandingkan dua hal yang berbeda dengan menggunakan kata-
kata ‘seperti’ atau ‘sebagai.’ Simile digunakan untuk memberikan efek khusus, meningkatkan
deskripsi atau memperkuat perasaan.
Contoh:
6. Alegori
Majas Alegori digunakan untuk menyampaikan pesan moral atau filosofis yang lebih dalam atau
untuk memberikan interpretasi yang lebih kaya atas suatu cerita atau teks. Dalam alegori, suatu
bentuk atau konsep digunakan untuk mewakili atau merepresentasikan suatu hal yang lain.
Contoh:
7. Antonomasia
Majas antonomasia biasanya digunakan dengan nama atau gelar yang secara umum mewakili
seseorang atau sesuatu yang lebih spesifik. Majas ini sering digunakan untuk menyampaikan suatu
ide atau perasaan secara implisit atau memberikan efek khusus dalam teks.
Contoh:
8. Eufemisme
Majas eufemisme digunakan untuk mengganti kata-kata atau frasa yang kasar atau tidak sopan
dengan kata-kata atau frasa yang lebih halus atau sopan. Eufimisme sering digunakan untuk
menghindari konfrontasi atau menyampaikan pesan yang lebih halus.
Contoh:
Dalam majas perbandingan, kata kiasan yang digunakan memiliki makna yang berkebalikan atau
bertentangan dengan maksud yang sesungguhnya. Berikut ini beberapa majas dan contohnya.
9. Sinekdoke
Majas sinekdoke digunakan untuk menyamakan atau menyamarkan maksud sebenarnya dengan
menggunakan kata atau frasa yang tidak sesuai dengan arti sesungguhnya atau dengan menyebut
sesuatu yang sebenarnya bukan inti dari masalah yang dibicarakan. Digunakan untuk menyampaikan
ide atau perasaan secara implisit atau memberikan efek khusus dalam teks. Ciri khas majas sinekdoke
adalah pada kata atau frasa dengan makna sebenarnya yang berbeda dari yang dimaksud.
Contoh:
- Kepala sekolah memuji murid-murid yang rajin (tetapi dia sendiri sering terlambat datang ke
sekolah).
- Politisi itu berbicara tentang korupsi (tapi dia sendiri terlibat dalam skandal korupsi).
- Kapten tim bola berbicara tentang persatuan (tapi dia selalu menyalahkan rekan satu timnya
saat kalah).
10. Litotes
Litotes adalah jenis majas yang menggunakan kata-kata negatif atau kata sifat negatif untuk
menyatakan sesuatu yang positif, dengan harapan memberikan kesan yang lebih kuat. Gaya bahasa
ini digunakan untuk menyatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa atau untuk menghindari
kemunculan ekspresi yang terlalu berlebihan.
Contoh:
11. Paradoks
Paradoks adalah pernyataan atau situasi yang muncul kontradiktif atau tidak masuk akal. Majas
paradoks adalah jenis khusus dari paradoks yang muncul dalam karya sastra, terutama dalam puisi,
di mana kalimat atau frasa digunakan secara metaforis atau sarkastis untuk menyampaikan ide yang
kontradiktif.
Contoh:
- Isi kepalanya begitu bising ketika ia duduk sendiri di ruang keluarga yang begitu sepi.
- Semua orang hidup untuk mati, tidak ada yang mati untuk hidup.
- Kedatangannya adalah kebahagiaan yang menyedihkan.
12. Antitesis
Ciri khas gaya bahasa ini adalah penggunaan dua konsep, ide, atau pernyataan yang kontradiktif
secara bersamaan dalam satu kalimat atau frasa. Antitesis biasanya digunakan dalam puisi dan prosa
untuk menunjukkan kontras yang kuat.
Contoh:
Sindiran
Gaya bahasa bermajas sindiran bertujuan menyindir perilaku, seseorang, maupun kondisi tertentu.
Untuk tujuan tersebut, kita menggunakan kata kiasan. Di bawah ini ragam sindiran majas dan
contohnya, Sobat.
13. Ironi
Kita menggunakan majas ironi untuk mengejek atau mengejutkan dengan mengungkapkan sesuatu
yang sebenarnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan atau diinginkan. Pernyataan yang dibuat
kelihatannya sesuai dengan konteks, tetapi sebenarnya bertolak belakang dengan apa yang
dimaksudkan atau diharapkan.
Contoh:
14. Sinisme
Dalam majas sinisme, kita menyindir secara langsung. Meskipun tanpa memperhalus seperti pada
majas ironi, gaya bahasa sinisme tidak dapat serta-merta disebut kasar.
Contoh:
15. Sarkasme
Kata-kata sindiran dalam sarkasme disampaikan secara langsung dan cenderung pedas. Majas ini
digunakan untuk mengejek, mengecilkan, atau mengolok-olok sesuatu atau seseorang dengan
menggunakan bahasa yang tidak langsung dan seringkali bertentangan dengan apa yang sebenarnya
dikatakan. Biasanya sarkasme digunakan untuk menyampaikan kritik atau komentar yang tidak serius
atau untuk menimbulkan humor dalam percakapan atau tulisan.
Contoh:
- Oh, terima kasih banyak untuk bantuanmu. Tanpa bantuanmu, pasti aku tidak akan bisa
menyelesaikannya
- Ya, benar sekali. Kenapa tidak kita pikirkan hal yang benar-benar penting seperti ini selama
ini?
- Ah, ini pasti cara yang paling efektif untuk menyelesaikan masalah.
Penegasan
Majas penegasan bertujuan untuk memperkuat pengaruh dan mendapatkan persetujuan pembaca
atau pendengar. Sebagian majas dan contohnya ada di bawah ini.
16. Pleonasme
Majas pleonasme menggunakan kata-kata dengan makna yang sama. Dengan adanya penambahan
kata atau frasa yang tidak diperlukan memberi kesan kalimat menjadi kurang efektif, tapi memang
sengaja dilakukan agar kita mendapatkan efek penegasan yang diinginkan. Di sisi lain, pleonasme
juga bisa digunakan untuk mengejek atau mengolok-olok sesuatu yang dianggap sudah jelas, atau
menekankan satu kata atau frasa dengan memberikan kata atau frasa yang sama atau berarti sama
sehingga bisa menimbulkan efek komik dalam kalimat yang digunakan
Contoh:
17. Repetisi
Gaya bahasa ini tampak pada pengulangan suatu kata, frasa, atau kalimat. Tujuan majas repetisi
masih sama, yaitu pengulangan yang dilakukan untuk menegaskan, meningkatkan ritme,
memperkuat pesan atau perasaan, ataupun menciptakan efek dendangan.
Contoh:
- Rumah adalah tempat yang paling nyaman, rumah juga menjadi tempat bernaung dari panas
dan hujan.
- Tepat, tepat waktu, tepat pada waktunya.
- Sendiri, sendiri, terus-menerus sendiri.
18. Retorika
Majas retorika berbentuk kalimat tanya. Sobat tentu sudah tahu bahwa kalimat tanya retorika tak
memerlukan jawaban. Iya, tujuan kalimat tanya tersebut memang untuk membuat penegasan.
Contoh:
19. Aliterasi
Majas aliterasi digunakan untuk meningkatkan ritme, memperkuat perasaan, atau untuk
memberikan efek khusus lainnya. Ciri khas yang tampak dalam majas aliterasi adalah pengulangan
kata atau kalimat yang sama atau serupa dengan kata atau kalimat yang berdekatan.
Contoh:
20. Metonimia
Majas metonimia digunakan untuk menyampaikan suatu ide atau perasaan secara implisit atau
memberikan efek khusus dalam teks. Caranya adalah dengan menggunakan suatu kata atau frasa
untuk mewakili suatu hal yang lain.
Contoh:
- “Kursi kepresidenan” tidak diartikan sebagai kursi yang digunakan oleh presiden, tetapi lebih
mengarah pada posisi dan kekuasaan presiden.
- “Mata uang” bukanlah sebuah mata fisik, melainkan bentuk uang.
- “Tangan industri” bukanlah tangan fisik, melainkan sebuah organisasi di sektor ekonomi.
- “Langkah kebijakan” bukanlah langkah fisik, melainkan keputusan atau tindakan yang diambil
oleh pemerintah atau organisasi.
- “Kekaisaran” digunakan untuk menyatakan pemerintahan yang dipegang oleh seorang kaisar.
21. Simbolik
Majas simbolik menggunakan simbol atau lambang untuk mewakili suatu konsep, perasaan, atau ide.
Simbol tersebut dapat berupa kata, frasa, gambar, atau benda yang dapat memberikan kesan
mendalam dalam teks dan membantu dalam menyampaikan pesan.
Contoh:
22. Paralelisme
Lumrah digunakan dalam puisi, majas paralelisme ditunjukkan oleh pengulangan kata. Meskipun
diulang-ilang, definisi kata tersebut tak sama antara satu dengan lainnya. Anafora adalah
pengulangan di bagian awal kalimat, sedangkan epifora adalah pengulangan di bagian akhir kalimat.
Contoh: